Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Mei 2013

Cerita Skandal : Selingkuh Di Siang Hari

Malu sebenarnya aku untuk menceritakan ini tapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa dari pengalaman yang satu ini. Tak tahan rasanya kalau terus-menerus dipendam sendiri saja. Aku seorang ibu rumah tangga Melayu yang tinggal di daerah Gombak, di sebelah Utara Kuala Lumpur. Usiaku 26 tahun. Kami sudah berumah tangga selama dua tahun tapi sampai saat ini belum dikaruniai anak. Suamiku bekerja di sebuah perusahaan perhutanan.
Hari itu hari Jumat di tahun 2006. Sebelum pergi kerja paginya suamiku bilang kalau dia akan singgah di rumah untuk makan siang sebelum outstation petangnya. Dia minta saya masak untuk dia dan beberapa kawannya.

Pukul 12.30 tengah hari suami saya sampai di rumah dengan Trooper kantor. Bersama dia ada 4 orang lagi. Semuanya katanya kawan sekantor yang harus pergi outstation.
“Mau makan dulu, Bang?” tanyaku.
“Ah, nantilah, dik… sekarang sudah telat. Harus pergi sembahyang Jumat dulu. Balik sembahyang nanti, baru makan,” kata suamiku.
Sehabis makan nanti mereka mau terus berangkat ke Penang. Dari empat orang, salah seorangnya tak pergi sembahyang Jumat sebab dia Hindu. Namanya Balan. Orangnya jangkung kurus dan hitam. Kumisnya cukup tebal. Di pergelangan tangannya melingkar gelang seperti layaknya orang India. Jadi dia ini menunggu di rumah. Balan menonton TV di depan sambil duduk atas sofa.

Cerita Erotis : Istriku dengan Negro

Kami sudah menikah dengan,pernikahan yang kami murni adanya cinta kasih.Namun saat suatu hari ada kejadian yang sungguh tidak terbyangkan Istriku tercinta di entot oleh orang Negro.Seram sekali bukan?orang berkulit hitam berbadan kekar dan sedikit menampakkan kejantanannya.Apalagi denger-denger dan lihat vidio porno alat kelamin mereka sungguh besar 20 cm minim.Siapa cewek yang tidak ingin lubang memek di masuki konthol besar.PAstinya enak!samapi-sampai instriku juga merasakan batang penis negro men Namaku Toni umur 30th, nama istriku Diah umur 27th. Diah mempunyai bentuk tubuh yang sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya.
Waktu itu sehabis melahirkan anak pertama kami, Diah terlihat bodynya menjadi mekar semua. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya salah satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya seperti semula. Namun kata Diah menyarankan nanti aja kalo sesudah anak kami umur 1th, dimana Diah sudah tidak menyusui lagi.
1 tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salah satu salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.

Cerita Panas daun muda : ayah temanku

aku punya temen yang seumuran dengan aku, orangnya cantik dan sexy banget. Kalo dia pake pakean yang ketat menempel dibadannya, pasti lelaki yang ngeliatnya akan nelen ludah dan jadi ngeres, hampir bisa dipastikan bahwa dipikiran lelaki itu adalah bagaimana bisa menggeluti temenku itu di ranjang. Temenku punya papa, katanya si papa tiri. Orangnya si keren, atletis lagi badannya, tinggi gede. Suka banget aku liat papanya, tipeku banget, bodinya keker dan atletis banget, pasti perutnya sixpack deh. Orangnya ganteng, umur 40am lah, kumisan lagi. Si om juga suka senyum2 kalo ketemu aku dirumahnya. Matanya kayanya laper banget menelusuri bodiku, padahal aku orangnya imut, jadi bodiku biasa2 ja dengan tonjolan2 yang biasa2 ja, bedalah ma temenku, tapi si om jelalatan juga mengelus badanku dengan pandangan yang kayanya laper, apa kurang kali ladenan tante (mama temeneku) diranjang. Kayanya si om si mudaan dari mama temenku deh. Si tante ah kliatan deket 50 taon, wah tante dapet daon muda dong yang dah alot ya hihi. “Papamu keren deh, aku mau jadi ceweknya”, pernah aku becanda ketemenku. “Hus, ngawur kamu”, jawab temenku sembari ketawa juga.
Satu weekend, temenku ngajak aku tidur dirumahnya, nemenin dia karna ortunya sedang kluar kota nengokin neneknya, mama si tante yang sakit. Temenku gak ngikut karna banyak kerjaan skolah yang harus kita selesaikan weekend ini. Waktu aku sampe dirumahnya ortu temeku blon brangkay, masi sibuk ja beberes, gak tau deh ngeberesin apa, bukan urusanku. Karna aku ngantuk, aku tidur ja dikamar temenku. Aku tidur pules banget, maklum semalem aku begadang nyelesaiin kerjaan yang jadi bagianku sehingga rencananya sore ini mo digabungkan dengan kerjaan temenku.

Minggu, 30 September 2012

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA, Perkenalkan namaku, Leo, seorang karyawan perusahaan swasta. Aku ingin bercerita tentang bagaimana awalnya ku menikmati seks dengan gadis berjilbab. Ada beberapa gadis yang sempat dekat denganku. Dulu, ketika SMA ada gadis Majelis Ta’lim yang dekat denganku, aku memanggilnya Lina, tentunya dia berjilbab dan alim. Namun begitu dekat denganku, dia merasa nyaman, mungkin baru pertama kali suka terhadap lawan jenis. Hari demi hari kami semakin dekat dan akhirnya kami pun berpacaran. Ada temannya yang tidak suka dengan hubungan kami yang semakin dekat, namun dia tetap dekat denganku dan tak menghiraukan apa kata temannya. Sedikit saja tentang dirinya, dia memiliki postur 165cm, beratnya aku tidak tahu, tapi waktu dia berada di atasku tidak terlalu berat juga (hehehe...), dengan pantat yang cukup menantang dan selalu buat ku tegang, ukuran payudaranya 36B (besar gak tuh?yang jelas waktu aku meremasnya, telapak tanganku hampir tidak muat). Ketika sekolah dia selalu menggunakan jilbab, walaupun tidak lebar juga sih, tapi dari dia berpakaian saja membuatku ingin bersikap ramah (rajin menjamah).


Seusai pulang sekolah aku biasa mengantarkan dia. Dia ku bonceng di belakangku dan tangannya memegang erat pinggangku. Dan,,astaga yang tak pernah terpikirkan olehku, dia memelukku erat seakan tak ingin terjatuh dan otomatis payudara 36B di balik jilbabnya itu menempel banget di punggungku. Aku yang sedikit kaget dikejutkan oleh suaranya,
”kenapa yo?ko ga jalan?apa Lina harus duduk mundur lagi nih?”, kata dia.
Ya ampun, gadis alim berjilbab yang ku kenal adalah anggota dari Majelis Ta’lim sekolahku itu ternyata dengan sengaja menempelkan dadanya pada punggungku.
”eh,..iya Leo antar kamu pulang.gitu aja deh duduknya”, kataku sambil nyengir, ”nakal Leo..”
dan akhirnya aku pun mengantarkannya sampai rumahnya. Aku langsung memarkirkan kendaraanku di halaman rumahnya dan segara masuk ke dalam rumahnya yang ternyata dalam keadaan sepi.
 ”orang tua kamu kemana lin?”,kataku
”lagi pergi kerumah nenek,tadi mama telpon waktu aku masih disekolah”,kata lina padaku,
”owhh..bebas dong kita..”,kataku lagi,
”emang kenapa?”,dia bertanya padaku,
”ya gapapa,Cuma kan kita berdua aja sayang sekarang.”, aku menambahkan...
”Leo mau minum apa?”,dia bertanya padaku,
”apa aja deh,yang penting itu buatan kamu..susu juga boleh,,hehehe”,sambil sedikit tersenyum nakal,
 ”susu lina?”. aku melotot waktu Lina berkata seperti itu.
Dia pun mendekati aku, ”emang Leo ga mau susu Lina ya?”.
Lina pacarku, seorang gadis SMA yang masih menggunakan seragamnya lengkap dengan jilbabnya segera rebah di sampingku.
”Leo, Lina sayang Leo”,dengan mata sayu dia mengatakan itu,
”Leo juga sayang Lina”.
Seketika itu juga aku beranikan diri mencium bibirnya,
 ”ccuuuuuppp,,,mmmmmmmmm....”,
Lina tidak membalas ciumanku, justru dia bergerak mundur, 

”Lina belum pernah ciuman yo.Leo mau ajari Lina?”.
satu hal lagi yang membuatku semakin nafsu terhadap gadis berjilbab didepanku ini, dia masih polos sekali. Dan akhirnya ku ajari dia berciuman, dwngan masih menggunakan seragam sekolah dan jilbabnya kami berciuman. awalnya dia suka mengigit lidahku. Namun akhirnya dia makin berani menyedot bibirku dalam-dalam, serta memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku. Hingga akhirnya kamipun melakukan French Kiss yang begitu bernafsu. Aku baru menyadari pacarku ini sangat bernafsu sekali saat dia mencium bibirku, melumatnya, menyedotnya juga. Dan tiap hari setiap ada kesempatan kami selalu berciuman, dan dia pun semakin berani menciumku..
”mmmmmm,,,,ssshshhhhhh,,,Leooo,,mmmmmmm” desahnya saat kami berciuman dan sungguh bikin aku nafsu.
Sore itu dirumahnya di ruang tamu rumahnya kami berciuman dengan penuh birahi. Sore itu dia yang menggunakan jilbab pink, kaos panjang ketat serta celana panjang katun ada dalam dekapanku menikmati ciumanku.
 ”mmmmm,,,cccruuuuuppppp....sssshhhhhh,,...aaahhhhhh...Lleooooo....”, dia mendesah ketika mulutku turun ke lehernya dan menyingkapkan jilbabnya serta mencium lehernya dengan penuh nafsu. Dia melingkarkan kedua tangannya ke belakang leherku dan menekannya ke lehernya yang sedang kunikmati.
 ”ccccccuuuuuuuuuppppppppppp.....mmmmmmmmmmhhhhhhh”, ku tinggalkan bekas cupang di lehernya hingga merah,
”aaaaaakkkkkkkhhhhhhhhh...ssssssfffffffffffffhhhhhh Leeeeoooooooo....”..
dia makin bernafsu ketika ku cium di bagian depan lehernya.
”mmmmmmhhhh,,Leo maaaauuu ngaaa...paiiinn?”,
dia sedikit sadar ketika telapak tanganku sudah berada di depan dadanya dan agak sedikit menekan dadanya.
”aaaakkkkkhhhhhh........Leeeeeeoooooo”,dia mendesah ketika kutekan dan kuremas lembut dadanya.
”sakit yank?”, dia menggelengkan kepalanya.
Dalam hatiku bersorak gembira, tanda lampu hijau sudah kudapatkan darinya. Aku semakin berani meremas dadanya. Itu semua kulakukan dengan masih berpakaian lengkap. Dan aku menikmati dadanya dari balik jilbabnya yang terjatuh ketika kucium lagi bibirnya. Dia semakin menikmati remasanku itu, terbukti dari tangannya yang berada di atas tanganku yang meremas tanganku, seolah dia tidak ingin hal itu berhenti. Dan sore itu pun kami melaluinya dengan ciuman juga remasan, tidak lupa ku tinggalkan bekas merah di leher di balik jilbab pinknya, yang menandakan gadis berjilbab ini sudah ku jamah.
”krrrrrriiiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg...........”
wah, ada telpon tuh...next time lagi ya..Leo sayang,,lagi apa?ke rumah Lina dunk….”
 Itulah sms yang kuterima dari Lina, pacarku yang cantik berjilbab alim itu…
Dan sore itupun aku lasngsung ke rumah Lina. Dan sesampainya di rumahnya,ku ketuk pintunya dan Linapun membukakannya untukku dan betapa terkejutnya diriku melihat pacarku ini yang sungguh cantik. Dia memakai jilbab pink kesukaannya, celana bahan warna putih yang membuat kakinya terlihat dari balik celananya itu karena sinar matahari sore itu, juga kaos lengan panjang yang menurutku cukup ketat sehingga membuat dadanya yang 36B itu terlihat tercetak jelas dari balik kaosnya yang sedikit tertutup oleh jilbabnya.
“kamu cantik banget sayang….”
“kan kamu mau datang saying, jadi Lina mau tampil cantik di depan kamu..”
“makasih sayang…”
Dan kami pun masuk langsung ke ruang kluarganya dimana biasanya keluarganya kumpul. Di situ aku baru tau dia memilik kakak perempuan juga yang tak kalah cantik dengannya,dan pastinya berjilbab juga. Karena Lina ini hidup di lingkungan yang taat agama, terbukti di sekolahnya dia adalah anggota dari Majelis Ta’lim dimana aku dan dia bersekolah.
Sore itu adalah malam minggu dan aku pun tak mau melewatkannya begitu saja. Aku ingin berdua dengan kekasihku yang cantik ini dibalut jilbab pink kesukaannya.
“papa mama kemana saying.?”
“Lagi pergi ke luar kota sayang ma mba Leni juga. Ga tau ada urusan apa.”
“owhh…”
Akhirnya dari sore itu kami melewatkan dengan jalan-jalan memutari kota, sempat nongkrong sebentar di alun-alun kota dan aku juga mengajaknya nonton di bioskop di kotaku. Dan dalam kami nonton film mataku tak pernah lepas dari dadanya yang montok di balik jilbabnya itu. Dan saat film berjalan aku memeluknya dan dia merebahkan kepalanya di bahuku dan serta merta tercium wangi rambutnya yang baru dikeramas. Dan ketika ia mangangkat wajahnya segera kucium bibirnya yang lembut itu.
“mmmmhhhhhhh…”
Dia menyambut ciumanku itu dengan penuh nafsu. Kami beradu lidah dan juga bibir kami basah.
‘mmmmmhhhhh…sssshshhhhhhhh”
Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Dan tanganku pun tak mau tinggal diam.karena ku merangkul dirinya dengan leluasa tanganku dapat meraih dada sebelah kanannya. Ku usap lembut dadanya itu, sehingga Lina pun mendesah. Aku angkat jilbabnya sedikit agar tak ketahuan orang juga. Untungnya yang menonton saat itu hanya sedikit, jadi aku lebih leluasa menjamah dadanya yang indah itu.
‘mmmmhhhh…aaahahhhhhhh sayyyyaaaaaannngggggg……ennnaaaaaaakkkkkk”
Tanganku berusaha masukke dalam kaosnya karena ku ketahui ternyata kaosnya itu berleher rendah. Kuusap dada atasnya itu. Pelan-pelan ku masukkan tanganku ke dalam kaosnya. Dia agak bergerak sedikit demi membuatku leluasa menjamah dadanya. Dan segera keremas lembut dadanya itu dari balik branya.
“aaahhhhhhhhhhhhhhhhh….sssssssssshhhhhhhhhhhh” desahya perlahan.
Lalu tiba-tiba dia berdiri dan bukannya marah, dia menarik tanganku,,
“kita pulang aja..”
Dan tanpa berkata lagi kuikuti dia..
Dan sepanjang perjalanan dia terus menempelkan dadanya ke punggungku sehingga tarasa empuk sekali. Dia pun memelukku erat. Dan situasi itu ku manfaatkan. Tangannya kutarik dan kuletakkan dia atas celanaku. Dan betapa kagetnya dia sehingga tanpa sadar dia meremas kontolku yang sudah cukup tagang itu.
“aakkkkkhhhhh….Leo nakal ya.”
Dia sekarang meremas dengan lembut. “punya Leo gede ya”
Dan akhirnya kami pun sampai dirumahnya. Segera pintu gerbang dikunci dan kami masuk rumahnya dan kami kunci. Dia segara mendekapku dan menciumku penuh dengan nafsu. Bibirnya melumat habis bibirku. Tapi untungnya tidak dimakannya,,hehehe. Angannya merangkul kepalaku dan menekannya seakan tak mau terlepas. Akupun tak mau tinggal diam, ku balas ciumannya itu dengan penuh nafsu juga dan lidah kami pun saling bertaut.
“mmmmhhhh scccccuuuuppppp …..ccruupppppp sssshhhhhhh aaaahhhhhh”
Desahnya yang semakin membuatku nafsu. Dan tanganku mulai membelai kepalanya yang masih tertutup jilbab itu dan turun hingga ke lehernya dengan mengangkat jilbabnya sedikit dan peerlahan masuk kedalam kaosnya dan membelai lembut dadanya. Ku remas lembut dadanya itu dan dia makin mendesah merasakan nikmat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
“aaahhhhhh Leooooo…enneaaaaaaakkkk….”
“Leo,,,male mini Lina pengen merasakan nikmatnya seks. Lina cuma tahu dari teman Lina yang pernah ngesex, katanya nikmat banget. Lina pengen Leo..”
“Lho, emang Lina selama ini gimana?”
“ga gimana-gimana, Cuma Lina tahan aja kalo lagi pengan banget. Waktu Leo remas dada Lina itu, begitu Leo pulang pas Lina ganti baju, celana dalem Lina basah sayang..”
“kalo sekarang..??” sambil tanganku meremas memeknya dari luar celananya..
“aaakkhhhhhhhhh…Leo nakal. Leo lihat sendiri aja..”
Senyumnya begitu mengisyaratkan bahwa pacarku yang alim ini sudah mengijinkan diriku untuk menikmati tubuhnya. Dan matanya betul-betul penuh dengan nafsu.
“Leo ko bengong?’
“gapapa ko Lin…”
“Leo…”
“knapa Lina sayang…”
“Lina pengan tau kemaluan cowo,,punya Leo”
Kaget sekali waktu ku dengar dia berkata begitu.
“ayo dunk Leo sayang…”
Seorang gadis berjilbab di depanku yang tak lain pacarku sendiri, yang ku kenal sangat alim saat ini sedang bernafsu didepanku dan ingin sekali tahu kontolku.
“hmm,,Lina buka sendiri ya…”
:oke deh..”
Dia begitu senang ketika kuijinkan melihat kontolku. Segera dia berjongkok di depanku dan tanganny membuka celanaku.
“ikkhhhhh….”
“kenapa Lin?”
“nongol di atas cd tititnya…”
Dia begitu polos sehingga dia menyebutnya dengan titit. Dia makin mebuka celanaku dan akhirnya menyisakan celana dalamku saja. Dia mengusap kontolku dari luar celana dalamku.
“Leo,,tititnya gede banget”
Padahal ga gede-gede banget sih, panjangnya Cuma 15cm dan diameternya cuma 4cm aja. Tapi mungkin baru pertama kali dia melihat kontol itu seperti apa, dia bilang besar.
“aaakkkkkkhhhhh…..” aku begitu menikmati sentuhannya..
Dia pun akhirnya membuka celana dalamku. Dan dia melirikku ke arahku dan tersenyum nakal di depan kontolku.
“titit Leo item, beurat,,,hehehehe.
“pegang dong sayang..”
Dia pun memegang kontolku dengan tangan mungilnya. Dan sungguh pemandangan yang indah. Pacarku yang alim berjilbab ini sekarang sedang menggenggam kontolku dengan masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Da mulai mengaocok-ngocok kontolku.
“Leo..titit Leo tambah gede” dengan tetap mengocoknya.
“itu namanya kontol Lina sayang…coba bilang”
“hmmm..Lina mau emut kontol Leo boleh?’
“boleh sayang….”
Dia mulai mengecup kontolku dengan lembut dan menjilat ujung kontolku.
“mmmmmmhhhh,,,ssssllluuururrrrrrrppppppp…aaaaahhhhhh”
“asin Leo,,hehehehe…….”
“enak banget Lina syang…”
Dan akhirnya dia mulai belajar mengoral kontolku. Dengan penuh nafsu dia terus menjilat, mengulum, mengocok kontolku seakan dia mendapat mainan baru. Dan maki hari dia makin mahir memainkan kontolku. Dan tak tahu kenapa dia suka sekali mengoral kontolku. Dia pernah berkata padaku dia ga bias tidur kalo sahari saja tidak mengoral kontolku. Dia pun suka sekali meminum pejuku yang dia sendiri keluarkan menggunakan mulutnya. Kami pun pernah melakukannya di toilet sekolah. Saat itu dia sms mengatakan dia horny dan ingin mgoral kontolku dan mngajakku ke toilet.akupun segera mnyusulnya ketika dia sudah duluan ke toilet.
Dan di dalam toilet itu dia segera membuka celanakku dan dengan penuh nafsu dia menjilat, mengulum, mngocok kontolku hingga akhirnya akupun klimaks dimulutnya. Itu semua dilakukan tanpa melepaskan jilbabnya itu dan hebatnya lagi, cairan spermaku tak pernah mengotori jilbabnya itu karena selalu ditelannya habis…
“aaakakkkkkkhhhhhhh,,,ccrooootttt,,,,ccrrrtoooooooootttttt”
Pejuku akhirnya keluar di dalam mulutnya…….agi nih....
Aku dan Lina makin mesra. Hampir tiap hari dia minta jatah jus peju padaku. Dan seringnya di sekolah dia selalu merajuk padaku agar mau diemut olehnya. Pernah pada suatu hari dia sangat bernafsu sekali menyedot kontolku hingga aku mau tak mau keluar sampe 2x olehnya, dia bilang kalo kontolku enak sekali dan kalo satu hari saja dia tidak minum peju dari kontolku, dia sangat pusing.
Malam minggu itu aku dirumahnya namun seluruh keluarganya ada semua dirumah. Kami berdua duduk di taman belakang rumahnya dan malam itu dia memakai rok panjang dan kaos putih panjang sehingga bra hitamnya sedikit menerawang dan aku sempat memperhatikannya.
“Leo suka tete Lina ya.?”
Dia sadar ketika kuperhatikan dadanya.
“suka banget sayang, apalagi tete kamu gede gitu, enak banget buat diemutin”
Walaupun tertutup dengan jilbab pink kesukaannya, namun tetap saja dadanya begitu menonjol di balik jilbabnya itu. Di taman itu kurangkul dirinya dan tangan kananku ada disamping tubuhnya. Perlahan kususupkan tangan kananku ke balik jilbabnya itu dan sedikit kuremas.
“Leo,,nanti ketahuan sama mama.”
“kan mereka di dalam..”
“mmmmhhh…sssshhhhhhhhh,,kerasan dikit Leo”
“enaaaaakkkkkk……aaahhhhhh”
Dia mulai mendesah tanda dia mulai terangsang..
“Linaaaaa……” suara mamanya memanggil Lina. Kami terkejut dan segera kami membenahi diri.
‘ganggu aja ni nyokapnya’ umpatku dalam hati..
“mama sama papa pergi dulu. Kamu kalo mau pergi jangan lupa pintunya dikunci, mba Desi bawa kunci ko tadi. Leo, jagain anak tante ya”
“iya tante.”
Setelah orang tuanya pergi, Lina segara mengunci pintunya.
“Leo sayang, sekarang kita bebas. Katanya tadi mau nenen ya.”
“hmm,,Leo sayang, Lina kangen ma kontol Leo nih…”
“ia sayang…ukkkhhhhh.” Dia berkata sambil meraba selangkanganku yang tentunya si kontol uda ngaceng.
“Leo uda ngaceng ya?”, “kangen ma mulut Lina ya?” dia tersenyum nakal sambil membuka resleting celanaku.
“hmmm,,,,shhhh…Leo. Lina jadi pengen nih…” sambil mengocok-ngocok lembut kontolku di genggamannya.
“aaahhhhhh….Leo kontolnya gede banget sih…Lina jadi pengen coba masukin ke punya Lina nih.”
Kaget aku mendengar hal itu, namun senang juga. Karena selama ini aku memang ingin sekali ngentot dengan pacarku ini, tapi selalu ku tahan karena kuingin dia sendiri yang memintanya. Dan akhirnya saat ini dia memintanya padaku.
“Lina mau kontol Leo masuk ke memek Lina?”
“iya sayang,,Lina mau ngerasain kontol Leo di memek Lina. Di mulut Lina aja enak, apalagi di mulut memek Lina.” Sambil tetap mengocok kontolku Lina berbicara seperti itu.
Dan ini kesempatan bagiku untuk menikmati seorang akhwat, anggota Majelis Ta’lim di sekolahku yang dalam berpemanpilan selalu berjilbab rapih.
“mmmmmmhhhhh……aaaaauuummmmhhhh…sssssshhhhhhhh.eeeeellllmmmm”
Dia mulai menjilati kontolku dari mulai kepalanya hingga batangnya yang berurat itu..
“aaaahhhhhhhhh Linaaaaa…..nikmat banget sayang…..”
“mmmmmhhhhhhhhh……..”
Pemandangan yang sunggguh menggairahkan di depanku dimana pacarku yang alim berjilbab ini sedang mengulum kontolku dengan penuh nafsu. Kepalanya naik turun mangeluar masukkan kontolku ke dalam mulutnya, hingga menimbulkan suara berdecak-decak.
“cccckkkkkk…clllloookkk….cclllluuuupppp…sssslluuuurrrrrpprpppp…aaaahhhhhh”
“Leooo,,,,sssslsuuuuurrrrrrrrrrrrpppppppp…eeeeellllllllllllllmmmmmmm…enak..”
Dia yang madih berpakaian lengkap itu segara ku tarik ke atas dan langsung berhadapan denganku dan langsung ku lumat habis bibirnya..
“mmmmmmhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………”
“aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…….Leoooooooommmmmmmmmmm…”
Kami saling lumat dan lidahku bertaut dengan lidahnya hingga kami melakukan yang kata orang,French Kiss yang begitu hot dan penuh nafsu. Tanganku tak tinggal diam, ku usap lembut dadanya yang sudah mengeras tanda Lina sudah tarangsang berat.
“mmmmhhhhhhh…..” desahnya tertahan oleh mulutku.
Ku angkat kaosnya dari bagian bawah dan kususupkan tanganku ke dalam kaosnya menuju bra hitamnya. Ku angkat bra hitam itu ke atas hingga akhirnya tanganku langsung bersentuhan dengan dadanya yang kenyal itu dan ternyata putting susunya pun sudah menegang. Langsung kuremas lembut dadanya itu dan memainkan putting susunya. Awalnya ku remas dada kirinya sambil memilin putting susunya dengan jari ibu dan telunjukku. Dia mendesah makin tak karuan, nafasnya kini menjadi berat karena rangsangan yang pacarku terima dariku.
“leeoooo…berenti.”
Aku kaget takut dia marah atau bahkan teriak. Namun dugaanku salah, dia mengangkat kaosnya dan melepasnya tanpa melepas jilbabnya.
“Lina selalu berjilbab dan Lina ga mau lepas jilbab Lina ya Leo.kan Leo selalu liat Lina pake jilbab.”
Aku yang mendengar hal itu makin terangsang karena di depanku kini,Lina gadis SMA yang selalu memakai jilbab dalam kesehariannya, mau bertelanjang dada di hadapanku. Dan dia pun melepas bra hitamnya.
“Leo jangan diliatin, Lina malu..hmmmmm,,katanya mau nenen…??!!!”
Segera ku peluk tubuhnya erat-erat seakan ku tak mau melepasnya dan kulumat lagi bibir mungilnya itu. Tanganku kini leluasa menjamah dadanya yang tanpa penghalang lagi. Ku remas dadanya kirinya dan putingnya ku pilin mesra.
“aaaaahhhhhhhhhhhhhhhh Leeeeoooooooo…………”
Ciumanku turun ke lehernya dan ku tinggalkan bekas merah yang cukup lebar disitu. Dan ku makin turun ke dadanya. Kujilati dada atasnya sementara tangan kananku tak berhenti meremas dada kirinya. Dia makin mendesah tak karuan dan kedua tangannya menekan kepalaku hingga terbenam di kedua dadanya yang  putih mulus itu. Tak kusangka malam minggu ini ku dapat sesuatu yang sangat mengasyikkan. Ciumanku kini menuju dada kanannya, pertama-tama kujilati bagian luar dadanya melingkar dan ku tinggalkan bekas merah juga disitu. Lina makin mendesah hebat ketika putting susunya kusenggol dengan lidahku.
“aaaaaaaakkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………………….”
“Leeeeeeeeeeeeooooooooooooooooo eeennnnaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk……….”
Dan aku pun tak tinggal diam, segera ku emut kuat-kuat putingnya itu dan dia semakin menjerit merasakan nikmat yang tak pernah dia rasa sebelumnya. Dan akupun melanjutkan aksiku. Dari dada kanannya mulutku berpindah dan begitu seterusnya hingga ciumanku turun ke perutnya sedikit menggelitik hingga dia merasa geli. Tanganku mengelus-elus pahanya dari luar rok panjangnya itu dan sedikit demi sedikt kusingkapkan roknya ke atas dan kuraba betisnya yang mulus itu dari ujung kakinya. Dan tanganku makin ke atas hingga pahanya yang mulus itu dapat kurasakan dengan tanganku. Roknya sudah tersingkap hingga ke perutnya dan menampakkan pahanya yang mulus itu serta celana dalam krem yang tampaknya sudah lembab juga.
“mmmmmmmmmmmmhhhhhhh……ssssssssssssssssssssshhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh Leeeeeeeeeeeoooooooooooo……………..”
Desahnya saat ku sentuh lembut memeknya dari luar celana dalamnya yang sudah lembab itu. Aku mencium bau khas dari cairan cinta yang selalu kluar dari memek. Dan akupun menciumnya.
“aaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………….”
“ccuuuuppppp cccuupppppppp mmmuaaccccccchhhhhhhhh……..”
“aaaaaaakkkhhhh aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhh Leeeeeeeeooooooooo Lina mau pipiiiiiisssss niiiiiihhhhhhhhh…..aaaaaaaaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhh…..”
Itulah orgasme pertama Lina. Celana dalamnya kini basah oleh cairan orgasmenya sendiri yang pertama kalinya ia rasakan.
“Leo,,,tadi enak banget..basah y memek Lina.?”
“iya Lin, celana dalam kamu juga jadi basah banget nih. Leo buka ya”
Dia mengangkat pantatnya dan waaahhhhh jembutnya tercukur rapi.
“Leo kenapa?suka memek Lina ya?bulunya Lina cukur rutin ko, jadi ga lebat.”
“memek kamu indah banget say…hmmmmmmm…………….”
Aku pun berdiri melihat pacarku ini. Sungguh indah sekali apa yang aku lihat ini, seorang gadis berjilbab kini hanya jilbabnya yang masih rapi. Sementara dadanya sudah terbuka dan kemaluannya pun sudah disajikan untukku yang pacarnya ini. Akupun tersenyum melihat wajah cantik pacarku ini. Dia ikut berdiri dan sedikit terpaku didepanku.
“ikkkkhhhh….Leo jahat. Masa Lina udah telanjang, Leo belum sih…?”
Dia pun melucuti bajuku dan kini aku telanjang di hadapannya dengan kontolku yang menggantung. Dia pun segera membuka roknya dan akhirnya hanya jilbabnyalah satu-satunya yang tersisa di tubuhnya. Dia memelukku dan mencium bibirku lagi serta melumatnya dengan penuh nafsu. Tanganku mulai menjelajahi dadanya dan meremasnya juga dengan penuh gairah. Dia makin mendesah merasakan nafsunya sudah mulai naik lagi. Dan aku merebahkan dia di sofa ruang keluarganya dan kujamah tubuhnya tak henti-henti. Dia makin menggeliat dan mendesah-desah tak karuan saat tanganku mulai menyentuh memeknya dan mengelusnya. Dia makin meranggangkan kakinya saat kucoba mencari itilnya.
“aaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh………..”
Dia menyentakkan tubuhnya saat kutemukan itilnya dan kuelus-elus lembut. Aku memainkan itilnya dengan jariku dan Lina pun mendesah makin keras. Untungnya rumahnya agak besar, jadi kalaupun dia menjerit agak keras tetangga tak akan mendengarnya karena tembok rumahnya cukup tinggi.
“aaaakkkkkhhhhh,,,,aaakkkkkhhhhh Leoooooooo aaaakkkkhhhhh…..”
Ku lumat puting susunya dan tanganku tak henti-hentinya memainkan memeknya hingga kini memeknya makin basah dan becek. Dia terus mendesah-desah merasakan nikmat yang begitu nikmatnya bagi dirinya yang mungkin baru pertama kalinya dia rasakan itu.
“Leeeeeooooooooo….aaaakhhhhh aaaakkkhhhhhh akkkkhhhhhh…..”
Kini mulutku ada di depan memeknya dan lidahku mulai menjilat-jilat memeknya itu juga memainkannya di bibir memeknya. Dia menjerit-jerit penuh gairah hingga membuatku makin bernafsu. Aku terus menjilati memeknya itu dan jariku mngusap-usao itilnya yang makin tegang itu.
“ssslllllluuuuuuuurrrrrrrrrppppppppp aaaaaaakkkkkkkkkkkhhhhhhhhh…..”
“Leeeeeeooooooooooooooooo aaaaaaaaaakkkhhh aaakkhhhhh aaakkkhhhh….”
Dia makin tak karuan desahnya dan ….
“Leooooooooooooooooooooooooooooooooo aaaaaaaaaakkkkkkkkh Lina ga tahan…”
Dia makin mendekati puncaknya dan akupun makin bernafsu memainkan lidahku di memeknya ini. Hingga satu saat,,,
“Leeeeeeooooooooooooo Linaaaaaaaaaaaa kllluuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr.."
Terasa olehku cairan asin gurih kluar dari memeknya yang legit itu. Cukup banyak juga..
“aaakkkhhhhh akkkkhhhhh cccrrruuuuuuuttttttt ccrrruuuutttt aaahhhhhhh…”
Dia begitu menikmati orgasmenya yang kedua hingga bibirku basah terkena cairan cintanya.
“aaaakkkkhhh Leooooooo,….ennaaaaakkkkkk banggeeeeeeetttt sayang…..”
“Lina suka ya.?”
“suka banget Leo,,enak banget neh…akkkhhhh Leoooooo…mmmuuaaacccchhhhhh…”
“makasih ya Leo sayang….”
“sama-sama Lina….
Seketika saja dia langsung mendorongku jatuh di sofa dan segera mengulumm kontolku yang masih lemas itu dan tak ayal kontolku jadi tegang..
“akkkkhhhhhh…..”
‘Linnnaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,pintunya ko dikunci?” itu teriak kakaknya, Desi.
Kami langsung membenahi diri dan aku pun pura-pura ke kamar kecil.
‘siaaaallll banget dah tu kakaknya,,,,terpaksa tunggu kesempatan lain dah…

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA

CERITA PANAS WANITA JILBAB : ERNI

CERITA PANAS WANITA JILBAB : ERNI , Namaku Doni, lajang 36 tahun bekerja sebagai asisten manager pada sebuah perusahaan swasta nasional. Aku mempunyai pengalaman menarik pada saat aku sedang berakhir pekan di Anyer, Banten beberapa waktu lalu. Biasanya akhir pekan kuhabiskan dengan clubbing dengan teman-temanku. Tapi kali ini aku ingin sendirian menikmati hari libur yang hanya singkat itu. 

Nah, sewaktu disana aku ceroboh saat bermain di pantai hingga hp kesayanganku nyemplung di air laut. Gara-gara itulah aku mendapatkan pengalaman menyenangkan yang tak terduga.

Singkat cerita esoknya hari Sabtu aku meluncur dengan sedanku menuju pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Cilegon untuk membeli pengganti ponselku yang rusak. Sesampainya disana aku langsung menuju ke lantai atas yang merupakan lokasi pusat perdagangan hp disana. Setelah cari merek dan model terbaru yang memang sudah kuincar dari kemarin akhirnya kudapatkan disalah satu gerai yang cukup besar disitu. Sambil duduk, kucoba-coba fitur yang ada pada ponsel yang baru kubeli. Saat asyik mengutak-utik barang baru tersebut, sales gerai yang berada dihadapanku sekonyong-konyong berucap,”Cari apa mbak?”. Refleks kepalaku menoleh samping. Sosok yang disapa tadi berdiri disamping agak kebelakang.

Seorang gadis berseragam hem putih lengan panjang dengan rok abu-abu panjang semata kaki mengenakan jilbab putih. Yang disapa hanya menjawab,”Ah, nggak mbak. Cuma lihat-lihat”, sambil tersenyum kecut. Sekilas dari pengamatanku sosok gadis tersebut mempunyai tinggi 160cm dan berwajah cukup manis dan cantik. Sepertinya ia tertarik pada ponsel yang baru kubeli ini. Aku tahu itu karena pada saat melihatnya, dia seperti sedang berdiri memperhatikan hp yang sedang kuutak-utik.

Tak lama kemudian gadis itu beranjak pergi. Entah kenapa aku jadi ingin melihat sosoknya sekali lagi. Sambil bergaya seperti hendak menelpon dengan hp baru, kutolehkan kepalaku sedikit.

“Wah! Boleh juga nih cewek”, ujarku dalam hati. Walau siswi itu berbusana serba tertutup namun karena seragam yang ia kenakan itu nampak ketat membalut maka setiap lekuk tubuhnya nampak jelas terpampang. Pinggulnya ramping sedangkan pantatnya bulat dan sekal. Pikiran nakalpun mulai singgah di kepalaku membangkitkan libidoku. Sekalian ingin mencoba kemampuan hp baru, kuarahkan kameranya untuk memotret siswi itu walau hanya nampak dari belakang. Pertama aku kupotret seluruh badan dan yang kedua sengaja aku zoom bagian pinggul dan pantatnya.

“Wow, bohai bener nih pantat! garis cd-nya aja keliatan”, ujarku dalam hati begitu melihat hasil jepretan kamera ponsel.

Setelah beres urusan hp, aku segera menuju food court yang ada di lantai bawah untuk makan siang. Sambil menunggu makanan yang kupesan datang iseng kubuka lagi file foto yang kujepret tadi. Melihat foto itu fantasi liarku mulai melayang jauh. Entah kenapa baru kali ini aku merasa begitu terangsang oleh penampilannya.

Padahal selama ini aku biasa-biasa saja melihat setiap gadis berjilbab. Mungkin selama ini aku tidak menyadari seperti ada daya tarik tertentu dari wanita yang berpakaian seperti itu. Kubayangkan diriku sedang leluasa menjamah dan menikmati tubuh siswi berjilbab itu. Lagi asyik-asyiknya aku melamun, pelayan food court yang mengantarkan makan siangku membuyarkan itu semua. Buru-buru kusimpan ponselnya ke saku celana.

Baru saja mau makan, tiba-tiba mataku menangkap sosok yang kubayangkan tadi berada tidak jauh dari tempatku duduk. Nampaknya ia sedang asyik melihat-lihat pernak-pernik dan asesori perhiasan yang berada di counter dekat food court ini. Segala gerak gerik gadis itu tak lepas dari pengamatanku. Saat tubuhnya berbalik hendak beranjak meninggalkan gerai tersebut, tiba-tiba pandangannya beradu dengan tatapanku. Nampaknya ia sedikit kaget melihat keberadaanku. Seakan malu melihatku, kepalanya langsung ditundukkan menghindari tatapanku. Tapi seakan penasaran tidak yakin yang dilihatnya itu aku, sekali lagi ia menoleh sedikit kearahku. Kulemparkan senyumku sambil melambaikan tangan kearahnya seakan menggoda sikapnya yang malu-malu kucing. Gadis itu seakan menjadi kikuk atas sikapku kepadanya. Ia hanya tersenyum malu lalu menundukkan pandangannya kebawah seakan tidak berani beradu pandang denganku. Beberapa saat ia hanya berdiam disitu sambil kepalanya celingak-celinguk seakan takut ada yang mengenalinya berada disekitarnya.


Perlahan aku bangkit dari duduk dan kuhampiri dia. Siswi berjilbab itu kulihat semakin salah tingkah dan grogi ketika aku mulai mendekat.

“Halo dik, ketemu lagi kita disini. Lagi ngapain? Mau belanja asesoris?”, sapaku. Yang disapa hanya tersenyum simpul dengan kepala sedikit tertunduk malu sedangkan tangannya memegang erat tas ransel dipunggungnya. Perlahan dengan suara pelan ia menjawab,

“Ah, nggak om cuman liat-liat aja koq”, dengan pandangan menunduk kebawah.
Lalu dengan segala keramahan kucoba mengajaknya makan siang bersamaku. Mula-mula ia tampak sedikit ragu atas ajakanku. Tapi akhirnya dengan sedikit bujuk rayuku ia mau juga.

Setelah berbasa-basi, kami berkenalan. Namanya Erni Widyaningsih berumur 16 tahun duduk di kelas 2 salah satu SMK swasta disana. Setelah itu kami lanjutkan perkenalan ini dengan santap siang. Disini mengalir bermacam-macam obrolan mulai dari dirinya sampai unek-unek dan permasalahan yang ia hadapi saat ini. Dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Bapaknya pegawai honorer pemda sedangkan untuk membantu menambah penghasilan keluarga ibunya bekerja sebagai karyawan sebuah toko. Erni sengaja masuk SMK (SMEA) karena begitu lulus ingin bisa langsung kerja membantu orang tuanya. Namun keinginannya itu bisa kandas ditengah jalan karena sekarang keuangan orangtuanya yang sedang sulit sehingga ia masih menunggak SPP. Sedangkan teguran dari sekolah hampir tiap hari diterimanya. Bahkan hari ini ia dipaksa pulang lebih awal dari sekolah karena masih belum . Yang membuatnya sakit hati yaitu sikap beberapa teman kelasnya yang terus mengejek dan menyindir keadaan sulit yang sedang dialaminya. Dia merasa heran dan bingung karena beberapa siswi yang suka mengejeknya justru berkeadaan sama dengan dirinya. Meskipun begitu penampilan mereka justru layaknya seperti orang yang berkecukupan. Mulai dari tas, sepatu bahkan hp bagus mereka punya. Di depan Erni mereka selalu bergaya memamerkan barang-barang tersebut. Terus terang terkadang ia merasa iri dengan mereka. Sampai disitu, kutanyakan padanya apakah dia tahu bagaimana teman-temannya itu mampu membeli barang-barang tersebut. Mendengar pertanyaanku itu sejenak ia diam sambil menunduk seakan tahu tapi malu menjawabnya. Setelah kudesak secara halus akhirnya keluar pengakuan bahwa ia pernah mendengar kabar bahwa teman-temannya itu menjual diri demi mendapatkan materi. Mulanya ia tidak mempercayainya tapi kemudian secara tidak sengaja ia memergoki salah seorang rekannya itu sedang digaet pria berumur sewaktu pulang sekolah. Mendengar pengakuannya sambil tersenyum kutanyakan pendapatnya tentang perilaku teman-temannya itu. Sambil diam sejenak kemudian ia berkata kalau sebenarnya kesal juga sedikit iri dengan mereka yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.

“Lha kalau nggak begitu, mungkin mereka juga akan mengalami nasib yang sama dengan kamu. Habis mau gimana lagi minta sama orang tua sulit, yah satu-satunya cara mungkin yang seperti kamu bilang itu.”, ujarku sembari menunggu reaksinya. Siswi berjilbab itu hanya diam tertunduk mendengar kata-kataku. Nampaknya pernyataanku menusuk kedalam sanubarinya.

Melihat ia yang masih diam saja yang tidak membantah atau mengiyakan pernyataanku tadi, otakku mulai berputar mencari siasat untuk menggiring gadis yang sedang dalam kesempitan ini kearah yang kumau. Dengan lembut kutanya, “Erni, kamu masih mau sekolah kan?”. Dia hanya mengangguk pelan mengiyakan.
“Kalau om tolong bayarin SPP-mu kamu mau nggak?”, tanyaku lanjut.

“Ah, yang benar? Masak sih om?”, sahut Erni sambil memandangku dengan tatapan kaget seolah tidak percaya.

“Ya iya dong. Om serius mau ngebantu kamu. Masak bercanda?”, jawabku berusaha meyakinkannya. Terkesima akan tawaranku gadis itu berkata heran,

“Aduh om baik sekali! Koq mau nolongin Erni? Om kan baru kenal sama Erni”.

“Saya nggak tega kalau kamu putus sekolah. Kasian kan kalau cita-cita kamu kandas di tengah jalan. Kasihan orang tua Erni yang punya harapan besar sama”, ujarku sambil tersenyum. Sejenak ia terdiam.
“Kenapa? Kamu masih nggak percaya?”, tanyaku.

Lalu ia menjawab, “Bukan begitu om, tapi rasanya Erni nggak bisa membalas kebaikan hati om. Rasanya bantuan yang diberikan om terlalu besar buat Erni. Kayaknya terima kasih aja nggak cukup buat membalas semuanya.”, dengan wajah sedikit bingung.

“Ah, kamu nggak usah bingung. Kalau pengen balas budi gampang koq, asal kamu ngerti caranya.”, timpalku sambil tersenyum penuh arti. Dengan pandangan penuh tanda tanya ia berkata.
“Caranya gimana om?”, seolah penasaran ingin tahu kemauanku.

“Er, di dunia ini tidak ada yang gratis. Kalau ingin mendapatkan sesuatu kita harus berusaha. Begitu juga dengan teman-temanmu. Mereka tahu kalau hanya mengandalkan orang tua segala keinginan yang terpendam tidak akan mereka dapatkan. Jadi walau banyak yang tidak suka cara mereka, mungkin termasuk kamu, mereka ambil jalan yang paling gampang. Caranya ya itu tadi yang seperti kamu ceritakan. Jadi… kalau kamu ingin membalas kebaikan om, yah caranya seperti yang seperti teman-temanmu itu”, paparku sambil tersenyum penuh arti. Sekilas raut wajah remaja putri itu kaget sekaligus gelisah mendengar penjelasanku tadi. Ia cuma terdiam sambil tertunduk. Wajahnya yang manis nampak penuh kebimbangan.

Melihatnya dalam keadaan bimbang kulancarkan rayuan sambil mengiming-iminginya untuk membelikan segala macam barang bagus. Sekilas kemudian sambil menatapku dengan tatapan bimbang ia bertanya dengan suara pelan,

“Tapi om kalau… saya nanti hamil gimana?”.

“Oh.. itu sih gampang. Kamu nggak mungkin sampe hamil. Banyak cara buat mencegahnya koq. Tenang, om ngerti caranya.”, jawabku tersenyum seraya meyakinkan dirinya yang sedang bimbang. Gadis itu kemudian menurunkan pandangannya ke atas meja sambil menaruh kedua tangannya diatas meja. Jemari kanannya meremas jemari kirinya pertanda ia sedang berpikir keras.

Setelah membiarkannya sejenak untuk berpikir, kulancarkan kalimat pamungkas untuk meruntuhkan kebimbangannya. Seraya memandang tajam wajahnya perlahan tanganku menyentuh jemarinya sambil berkata,

“Om tidak akan memaksa Erni. Kalau kamu mau om senang sekali, tapi kalau nggak ya nggak apa-apa. Tapi coba pikirkan sekali lagi, apa ada cara yang lebih baik lagi buat menyelesaikan masalah kamu sekarang….. hmmm”, seakan mengarahkan pikirannya kalau tidak ada cara lagi selain yang kutawarkan tadi. Erni hanya bisa memandangku dengan tatapan sayu seakan pasrah mengiyakan ucapanku. Beberapa saat kami saling bertatapan seraya kedua tanganku meremas kedua jemarinya. Gadis itu seolah sudah berada dalam genggamanku karena ia tidak menolak jemarinya yang halus diremas olehku. Merasa semua sudah berjalan dengan rencanaku, kuajak ia berlalu dari situ.

Singkat cerita, selama dalam perjalanan menuju bungalow tempatku menginap pandangan dan pikiranku tidak lepas dari sosok siswi SMK disampingku ini. Tangan kiriku tidak henti-hentinya bergerilya mengelus pipi, dagu, tangan dan bahkan pahanya. Namun karena sudah pasrah ia diamkan saja perlakuanku itu. Rasanya tidak sabar lagi untuk segera beraksi. Kularikan kendaraanku secepat mungkin agar cepat sampai tujuan.

Sampai ditujuan keluar dari mobil, bagai sepasang kekasih kurangkul pundaknya dengan tangan kiriku. Kubawa ia menuju kamar tidur utama. Kemudian setelah menutup pintu kamar kutarik kedua lengannya dan kuletakkan diatas pundakku. Sedangkan kedua tanganku mendekap erat tubuhnya. Wajah kami saling berhadapan amat dekat. Wajah yang cantik manis dengan tatapan sayu serta bibirnya yang mungil agak sedikit terbuka seperti meminta untuk dilumat. Segera kucium dan kulumat bibirnya dengan gemas sedangkan kedua tanganku mulai beraksi mengelus punggung dan pinggangnya bergantian.

Beberapa saat kemudian tanganku beralih turun kepantatnya. Kuelus dan kuraba terasa kenyal dan padat bongkahan pantat gadis ini. Dengan gemas kuremas-remas pantatnya sambil sesekali mencengkram dan mendorongnya ke arah selangkanganku. Wajah Erni mengernyit kaget dengan perlakuanku itu. Apalagi dia merasakan benda aneh yang keras dari balik celanaku menekan-nekan selangkangannya. Puas melumat bibirnya ciumanku perlahan turun ke dagu kemudian leher menuju payudaranya. Sepasang payudara yang montok menggelembung padat meyembul dari balik hem putih lengan panjangnya. Segera kupagut dan kukulum payudara yang masih tertutup oleh kemeja putih seragamnya. Tangan kananku segera meraih dan meremas payudara kirinya sedangkan tangan kiriku masih asyik meremas pantatnya. “Ohh…. mmmhhh”, kepala siswi berjilbab itu mendongak sambil melenguh menikmati perlakuanku. Kedua tangannya meremas-remas kepalaku.

Perlahan tangan kananku mulai membuka kancing baju seragamnya satu persatu sambil menarik bawahan kemeja itu dari balik roknya. Terpampang dihadapanku sepasang buah dada yang montok berukuran 33 dengan BH yang nampak kekecilan untuk menampungnya. Lalu kulucuti hem putih lengan panjang beserta BH yang masih dikenakannya itu. Kini Erni hanya tinggal mengenakan rok abu-abu panjang semata kaki dengan jlbab putihnya. Sengaja kubiarkan begitu karena bagiku hal tersebut merupakan sesuatu yang amat menggairahkan.

Melihat pemandangan yang indah ini segera kulanjutkan aksiku dengan menghisap dan menjilati sepasang puting susu miliknya yang sudah menegang dengan rakus. Terkadang tanganku ikut bermain dengan memiting dan memilin puting yang berwarna coklat muda itu.

“Ouhh… ahhh… ahhh”, desah bibir mungil yang setengah terkatup sambil meremas kepala dan pundakku.
Nafasnya naik turun menahan nikmat. Semakin lama desahannya semakin kencang membuatku semakin bergairah. Sambil membalikkan tubuh ABG ini hingga membelakangiku segera kulepas semua pakaian yang kukenakan tinggal celana dalamku. Kemudian sambil memeluk dari belakang kuraih wajahnya dan kulumat kembali bibir mungilnya, sementara kugesek-gesek penisku yang sudah menegang di dalam cd-ku kearah pantatnya. Sedang tangan kiriku asyik memilin puting dan meremas buah dadanya bergantian, jari tengah tangan kananku mulai mengorek-ngorek kemaluan Erni dari luar rok abu-abu panjangnya.

“Emmhh… mmhh..”, desahnya tertahan oleh ciumanku sedangkan kedua tangannya pasif memegangi tangan-tanganku yang sedang bereksplorasi seakan mengikuti permainan ini.

Beberapa menit kemudian kusuruh Erni membungkuk sambil tangannya memegang pinggiran meja hias yang ada di depannya. Lalu kusingkap roknya keatas sampai sepinggang. “Wauw indah sekali…”, desahku perlahan melihat pemandangan yang ada dihadapanku ini. Pantat yang bulat sekal ditopang sepasang paha dan betis mulus dan bersih. Kutarik celana dalamnya kebawah. Mataku menatap kagum keindahan pantatnya yang putih mulus. Sejenak kuelus dan kuremas bokong indah itu sambil sesekali menciuminya dengan gemas. Erni hanya bisa menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar mendapat perlakuan seperti itu.

Setelah itu kurentangkan sedikit kedua pahanya dan kulihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus menebarkan baunya yang khas. Kusibakkan vagina gadis ini dan dengan jari tengahku kukorek-korek.
“Emmmhh….”, tiba-tiba tubuhnya menggelinjang hebat sambil pahanya bergerak seolah hendak menjepit tangan kananku yang sedang memainkan liang surganya.

Terus kukorek-korek sampai jariku mulai kebasahan oleh cairan kewanitaan yang keluar dari sana. Nafas dan desah kecilnya memburu membuat gairahku meningkat. Kurasa ini saat yang tepat untuk mulai beraksi karena penisku sudah menuntut untuk dimasukkan. Kutarik jariku, lalu kurebahkan tubuhnya ke ranjang. Matanya menatap sayu kearahku yang tinggal bercelana dalam.

“Ihhh..!!”, pekiknya pelan sambil menutup wajahnya begitu melihat kemaluanku yang besar tegak mengacung didepannya. Perlahan kudekati Erni sembari menarik kedua belah tangannya.

“Kenapa sayang?”, tanyaku sambil tersenyum.

“Takut om, punya om besar sekali. Nanti sakit.”, ujarnya ketakutan.

“Tenang sayang nggak sakit koq. Cuma kayak digigit semut sebentar”, jawabku sembari mencium bibirnya untuk meredakan ketakutannya.

Kedua tanganku tidak ketinggalan memainkan payudara dan liang vaginanya.
“Mmmhh.. cupp.. cupp”, desahnya tertahan oleh ciumanku. Sedangkan nafas gadis ini mulai memburu pertanda ia semakin terangsang. Tak lama kemudian kurasakan ujung jariku semakin basah oleh cairan yang keluar dari kemaluannya.

“Ah, ini dia saatnya”, ujarku dalam hati lalu kurentangkan kedua pahanya lebar-lebar. Lalu sambil bertumpu dengan lengan kiriku, tangan kananku membimbing sang penis memasuki kemaluannya.

“Ouhh… sshhh..!”, desisnya sambil menyeringai menahan rasa sakit saat penisku perlahan memasuki liang kenikmatannya. Kedua tangannya menggenggam erat seprei ranjang seakan bersiap untuk menerima kejutan lebih lanjut. Luar biasa! Penisku terasa kesulitan menembus vaginanya. Perlahan senti demi senti kemaluanku menembus lubang sempit siswi SMK ini. Akhirnya aku berhasil membenamkan seluruh batang kejantananku kedalamnya. Kurasakan nikmat luar biasa ketika penisku terasa seperti diurut oleh denyutan dinding kemaluan gadis ini. Sesaat bisa kurasakan kalau ada sesuatu yang menetes keluar dari kemaluannya. Nampaknya keperawanan gadis ini jebol sudah.

Kemudian perlahan kupompa maju mundur. Paras cantik Erni nampak mengernyit menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya. Namun lama kelamaan seiring dengan makin lancarnya genjotan penisku, mimik wajahnya berubah seperti mulai menikmati permainan ini.

“Shhh.. hehh.. hhhh”, desah kecil bibir mungilnya sembari kedua tangannya mencengkeram erat lenganku yang sedang bertumpu disamping tubuhnya.

Melihat wajah yang cantik sedang berdesah ini membuatku semakin bergairah. Segera kulumat bibir itu sambil memainkan lidahku di dalamnya dan ternyata ia juga membalas dengan memainkan lidahnya.
“Mmmhh… cupp… cupp…”, bunyi ciuman kami berdua yang diselingi permainan lidah.

Semakin lama semakin cepat genjotanku dan secara refleks Erni melingkarkan kedua kakinya ke pinggulku. Hampir sepuluh menit lamanya kami bersenggama dengan posisi ini dan tidak lama kurasakan lubang senggamanya semakin basah.

“Ouuhhh…. ohhhh…. Omm…. Err.. nnii.. mo.. pipisss..”, getar suaranya menahan suatu dorongan luar biasa dari tubuhnya. Nampaknya dara bertubuh sintal ini akan mencapai klimaksnya. Dan benar saja, tubuhnya bergetar melengkung ke belakang sedangkan pahanya yang melingkar di pinggulku menjepit erat. Terasa sesuatu yang hanyat menyemprot keluar dari dalam vaginanya membasahi penisku. Sejenak kuhentikan genjotan sambil mencabut penisku dari liang senggama dara montok ini.

Nampak penisku dibasahi oleh cairan vagina bercampur darah. Begitu juga vaginanya dan dengan secarik tisu kubersihkan kemaluan kami berdua. Beberapa menit kemudian kurangsang Erni kembali untuk menuntaskan hasrat birahiku yang belum tuntas. Tak lama kemudian vaginanya mulai basah pertanda dia sudah kembali terangsang.

Kemudian dengan mesra kuajak ia turun dari ranjang. Lalu kusuruh dia agar membungkuk membelakangiku. Tangannya bertumpu dipinggir ranjang sedangkan kedua kakinya menjejak ke lantai. Rok abu-abu panjangnya yang sempat terjurai kebawah kuangkat lagi sampai sepinggang. Sambil mencengkeram pantatnya yang montok dengan tangan kiriku, tangan yang kanan mengarahkan penis yang tegak mengacung ke arah vaginanya. Sejenak kugesek-gesekkan di bibir kemaluannya yang mulai basah tadi.

“Ohhh…”, desahnya pelan sambil menundukkan kepala sambil tangannya meremas-remas seprei.

Kini ujung penisku benar-benar terasa basah oleh cairan kewanitaan yang mengucur dari dalam kemaluannya. Perlahan dengan bantuan tangan kanan aku mulai melakukan penetrasi. Tidak seperti tadi, sekarang walau masih terasa sempit kemaluanku dengan lancarnya menerobos masuk sampai pangkal penisku menyentuh bokongnya. Kubiarkan penisku yang terbenam penuh didalam liang senggama gadis ini sejenak. Lalu dengan perlahan kumaju mundurkan selangkanganku. Kulakukan dengan tempo lambat untuk beberapa saat lalu secara bertahap kupercepat sodokanku.

“Ahhh… ahhh… uhhh… uhhh”, desah Erni yang semakin lama semakin kencang. Tubuhnya terguncang-guncang karena sodokanku yang makin lama makin cepat. Sambil menyetubuhinya dari belakang kedua tanganku beraksi meremas dan mencengkeram pantatnya.

“Plakkk… plakkk…”, bunyi selangkanganku saat berbenturan dengan bokongnya. Terkadang kuremas kedua buah dadanya dari belakang

“Ohhh… Errrnnniii… sayyyanggg… ennakk… khammuu… memang… nikmaatt.. sshhh..”, racauku sembari menggenjot pantatnya dengan cepat.

“Emmmhhh… ohhh… omm… mmhh”, desah siswi berjilbab itu seakan merespon racauanku sembari kepalanya bergoyang kanan kiri terkadang menunduk kebawah menahan nikmat. Tubuh kami berdua kini benar-benar basah kuyup bermandikan keringat. Jilbab dan rok sekolah yang melilit dipinggang Erni juga ikut basah karenanya.

Tak terasa lebih dari 10 menit kami berdua bersetubuh dalam posisi ini. Lama kelamaan dorongan berejakulasi tidak dapat kutahan lagi. Sedangkan gadis yang sedang kugenjot ini juga mulai menampakkan tanda-tanda akan orgasme.

“Ouhh… omm… Errrhhh… nnnii… mauh… pipisss lagihhh…”, kata dara manis ini dengan nafas terengah-engah.

“Ssshh… tahhann… sedikitt… llagii… sayyyaaangg. Ommh… jugga… mo.. nyampee..”, ujarku sembari mempercepat laju sodokanku.

“Ohhhh….”, erang Erni dengan tubuh menegang dengan kepala mendongak seraya vaginanya megucurkan cairan. Bersamaan dengan orgasmenya Erni akupun mencapai klimaks. Lalu kupeluk pinggangnya erat-erat sembari membenamkan penisku dalam-dalam.

Dan,”Ahh….!”, lenguhku nikmat seraya memuntahkan air maniku. Liang senggamanya sekarang dipenuhi oleh campuran spermaku dan cairan vaginanya. Kemudian kami berdua terkulai lemas sisi ranjang dengan posisi aku menindihnya dari belakang. Kubiarkan sejenak kemaluanku yang masih tegang didalam vaginanya.

Hari menjelang sore, tak terasa kami terlelap puas. Saatnya aku mengantar Erni pulang. Tak lupa sebelumnya kuberi dia pil pencegah kehamilan. Dan sesuai dengan janjiku padanya tadi, kami mampir dulu di pusat perbelanjaan dan kuberikan semua yang ia mau plus uang untuk kebutuhan sekolahnya.

Dalam perjalanan mengantarkannya pulang aku sempat menikmati tubuhnya sekali lagi. Di tempat yang sepi dan gelap jauh dari keramaian kutepikan sedanku. Sembari menyuruh Erni pindah kepangkuanku kugeser mundur tempatku duduk. Sambil ia duduk membelakangiku kusingkap rok abu-abu panjangnya dan kusibak celana dalamnya. Lalu bersetubuhlah kami sampai klimaks. Setelah puas kulanjutkan perjalanan mengantarnya pulang. Sebelum sampai ditujuan aku berjanji padanya untuk meghubunginya kembali bila aku cuti atau libur.

Petualanganku dengannya berlanjut beberapa bulan kedepan. Dan sekarang gadis remaja itu menjadi mahir bermain seks dengan berbagai macam posisi. Sampai akhirnya aku memutuskan kontak dengannya karena ingin mencari petualangan yang baru lagi

Senin, 17 September 2012

CERITA PANAS SERU DEWASA : DI KOCOKIN MBAK PENJAGA WARNET

CERITA PANAS SERU DEWASA : DI KOCOKIN MBAK PENJAGA WARNET, Selama 4 hari ini hidupku penuh dengan mengerjakan tugas tugas dan tugas, bahkan aku hampir tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hari Jumat semua tugasku terselesaikan dan kupikir aku bisa tidur dengan nyenyak, eh ternyata aku malah nggak bisa tidur karena beberapa hari tidak tidur tepat waktu menyebabkan siklus tidurku menjadi berubah. Setelah mencoba berbagai posisi untuk tidur tetap tidak bisa, aku memutuskan untuk pergi keluar mencari hiburan. Ke warnet aja ah, pikirku, nyari-nyari koleksi gambar porno sama cerita-cerita hot sekalian 'mengeluarkan' semua masalahku.

Waktu itu sudah jam 12 malam waktu aku pergi ke warnet, samapai di sana aku kaget karena yang jaga adalah wanita yang dulu pernah menggodaku saat aku minta copy film-film BF dari warnet tersebut ke CD, karena biasanya kalau jam begini suaminya yang jaga.

"Ada yang kosong, Mbak?" tanyaku.

"Mas pilih aja sendiri, cuma dua kok yang kepake, lainnya kosong," jawabnya.

"Wah Mbak, kok jadi kayak ke panti pijat aja pilih sendiri, ada katalog pemijatnya Mbak?" balasku sambil bercanda.

"Ih, Mas nih nakal ya, sudah biasa ke tempat gituan ya kok bisa tahu? Hayoo.."

"Ah, nggak kok Mbak, cuma pernah baca aja. Aku main dulu ya Mbak, maksudnya main internet, jangan mikir yang jorok dulu."

"Yee.., sudah tahu, emang selain main internet di situ mau main apa lagi?"

"Mainan mouse, mainan keyboard, mainan.. Ada deh, Mbak mau tahu aja sih."

"Iih.. Nakal, sudah main mainan kamu sana!"

Terus terang aku ngelihat Mbak itu aja sudah tegang lho, apalagi diajak becanda yang jorok-jorok, iihh.., jadi nggak tahan mau 'ngeluarin'. Sebut saja nama Mbak itu Meri, dia sudah bersuami tapi body tetap terawat. Dengan payudara yang kelihatan mantap bila dipegang, 34D mungkin (mungkin lho), dipadu dengan pantat semok yang bulat padat, walaupun tidak terlalu tinggi tapi sudah cukup menggoda imanku, hehe. Tidak putih, agak hitam, dengan wajah yang lumayan di umurnya yang sekitar 27-an.

Aku mulai dengan membuka e-mailku, sambil menunggu loading aku membuka mirc dan masuk ke channel #ngewe sambil baca cerita-cerita panas yang ada di channel itu. Nggak percaya? Coba aja sendiri! Aku juga buka sumbercerita.com (tentunya). Di masing-masing komputer terdapat koleksi film-film BF dari barat sampai timur, segala macam ras ada, jadi nyambi nonton juga.


Biasanya aku ke warnet untuk ngambil cerita dan gambar-gambar untuk kubawa ke kos, terus lihat di komputerku sambil.., kalian para cowok pasti tahulah. Tapi karena masalah yang sudah terlalu banyak menumpuk dan ditambah dengan godaan si Mbak tadi, akhirnya aku nggak tahan untuk 'ngeluarin' semuanya, lagipula aku belum pernah 'keluar' di warnet, jadi nyoba sensasi barulah. Saat aku sudah hampir 'keluar' buru-buru aku pergi ke kamar mandi yang letaknya (sialnya) di depan Mbak itu dengan anu-ku yang sedang di puncak ketegangannya.

"Mbak, kamar mandinya boleh dipakai?' tanyaku.

"Boleh, pakai aja. Tapi barusan ada orang yang barusan masuk, jadi tungguin saja bentar."

Sial, pikirku. Dasar orang tidak bermoral, menyiksa orang yang sedang di jalan menuju kenikmatan. Apalagi dari tadi aku lihat si Mbak itu lagi ngelihatin ehm, itu-ku yang lagi tegang. Terpaksa aku balik badan menghadap ke pintu kamar mandi karena malu, walaupun tambah tegang lagi gara-gara dilihatin. Aku menunggu dengan resah dan wajah yang kesal penuh dengan keringat, dan nafasku yang nggak beraturan, di depan dia lagi.

"Emangnya mau ngapain sih Mas, kok buru-buru amat, kelihatannya nggak sabaran gitu?" tanya si Mbak itu.

"Eh, nggak kok, cuma mau kencing saja, sudah nggak tahan nih."

"Masa' nahan kencing saja sampai keringetan, nafas kamu juga ngos-ngosan gitu, jangan-jangan kamu mau..? Sudah nggak tahan ya? Perlu dibantuin nggak?" godanya.

Dia ngomong gitu aku jadi malu, nunduk, dan anu-ku kok anehnya nggak turun-turun, tetap tegang.

"Uh, dasar Mbak ini jorok, dibilangin aku sudah kebelet kencing kok."

"Kebelet kencing apa kencing? Ntar yang keluar bukannya kuning malah putih lagi."

"Putih? Emang apaan Mbak? O ya, di dalem ada sabunnya nggak? Sekalian nyabun, ngebersihin maksudnya."

"O tentu ada dong, kan kami juga ikut membantu bagi orang-orang yang kepengen nyabun, kaya kamu gitu."

"Yee.. Mbak nih. O ya, tawaran bantuannya tadi jadi nggak, he.. he.."

"Kamu ini kok denger aja sih pertanyaan basa basi gitu? Tapi nanti siapa yang jaga dong?"

"Nggak kok Mbak, cukup dengan ngelihat Mbak saja itu sudah membantu kok."

Akhirnya orang yang di kamar mandi tadi keluar dengan tampang yang penuh kenikmatan, aku dan si Mbak berpandangan sambil sedikit tersenyum ngelihat si orang tadi.

"Sudah ah Mbak, sudah nggak tahan nih, aku masuk dulu ya."

"Iya iya, masuk sana, keburu lemes duluan ntar. Semoga sukses ya!" godanya sambil memberi semangat.

Kututup pintu kamar mandi, dan aku mulai melepaskan celana pendek dan celana dalamku yang menahan 'adik'ku ini untuk maksimal. Aku membersihkan tanganku dulu, lalu mulai mengelus-elus kepala 'adik'ku. Kuelus ujungnya, karena tidak disunat jadi ujungnya masih ada sedikit kulit yang menutupi lubang 'anu'ku. Sambil membayangkan hal-hal yang porno, termasuk jika aku sedang bercinta dengan Mbak tadi, kujepit ujung kemaluanku dengan dua jari kananku, lalu kugosok-gosok dengan jempol kananku. Rasanya geli (coba aja), lalu aku mulai mengambil sabun, mengusapnya di tangan dan batangku. Aku pegang batangku, aku kocok-kocok, makin lama makin cepat dan akhirnya keluarlah segala masalahku. Mungkin karena terlalu nikmat sehingga tanpa sadar aku sedikit melenguh, aku lupa kalau itu sedang di kamar mandi warnet. Tapi ya sudahlah, paling-paling nggak ada yang denger. Habis itu aku cuci dengan bersih batangku dan tanganku, kupakai lagi CD dan celanaku, lalu aku keluar untuk kembali ke KBU ku.

"Sudah puas keluarnya?" tanya si Mbak tadi, yang sedikit mengagetkanku.

"Keluar apaan? Lagian, kok Mbak tahu?"

"Abisnya tadi aku denger suara kamu, aku pikir kenapa, tapi ah paling-paling juga gitu. Berarti nggak perlu bantuan Mbak dong?"

Mendengar godaannya itu aku menjadi tegang lagi, kebetulan 'burungku' kuhadapkan ke atas, jadi kalau tegang kelihatan ada yang menonjol di bagian depan celanaku.

"Tuh kan, Mbak godain sih, jadi tegang lagi nih. Hayo, Mbak harus tanggung jawab!" candaku sambil mengharap kali aja dia benar-benar mau, kan rejeki.

"Ya sudah Mbak tanggung jawab, tapi gimana?"

"Nggak kok Mbak, cuma becanda. Aku balik ke KBU ku dulu ya Mbak."

Aku balik dan duduk kembali di depan komputerku, dan mulai membuka situs-situs hot lagi. Rencana sih mau aku bawa ke pulang buat nanti, gara-gara si Mbak itu jadinya aku tegang lagi, dan tanggung kalau nggak dikeluarin sekalian.

Tak disangka tak dinyana, beberapa saat setelah aku duduk si Mbak tadi datang dan duduk di sampingku. Kaget, itulah yang terlintas pertama kali di pikiranku. Aku dengan terburu-buru menutup situs-situs dan mirc ku yang semuanya berisi sesuatu yang hot-hot karena malu.

"M.. M.. Mbak ada ap.. ap.. apa kesini?" tanyaku sambil terbata-bata.

"Iiihh, kamu nakal ya, suka buka-buka situs gituan. Ntar Mbak sentil lho!"

"Jangan ah, ntar Mbak nyentilnya milih lagi. Yah, itu kan kegiatan seorang cowok normal, lagian daripada buka-buka yang lain mending buka situs aja."

"Terserahlah, Mbak ke sini kan mau mempertanggungjawabkan godaan Mbak tadi. Gimana, jadi nggak?"

Wah, pucuk dicinta ulampun tiba nih. Rejeki nomplok datang dengan sendirinya. Lagian kebetulan keadaan warnet juga lagi sepi, makanya dia berani datengin aku.

"Wah, siapa sih yang bisa nolak Mbak. Hehe, ngerayu dikit nggak papa kan Mbak?"

"Tapi buruan ya, soalnya aku takut kalau ada orang lewat atau nyari Mbak kan nggak enak. Tapi gimana caranya? Yang cepet, dalam hal proses dan kalau ada hal yang nggak diharapkan."

"Umm.. Gimana kalau Mbak kocok saja pake tangan? Kalau mau cepet ya dari luar aja."

"Iya deh, sini."

Pertama dia menyentuh kemaluanku, rasanya enak banget, soalnya baru ini aku dipegang oleh orang lain, sama cewek lagi. Sambil dia megang 'burung'ku aku sambil baca cerita-cerita hot di sumbercerita.com.

"Mbak penasaran nih ingin lihat punya kamu, keluarin aja ya?"

"Tapi kalau ada orang gimana? Ntar bisa jadi gosip dong?"

"Nggak papa, Mbak sambil ngawasin sekitar juga. Keluarin ya?"

"Terserah Mbak deh."

Perlahan dia membuka retsletingku lalu kancing celanaku. Lalu dielusnya burungku sebentar dari luar CD ku, walaupun dari luar tapi rasanya merasuk ke dalam. Dia mulai membuka belahan CD ku (biasanya merk CD GT-Man ada belahannya di bagian depan, tul nggak para cowok?), terlihatlah 'kepala' nya. Dengan lembut dia mengeluarkan 'milik'ku dari sarangnya, seperti bayi yang dilahirkan, keluar kepalanya dulu baru badannya. Ukuran 'burung'ku memang tidak terlalu panjang, sekitar 14 cm dan cukup untuk digenggam oleh tangannya.

Dia mulai memegang 'batang'ku dengan lembut, menggerakkan tangannya naik turun. Sambil melihat ekspresi wajahku yang sedang keenakan sambil membaca cerita-cerita panas di layar monitor. Dia meludahi tangannya lalu dioleskannya ke 'batang'ku, agar tidak lecet katanya. Gerakannya mulai dipercepat, tiba-tiba dia berhenti. Aku bertanya dalam hati, tentu saja itu mengecewakan. Dia mulai meludahi tangannya lagi, lalu menjepit ujung kemaluanku dengan dua jarinya, dan mengelus lembut ujung 'burung'ku, seperti yang biasa kulakukan. Tentu saja itu membuat aku keenakan, dan sedikit mendesah membuatnya makin bersemangat.

"Oo.. Ternyata di situ ya titik rangsangmu?"

"Iya Mbak, kok Mbak tahu? Sama di ujung bagian bawah juga Mbak."

"Iya dong, habisnya suami Mbak kalau Mbak oral paling geli di situ juga."

"Wah, jadi kepengen juga nih di oral sama Mbak, Mbak mau nggak?"

"Jangan dulu, kita kan baru sekali ini. Kapan-kapan saja ya. Gini juga kamu nanti sudah sangat pas kok, jaminan mutu!"

"Iya deh Mbak, jadi nggak sabar nih. Tapi gini juga sudah enak kok Mbakkhh.."

"Hihi.., kena kau!"

Dia sengaja membuatku keenakan dengan sentuhannya tadi. Semakin lama dia menyentuh dan mengocok 'burung'ku, semakin ingin aku untuk 'keluar', tapi aku tahan biar nggak malu-maluin, masa' cepet amat.

"Mm.. Mbak, aku boleh megang punya Mbak nggak?"

"Nggak, jangan dulu."

"Yah, padahal aku kepengen Mbak, daripada cuma bisa bayangin aja."

Sebentar dia berpikir, tapi masih tetap mengocok 'burung'ku.

"Iya deh boleh, tapi cuma payudara Mbak, dan dari luar aja. Takutnya kalau dari dalem terus ada orang dateng gimana?"

"Horee.. Dari luar aja sudah seneng kok Mbak."

"Tapi pelan-pelan ya, jangan kasar-kasar."

Mulai kupegang buah dadanya yang menggantung indah itu dari luar, sedikit kuremas agar dia kerasa. Kuelus-elus dengan jariku payudara bagian atasnya yang tidak tertutup oleh BH nya. Dia sedikit merem, keenakan kali, dan dia semakin meremas 'burung'ku yang sedang ada di genggamannya. Kuremas lagi 'susu'nya, kuputar-putar tanganku yang menyebabkan buah dadanya ikut bergerak seiring dengan putaran tanganku.

Wow! Ternyata buah dada perempuan itu empuk dan kenyal ya, baru kali ini aku bisa megang payudara yang selama ini cuma bisa aku bayangkan. Semakin kupegang semakin ingin juga aku untuk 'keluar'. Gerakan tangan si Mbak juga semakin intens, dan sepertinya aku sudah nggak tahan lagi untuk 'keluar'.

"Mmbakkhh.. Aku.. Udakhh.. Mau.. Kke.. Eeluarrkh.." erangku yang semakin tinggi menuju ke puncak klimaks.

"Ayo keluarin yang banyak, biar Mbak nggak rugi capek-capek bantuin."

"Mmmhh.. Mbakkh.. Aku.. Aku.. Keluarr.."

Crot.. Crott.. Crott.. Dengan sigap si Mbak menampung semua maniku ke tissue yang sudah disiapkannya. Aku mengeluarkan segala mani yang ada di dalam kantung zakarku, dan remasanku pada payudara Mbak itu semakin keras, mataku merem melek merasakan kenikmatan yang amat sangat yang baru aku rasakan kali ini. Semua mani yang keluar tadi sampai nggak cukup ditampung oleh tissue sehingga tangan si Mbak itu juga terpaksa ikut menadahinya. Aku duduk dengan lemas di depan komputer, sambil berpikir, apakah ini benar-benar terjadi?

"Wah, kok banyak banget ya, lebih dari yang Mbak kira. tahu gini Mbak tadi bawa tissue banyak, jadi kotor deh tangan Mbak. Mbak ke kamar mandi dulu ya."

Aku hanya bisa mengangguk dengan lemas, karena semua tenagaku sudah habis untuk mengeluarkan maniku di ronde yang kedua tadi. Setelah memulihkan tenaga sebentar, aku Log Out dari komputerku, lalu ke operator unutk membayar. Kucari-cari si Mbak tadi, eh tahunya dia lagi di kamar mandi, sempat kudengar juga desahannya dari luar. Wah, si Mbak ini juga masturbasi ternyata. Sesaat kemudian dia keluar dan sedikit kaget karena aku sudah menunggunya di meja operator.

"Ehm, Mbak habis ngapain kok lama banget?" godaku sambil tersenyum nakal.

"Hihi, mau tahu aja deh kamu."

"Sudah lama, pake mendesah-desah lagi, wah pasti Mbak juga ya?"

"Ih, dasar tukang nguping, nakal kamu ya. Awas, tunggu hukuman buat kamu nanti!"

"Kalau hukumannya membuat nikmat sih nggak papa, hehe. Lain kali saja kalau aku ke sini lagi, ya. Mbak nggak keberatan kan?"

"Kalau sepi saja lho ya, entar hukumannya lebih dari tadi deh pokoknya."

Mendengar itu aku jadi tegang lagi, dasar nggak tahu tuannya sudah capek tetep tegang lagi. Lalu aku membayar dan berpamitan sama Mbak tadi, sambil meremas payudaranya sebentar.

"Iihh.. Nakal, sudah pulang tidur sana! Jangan mikir yang macem-macem, entar mimpi basah lho!"

"Makasih ya Mbak, kapan-kapan kalau lagi ingin aku ke sini lagi ya?"

"Iya iya, sudah pulang sana."

Lalu aku pulang dan hanya tersenyum saja di perjalanan. Kulihat HP ku, ternyata sudah jam 3 pagi. Sampai di kamar aku langsung menjatuhkan diri di kasur dan tidur, sambil tetap tersenyum mengenang kejadian tadi.


CERITA PANAS SERU DEWASA : DI KOCOKIN MBAK PENJAGA WARNET

Kamis, 13 September 2012

CERITA HOT DEWASA : PENGALAMAN PERTAMA DI EMUT

CERITA HOT DEWASA : PENGALAMAN PERTAMA DI EMUT, Perkenankan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Eko sekarang usia 38 tahun. Saya ingin menceritakan pengalaman pertama dengan wanita yang usianya lebih tua. Hal ini menarik untuk diungkapkan karena saya menganggap bahwa peristiwa tersebut yang membuat saya sangat menyukai bercumbu dengan wanita yang usianya lebih tua walaupun dengan wanita yang usianya lebih muda juga saya dapat menikmatinya.

Mbak Ami, seorang wanita yang pada saat itu usianya sekitar 19 tahun, yang memperkenalkan saya bagaimana mengenal organ wanita berikut dengan cara pengolahannya sehingga mendapatkan kepuasan.

Pengalaman ini dimulai ketika Mbak Ami menginap untuk beberapa hari di rumah saya karena dia akan mengikuti ujian masuk pada sebuah Akademi Perawat di kota Yogya. Mbak Ami berasal dari kota Cilacap dan teman dari sepupu saya. Karena tidak ada saudara di Yogya maka oleh sepupu saya diminta untuk menginap di rumah.


Pada hari-hari pertama keberadaan Mbak Ami di rumah, saya merasa canggung untuk berinteraksi dengannya. Hanya sekali-sekali saya berbicara dengan Mbak Ami. Setelah beberapa hari, baru saya merasa mulai ada kedekatan karena saya sering ngobrol dengan Mbak Ami. Hubungan saya dengan Mbak Ami menjadi semakin dekat dimana diawali pada saat saya disuruh oleh orang tua untuk membeli makan malam dan saya mulai berani untuk mengajak Mbak Ami pergi bersama karena saya menganggap dia lebih tahu menu makanan untuk makan malam. Dengan menggunakan vespa butut, kami berboncengan dan sepanjang perjalanan kami bercerita berbagai hal. Selama perjalanan beberapa kali saya merasakan buah dada Mbak Ami menyentuh punggung saya dan saya yang pada saat itu masih berusia 16 tahun benar-benar menikmati sentuhan yang tidak sengaja itu.

Sampai pada suatu saat, kedua orang tua saya harus pergi keluar kota untuk beberapa hari dan meminta saya untuk menjaga rumah. Mbak Ami sendiri diminta oleh orang tua saya untuk menemani dan dikarenakan masih menunggu hasil test saringan masuk Akademi Perawat maka Mbak Ami menyetujui untuk menemani saya. Sehingga hanya berdua saja di rumah yaitu Mbak Ami dan saya.

Oh, iya saya belum mendeskripsikan sosok tubuh dari Mbak Ami.

Mbak Ami memiliki postur tubuh yang baik dimana tinggi 160 cm dengan berat badan kira-kira 50 kg. Rambut hitam lebat sebahu dengan hidung yang bangir serta matanya yang bagus (apalagi kalau sedang melirik.., seksi sekali). Mbak Ami selalu menggunakan celana jeans dengan ukuran 28 dan memakai Bra ukuran 34 C (itupun saya tahu setelah tanya dengan Mbak Ami).

Setelah makan malam, seperti biasa saya menonton acara televisi sedangkan Mbak Ami baru bergabung setelah selesai membereskan meja makan.

"Ko.. Acaranya bagus nggak?" tanya Mbak Ami.

"Lagi acara lagu-lagu" balas saya.

"Mau ikutan nonton ini atau mau cari acara yang lain?" saya bertanya balik kepada Mbak Ami.

"Sudah.. Biar ini aja" sahut Mbak Ami sambil duduk disamping saya.

Karena agak membungkukkan badannya, saya sempat mencuri pandang ke arah dada Mbak Ami yang pada saat itu memakai daster dengan belahan dada agak rendah. Kemudian kami menonton bersama sambil duduk berdampingan dan saya sekali-sekali mencoba untuk melihat ke bagian dada, siapa tahu saya bisa melihat lebih jelas isi bagian atasdari balik daster Mbak Ami.

Sambil menonton TV, kamipun bercerita dan dengan perasaan ragu, saya coba untuk menggenggam tangan Mbak Ami dan ternyata tidak ada penolakan bahkan Mbak Ami kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu saya. Terus terang pada saat itu, saya merasa kaget karena apa yang saya terima ternyata jauh dari dugaan saya.

Dengan keyakinan penuh, saya tarik kepalanya dan saya mulai cium bibirnya. Mbak Ami membalas ciuman saya dan bibir kamipun saling mengecup, untuk beberapa menit berciuman dilanjutkan dengan saling bertautnya lidah kami. Sambil berciuman dan saling menggigit, tangan sayapun mencoba untuk menyusup ke balik dasternya.., meraba dan meremas-remas buah dadanya. Kemudian ciuman saya alihkan dari bibir turun ke dadanya dan ooh.. Putingnya sudah mengeras dan terus saya isap putingnya bergantian yang kiri dan kanan. Mbak Ami pun tidak mau ketinggalan, tangannya telah meraih penis saya yang sudah mengeras.. Dan mengusapnya dari luar.

"Ko.. Buka celananya, Mbak pingin pegang penis kamu", pinta Mbak Ami.

Dengan terpaksa, saya berhenti mengisap puting Mbak Ami dan berdiri untuk melepaskan celana. Begitu terlepas, Mbak Ami langsung menggengam dan mengocok penis saya..

"Ach.. Mbak enak sekali.. Terus Mbak" sambil tangan saya mulai meremas buah dadanya kembali.

"Ach.. Oh.." Saya terus melenguh, begitupun dengan Mbak Ami..

Aksi saling menggemam dan meremas berlangsung kira-kira 20 menitan dan saya mencoba untuk membuka celana dalam Mbak Ami.

"Mbak.. Saya buka ya.. " pinta saya. Mbak Ami hanya mengangguk dan sayapun menurunkan celana dalamnya, Mbak Ami membantu dengan mengangkat pinggulnya agar celana dalamnya mudah dilepaskan. Begitu terlepas, terlihatlah vagina dengan rambutnya yang tidak terlalu lebat.

Tangan sayapun langsung mengelus bagian luar vaginanya dan Mbak Ami pun melebarkan kedua pahanya sehingga tangan saya lebih leluasa mengusap-usap bagian luarnya.

"Ko.. Kamu jilatin yach", kata Mbak Ami sambil menarik turun kepalaku ke selangkangannya.

Saya bingung, "Mbak, saya belum pernah" kata saya.

"Sudah nggak apa-apa, enak khok.., coba dech", sahut Mbak Ami sabil merubah posisi badannya sehingga kami dalam posisi 69.

Saya pun menurut dan mulai menjilati.. Asin rasanya.. Tetapi saya menikmatinya dan terus menjilat, kadang-kadang menggigit ringan bibir vaginanya. Selain menjilati dan menggigit, lidah saya juga saya masukkan ke dalam lubang vaginanya.

"Ach.. Terus Ko.., terus.." begitu Mbak Ami mendesah..

Sayapun terus melakukan aktivitas itu dan Mbak Ami semakin semangat mengocok dan meremas penis saya. Karena hal ini baru bagi saya, maka setelah beberapa menit, penis saya mulai berkedut..,

"Mbak.. sudah mau keluar nich", kata saya dan Mbak Ami semakin kencang mengocoknya dan sayapun semakin cepat menjilati vagina Mbak Ami.. Dan.. "Ach.. Oh.. Mbak, mau keluar nich", saya mengerang nikmat dan tanpa menghentikan kocokannya, Mbak Ami langsung mengulum dan menyedot penis saya dan.. Keluarlah air mani saya, Mbak Ami juga sempat menelan sedikit (katanya). Kemudian Mbak Ami mengambil celana dalamnya dalam me-lap penis saya sampai habis sisa-sisa air mani saya.

Setelah kejadian malam itu, kamipun melakukannya sekali lagi di kamar Mbak Ami karena saya tidak bisa tidur dan selalau terbayang apa yang baru diajarkan oleh Mbak Ami.

"Mbak, saya nggak bisa tidur, inget terus yang tadi tuch", kata saya kepada Mbak Ami.

"Sini Ko.. Tidur sebelah Mbak aja, kata Mbak Ami sambil menggeser badannya agar saya bisa tidur di sebelah Mbak Ami.

Sayapun tiduran disampingnya dan langsung kami berciuman lagi. Seperti sudah paham apa yang kami mau, tangan saya dan Mbak Ami langsung menuju kesasaran utama dan dalam waktu singkat kami sudah sama-sama bugil.

"Mbak, saya ingin nyoba masukkin" kata saya.

"Saya masih perawan lho", jawab Mbak Ami sambil terus meremas dan mengocok penis saya.

Karena saya sudah benar-benar terangsang, saya terus mengusap dan mencoba untuk memasukkan penis saya ke vaginannya. Setelah beberapa kali saya mencoba untuk memasukkan penis saya ke lubang vagina Mbak Ami, ternyata sulit juga.

"Ich.. Susah banget, khok meleset terus" kata saya kepada Mbak Ami.

"Khan Mbak sudah bilang, kalau aku masih perawan", kata Mbak Ami

"Selama ini paling hanya jarinya pacar Mbak aja yang masuk kesitu, dia nggak mau kalau penisnya dimasukin" kata Mbak Ami lagi.

Karena penasaran dan sayapun belum pernah melakukan hal itu, maka saya coba lagi untuk memasukkan penis saya ke lubang vagina Mbak Ami. Pada akhirnya, kepala penis saya berhasil masuk tetapi kemudian sambil meringis Mbak Ami kemudian bilang,

"Ko.. Sakit sekali".

"Kamu yakin mau masukin penisnya" kata Mbak Ami lagi..

"Ntar kalau keluar maninya di dalam gimana?" lanjut Mbak Ami melemparkan pertanyaan kepada saya.

Jadi dengan terpaksa saya hentikan sementara aktivias sedang saya lakukan dengan posisi kepala penis saya yang sudah masuk. Kemudian saya jadi berpikir lagi dan karena memang belum berpengalaman dalam hal ini hati saya jadi ciut juga. Saya berpikir jangan-jangan malah nanti Mbak Ami jadi hamil.

Akhirnya saya tarik lagi penis saya dan..

"Dijilatin aja yach.., nggak usah dimasukin.. " kata Mbak Ami lagi,

Akhirnya saya hanya menjilati sambil memasukkan jari saya ke dalam lubang vaginanya Mbak Ami.

Och.. Och.. Mbak Ami mendesah terus sebagai tanda Mbak Ami menikmati jari saya yang masuk ke lubang vaginanya. Setelah beberapa menit saya mengolah vaginanya, Mbak Ami melenguh panjang dengan mengangkat sedikit pinggulnya dan ke dua paha nya menjepit kepala saya kemudian dalam hitungan beberapa detik mulut serta muka saya sudah kebanjiran oleh cairan yang keluar dari vagina Mbak Ami.

"Ko.. Enak sekalii.. Och.. ", demikian Mbak Ami melenguh dan sayapun kemudian terus menjilati cairan yang ada disekitar vagina Mbak Ami.

"Enak Ko", tanya Mbak Ami.

"He.. Eh", jawab saya sambil melap muka dengan menggunakan baju daster Mbak Ami.

"Tapi penisku khok nggak diapa-apain sich sama Mbak", kata saya kepada Mbak Ami.

"Ich.. Protes.. Mau ya, tapi besok ajalah sekarang kita tidur dulu, aku capek dan sudah malam", sahut Mbak Ami.

"Lagian khan Bapak sama Ibumu besok belum pulang, jadi besok kita bisa terusin", lanjut Mbak Ami.

Selesai itu, sayapun tertidur karena rasa lelah yang sangat disamping Mbak Ami dan keesokan harinya kami melakukan beberapa kali lagi oral seks yang kami lakukan di kamar, kamar mandi sambil mandi bersama, dapur dan berbagai tempat di dalam rumah karena kami hanya berdua di rumah.

Setelah kedua orang tua saya kembali, kami sempat juga melakukan oral seks pada malam hari baik dikamar saya ataupun di kamarnya Mbak Ami dan baru berakhir ketika Mbak Ami harus masuk asrama karena test masuk akademi perawatnya diterima. Sampai dengan saat ini saya tidak mengetahui keberadaan Mbak Ami padahal saya ingin sekali bertemu dengannya untuk mengulang hal itu dan mungkin dapat berlanjut sampai kepada persetubuhan yang belum pernah kesampaian untuk menghapus rasa penasaran saya.

*****

Demikian, pengalaman pertama saya dalam mengenal organ wanita yang selalu menjadi sasaran kaum pria.

E N D

 CERITA HOT DEWASA : PENGALAMAN PERTAMA DI EMUT

Kamis, 06 September 2012

KUMPULAN CERITA DEWASA - SENSASI PANTI PIJAT PLUS

KUMPULAN CERITA DEWASA - SENSASI PANTI PIJAT PLUS, Karena benar-benar capai, saya ingin pijat, maka saya pergi ke PPT dekat kantor rekanan saya bagian selatan Jakarta, maklum di rumah tidak ada yang bisa pijat. Tempatnya cukup lumayan depan rumah makan Texas, jadi habis pijat (segar plus capai hilang) bisa langsung makan, khan enak tuh, sebelumnya aku belum pernah ke tempat ini jadi niatku adalah benar-benar pijat, dengan nama Spesial Masturbasi (SM) kuberi istilah begitu karena (setelah beberapa kali) kebanyakan mereka akan menawarkan jasa seperti itu, tak lebih, sebenarnya inisial tersebut memang benar. Yang jadi persoalan adalah cara (teknik) mereka memang benar-benar profesional.

Banyaknya nama-nama WP (wanita pemijat bukan word perfect) tertulis di kepingan plastik, bagian sisi kiri adalah yang tersedia seperti Doxx, Soxx, Ixx, Axx, Wxx, Mxx, Sxx, Sxx, Nxx, Ixx, Sxx, dan teman-temannya, yang sudah dipesan (cobalah ingat daftar ini - sebab ini biasanya yang terbaik), sedangkan paling kanan sedang tugas, tetapi jangan salah terkadang resepsionis mengatur WP yang terlalu banyak tugas namanya diletakkan di tengah/dianggap dipesan biar WP lainnya merata tugasnya.

Biaya yang tertera di bandrol resepsionis VIP 1,5 jam $75, dengan kamar tertutup tirai ganda dengan dinding tembok (bukan kain/triplek). AC split sendiri, sebuah kursi dan nakash serta tempat sampah (cek apakah ada kondom, bila ada artinya tempat ini menyediakan order khusus). Cermin kecil, jam dinding, gantungan pakaian, tentunya tempat tidur (kalau sudah selesai pijat coba periksa di bawah sprei pasti ada perlaknya. Kalau ngompol biar nggak menetes ke kasur pegasnya (coba angkat perlaknya pasti di daerah pas kemaluan agak lembab kadang diberi pemutih untuk menghilangkan noda bekas ompol, kalau perlu angkat kasur pegasnya kadang-kadang menemukan bekas pakai kondom plus isinya). Sedangkan kamar biasa 1,5 jam $65 (1 jam $50) kamar ditutup kain, AC cassette dipakai bersama, tanpa kursi, lainnya sama dengan di atas. Melihat situasi di atas, sepertinya tidak ada pijat khusus seperti Monggomas, Kartika, dan lain-lain di daerah Kota.

Saya pesan Mbak Sxx ke Mbak Axx (resepsionisnya), kemudian saya dipersilakan ke kamar VIP 304, berarti saya naik ke lantai 3, dengan kondisi kamar seperti di atas.

Setelah masuk, tidak lama kemudian masuk Mbak Sxx (38D, tangan dan betis sedang, agak pendek 150 cm, sekitar 30 tahun, wajah sunda), saya melepaskan semua pakaian kecuali CD.

"Selamat siang Pak", sapa Mbak Sxx.
"Siang", jawabku.
"Mau minum apa Pak?", tanyanya.
"Teh plus krem panas tanpa gula!" kemudian dia pergi ke pesawat telepon di luar ruangan, dan kembali ke kamar lagi. Saat aku akan naik ke tempat tidur..
"Pakai krem nggak Pak?" tanya Mbak Sxx.
"Pakai!" jawabku singkat.
"Kalau gitu sekalian dilepas aja CD-nya nanti kena krem", kata Mbak Sxx.
Karena sudah telanjur tidur telungkup dengan kaki rapat, "Tolong dong lepasin!", seruku. Kan malu belum kenal udah mau lihat rudal mengkeret aja, jadi sambil tidur, CD-ku diplorotin sama dia, tentunya dengan melebarkan sedikit kakiku.
"Mbak AC-nya boleh nggak dimatiin aja, soalnya saya nggak kuat dingin?" Ini trikku karena dia pasti kepanasan, bayangin saja dia jalan sana-sini, mijat, pakai baju komplit, paling tidak blazer akan di lepas, dan tinggal kaos tanpa lengan (bahkan Mbak Soxx, kaos tanpa lengannya di angkat hingga bawah bra 42FF-nya). Jangan lupa letakkan rudal pada posisi yang aman, bila sewaktu-waktu berubah ukuran, tidak sakit.

Mulailah pijat tanpa krem ke seluruh tubuhku, dimulai dari telapak kaki, betis, paha, pantat, pinggang, punggung. Karena letak kedua kakiku agak rapat, saat dia memijat bagian telapak kaki, otomatis kakiku tertarik dengan sendirinya masing-masing terbawa ke tepi tempat tidur sehingga posisi kakiku terbuka lebar (akhirnya aku tahu maksud posisi ini untuk dapat memijat bagian dalam pahaku, menyenggol biji sedikit).

Saat memijat punggung dia naik ke tempat tidur dengan menduduki pantatku, dan paha bagian dalamnya menyentuh pinggangku, terasa dingin dan halus. Hasil sensor pantatku mengatakan bahwa dia menggunakan celana ketat hingga pangkal paha. Saat tangannya mendorong dari pinggang ke pundak, otomatis posisinya agak menunduk, terasa ada dua hal yang membuat sensor probe-ku over range. Pertama, itu payudara 38D menyentuh punggung, walau masih dibungkus bra dan kaos ada rasa kenyal gimana gitu. Kedua, Saat diduduki pasti daerah lobang pantat dia kan yang nempel di pantatku, nah saat dia menunduk otomatis daging vagina yang tembem seperti tutup bagasi VW Kodok-ku menyentuh pantatku dan ada rasa seperti kedutan, mungkin karena dia tekan pundakku sehingga tumpuannya ada di tutup bagasi itu.

Hingga akhirnya memijat bagian lipatan paha dalam yang kadang-kadang ujung jarinya menyentuh rambut di sekitar biji (kalau aku bilang sih bukan pijat tapi sentuhan atau lebih halus lagi. Padahal belum pakai krem, kalau dia sebelum melakukan ini dia bilang Punten, maka lain kali kalau ke sini lagi, aku langsung order banyakin Puntennya saja, sayang dia nggak bilang). Untuk ukuran pria normal, digituin sih ya pasti kemaluanku bangun, ibarat dongkrak mobil, otomatis pantat keangkat, karena volume kemaluan terisi penuh, untung sudah pada posisi, coba kalau lagi ketekuk, pasti tuh pantat lebih tinggi lagi ngangkatnya.

Lama nggak ngobrol, hanya mendengarkan musik sayup-sayup, dan nampaknya dia sudah menguasai keadaan-aman terkendali (lihat pantatku kadang naik dan merasakan pangkal kemaluanku keras saat pijat dekat biji tadi), keluarlah pertanyaan standar PPT.
"Ke sini sama teman Pak?" tanya Mbak Sxx.
"Nggak" jawabku.
"Sudah pernah ke sini?"
"Sudah.." agak berbohong, biar aku tahu servicenya nanti seperti apa, soalnya sesama WP mereka juga bersaing baik wajah, teknik, dan lain-lain.
"Dengan siapa Pak?"
"Wah aku lupa namanya, nggak ngingetin sih!" jawabku. Kalau kamu jawab nama WP-nya nanti dia akan tanya diservice apa aja, bayar berapa dan lain-lain.
"Berarti sering dong Pak",
"Nggak juga, asalnya dari mana Mbak?" tanyaku.
"Bandung", pembicaraan terhenti.

Dia mulai memijat dengan krem yang cukup banyak (ini pijat apa lulur krem) semuanya dari arah bawah ke atas (mungkin maksudnya ke arah jantung, agar peredaran darah lancar, nah bisa bayangkan peredaran darah lancar, kemaluan jadi keras, apa nggak tinggal muncrat saja) tapi teknik pijatnya cukup baik (menurutku) pada daerah tanpa titik rangsang dia akan tekan, tapi bila di daerah titik rangsang berubah tekanannya (bukan pijat tapi sentuhan) bayangkan aku dibikin tegang-nggak-tegang-nggak dan seterusnya, disinilah seninya seks, kalau cuma masukin - muncrat - tidur ngorok nggak ada seni, hanya kewajiban memenuhi kebutuhan.

Urutan pijat dengan krem dilakukan sama seperti tanpa krem, hanya saat dia mulai ke daerah pantat, dia ada di sisi kiriku dekat pinggang, dengan usapan dari paha luar ditarik ke atas masuk antara biji dan paha dalam mengitari lubang anus (yang terkadang sengaja disentuh) dengan kedua tangan secara bergantian, otomatis pantatku naik lagi, pindah ke betis, terus kembali ke pantat lagi (dalam hatiku harus sabar nih, bayangin coba kamu dirangsang terus dicuekin, dirangsang turus di cuekin dan seterusnya), pantas memang lobang pantat itu enak kok kalau dielus-elus, nggak pria atau wanita sama saja, apalagi di masukin. Kemudian dia pindah ke sisi kanan, kembali aku di rangsang terus di cuekin (memijat di tempat lain tanpa menghiraukan rudal yang sudah tanggung), di rangsang terus di cuekin dan seterusnya).

Setelah tahu bahwa kemaluanku keras (dengan menyentuh pangkal kemaluanku dia tahu kalau aku sudah ereksi) berarti aman terkendali, sebab kalau nggak bangun berarti dia harus bersusah payah untuk membangunkan agar dapat tip khusus. Dia pindah memijatnya ke pundak terus ke pinggang terus tangan (benar-benar dibuat kesal nih kemaluanku). Untuk pinggang dia tidak menduduki pantatku lagi, karena banyak krem, takut bajunya kotor (sebelumnya aku protes kok nggak seperti tadi mijatnya?).

Setelah itu dia kembali lagi ke pantat dan melakukan pijatan seperti tadi lagi, terpaksa aku protes keras.
"Teteh! (kakak; bahasa Sunda) tolong dong jangan dibikin pusing nih!" kataku.
"Memangnya kenapa, Pak?" tanyanya.
"Itu mijatnya bikin pusing nih",
"Ya udah Bapak diam saja, ikutin saja yah!"
"Ya sudah",
"Tetapi nanti tip-nya spesial ya Pak!" tuh kan benar.
Disinilah triknya saat kita lagi butuh banget, dia memberikan penawarannya, memang hampir semua WP berusaha mati-matian secara singkat dan seksama membuat kita tegang dan bikin pusing, yang akhirnya kalau sudah nggak kuat akan mengeluarkan work-order.
"Berapa spesialnya?" kataku lagi.
"Biasanya $100",
"Ya sudah", tanpa merinci lagi work-order seperti apa yang akan dia lakukan (soalnya aku belum tahu) lebih gila lagi aku belum tahu apakah di dompet ada $175 ($75 kamar $100 tip) dan seingatku cash only. Disinilah kelakuan para pria, di otak kepalanya yang lebih besar bisa dikalahkan dengan isi kepala bawahnya yang cenderung lebih kecil tapi bisa bikin kepala bagian atas tips buat para wanita.

Mulailah dia meraba dengan menambah krem tadi dengan baby oil (mungkin, soalnya rasanya lebih cair) di bagian pantat, terus meraba dengan ketajaman kukunya dia menyisir (bahasa kasarnya digaruk, tapi lembuut banget) rambut sekitar biji ke arah anus. Wah, volume darah di kemaluanku semakin penuh dan pantat ke angkat sebatas kemaluan, biar nggak ketindihan badanku. Tahu kalau ada celah kiri antara kemaluanku dengan pangkal paha tangannya masuk dan mengelus secara perlahan bagian paha, yah naik lagi pantatku, diulangi lagi celah kanan, yah naik lagi pantatku, pijat lagi sekitar lubang anus, yah naik lagi pantatku, hingga posisi badanku tertumpu pada lutut kaki dan siku tangan dan muka menancap di bantal. Sensasinya, jangan anggap enteng. Kucoba mengeluarkan kepalaku dari bantal dan melirik ke belakang, wah ternyata dia duduk dengan posisi mengangkang spt huruf M, kan benar pakai celana pendek ketat sebatas paha, tapi kelihatan mblendug-nya persis seperti tutup bagasi VW-ku. Aku mencoba meraih tutup bagasi itu, tapi kuurungkan, karena ini pertama kali aku ketemu dia.

Akhirnya dapat juga yang dia cari, memijat kemaluanku secara perlahan sekali lagi perlahan, seperti menimang rudal nuklir takut meledak, dengan sangat pelan tangannya ditarik sehingga hanya bagian ujung jari-jari ke arah anus seolah-olah takut kemaluanku jatuh, tangan berputar sesuai dengan bongkahan pantat, jari tangan kiri ke arah kiri dan jari tangan kanan ke arah kanan, saat ini kalau kemaluanku tidak sehat pasti jatuh (ereksi 60%-80%), tetapi yang terjadi antara kemaluan dengan badan seperti garis yang tidak bersinggungan kata geometri, keras sekali, (setelah tegang, aku bilang sama Teteh bahwa apakah tamu Teteh pijat seperti itu apa tegang semua, atau bila orang impoten apakah bisa ereksi, soalnya di atas kepalaku sudah banyak bintang kecil-kecil alias pusing).

Akhirnya aku berkata, "Teteh, aku sudah nggak tahan keluarin aja!"
Tangan kanannya menggenggam kemaluanku dengan lembut (tanpa tekanan dan banyak baby oil-nya) memutar kepala kemaluan dengan jari-jarinya, genggam batang, maju mundur, sementara tangan kiri menusuk anus, kadang meraba rambut di sekitar anus, begitu berulang-ulang, hingga sperma akan keluar. Kira-kira dalam perjalanan di tengah batang kemaluan, eh dipijat sekuatnya kemaluanku, otomatis aku bergetar (over vibration), tak berapa lama dilepas, ya muncrat cairan dari kemaluanku dengan tekanan yang kuat dan nyaris mengenai daguku. Setelah tekanan cairanku turun, otomatis badanku ambruk seperti hidrolik saja atau mesin yang shut-down.

Si Teteh membersihkan tangannya yang belepotan baby oil plus krem plus cairanku dengan kain sprei, dan melanjutkan memijat. Aduh enak lho rasanya, setelah ejakulasi dipijatin, rasanya seperti habis lari dikejar anjing terus selamat lompat pagar.

"Pak sekarang bagian depannya" tanya Teteh. Aku membalikkan badanku, terlihat kemaluanku mengkerut kembali seperti semula, dan Teteh mulai memijat, seperti urutan saat aku telungkup.
"Pak perutnya di urut nggak?" tanya Teteh. Aku menggangguk saja, sepertinya capai banget, dia tersenyum saja melihat aku kelenger.
"Kenapa ketawa?" tanyaku.
"Nggak, itu keluarnya banyak banget dan itunya keras banget",
"Kamu bisa saja nyanjung, entar, kutambah nih tip-nya", candaku.
"Pak ini mau dikeluarin lagi?" tanpa sadar saat urut, rupanya perutku ditarik dari bawah ke atas (mungkin karena gravitasi, perutku buncit jadi turun sehingga perlu ditarik ke atas) tapi saat ditarik, ujung jari menyentuh kemaluanku. Ya, tegang lagi. Aku tidak menjawab, hanya mengangguk sambil memberikan senyum (yang paling manis dari yang kupunya).

Cuma karena posisi telentang jadi mengurutnya (bukan sortir) digenggam dari bawah ke arah atas sambil diputar dengan telapak tangan menyentuh ujung kemaluan, karena tadi sudah keluar. Jadi sekarang agak lama, tapi dengan keahliannya, tangan kanan mengurut kemaluan, tangan kiri meraba biji hingga menyisir rambut sekitar anus, dan akhirnya keluar juga cairanku.
"Pak permisi keluar dulu, cuci tangan", aku mengangguk saja.

Gila 1 jam 20 menit, aku segera pakai kimono dan menuju kamar mandi, dan pakai baju, karena masih ada waktu aku sempatkan mengobrol.
"Teteh liburnya hari apa?" tanyaku.
"Hari Jumat, kenapa tanya libur segala, mau ke sini lagi?"
"Nggak kalau ada temanku mau ke sini kan jadi tahu."
"Bapak orangnya baik deh",
"Oh iya uang tip-nya belum yah, pantes kamu nyanjung terus", candaku sambil memberikan $100-ku sambil kulihat masih ada selembar lagi berarti selamatlah aku nanti diresepsionis, artinya kan nggak dikejar pengaman PPT.
"Benar Pak, biasanya tamu suka meraba-raba, pegang sana sini, akunya yah belum tahu aja. Semua pria itu bajingan. Kata bokap tetangga temanku nasehatin anak perawannya, kucing itu kalau diberi ikan kadang pura-pura ngambil dikit, tapi kalau nggak ada orang (ada kesempatan) yang diambil ayam seekor, dasar perempuan kaya bola, jauh dikejar, dekat ditendang."
"Ya sudah, nih uang tip-nya, makasih ya Teteh", sambil kucium tangannya.

Sekilas kulihat bulu tangannya merinding.
"Kenapa merinding?"
"Nggak, Bapak memperlakukan WP koq kayak gitu sih",
"Kamu manusia kan, saya juga gitu, dan saya benar-benar puas",
"Pak ke sini lagi yah!"
"Nggak janji yah!"
Tahu nggak, aku melakukan itu semua, ya memberikan preview yang baik agar kalau ke sini lagi dapat yang lebih, pakai ilmu kucing dong.
"Ya udah, terima kasih Teh", dibukanya kain penutup pintu, langsung aku pergi ke resepsionis.
"Makasih Mbak Ajxx", sapaku.
"Sama-sama Pak", jawabnya.
Tiba-tiba.., "Lho, elu Bud", tanya suara dari belakangku.
"Eh, iya Fexx, kok kamu di sini?"
"Iya gue lagi nunggu Sxx yang lagi kerja, abis pijat sama siapa lu",
"Eh.. sama Sxx"
"Wah lu pasti pijat anus yah?" ucapnya (agak keras, sehingga pengunjung di ruang tunggu pun terdengar).
"Nggak, apaan tuh?" pura-pura bodoh, gila nih anak bikin aku malu aja.
"Ya udah sana, lu kelihatan lemes bin lapar", katanya.
"Nah kamu nunggu siapa?"
"Lu berakin gue tahu".
Oh ternyata dia nungguin Sxx yang kerja denganku, aku ngeloyor sambil senyum, mudah-mudahan jari tangan si Teteh nggak dicuci biar dia pijat dengan kerak di sekitar anusku. Langsung saja aku ngeloyor menuju Texas, makan hati/lever 5 buah plus teh manis panas, untuk mengembalikan tenagaku yang hilang diserap Teteh Sxx.

TAMAT

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...