Season III
Oki Setiana Dewi The New Sex Slave
Dua hari setelah acara di villa Mr. Robert, dia menelepon aku dan Mr. Robert sangat senang dengan pelayanan yang baik dari Meyda Sefira. Tetapi yang jadi aku pusing dua minggu ke depan dia ingin melakukan hal sama, kali ini Mr. Robert ingin dua orang sekaligus.
Sambil menunggu Meyda yang sedang shooting akupun iseng menonton shooting itu. “emmhhh… mbak Oki kayanya bisa kujadikan lonte seperti Meyda..”, fikirku saat itu. Saat break shooting aku meminta kepada Meyda untuk mengambil barang pribadi Oki Setiana Dewi. Entah itu berupa lipstik, bedak tapi yang paling ampuh adalah celana dalam yang sudah dikenakan oleh Mbak Oki.
Ternyata tidak terlalu sulit buat Meyda mendapatkan celana dalam Oki Setiana Dewi, ketika akan berganti kostum ternyata Oki-pun mengganti CD-nya karena merasa kegerahan di sekitar selangkangan. Meyda yang berganti kostum terakhir dapat mengambil CD Oki Setiana Dewi dari tumpukan barang-barang pribadi miliknya dan memasukan barang itu ke dalam Tas pribadi milik Meyda sendiri.
Shooting hari itu hanya sampai jam lima sore, semuanya mulai meninggalkan lokasi syuting, “Eh… Mbak Oki ada yang mau minta tanda tangan nih”, Kata Meyda menyapa Oki Setiana Dewi, dan memang mobil yang kami pergunakan bersebelahan, “Siapa….?”, senyum manis menghiasi mulut mungil dari Oki Setiana Dewi, “Ini, Mang Parno supirku, katanya pengen kenalan dan minta tanda tangan, mbak Oki artis favoritnya Mang Parno loh”, Jawab Meyda sambil tersenyum. Oki pun kemudian mendekat ke Mobil yang kami pergunakan dia mengeluarkan foto dan membubuhi tanda tangan di foto tersebut. “Foto ini buat Mang Parno, terimakasih sudah menjadi penggemar saya”, senyum manis dari Oki Setiana Dewi tetap menghiasi wajahnya.
“Terima kasih Non Oki atas fotonya…”, jawabku sambil menyalaminya. Tetapi cuma sebatas jari tangan yang bersentuhan dan itu pun tidak lama, tetapi bagiku cukup untuk meluncurkan gundam pertamaku buat Oki Setiana Dewi. “Meyda…, Aku duluan …ada perlu dulu nih….”, sambil melambaikan tangan kemudian pergi meninggalkan kami dengan mobilnya.
“Bagaimana barang yang aku pesan sudah kamu dapatkan…”, tanyaku kepada Meyda sambil mengendarai mobil menuju apartement milik Meyda. “Ini saya dapatkan tuan…., celana dalam milik mbak Oki…”, senyum genit dari Meyda tampak menghiasi bibirnya. “Bagus, gadis penurut…”, jawabku.
“Tuan, tapi tuan harus memberikan hadiah buat Meyda, Meyda ingin dipuaskan kembali oleh Tuan…”, sambil tangan Meyda Sefira menjamah penisku dan memandangku dengan manja. “Emmhhh… Nanti sesampainya di apartement kamu akan mendapatkanya Meyda…, lonteku…”, jawabku sambil memacu mobil ke arah apartement Meyda.
Sesampainya di Apartement kami berdua langsung menaiki lift menuju lantai sebelas yang merupakan tempat apartement Meyda. Setelah kita berdua memasuki apartement dan mengunci pintu. Meyda yang tampak sudah sangat horny, langsung memagut bibirku dan mencium bibirku dengan ganas. Akupun membalasnya dengan tak kalah ganas. Tiba-tiba Meyda melepaskan ciumannya. “Tuan…., Meyda mau menagih hadiah dari tuan…”, tatapnya manja dan sambil melepaskan baju gamis dari tubuhnya. Baju tersebut langsung melorot kebawah dan sekarang yang tersisa hanya jilbab yang dikenakan, bra dan celana dalam model G-String. Perlahan Meyda melepas bra dan berjalan kearahku dengan genitnya kemudian mendorong tubuhku sampai terduduk di sofa. Kemudian Meyda bersimpuh diantara selangkanganku, membuka celanaku dan celana dalamku. “Emmmmhhhh…. Wangi tuan….”, Meyda dengan tingkah binalnya menghirup Celana dalamku yang bau tapi bagi Meyda itu merupakan sensasi tersendiri untuknya.
Perlahan Meyda mulai mengocok penisku, mulutnya mengulum buah pelirku… “ssrruuuppp…..”, sambil terus mengulum buah pelirku….. “Emmmhhh…. Bagus Meyda…. Enak…. Jilat terus Kontolku”.
Meyda menghentikan kocokannya dan menjilat penisku dari arah bawah keatas dan sebaliknya, “Ahhhh… iya nikmat begitu…. Terus…”, Meyda meneruskan perbuatannya dengan terkadang memainkan ujung lidahnya di lubang kencingku sambil mata binal Meyda menatap ke arahku. “Acckkhhhh…..nikmat sayang…….”, kataku. Aku yang sudah mulai tak kuat karena permainan Meyda, kemudian menjambak Jilbab yang di kenakan oleh artis jelita itu dan memaksa Meyda untuk memasukan penisku kemulutnya. Kepala Meyda aku tekan sampai rongga mulut Meyda dipenuhi oleh penisku dan kepala Meyda mentok di selangkanganku. “Ini yang kau Mau Meyda….. Kamu Mau Kontol…. Ini aku berikan Kontol…..terima ini lonte…”, sambil tetap menjambak jilbab Meyda dan memaju mundurkan kepala Meyda.
“uuuuhh…. Srrruupppppp…….”, itu yang terdengar dari mulut Meyda, Meyda sendiri tampak pasrah tetapi tampak juga menikmati apa yang aku lakukan. Semuanya berlangsung berkisar lima menitan.
Setelah itu aku menghentikan kegiatanku dan melepaskan kemudian aku balikkan tubuh Meyda dengan kasar dan menarik pinggang Meyda sehingga pantat Meyda terangkat keatas. Dengan kasar penisku menembus anus dari Meyda Safira. “Accckkkhhhhh……”, erang Meyda, kepalanya terdongak keatas. “Kamu suka di sodomi Meyda….., kamu menginginkan begini….bool kamu sempit……?”, kataku sambil terus menggenjot Meyda. “Acckkkkhhh.. iya Meyda suka….acckkhhh lebih cepat lagi”, balas Meyda sambil tangan kanannya memainkan klitorisnya sendiri. Kutarik jilbab Meyda, kali ini jilbab yang dikenakan Meyda terlepas dengan ciput yang dipakai didalam jilbab pun ikut terlepas, sehingga rambut Meyda tergerai panjang. Kemudian rambut Meyda ku jambak dan ku tarik kebelakang, sehingga kepala Meyda terdongak, kemudian ku ciumi heler jenjang milik sang artis berjilbab sambil terus menggenjot anus Meyda. ”Acckkhhhh …. Terus Entotin Meyda… Sayang…”, kata Meyda menikmati sodokan-sodokan diriku sambil matanya merem-melek, sementara tubuh kami berdua sudah sangat berkeringat.
“Kamu Cantik sayang…, tubuh dan rambutmu benar-benar wangi”, Meyda kemudian ku balikan badannya hingga menghadap kepadaku. “Kamu cantik sayang…”, ucapku. Meyda kemudian mencium bibirku. Ciuman yang benar-benar ganas. “ Masukin Kontol Tuan ke Memek Meyda …..”, ucap Meyda. Tapi Meyda kemudian aku bopong ke kamarnya, Meyda tampak tersenyum manis. Setelah ku lepaskan Meyda aku berbaring di tempat tidur empuk empunya sang artis. “Silahkan masukan kontolku ke Memek kamu …..”, Meyda tersenyum manis kemudian menaiki tubuhku, kakinya di renggangkan dengan perlahan Meyda memasukan batang penisku ke vaginanya.
“Acckkkhhhhh…….Emmmhhh…..”, Meyda mendesah ketika penisku memasuki vaginanya, kemudian Meyda mulai bergerak naik turun dan payudaranya ikut berguncang, “Acckkkkhhh nikmat banget kontolmu…, Meyda suka banget ma kontol tuan…”, gerakan Meyda semakin cepat, akupun meraih toket sang gadis, dan ku remes-remas toket ranum milik Meyda, hal itu membuat Meyda semakin semangat menaik turunkan badannya. “pllok…. Plokkk…plokkk”, itu yang terdengar ketika Meyda menaiki penisku.
“Acckkkhhhh enak Meyda…., kamu memang lonte berbakat….”, ucapku kepada Meyda. Sementara pinggulku ikut bergerak berlawanan arah dengan gerakan Meyda, maka semakin menancaplah penisku di dalam memek Meyda. Sementara gerakan Meyda yang semakin tidak terkontrol, bagaikan seekor kuda liar dan tak lama kemudian,”Accckkkhhhhh……. Meyda keluar…..”, tubuh sang artis mengejang, badannya melengkung ke belakang dan cairan cintapun meleleh dari Memek sang artis berjilbab, kemudian tubuh Meyda roboh di sebelahku dengan rambut acak-acakan.
Sementara aku yang belum mencapai orgasme, segera berdiri ditarik tubuh Meyda ke pinggir ranjang, kemudian kaki jenjang milik Meyda di angkat dan di simpan di pundakku, sementara penisku langsung menerebos masuk liang vagina Meyda dan “Acckkhhhh…… sudah cukup tuan Meyda masih cape….”, tapi tidakku pedulikan ucapan dari Meyda, “Kamu ingin kontol… ini rasakan kontol ku….”, dengan gerakan cepat aku hujamkan penisku di antara selangkangan gadis berjilbab tersebut. “Acckkkhhhh….ammmppuuunnn….. suuuddahhh …. Meyda…. Caaapppeee….”, sementara kepalanya bergerak kekiri dan kekanan, dan tangannya meremas kain seprai. “Gw belum keluar…. Lonte lo harus memuaskan diriku”. Kataku dengan bertambah bringas menyetubuhinya dan Meydapun tampak pasrah menerima siksaan birahi.
Dan tak lama kemudian “Acccckkkhhh……”, tubuh Meyda kemudian mengejang dan kembali cairan cinta Meyda menyembur. Setelah itu giliranku “Acckkkhhhh…. Enak…..”, keluarlah pejuku, bercampur dengan cairan cinta Meyda di dalam vaginanya. Kulepaskan penisku dari dalam vagina Meyda.
Tubuh Meyda tampak lemas dan menggigil dengan keringat yang membasahi tubuh sang artis. Kemudian kuangkat dia keatas ranjang dan kubaringkan. Kuselimuti tubuh sang artis tersebut kemudian aku keluar dari kamar Meyda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar