“Hiks…. Tolong jangan perkosa saya….”, ujar Oki Setiana memohon kepadaku.
“Hehe… jangan perkosa kok malah telanjang…??, Mbak Oki pengen ngerasain kontol saya dimana nih…!! Hehehe….”, ujarku sambil menertawakan apa yang dilakukan artis berjilbab tersebut, sambil mengacung-ngacungkan penisku didepan wajahnya.
Muka Oki Setiana terlihat merah padam mendengar ucapkan, tapi otak, badan dan hati tidak sejalan, malah Oki sempat membalas pertanyaanku, “Masukin Vagina …, aacckkhh tidak…. Jangan…..”, ucap Oki meralat. “Ohh Tuhan apa yang terjadi dengan diriku”, Air mata Oki meluncur di pipinya.
Aku mendekati Oki Setiana, kucium leher sang artis yang masih tertutupi jilbabnya, sementara tanganku meraih payudaranya kuremas-remas dengan kasar. “Tubuhmu wangi sayang…., toketmu juga kenyal”, ujarku sambil melanjutkan aktifitasku, kali ini ku kenyot payudara sang artis dan kadang ku gigit putingnya. Sedangkan tanganku turun ka belahan vaginanya mengaduk-ngaduk dan mendapatkan klitoris sang gadis berjilbab dan memainkan klitoris tersebut dengan kasar.
Mata Oki Setiana terlihat sembab, “Acckkhhh… jangan ….. teruskannn… jangan… sudah… sudah…..”, dengan nafas tersengal-sengal Oki memintaku menghentikan aktifitasku yang semakin menjadi.
“Kamu ingin di entot.. ya sayang…?”, kataku didekat telinga Oki sedang tanganku tetap memainkan klitoris sang gadis. “Ehhh….. enggakkk….. jangan…..”, pinta Oki kepadaku dengan kondisi tubuh yang makin teransang. “Jangan..??, tapi Memek kamu berkata lain.. lihat becek begini…dasar kamu lonte ….. .”, ujarku dengan nada mengejek sambil memperlihatkan jari-jariku yang basah oleh cairan cinta miliknya.
Aku arahkan penisku ke vagina sang artis, “Acckkkkkkhhhh….. sakit….. sakit….sudah”, jerit Oki Setiana, sambil tangannya berusaha menahan tubuhku, kepala penisku sudah memasuki vaginanya.”Acckkhhh peret sekali memekmu sayang…”, ujarku sambil berusaha berusaha merobek vagina sang artis berjilbab. “Acckkkkhhhhhh…. Sakkkiiitttt…… ammmmppuunn….”, jerit Oki Setiana, tulang serasa remuk, menahan sakit yang teramat sangat ketika aku masukan seluruh penisku ke dalam vaginanya, sampai buah pelirku beradu dengan selangkangan sang artis.
Kudiamkan sejenak penisku didalam vagina sang artis. Kemudian ku genjot kasar vagina Oki Setiana Dewi,”Acckkkhhhh… ammpuunn…. Sudaahh…”, Oki berusaha untuk melepaskan penisku dari dalam vagina, namun yang terjadi malah genjotan yang berlawanan sehingga penisku semakin masuk kedalam vagina Oki. “Accchhh …peret….. enak sekali…Memekmu…..”, ujarku dengan terus menggenjot vaginanya.
Sementara wajah Oki semakin sayu, tubuhnya melemah “ooohhhh… tidakkk….aaccchhhh …. Enakkk…. Yah….. masukin kontolmu …..”, dalam bathin Oki menjerit minta ditambah genjotannya. Oki merasakan gempuran penisku yang keluar masuk vaginanya hingga 10 menit kemudian. “Acckkkkkkkhhhhh…………”, tubuh Oki mengejang kemudian melemah kembali, Oki orgasme yang pertama kalinya. Aku keluarkan penisku, tampak darah segar dan berbaur dengan cairan cintanya.
Emmhhh ternyata sama saja lonte, ama orang berjilbab…, kalo sudah horny….hehehe…”, hinaku kepada Oki Setiana. “Tidak….aku bukan lonte… aku bukan pelacur”, ucap Oki Setiana Dewi berusaha mengkonforntasi ucapanku.
“Hahahaha…. Kita buktikan…. Kalo lo memang pelacur Oki Setiana Dewi”, ucapku didepan mukanya, “kalo lo pelacur… lo akan mengikuti aku ke kamar Meyda dengan Merangkak.., tapi kalo lo bukan pelacur lo akan mengambil pakaianmu dan pergi dari sini” ucapku sejurus kemudian.
Aneh dan tidak habis fikir Oki Setiana, dia yang menginginkan mengambil pakaiannya malah mengikutiku ke kamar Meyda Sefira dengan cara merangkak. “Hahahaha…. Ternyata kamu merasa jadi pelacur….., sekarang naik keatas ranjang dan berbaring….”, perintahku kepada Oki Setiana Dewi, dengan tetap merangkak ketika menaiki ranjang milik Meyda Sefira. Kemudian aku mengambil dua buah sabuk milik Meyda, ku ikat tangan Oki Setiana ke ujung-ujung ranjang.
Oki Setiana Dewi tampak kembali menangis, “Tenang sayang…, kamu akan merasakan siksaanku yang paling nikmat…”, kemudian aku berpindah ke antara selangkangan Oki Setiana Dewi, ku angkat sebelah kaki Oki dan kusampaikan di pundakku, kemudian kuarahkan penisku ke vagina Oki kembali. “Emmhhh Memek kamu peret sayang….., kontolku susah sekali masuk….”, aku kembali memasukan penis dan menggasak liang kewanitaan Oki Setiana dengan kasar. “Acckkkkhhhh…..eemmmhhhh…….ohhh…”, erang Oki Setiana ketika liangnya ku sodok-sodok, tampak Oki semakin pasrah menerima sodokan-sodokanku dan birahi gadis berjilbab itupun kembali membara. “Bagaimana sayang rasanya di entot kontolku….kamu suka…”, tanyaku kepada Oki Setiana. “Acckkkkhhhh…Iya….. aku suka…..aku suka kontolmu……terus…aacckkhhh”, jawab Oki Setiana ditengah birahi yang semakin tidak terkontrol. “EEmmmhhhh….. Kalo gitu kamu pelacur… lonte yang ingin di entot kontol laki-laki…”, mencoba untuk mempengaruhi akal dari Oki Setiana Dewi dan menjatuhkan harga diri Oki Setiana ke titik terendah, “Acckkkhhhh… aku bukan… aakkhh lonnteee…, jangan aaannggkkk pangggiill aku lonnntttee…”, aku menghentikan sodokan membuat birahi Oki Setiana jadi mengambang, “Jika lo ingin dientot lagi, lo harus ngaku bahwa lo lonte…”, kataku kepada Oki Setiana.
“Iya…. Aku… Lonte….. Oki Mohon …. Entotin lagi memek Oki….”, aku tersenyum penuh kemenangan dan kembali menggenjot tubuh Oki yang sudah basah karena keringat.
Sementara itu, Meyda sudah sampai didepan pintu, kemudian mengambil kunci dan memasuki apartemen,”Pada kemana nih …?”, Meyda kemudian menyimpan belanjaannya diatas mini bar, ketika melirik ke arah sofa, tampak pakaian Oki Setiana dan pakaianku berserakan. Meyda tampak tersenyum, dia mendengar suara desahan dan erangan dari dalam kamarnya.
“Apa yang sedang kalian lakukan…!!!”, kata Meyda berpura-pura ketika membuka pintu kamarnya yang tadi setengah tertutup. “Acckkhhh aku lagi ngentot mbak Oki…., katanya mbak Oki pengen dientotin nih…..”, jawabku sambil terus memompa vagina Oki Setiana Dewi, “Acckkhhh…Ngak.. Meyda…Aku di perkosa…Acckkkhhh Nikkmmaattt…..”, ucapan itu yang terlontar dari mulut Oki. Meyda tersenyum tanpa mempedulikan apa kata Oki, gadis itu kemudian membuka baju gamisnya. Meyda yang memang tidak menggunakan dalaman lagi, langsung terpampang jelas tubuh indahnya. “Ko… Mau ngentot ngak ngajak-ngajak sih…”, ucap Meyda yang kemudian mengambil posisi diatas Oki Setiana, Vagina Meyda Sefira yang tak berjembut tepat dihadapan muka Oki Setiana Dewi. “Ayo … Oki jilat Memekku…”, ujar Meyda kepada sahabatnya. Oki yang dilanda nafsu birahi, menjulurkan lidahnya, berusaha menjilat bagian kewanitaan sahabatnya tersebut. Karena tangan Oki di ikat membuat dia kesulitan untuk menjilat Vagina Meyda Sefira. Mengetahui hal itu Meyda lalu mengangkat kepala Oki Setiana Dewi dan mendekatkan ke daerah intimnya. “Ackckkhhhh… iya …. Disitu…ennaakkk sayang…..”, ucap Meyda, ketika jilatan-jilatan Oki Setiana mengenai klitorisnya. Meyda yang memang tadinya ingin kencing tidak kuat menerima jilatan-jilatan dari Oki Setiana, sementara buat Oki itu merupakan sensasi baru menerima sodokan dan menjilat Vagina sahabatnya sendiri. “Acckkkhhhh…. Nikmat Sayang….”, Tidak sampai lima menit tubuh Meyda mengejang, mengeluarkan cairan cintanya yang menyemprot langsung dimuka Oki Setiana Dewi, sehingga cairan cinta itu terminum, dan membasahi muka serta jilbab sahabatnya tersebut. Tidak lama setelah itu “Acckkkkhhhhhhhhhh……….”, kini giliran dari Oki yang orgasme dan mengeluarkan cairan cintanya. Meyda tampak menjilat-jilat bagian intim sahabatnya tersebut yang masih dipenuhi oleh penisku. Kemudian aku mengeluarkan penisku, sedang Meyda mengambil sebuah dildo yang setiap ujung-ujungnya menyerupai penis.
“Oki…., sekarang waktunya….”, ucapku sambil memasukan penisku kedalam mulutnya. “mmmuuuuuaaa…………mmmpphhhh”, itu yang terdengar dari mulut Oki Setiana ketika mulutnya dipenuhi oleh penisku sampai mentok ke tenggorokannya sementara aku memompa penisku di mulut Oki Setiana, Meyda Sefira memasukan dildo ke vagina sahabatnya, sedang ujung yang satunya ke vaginanya sendiri. “Acckkkhhh….nikmaaatt…oooohhh….”, erang dari Meyda Sefira yang mencoba mencari kenikmatannya sendiri.
Tidak lama dari situ, “Acckkhhh… aku mau keluar sayang…, telan semua pejuku”, kataku. “crrooottt….crooottt…”, aku mengeluarkan sperma yang cukup banyak sebagian banyak terminum oleh Oki Setiana dan sebagian lagi menghias muka, hidung dan jilbab dari artis berjilbab itu. Kemudian aku membuka ikatan tangan dari Oki Setiana, kemudian gadis berjilbab itu bangkit dan sekarang posisi antara kedua sahabat itu saling berhadapan, sisa peju yang berada disekitar wajah dibersihkan oleh Meyda dengan cara dijilat, lalu kedua gadis itu saling berpelukan, bibir mereka saling berpagut, payudaranya saling bertemu, dan dibawah dildo semakin tertanam di vagina kedua sahabat tersebut. Sungguh suatu pemandangan indah, kedua sahabat itu berusaha untuk mencapai puncaknya masing-masing,dengan menggoyang-goyangkan dan memompa vaginanya masing-masing, membuat dildo tersebut semakin meransang dan meningkatkan birahi kedua gadis berjilbab. “Acckkkhhhh…enak…. Meyda Sayang….”, kata Oki Setiana, sementara Meyda “Ohhh…Oki……”. Tidak lama dari itu keduanya mencapai orgasme tubuh Oki mengerang kebelakang, demikian juga dengan tubuh Meyda.
“Accckkkkkhhhhhh…. Nikmat…. Oki…….”, Erang Meyda ketika meraih orgasmenya. Sementara Oki Setiana, “Aaaccckkkkkkkkhhhh …..Iya.a….. Ennnaakkk Mey…..”, jerit Oki Setiana Dewi. Tubuh Meyda kemudian ambruk disebelah tubuh sahabatnya. Kemudian Oki menaiki tubuh Meyda dengan posisi 69, mereka saling menjilati vaginanya masing-masing. Membuatku bernafsu kembali aku melangkah dan mengambil posisi dibelakang tubuh Oki. Kuambil lotion yang ada diatas meja, kuolesi penis dengan lotion tersebut, kemudian ku arahkan penisku ke anus Oki Setiana. “Acckkkhhhh…. Sakit…..”, kembali Oki Setiana mengerang ketika anusnya di bobol oleh penisku sebelum, Oki tidak dapat melanjutkan jilatan-jilatan terhadap vagina Meyda karena aku menhujam kan penisku ke dalam anus sang artis dengan cepat, begitu juga dengan Meyda yang terus mengenyot vagina sahabatnya tersebut. Sampai akhirnya…”Acckkkkhhhh….. nikkkmmmattt…..”, erang sedangkan cairan cinta memenuhi muka dan jilbab dari Meyda Sefira, Oki kemudian terkulai lemas disebelah Meyda.
Selanjutnya kutarik dan kubalikan badan Meyda kepinggir ranjang, sehingga kaki Meyda menjuntai kebawah dan payudara sang artis tertekan oleh ranjangnya. Kembali kusodokan penis besarku ke vagina Meyda “Acckkkkhhhh…. Iiyyyaaahhh …. Ennnttotiiinnn Meyyda…”, lenguh Meyda yang membuatku seolah kesetanan untuk memacu genjotan-genjotanku. Tidak lama dari itu “Acckkkkkkkhhhh …….Aku Samppaaiii”, jerit Meyda yang kemudian terkulai lemas. “Crrooootttt….Crrrooottt”, semburan pejuku mengisi rahim dari sang artis berjilbab itu.”Ahhh…. enak…..sayyanng”, ketika aku mengalami klimaks.
Aku tinggalkan kedua artis berjilbab itu yang telanjang, dengan jilbab dan muka yang basah karena cairan cintanya. Serta tubuhnya yang dihiasi oleh keringat-keringat. Mereka berdua tampak tertidur. Sementara aku mengambil air Minum sambil tersenyum penuh kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar