Senin, 25 Februari 2013

cerita meyda sefira 1

Season I
Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…, hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Meyda Sefira. Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain.
Malam itu selepas acara peluncuran film KCB II, aku mengantar Meyda Sefira pulang ke apartemennya. Meyda Sefira tampak cantik dalam balutan jilbab merah dan kaos merahnya. Ya Meyda Sefira memang tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 21 tahun (20 Mei 1988).
“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya.. sudah ingin istirahat nih…” sahut Meyda kepadaku.
“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Meyda, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku sangat menyukai Meyda Sefira selain cantik dia juga selalu baik hati. “Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku untuk memiliki Meyda”. Kataku dalam hati lagi.


Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan tubuh dari Meyda yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gundamku yang akan ku pergunakan buat Meyda. Meyda sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.
Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit rezeki buat abang…”. setelah itu Meyda turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.
Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Meyda akupun duduk di sofa. “Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit uang…”, kata Meyda sambil menyerahkan satu kantong kertas dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gundamku.
“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Meyda yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Meyda supaya biar gundamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.
“ Mang, Mamang bisa pijat aku ngak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Meyda, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma diriku.
“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Meyda yang cantik ini, menambah naik libido diriku. “sekarang, Meyda akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gundamku yang terakhir untuk dapat memiliki Meyda. Sambil terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi di belakang jilbabnya sambil terus memijitnya.
“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitan mu..”, kata Meyda sambil matanya terpejam.
“Kamu cantik Meyda sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya. Meyda tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang Artis berjilbab.
“Tubuh kamu wangi sekali Meyda….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan ku remas payudara.
“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Meyda yang sudah berada dalam pengaruh gundamku.
“Meyda, sudah pernah melihat kontol”, kataku sambil setengah berbisik di telinganya. Meyda tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.
“Meyda, mau melihat kontolku…!!, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Meyda tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu. “Sekarang, Meyda buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Meyda.
Meyda tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan mepelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Meyda tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
“Sekarang, raih kontolku, Meyda sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”,  perintahku selanjutnya pada Meyda. Meyda yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gundam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Meyda tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.
“Ayo Meyda…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Meyda, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Meyda. Meyda mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Meyda sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.
“Ah…, ya begitu Meyda sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi jilbab merah milik sang artis. Meyda melanjutkan mengulum penisku.
“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Meyda tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.
“Ahh…. Bagus enak sekali Meyda…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berjilbab itu.
Meyda mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Meyda tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Meyda di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya…, meyda tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berjilbab itu.
“srrruuuuppp…. Aacchh”, Meyda yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Meyda terus melakukan emutan di penisku.
“Ahh… Meyda sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Meyda. Disertai anggukan Meyda yang terus melakukan oral terhadap penisku.
“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Meyda hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbab merah sang artis. Meyda mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.
“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Meyda kamu adalah budak diriku, budak nafsu diriku….”, memang yang telah terkena gundam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.
“sekarang Meyda harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…” perintahku pada Meyda. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Meyda mulai berikrar di depan ku.
“Saya…., Meyda Sefira mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata meyda sefira.
“Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Meyda…..” tanyaku kepada meyda.
“Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, Jawab Meyda. Yang sudah tampak horny.
“Mulut, Memek sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh mu dan kamu harus bersedia di gambang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang artis berjilbab itu.
“Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Meyda bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Meyda bersedia untuk di gambang tuan…., tubuh Meyda seutuhnya milik tuan”, begitulah Meyda yang sudah 100% dalam pengaruhku. Meyda Sefira yang cantik, berjilbab, anggun akan segera berubah menjadi wanita binal.
“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Meyda.
“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Meyda ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Meyda yang belum pernah di jamah kontol…., silahkan Tuan…”, jawab artis berjilbab itu manja. Sambil tangannya terus mengocokin penisku yang mulai tegak lagi.
“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Meyda.
Meyda mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara sang artis terlihat tampak montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan, vagina sang artis berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Meyda sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.
“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada meyda.
Meyda mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara sang artis berjilbab tersebut.
“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara sang artis berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Meyda dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Meyda Sefira.
“EEmmhhh……”, Meyda tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Meyda sang artis berjilbab. Semakin lama vagina sang artis makin basah tubuh Meyda tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas sofa.
“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Meyda tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.

mendatangi madrasah aliyah

Babak I
Menceritakan setting di Aliyah sebelum dan ketika diserang gerombolan Cinta Muslimah.
“Assalamualaikum….” sapa 20 siswi Aliyah putri Nur Solehah kepada Bu Wasilah pagi itu. Damai dan tenang keadaan di kelas III sekolah khusus putri yg sebentar lagi akan ujian akhir nasional, ketika tiba2 terdengar letusa senjata api yg menggelegar dari jarak yg tidak terlalu jauh. “Aaaaaaiihh….” teriak siswi2 muslimah itu serempak. Belum sadar apa yg sedang terjadi, tiba2 ada 15 preman berpakaian tentara dan semuanya bersenjata lengkap mendobrak pintu kelas mereka dan kembali menembakkan beberapa peluru ke arah foto presiden dan wakil presiden yg tergantung di depan kelas mereka, hingga kedua bingkai foto berkaca tadi jatuh dan memecah keheningan.
“Diaam semuaaa!!!” teriak sang komandan.
“Kalau kalian mau selamat, ambil kartu pelajar kalian dari dompet atau tas, lalu bawa kartu pelajar itu maju berdiri di depan kelas, Semuaaaa…..!”
Keduapuluh siswi2 muslimah berusia 17-18 tahun itu dengan gugup dan gemetar membuka dompet dan tas masing2, mengeluarkan kartu pelajar dan dengan tubuh yg masih gemetar berjalan perlahan ke depan kelas. Sementara bu Wasilah sudah dilumpuhkan dengan mudah oleh 1 orang preman saja, yg sekarang sedang memegangi tangannya dengan keras di belakang punggungnya.


Dan akhirnya lengkaplah 20 remaja akhwat itu berdiri membuat 2 baris di depan kelas, dengan gemetar dan beberapa di antara mereka menangis sesenggukan. Betapa suatu pemandangan indah dan mengharukan sekaligus menggairahkan, 20 remaja muslimah yang baru mekar, dengan tubuh2 padat berisi di dalam pakaian muslimah hem lengan panjang putih, rok panjang semata kaki juga berwarna putih, serta jilbab lebar di kepala yang juga berwarna putih, betapa sucinya mereka.
Babaik II
“Hmmmm… huuuuu…” tangis Syifa tak beraturan sambil dadanya kembang kempis menahan rasa takut dan malu, ketika bang Ucok menggunting rok putih panjangnya sebatas pantatnya, hingga kini rok panjang tersebut hanya 10 cm tingginya, memperlihatkan dengan lantang celana dalam tipis krem di bagian depan, serta buah pantat bulat padat di bagian belakang.
Tidak hanya sampai di situ, kini bang Ucok menggunakan guntingnya untuk memotong pendek hem seragam Aliyah Syifa perlahan tapi pasti, hingga hem putih lengan panjang itu kini hanya sampai tepat di bawah BH akhwat vokalis Nasyid Putri tersebut. Begitu mencengangkan, begitu indah dan merangsang pemandangan ini, seorang remaja muslimah 17 tahun, berdiri dengan jilbab lebar putih yg masih lengkap, tetapi di bagian dadanya mengintip dua bongkah BH krem berenda yg siap dijamah oleh siapapun. Yang lebih dahsyat di bagian bawah remaja ini, kini terpampang pemandangan indah, sepasang paha putih mulus berisi yg di pertemuannya terbungkus daging padat berisi yg secara menerawang mempertontonkan segitiga kemaluan akhwat tanpa bulu2 jembut itu.
Begitu bang Ucok selesai “meminimaliskan” Syifa, komandan berteriak kepada semua anak buahnya, agar melalukan hal yg sama kepada semua akhwat siswi Aliyah kelas III itu.
“Pasukan…. sekarang minimaliskan semua siswi berjilbab ini!…”
Dengan semangat aku langsung menyerbu Khairunnisa, siswi incaranku.
Mataku melotot ketika sebagian tubuh Khairunnisa yang selama ini tersembunyi dalam pakaian yang rapat tertutup, mulai terlihat dari dekat bersamaan dengan tersingkapnya rok putih panjang yang dipakai remaja muslimah berjilbab lebar ini. Bentuk sepasang betis remaja muslimah berjilbab lebar asal Sumedang ini sangat indah namun sayang betis indah ini masih terbungkus kaus kaki yang membungkus hingga mendekati lututnya membuat aku tidak bisa menikmati kemulusan betis remaja muslimah berusia 17 tahun ini. Aku kian bernafsu untuk mengangkat ujung rok putih itu kian ke atas dan perlahan kemudian paha putih mulus remaja muslimah berjilbab lebar ini mulai terlihat yang membuat libidoku kian menggelegak.
Nafasku mulai tersengal menahan birahi melihat pemandangan indah di depan matanya yang merangsang birahinya. Sepasang paha remaja muslimah berjilbab lebar yang terlihat putih mulus dan sangat menggiurkan. Paha Khairunnisa yang putih mulus itu terlihat sangat kontras dengan warna kaus kaki yang membungkus betisnya. Baru kali ini aku melihat kemulusan paha remaja muslimah yang nyaris tanpa cacat seperti paha Khairunnisa ini. Sebuah keberuntungan yang teramat langka bisa melihat kemulusan paha seorang remaja muslimah berjilbab lebar yang padat baru mekar seperti Khairunnisa ini.
Tanganku terus menyingkap rok putih panjang yang dipakai akwat alim ini kian ke atas. Kain rok putih panjang itu kian terangkat kian tinggi hingga beberapa saat kemudian sampailah mataku ke area segitiga pertemuan kedua paha putih padat itu, dan hampir2 saja aku pingsan dibuatnya, Khairunnisa tidak memakai celana dalam!
“Komandaaann…..” teriakku
“Akhwat ini gak pake celana dalam!….”
“Huahahaha….” serempak semua preman tertawa terbahak2 bahkan beberapa mengomentari dengan nakal:
“Udah siap diperawanin tuuh..”
“Akhwat2 emang gatel…. dasar lonte”
“Memeknya cakep gak boss?”
“Huuuu…. nggakk… tadi aku pipis trus CD aku kena najis… jadi aku lepas” tutur Khairunnisa membela diri.
“Gak apa2 sayang… gak apa2… nanti juga kena najis pejuh abang… banjir malah di memek kamu ini, hahaha..”
Memek remaja muslimah berjilbab lebar yang tanpa celana dalam mulai terlihat. Dengan libido yang kian menggelegak, aku mengangkat rok putih panjang Khairuniisa kian ke atas dan sekejap kemudian ujung rok putih yang dikenakan akhwat alim ini tersingkap nyaris ke pinggang remaja muslimah ini sehingga seluruh memek dan pantat akhwat berjilbab lebar ini kini terpampang di depan mata keduaku. Mulutku menyeringai penuh nafsu sementara mataku nyaris tak berkedip memandang pantat Khairuniisa yang mulus dan montok dengan keadaan tanpa celana dalam sama sekali.
Ketika pantat Khairuniisa yang montok dan besar dalam keadaan tertutup rok putih panjang, telah membuat para lelaki terangsang dan ingin meremasnya, apalagi saat pantat remaja muslimah berjilbab lebar ini terlihat tanpa tertutup oleh celana dalam seperti yang aku lihat sekarang. Belahan pantat yang menggiurkan itu terlihat sangat jelas dan merangsang birahi bahkan karena posisi Khairuniisa yang aku suruh membungkuk sedikit menungging menyebabkan pantat akhwat Partai ini kian terlihat montok membukit dan merangsang birahi ku. Bahkan ketika mataku menyusuri belahan pantat tersebut hingga ke arah kemaluan remaja muslimah berjilbab lebarr ini, aku jelas melihat belahan kemaluan akhwat alim ini. Gundukan kemaluan Khairuniisa tidak terbalut celana dalam terlihat membukit mulus tanpa bulu membuat libidoku ini menggelegak. Bulu-bulu kemaluan Khairuniisa ternyata tidak terlihat sebab telah habis dicukur oleh remaja muslimah berjilbab lebar asal Sumedang ini.
Khairunnisa gemetaran ketika dari belakang ada yang menarik tali bra-nya seperti kusir menarik tali kendali kuda. Payudara Khairunnisa terguncang-guncang. Sampai akhirnya merojol keluar lewat bawah cup.Pada saat bersamaan, si kusir tetek membetot bra Khairunnisa sampai putus.
“Aiihhhhh…” Khairunnisa terpekik, apalagi dua lelaki yang mengapitnya langsung menyerbu payudara telanjangnya.
Kedua lelaki itu langsung melahap pucuk payudara dara yang selalu berjilbab lebar itu. Suara bibir keduanya ketika melumat puting Khairunnisa sungguh menggairahkan. Payudara yang putih mulus itu jadi terlihat kemerahan karena terus diremas. Sang dara tak henti merintih dan sesekali memekik.
“Lihat ukhti… putingmu jadi panjang begini…” kata lelaki di kanannya sambil menggenggam payudaranya sehingga mengacung. Puting Khairunnisa yang mungil tampak basah kuyup dan runcing.
“Awwwhhhh…” Khairunnisa memekik, sebab lelaki itu menyentil putingnya agak keras. Ditambah lagi, dua lelaki di belakang juga berebut meremas-remas payudara kanannya.
Khairunnisa makin tersiksa. Sebab lelaki di sebelah kiri sambil terus menyedot-nyedot putingnya juga berupaya menjamah pangkal pahanya.
Marpaung menyusupkan telapak tangannya ke balik celana dalam Kahirunnisa.
“Hmmm… akhirnya aku bisa juga megang memek akhwat….” kata lelaki berjenggot itu sambil meremas-remas vagina Khairunnisa. “Jembutmu sedikit ya?” lanjutnya. Khairunnisa menggeliat-geliat.
Payudara kirinya kini juga sudah jadi mainan lelaki di jok belakang.
“Boleh aku masukin jariku ke dalam memekmu, ukhti Khairunnisa yang cantik ?” kata lelaki di sebelahnya. Satu ruas jari sudah terselip di mulut liang kemaluannya yang mulai lembab
“Iiihh…. jangan… jangan…” sahut Khairunnisa lirih.
“Kenapa ? kamu masih perawan ?”
“I…iya…”
Dari belakang aku coba membantu melepas baju yang dipakai Maisaroh dan dengan perlahan aku mengelus bagian punggungnya yang kini terpampang, mulai dari pangkal leher dengan perlahan tanganku menjalar ke bagian pundak, pangkal ketiak terus kebagian pinggang, sekitar 5 menit aku melakukan itu dan kini aku mulai meraih pengait BH yang dikenakan Maisaroh dan dengan sekali tarik terlepas BH yang dipakainya dan kini pelan-pelan Bhnya aku lepaskan dari tangan Maisaroh yang agak menghalangi saat kami berempat mulai menyaksikan tubuh Maisaroh yang setengah telanjang.
Dan kesempatan ini tidak kami sia-siakan untuk menjamah payudara Maisaroh yang kini tergantung bebas tanpa penutup dada tergantung bebas dengan posisi Maisaroh yang kini merangkak dengan mulut bergantian mengulum 3 penis yang mengelilinginya, depan kanan dan kiri.
Sementara tangan Aris, Andi dan Wawan sibuk menggerayangi payudara Maisaroh, tanganku dengan perlahan mulai menarik kebawah rok sekolah yang dikenakan Maisaroh, pelan tapi pasti rok sekolah yang dikenakan Maisaroh kini sudah setengah turun dan menutupi sebagaian pantatnya yang padat berisi.
Sementara aku biarkan dulu dalam keadaan seperti ini, tanganku ingin merasakan kelembutan pantat Maisaroh, demikian juga tangan Andi dan Wawan yang bisa meraih pantat Maisaroh, sementara tangan mereka berdua yang lain masih sibuk meremas remas payudara Maisaroh.
Dan seperti sangat menikmati tangan- tangan kami, Maisaroh sesekali merintih kenikmatan.
Puas dengan itu, aku lagi menurunkan Rok sekolahs yang tadi masih setengah tiang di pantat Maisaroh, perlahan kini Rok sekolahs itu turun dikakinya dan dengan tarikan lembut kini Rok sekolahs itu sudah terlepas dari kaki Maisaroh.
Dan sekarang dia dengan merangkak dan tubuh telanjang dikelilingi kami berempat yang sudah dengan penis tegak berdiri mengelilinginya.
Agar lebih jelas melihat apa yang tersembunyi di balik pangkal pahanya, tanganku dengan pelan melebarkan kaki Maisaroh yang merangkak dan terlihat makin jelas belahan vaginanya yang terselip tanpa rambut kemaluan tersembunyi diantara pahanya yang putih mulus.

naning yang lugu

Hai, ketemu lagi denganku, Wawan sang Hunter. Sekarang, aku si Hunter terhebat di dunia akan menceritakan pengalamanku ketika memerawani siswi2 berjibab dari sebuah sma swasta.
Pada suatu hari, aku yang memutuskan untuk tinggal agak lama disebuah daerah diselatan jawa, aku melihat tiga sosok gadis berjilbab putih yang sedang berjalan ditrotoar. Melihat baju seragam smu yang mereka kenakan, pastilah mereka sedang bolos, karena saat itu masih pukul 10 pagi. Wah, anak gak baik-baik nih, kataku. Langsung otak nakalku bekerja. Dari belakangan mereka, memencet klakson motor, dan langsung berteriak, “ceeeeweeek!” pada mereka, dan langsung kabur. Mereke terlihat kaget bercampur kesal di kaca spion.
Hanya beberapa ratus meter berjalan, tiba-tiba aku merasakan motorku goyah. Wah, ban bocor nih, pikirku. Dan ternyata benar. Sial, pikirku. Terpaksalah aku turun dan menuntun motorku menuju tambal ban.
Sembari menunggu proses penambalan ban selesai, aku membeli mi ayam didepan tukang tambal ban. Ketika menunggu mi ayam yang kupesan matang, tiba-tiba datang tiga siswi sma yang tadi kugoda, masuk ke warung mi ayam yang sepi itu.
“hayoooo!! Ini dia tadi nih, yang goda kita!” kata seorang siswi berjilbab tadi. Aku hnya tersenyum simpul. :habisnya kalian cantik sih, jadi ya kugoda.” Kataku santai. Langsung aku mempersilahkan mereka duduk didekatku. Siswi yang tadi berbicara padaku mengambil tepat disisiku, sementara dua orang siswi berjilbab temannya berada didepanku, duduk berhadapan. Akhirnya aku berkenalan dengan ketiganya, sembari berbaik hati memntarktir mereka mi ayam, sekedar permohonan maaf diriku atas tingkahku menggoda mereka. Otak ngeres hunterku mulai bekerja. Aku jadi mulai horny, dan mulai membayangkan mereka bertiga ini merintih dan mendesah ketika memeknya kusodok memakai kontol besarku.
Oh ya, sekedar untuk gambaran, tiga orang gadis tadi adalah siswi sebuah sma islam didaerah itu. yang satu bernama Naning, yang cerewat tapi manis, yang tadi mengajakku berbicara, lalu Maya, si gadis berjilbab pendiam lagi pemalu yang sekal dengan kulit kuning langsat berdada montok, lalu yang terakhir adalah Sari, gadis berjilbab pendiam yang masih lugu dan manis berlesung pipit. Akhirnya percakapan kami ditutup dengan saling bertukar nomor handphone. Ketika mereka berlalu dan aku sudah kembali diatas motor binter kesayanganku, aku mulai berpikir untuk mencicipi tubuh ranum mereka.


Beberapa hari kemudian, tepatnya seminggu setelah pertemuanku dengan tiga gadis berjilbab itu, iseng kumisscall Naning, si gadis manis berjilbab yang ceriwis. Kontolku berdiri ketika kubayangkan mulutnya yang indah menyepong-nyepong kontolku. Eh, tiba-tiba ia misscall balik. Langsung naluriku berkata kalo ini waktu yang tepat. Ku sms dia. “boring nih. Kamu lagi bolos gak? Jalan2 yuk.” Tulisku. Karena memang waktu masih menunjukkan jam 09.10 pagi, jadi pastilah dia masih disekolah. Tak beberapa lama siswi berjilbab yang manis itu membalas. “sama boringnya. Ayuk. Kutunggu jam 0945 didepan sekolah ya.” Katanya. Wah, kesempatan nih. Langsung aku keluar dari hotel, naik motor, tarik gas ke smanya.

Sesampai didepan smanya, terlihat dia sedang berdiri didepan gerbang, terlihat cantik dengan jilbab putih dan sragam abu-abu putih panjang longgarnya. Ketika ia melihatku, langsung ia tersenyum. Segera aku berhenti disampingnya, langsung ia naik keboncengan motorku dan segera kami pergi dari tempat itu.
“kemana nih?” tanyaku, masih diatas sepeda motor yang melaju. “Naning manut aja mas, ikut mas.” Kata naning. Kulirik kaca spion, terlihat wajahnya yang cantik terbungkus jilbab lebar. Duduknya yang miring karena memakai rok membuatku hanya bisa melihat sesisi wajahnya, namun tetap dia cantik. Tiba2 ia menyadari pandanganku. Dengan wajah yang bersemu merah ia mencubitku kecil. “hayoo! Gak boleh lirik2! Liat depan!” katanya. Senyum malunya semakin membuat birahiku meninggi. Akhirnya setelah kutanya daerah sekitar situ yang cocok untuk berduaan, sambil malu2 ia menyebutkan beberapa tempat. Akhirnya kuputuskan ke sebuah pantai disebelah selatan kota yang memang tidak jauh dari sekolah Naning. Sekitar 20 menit perjalanan.
Sesampainya disana, langsung aku memarkirkan motorku disebuah tempat parkir yang sepi. Memang situasi pantai itu sepi, karena selain hari itu bukan hari libur dan masih pagi, kami memang memilih pantai yang tidak ramai, jadi bukan pas di pantainya yang terkenal, namun agak kebarat, disebuah pantai tak bernama.
Segera kami berdua berjalan-jalan dipinggir laut, bercerita dan bercanda. Semakin lama kami berjalan semakin menjauh dari penitipan motor dan gubug makan yang ada dipinggir pantai itu. Kami sampai dipinggir pantai, dimana dibelakang kami hanya ada hutan cemara yang pendek dan rimbun.
“emm…naning sudah punya pacar?” tanyaku memancing. Naning memandangku sambil wajahnya bersemu merah. Gadis ceriwis manis yang ebrjilbab itu hari ini wajahnya sering terlihat bersemu merah karena kugoda. Ia menggeleng. “lagi gak punya mas.” Katanya. Ia berjalan agak masuk kedalam hutan cemara menghindari sinar matahari lalu duduk ditanah yang terselimuti daun cemara yang tebal. Aku segera duduk disamping kirinya. “lagi gak punya, berarti pernah punya? Putus ya? Kenapa?” tanyaku lagi. “pacar Naning suka nakal.” Katanya. Wajahnya kembali bersemu merah. “nakalnya kenapa? Apa kayak gini…” tanyaku memancing, sambil tangan kiriku meraih tangan gadis berjilbab itu, lalu membelai dan meremasnya lembut. Ia memandangku. Tatapannya sayu, setengah ingin menolak, namun tak bisa. Tapi segera ia mengangguk. “atau kayak gini?” tanyaku lagi. Tangan kiriku berpindah ke pahanya yang masih tertutup rok abu-abu panjang, lalu meremasnya dari luar roknya. Ia mengangguk lagi. Wajah ayu terbungkus jilbab osis itu semakin memerah. Tatapannya sayu. Gadis manis berjilbab ini sudah dalam genggamanku.
“dia juga maksa megang-megang dada Naning…” bisik Naning lirih. Pemberitahuannya itu seolah meminta aku untuk meraba dadanya yang ranum, tertutup baju osis dan jilbab. Sementara itu tubuhku sudah merapat. Dadaku sudah rapat dengan sisi tubuh Naning. Tangan kananku mmemeluk pundaknya tanpa dia memberikan perlawanan.
“mantan pacar Naning nakal ya… ntar biar mas kasih pelajaran.” Bisikku ketelinga Naning. Naning tersenyum simpul. Tak tahan lagi, aku mencium pipinya yang putih mulus. Siswi berjilbab itu mendesah, sambil matanya terpejam. Namun langsung ia sedikit berontak. “jangan mas…” bisiknya. Hanya sekedar rontaan tak berarti, untuk menjaga harga dirinya, pikirku. Aku sudah berpengalaman dengan itu. Sedikit rayuan pasti menyelesaikan segalanya.
“ssstt…” bisikku. Lalu menciumnya lagi dengan lebih lembut. Kembali dia mendesah dengan mata terpejam. Rontaannya masih tersisa, namun hanya sedikit perbedaannya dengan geliat birahi seorang gadis belia yang sudah terangsang. Dengan tangan kananku, kutolehkan wajahnya yang manis kearahku. Kutatap matanya dalam-dalam. Aku ebrusaha mendapat kepercayaannya, dan berhasil. Tatapannya semakin sayu, pasrah.
Dengan pelan dan lembut kukecup bibirnya yang merah ranum, ia kembali mendesah. Ciumanku terus kulanjutkan, sembari kutingkatkan menjadi pagutan-pagutan dan kuluman kuluman. Akhirnya mulutnya mulai membuka, sembari matanya terpejam, mempersilahkan lidahku masuk dan membelit lidahnya. Tanpa basa-basi kami sudah larut dalam ciuman yang sangat panjang. Tanganku pelan2 mulai turun meraba kedua buah dadanya yang padat, dan tangan satunya membelai kepalanya yang masih terbalut jilbab putih. Merasa sesuatu ada yang menyentuh buah dadanya, Naning sedikit meronta. Namun karena pelan dan lembutnya aku memainkan tempo, akhirnya rontaannya erangsur-angsur hilang. Dari bibirnya mulai keluar suara yang kurasa adalah kenikmatannya. Aku tidak berhenti melakukan gerilya di sekujur tubuhnya. Kusampirkan ujung ujung jilbabnya kepundaknya, lalu kubuka satu persatu kancing hem osisnya. Dari baju kubuka terlihat buah dada yang padat berisi ditutupi oleh kutang berwarna merah muda, kedua tanganku beralih ke belakang tubuhnya untuk melepas BH-nya, karena aku sudah tidak tahan lagi untuk menjilati buah dadanya. “jaangan masshh…”dari bibirnya yang terlepas dari kulumanku terbisikkan kata itu. Kata yang tak berbarti, karena terlihat tubuhnya sudah pasrah.
Setelah aku sanggup melepas BHnya, aku hanya bergumam dalam hati, wah ini baru namanya buah dada, putingnya yang merah muda kecil yang seperti buah cerry langsung kulumat. Naning langsung merintih dan mendesah. Aku berani bertaruh ia belum pernah merasakan seperti itu, dan perasaannya sekarang seakan terbang ke awan. Wajahku bergantian ke kanan dan ke kiri untuk melumat buah dadanya. Ketika aku mencuri pandang kewajahnya yang ayu, dara muda cantik berjilbab putih ini terlihat semakin cantik. Tergambarkan perasaan yang campur aduk diwajahnya. Antara menolak, bingung, malu, tapi juga kenikmatan. Itu semua membuat gadis belia berjilbab ini semakin cantik, dan membuat birahiku semagin memuncak.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk bermain dengan memeknya. Aku tahu gadis ini sudah tak berkutik. Segera tanganku yang satu turun dan membelai pahanya dari luar rok panjanynga, lalu pelan-pelan masuk ke pangkal pahanya, menyentuh memeknya. Ia menggelinjang pelan. Rintihan gadis berjilbab itu semakin kerah. Segera aku sedikit mendorong bidadari sma berjilbab yang sudah birahi dan pasrah ini telentang beralaskan daun-daun cemara yang berguguran. Terasa empuk tanah tempat kami bercumbu. Segera kusibakkan roknya kepinggangnya, dan langsung kupelorotkan celana dalam putih berendanya. Gadis berjilbab itu memejamkan matanya rapat. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya, seolah berusaha menahan rintihan dan desahan birahi.
Jantungku berhenti sejenak untuk menyaksikan kulit putih yang ada di hadapanku, sekali lagi aku bergumam, aduh mulusnya tubuh putih gadis smu berjilbab ini. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka ikat pinggang dan retsletingku,. Nafasnya yang terputus-putus menandakan dia sudah tidak tahan lagi. Aku sedikit tergesa-gesa membuka celanaku, tidak ingin kehilangan kesempatan emas.segera aku menindihkan tubuhku di tubuhnya. “maassss…jangaanhh..” desis Naning walau tanpa daya.
Dimulai dengan mengecup bibir mungilnya, aku mulai kembali melakukan agresi ke bagian kemaluannya yang berbulu tipis lembut. Jariku mulai mengarah ke rerumputan di sekitarnya dan kulihat matanya merem melek menahan nikmat yang dirasakan. Beberapa saat ia memandangku. Ttapannya bercampur antara marah, malu, tapi juga birahi. “jangan maasss… ini dosaa…” katanya. Aku tersenyum. Tenang Ning.. mas sayang sama kamu.. gak akan sakit.. dinikmati aja yah sayaang…” kataku merayu, sambil beberapa kali mencium bibir, pipi, mata dan keningnya. Wajahnya yang berjilbab sudah berkeringat. Keringat birahi, pikirku.
Pelan-pelan, seiring dengan pandainya jariku membelai dan menggaruk memeknya, Pinggulnya mulai bergoyang ke kiri dan ke kanan seakan ingin mengarahkan jari-jariku untuk masuk ke tempat yang lebih dalam. Begitu jariku mulai meniti ke arah yang lebih dalam, kurasakan jariku basah oleh cairan itulah yang keluar bila seorang wanita mulai terangsang. Semakin lama aku bermain, semakin gadis alim berjilbab itu bergerak lebih agresif dengan mengepitkan kedua pahanya dan tanganku kurasakan tak dapat bergerak oleh hempitan kedua pahanya yang sangat mulus. Hingga saat yang tak kuduga dia mengeluarkan suara tersendat-sendat dengan seluruh tubuh mengejang. Naning berkata, “Akh.. Mass.. mmhh..naniiiingg…pipiiiiissshhh….” dengan ucapan yang tak ada hentinya dan kata terakhir yang panjang, “Aaahh..” dan seluruh tubuhnya mulai melemah, tergolek lemas ditanah beralas dedaunan cemara, dipinggir pantai yang sepi itu.
Aku tak mau kalah dengan situasi seperti ini, karena akulah yang ingin sekali merasakan kenikmatan tubuh mulusnya itu. Dengan senjataku yang telah siap untuk mencari mangsa dan siap untuk diberi tugas. Dengan mata yang tegang dia melihat ke arah kontol-ku, seperti ingin melahap apa yang ada di hadapannya. Naning bergumam, “Mas.. jangan maasss… ntar sakiiit…”katanya.aku agak bingung, darimana dia tahu kalau sakit. Tapi tetap langsung kutancap gas saja, secara perlahan mulai kuarahkan kontol-ku ke kemaluannya, tapi aku susah sekali untuk memulai karena mungkin baru pertama kali ini dia melakukan berhubungan layaknya suami istri. Kubuka kedua belah kakiputih gadis smu berjilbab itu sehingga tampaklah memeknya yang indah, merah muda dan ranum, ditumbuhi bulu halus.
Akhirnya kontolku mulai menemukan lubang sempit memek gadis berjilbab itu. Sedikit demi sedikit kutekan secara perlahan dan dia mengeluarkan desisan yang membuat badanku seperti bersemangat. Dengan bibir digigit dia menahan rasa, entah sakit atau kenikmatan tapi yang kutahu dia mengeluarkan kata “Sstt.. aakkhh..Mass..sakiit…mmmhhh…” aku tahu, pastilah saat pertama akan sakit, tapi birahiku sudah tinggi sehingga aku tak mau ambil pusing. Langsung kugenjot saja kontolku kedalam memeknya. Jeritannya terdengar ketika aku dengans edikit memaksa berhasil menembus selaput perawannya, membuat air mata terlihat muncul menetes kesamping kiri kanan matanya. Tapi genjotanku yang tetap kuteruskan, sembari kutambah dengan rangsangan di buah dada ranumnya juga ciuman disejukur penjuru tubuhnya membuat rintihan dan erangan kesakitannya pelan-pelan berubah menjadi desahan birahi dan kenikmatan. “hhh…mmhh..heegghh.. oohh..oh..oh..ah..” bibirnya sedikit terbuka dengan mata yang tertutup, basah dengan airmata. Siswi smu yang berjilbab itu merintih2 kugenjot memeknya dibawah rimbunnya hutan cemara dipinggir pantai yang sepi itu.
Kuangkat kedua tangannya dan kutaruh agar memeluk punggungku. Wajahnya yang berjilbab ebrkeringat. Aku makin bersemangat bergerak maju dan mundur secara perlahan-lahan, semakin terasa kontol-ku mudah melakukan gerakan maju-mundur di dalam vaginanya, maka semakin kencang dan nikmat aku beradu untuk mencapai kenikmatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Setelah beberapa saat aku merubah gaya bermainku dengan kedua kakinya kuangkat tinggi di bahuku. Dan permainan berlanjut dengan desahan-desahan nikmat. Kuperhatikan wajahnya yang cantik berjilbab epperti menahan sakit atau apa, kedua tangannya mencengkeram erat kakinya sendiri yang terangkat dikiri kanan pundakku dan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil mengeluarkan kata-kata yang tak menentu, “Aaakkhh.. Mass.. aduuhh..udahh..mmhh.. Mass.. aahhkk.. akuu.. udahh.. gaakk.. tahaann nihh.. aduhh.. Mass.. enakk Mas..” gadis siswa sma yang berjilbab itu meracau tidak karuan antara menolak dan menikmati permainanku.. Keringat mulai keluar di sekujur tubuh kami dan sudah tak terhitung berapa kali kontolku keluar masuk ke vaginanya. Tanganku yang tak pernah berhenti memutar, menekan dan meremas buah dadanya bahkan sekali-kali aku melumatnya dengan nafsu yang membara, dia pun setengah berteriak, “Aahk.. Maass.. uuhggk.. Mass.. eemmhh..” begitu seterusnya.
Dan aku merasakan ada sesuatu yang menjepit keras di kemaluanku, rupanya gadis belia berjilbab itu sudah akan mencapai puncaknya. “Aaahhkk.. Mas.. aku.. pipisss lagiihhhh… Mas.. aahhkk.. uughh.. Maas..!” sambil memeluk erat tubuhku dan terasa kuku-kukunya mencabik pundakku. Aku hanya mendesis sejenak, setelah dia sudah keluar, aku mulai dengan kegiatanku semula. Secara perlahan aku mulai menggoyangkan pinggulku maju-mundur secara teratur, dia merasakan kesakitan atau kenikmatan aku tak tahu, yang jelas tubuhnya terasa mengikuti ritme goyanganku. Kemudian aku berganti posisi. Aku duduk selonjor bersandar pada batang cemara. Kedua kakiku kuluruskan, lalu kutarik tubuh Naning keatasku. Gadis sma berjilbab itu membengkangkan kedua pahanya dan tangannya meraih kontol-ku dan memasukkan ke dalam vaginanya. “ahh..kamu sudah mulai pintar, sayaang…” bisikku ketelinganya. Langusng kusibakkan jilbabnya keatas,s ehingga buah dadanya yang tadi tertutup kembali terlihat. Kusedot dan kujilat-jilat, menanti masuknya kontolku kememeknya. “Blep..” begitulah kira-kira antara pertemuan dua kemaluan yang sangat cocok sekali seperti mur dan baut.
Dengan perlahan dia menggoyangkan pinggulnya ke atas dan bawah, “Aaahhkk.. eemmhh.. enak Mas..oouugghh…” sambil kedua tanganku terus membelai dan melumat salah satu dari buah dadanya itu. Rupanya murid baru yang berjilbab di mata pelajaran seksku ini benar-benar pandai. dia semakin pandai menggoyangkan pinggulnya yang indah bagaikan body gitar, membuat kontolku terasa dipelintir-pelintir. Aku mulai tidak tahan dengan irama permainannya yang sungguh nikmat sekali. Mulutku semakin gencar menikmati buah dadanya yang ranum. Goyangan kami berdua semakin cepat. Aku tahu gadis berjilbab ini akan meraih orgasmenya yang ketiga, dan sepertinya kontolku juga akan menyemprotkan laharnya.
“Ssst.. aahk.. Mas…. aku mau pipis lagiihhh.. teruss.. Mas cium teruss.. Mass.. aahhkk..”
Sambil aku berhitung, “Satu..”
“Aaahkk..” ucapnya.
“Dua..”"Uuughh Mass.. iiyaa.. Mass.. aakuu.. aakkhh..”"Tii.. gaa..”
Kami bersama-sama mengeluarkan kata, “Aaahkkggk..” dan berpelukan erat sekali seperti tak ingin menyiakannya, kontolku memuntahkan laharnya. Naning masih terus menggoyangkan pinggulnya, sambil tubuhnya mengejat-kejat.
Sampai akhirnya kami lemas terkulai berdua ditanah itu. Setelah beberapa saat kulirik keadaannya. Gadis siswi sma itu terlentang. Bajunya awut2an. Dadanya yang terbuka memperlihatkan buah dada yang penuh air liur dan cupanganku. Jilbabnya sudah tersingkap kelehernya, basah oleh keringat kami berdua. Roknya yang tersingkap tanpa memakai celana dalam memperlihatkan memek yang sudah basah oleh air cintanya, spermaku dan bercak-bercak darah keperawanannya. Terdengar isak tangis tertahannya. Kudekati wajahnya, dan kucium dengan penuh rasa sayang. “maafin mas yah… mas lepas kendali..” bisikku. Padahal sebenarnya memang menikmati tubuhnyalah rencanaku. Ia mengangguk pelan. “nggak papa mas.. Naning juga salah… naning cuman takut hamil..” katanya lagi, masih terisak-isak kecil. “tenang sayang…mas sayang kamu… nanti mas belikan obat anti hamil yang manjur…” bisikku ketelinganya yang masih memakai jilbab. Nikmat sekali gadis alim berjilbab ini.

sore disudut sekolah

 lanjutan dari cerita dengan bu asmi sebelumnya klik disini jika belum baca

besoknya setelah aku menikmati tubuh Bu Asmi yang putih montok itu, aku menuju sekolah dimana bu Asmi mengajar. Bukan untuk menemuinya, namun untuk menemui pak Roy, guru yang melakukan hubungan intim dengan Bu Asmi. Bukannya aku butuh uang dan mau memerasnya, tapi kalau benar pak Roy itu playboy, kali aja aku bisa dibagi koleksi perempuannya. Heheheheh.

bunga

Siang menjelang sore itu sekolah sepi karena memang murid-murid udah pulang. Pukul 2 aku memasuki lorong sekolah, menuju ruang guru. Ketika kutengok ke ruang guru, ternyata ruang itu sudah kosong dari guru. Segera aku berjalan dan mencari-cari meja dari pak Roy. Beberapa saat segera aku menemukannya, dengan nama meja diatasnya. Ada foto juga dipajang dimeja itu, seorang laki-laki bertubuh atletis dengan celana training panjang dan kaus putih ketat dengan stopwatch dan peluit tergantung di lehernya. Aku menebak dia adalah pak Roy itu sendiri. Ketika hendak keluar, aku melihat ada seorang cleaning service yang sedang menyapu lantai diluar pintu.
“pak roy sudah pulang, pak?” tanyaku.
Cleaning service tadi melihat kearahku. “pak roy? Ooh, tadi kayaknya ke belakang sekolah pak. Mau ke kamar kecil, mungkin.” Jawabnya.
“kalo mau segera ktemu, lewat mana yah pak, ke belakang sekolah?” tanyaku. Sedikit curiga karena jelas-jelas disudut ruangan guru ada kamar kecil.
Sang cleaning service tadi memberitahukan jalannya, lalu segera aku menuju ketempat itu, yang memang tempatnya tersembunyi dari hiruk pikuk sekolah.
Ketika aku sudah mendekati tempat yang dimaksud, aku mendengar suara-suara yang aneh. Segera aku melambatkan langkah dan mengintip dari sebuah jendela kecil yang tertutup kaca gelap kusam, sehingga tidak memungkinkan orang yang ada di lapangan kecil disudut sekolah sepi itu melihatku. Lapangan badminton yang sudah tidak terpakai itu nampaknya menjadi semacam gudang besar dimana dipinggirnya banyak ditaruh bangku, almari dan berbagai macam inventaris sekolah yang sudah rusak. Apa yang aku curigai ternyata benar. Aku melihat Pak Roy ada ditengah lapangan sedang bercumbu dengan seseorang. Dan terpananya lagi, ternyata yang ia cumbu adalah seorang gadis muda yang masih mengenakan baju seragam abu-abu putih berjilbab, walaupun sudah berantakan karena cumbuannya. Seragam OSIS putihnya sudah terbuka semua kancingnya, menampakkan buah dada ranum putih sekal yang tidak tertutup lagi oleh BH yang sudah diturunkan kebawah. Gadis itu cantik dan berwajah lugu. Kulitnya yang putih dan seragam SMA serta jilbab putih panjangnya membuatnya terlihat semakin cantik. Pak Roy sambil agak membungkuk mengulum-ngulum putting siswi berjibab itu yang sudah tampak pasrah dan hanya bisa merintih dan mendesah sambil tubuhnya sesekali bergetar merasakan rangsangan yang diberikan oleh guru olah raga itu. Dibelakang, seorang lelaki yang memakai baju safari serta kopiah dikepala menonton adegan panas kedua orang itu.
Setelah puas merangsang sang siswi itu, pak Roy berdiri didepan siswi berjilbab yang sudah lemas dan pasrah itu sambil mengelus-elus kejantanannya yang sudah mengacung, keluar dari celananya yang memang sudah diturunkan retsletingnya. Dengan tangan satunya Pak Roy menekan pundak sang siswi canti berjilbab itu turun, sampai bagian bawah perut Pak Roy persis berada di depan wajah siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu sepertinya sudah tahu apa yang pak Roy mau. Ada sedikit perlawanan, namun tenaga guru olah raga terlalu kuat dibanding tenaga siswi itu. segera gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu bersimpuh ditengah lapangan kecil kotor itu yang sudah dialasi tikar lusuh yang mungkin memang sudah disiapkan oleh pak Roy dan temannya, lalu perlahan-lahan pak Roy mendekatkan batang kemaluannya ke wajah sang siswi berjilbab itu yang memejamkan matanya.


Pak Roy kemudian menggesek-gesekkan kontolnya ke pipi siswi itu sambil mendesah-desah. Tak lupa ia tampar-tamparkan pelan kontolnya ke wajah putih bersih siswinya. Beberapa saat, pak Roy membungkuk meraih tangan kiri siswi berjilbab yang sekal itu lalu dipegangkan ke kejantanannya itu. Penis Pak Roy bergetar dalam genggaman siswi berjilbab berparas lugu itu. Tangan siswi cantik berjilbab itu tidak cukup untuk menggengam penisPak Roy yang besar itu. Perlahan-lahan siswi berjilbab itu mengocok-kocok batangPak Roy itu keatas dan kebawah.
‘emmmhh…iyaahhh..enaakk, bungaaa… kamu pintarrrr… nanti bapak kasih nilai bagusshhh…” Pak Roy menatap siswi berjilbab yang ternyata bernama Bunga sambil mendesah-desah dan meracau. Seorang gadis muda yang cantik, sedang mengelus-elus penisnya.
“ayo sayaaangghh…sekarang dikulum-kulum yaahh…” kata pak Roy sambil terus menyorong-nyorongkan batang kerasnya ke wajah siswi berjilbab cantik itu. Pelan-pelan siswi berjilbab berparas lugu itu mengarahkan mulutnya ke penis pak Roy. Gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu siswi berjilbab itu mengulum sekalian alat vital pak Roy ke dalam mulutnya hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda seperti pentungan satpam itu dikulum dan dijilati. “Oh.. Bungaa…enaakk.. sayaaangghh… enaak muridkuu….” kata pak Roy sambil mendesah-desah kenikmatan. “Ehm..ehmm…”hanya itu yang keluar dari mulut siswi cantik berjilbab itu. Selain menyepong, pak Roy juga mengajari siswinya yang cantik berjilbab itu turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
Pak Guru berkopiah yang dari tadi hanya melihat, lalu mendekati mereka. Dia membuka retsleting celana panjangnya, mengeluarkan penisnya yang hitam, lalu meraih tangan siswi berjilbab berparas lugu itu untuk menggengam kemaluannya. Siswi berjilbab itu meraih penis hitam itu lalu secara perlahan-lahan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu mengocok. Secara bergantian mulut dan tangan siswi berjilbab itu melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tapi siswi cantik berjilbab itu lebih sering mengoral punya Pak Roy, sedangkan penis Pak Guru berkopiah lebih sering dikocok pakai tangan siswi berjilbab berparas lugu itu. Tidak puas hanya menikmati tangan siswi berjilbab itu, sesaat kemudian Pak Guru berkopiah meminta ke pak Roy untuk merubah posisi. Tubuh siswi berjilbab itu tanpa perlawanan yang berarti dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi cantik berjilbab itu diposisikan doggy style sambil mengulum penis Pak Roy, sementara Pak Guru berkopiah itu mengambil tempat dibelakang sisiwi berjilbab yang sudah pasrah itu, dan langsung menyibakkan rok panjang gadis manis siswi SMA itu keatas pinggul dan memelorotkan Cdnya.
“eeemmhh…jjaanngaaannn…jangaannn..” Siswi berjilbab berparas lugu itu berhenti mengulum penis pak Roy dan merintih ketika jari Pak Guru berkopiah itu mulai merenggangka vagina siswi berjilbab itu.
“udah diem!” bentak pak guru berkopiah. Pak Roy juga segera mencengkeram kepala sang siswi berjilbab dan kembali menjejalkan penisnya ke mulut siswi pelajar SMA itu untuk menghentikan rintihannya. Kembali pak Roy mendesah dan memaju mundurkan pinggulnya, menggenjot mulut siswi berjilbab itu. Siswi berjilbab bertubuh mengkal itu memekik tertahan ketika penis hitam pak guru berkopiah menyeruak masuk kedalam liang vaginanya yang sempit. mulut siswi berjilbab berparas lugu itu yang masih tersumpal penis Pak Roy mengeluarkan desahan tertahan berbarengan dengan amblasnya penis pak guru berkopiah memasuki vagina siswi cantik berjilbab itu. Kening siswi berjilbab itu berkerut menahan sakit karena memang ukuran penis Pak Guru berkopiah memang lumayan besar. Tapi Pak Guru berkopiah justru merasakan nikmatnya jepitan vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu di penisnya. Ditariknya penisnya keluar, lalu kembali didorongnya penisnya itu lebih kedalam hingga kembali amblas semuanya ditelan rongga siswi berjilbab berparas lugu itu. Kontan tubuh siswi berjilbab itu bergetar hebat.
“Ooohh.. Pak.. ngghh”erang siswi cantik berjilbab itu sambil melepas penis Pak Roy dari mulut siswi berjilbab itu. Pak Guru berkopiah perlahan-lahan menggenjot vagina itu, tapi makin lama makin cepat sehingga desahan siswi berjilbab berparas lugu itu menjadi erangan panjang. Pak Roy tidak menyia-nyiakan mulut gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu yang terbuka lebar, diatancapkannya penisnya kemulut siswi berjilbab itu, sehingga siswi cantik berjilbab itu tidak bisa berteriak lagi.
Siswi berjilbab berparas lugu itu disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepala Pak Guru berkopiah merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudara siswi berjilbab itu yang sudah tak tertutup apa-apa lagi karena kemeja OSISnya sudah terbuka semuanya dan Bhnya juga sudah dilolosi. siswi berjilbab berparas lugu itu menggelinjang tak karuan waktu puting kanan siswi berjilbab itu digigitnya dengan gemas, kocokan dan kulumann siswi cantik berjilbab itu pada penis Pak Roy makin bersemangat.
Rupanya gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu telah membuat Pak Roy ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulut Bunga dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepala siswi berjilbab berparas lugu itu pun dipeganginya dengan erat. Bahakan sesekali dia ikut menampar pantat sekal mulus siswi berjilbab itu ketika siswi cantik berjilbab itu menggigit pelan batangnya. Penisnya yang besar itu memenuhi mulut siswi berjilbab itu yang mungil, malah masih ada sisaanya diluar. Hal itu membuat gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu susah bernafas. Akhirnya siswi berjilbab berparas lugu itu hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka dilapangan sepi sudut sekolah yang kotor itu. Sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuh Bunga. siswi cantik berjilbab itu terlihat semakin menikmati permainan brutal Pak Roy dan temannya hingga akhirnya tubuh siswi berjilbab itu mengejang dan mata siswi berjilbab berparas lugu itu membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Roy. Bersamaan dengan itu pula genjotan Pak Guru berkopiah terasa makin bertenaga.
“mmhhh…Bungaaahhhh… bapak mau keluar nih !” erangnya panjang sambil meringis. Mereka pun terlihat mengejat-ngejat mencapai orgasme bersamaan. Dari selangkangan siswi berjilbab itu meleleh cairan hasil persenggamaan. gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu melepaskan penis Pak Roy dan jatuh telungkup dilantai kotor beralas tikar lusuh itu. Siswi cantik berjilbab itu terlihat sangat lemas. Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuh Bunga berkeringat sangat banyak. “bapak tusuk sekarang ya bunga sayaaangg…? udah ga tahan dari tadi belum rasain memeknya bunga… tahan ya bunga sayaaaang…” kata Pak Roy sambil membalikkan tubuh siswi berjilbab berparas lugu itu. siswi berjilbab itu tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia sudah tak mampu melawan ketika Pak Roy yang sudah dibakar api birahi membalik tubuhnya terlentang. Rok panjang gadis SMA itu yang kembali turun dinaikkannya lagi keatas pinggul. Jilbab yang menutupi buah dada mengkal sang gadis dililitkan ke lehernya.
“Pelan-pelan paak….”kata siswi cantik berjilbab itu setengah merintih sambil menatap ngeri ke penis pak Roy yang besar. Air matanya sudah mengalir dipipinya. Pak Roy terlihat semakin bernafsu. Lalu dia mengambil posisi berlutut di depan siswi berjilbab itu. dibukanya paha siswi berjilbab berparas lugu itu lalu diarahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluan siswi cantik berjilbab itu sehingga Bunga berkelejotan.
“Suka ga Bunga, memeknya bapak ginikan?”Tanya Pak Roy sambil terus menggesek-gesek.Dia nampaknya tidak mau buru-buru. Dia terlihat menikmati melihat siswi berjilbab berparas lugu itu tersiksa seperti ini.
“Aahh.. iya…senang…” desah siswi cantik berjilbab itu tak tertahankan.
Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vagina siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab itu memejamkan mata, meringis, dan merintih akibat gesekan benda itu pada milik siswi cantik berjilbab itu yang masih sempit. Air mata siswi berjilbab itu kembali mengalir. Penis Pak Roy tampaknya susah sekali menerobos vagina siswi berjilbab itu walaupun sudah dilumasi oleh lendir siswi cantik berjilbab itu. dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi.
“Wah.. Bunga.. hhh… sempit banget memeknya…” ceracaunya. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihan siswi berjilbab berparas lugu itu mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vagina Bunga, semakin cepat dan semakin dalam, hingga masuk semua. Kini vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk. Sepertinya siswi berjilbab berparas lugu itu merasa sakit bukan main karena kemudian siswi cantik berjilbab itu kembali merintih-rintih menyuruh Pak Roy berhenti sebentar, namun Pak Roy yang sudah kalap ini tidak mendengarkan siswi berjilbab itu, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. siswi cantik berjilbab itu terlihat mulai terhanyut sensasi itu. rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh mereka.
“Oh..oh…”hanya itu yang keluar dari mulut Bunga. Mata siswi berjilbab berparas lugu itu terlihat terbelalak seolah merasakan kenikmatan yang tiada tara. Malah kini siswi berjilbab itu juga ikut menggoyang-goyangkn pantatnya secara aktif. Melihat siswi cantik berjilbab itu sudah `in` Pak Roy makin bersemangat. Dia lalu berganti posisi. Pak Roy melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan menaikkan tubuh gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu ke penisnya. Pak Roy ingin memberi siswi berjilbab itu kepuasan lebih dengan cara siswi berjilbab itu yang memegang kendli. siswi cantik berjilbab itu terlihat sudah sangat pasrah dan terhanyut birahinya. Dengan refleks siswi berjilbab berparas lugu itupun menggenggam penis Pak Roy sambil menurunkan tubuhnya yang sintal itu hingga benda perlahan-lahan itu amblas ke dalam memeknya. Jilbab putihnya turun menutupi buah dadanya yang sudah terbuka, namun pak Roy tidak peduli. Justru sang gadis semakin cantik, dengan jilbab yang masih ia pakai, merintih-rintih sambil mengikuti naluri hewaniahnya, menggenjot penis Pak Roy .
“aiihh…sakiit paak…” kata siswi cantik berjilbab itu merintih kesakitan sebentar kala penis Pak Roy makin dalam menyentuh liang siswi berjilbab itu. Tapi setelah berhenti sebentar siswi cantik berjilbab itu pelan-pelan mulai menaik turunkan tubuh gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu perlahan-lahan. Pak Roy memegangi kedua bongkahan pantat siswi cantik berjilbab itu yang padat berisi itu, secara bersamaan mereka mulai menggoyangkan tubuh mereka. Desahan mereka bercampur baur, tubuh Bunga tersentak-sentak tak terkendali, kepala siswi cantik berjilbab itu digelengkan kesana-kemari. Jilbabnya sudah basah oleh keringat ketiga orang itu.
Semakin lama, terlihat gadis berjilbab berbuah dada sekal itu semakin bernafsu. siswi berjilbab berparas lugu itu menggoyangkan pinggulnya semakin cepat diatas tubuh Pak Roy, bahkan siswi cantik berjilbab itu dengan kedua belah telapak tangannya meremasi payudaranya sendiri yang bergoyang-goyang.
Pak Guru berkopiah menonton adegan siswi berjilbab itu sambil mengelus-elus penisnya, dia ingin memncing adik kecilnya untuk `bangun`.
“Ayo…goyang sayaaanghh…oohh!” Pak Roy sepertinya ketagihan dengan goyangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. Tangannya tetap meremas-remas dada Bunga, bahkan sesekali dicondongkannya wajahna untuk melumat payudara siswi berjilbab itu. Kontan siswi cantik berjilbab itu menjerit-jerit makin kuat. Jeritan siswi berjilbab berparas lugu itu membuat Pak Roy makin bernafsu begitu juga Pak Guru berkopiah, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia mendekat dan berdiri di sebelah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, penisnya mengacung di depan muka siswi berjilbab itu. Pak Guru berkopiah itu mengelus-elus pipi siswi cantik berjilbab itu yang putih mulus. “Emut Bungaa…ayo buka mulutnya!” sambil mengarahkan batangnya kemulut siswi berjilbab itu yang mendesah-desah. Dengan setengah memaksa Pak Guru berkopiah itu menjejalinya ke mulut siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu kemulutnya. Siswi cantik berjilbab itu menyambut batangnya dengan kuluman dan jilatan. Seperti tak perduli pada bau sperma pada benda itu, lidah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu terus menjelajah ke kepala penisnya dimana masih tersisa sedikit cairan itu, mungkin karena sudah sangat birahi, siswi berjilbab itu tidak merasa jijik. Malah siswi berjilbab berparas lugu itu mepakai ujung lidah siswi cantik berjilbab itu untuk menyeruput cairan yang tertinggal di lubang kencingnya. Hal itu membuat Pak Guru berkopiah blingsatan sambil meremas-remas kepala siswi berjilbab itu yang masih memakai jilbab putih. Bunga melakukannya sambil terus bergoyang di pangkuan Pak Roy.
“ah uh ah..ah..uh..auuhh…mmhh..”suara-suara itu membahana disudut sekolah itu, suara nista lenguhan dua orang guru yang sedang menggagahi siswiny ayang berjilbab. Sang siswi berjilbab bernama bunga juga akhirnya pasrah dan dipaksa menikmati persetubuhan nista itu. Aku masih terpaku disudut jendela kusam tempatku mengintip. Hpku sudah kugunakan dari tadi, merekam persetubuhan itu.
Dengan tetap bergoyang, siswi berjilbab berparas lugu itu juga mengisap-ngisap penis Pak Guru berkopiah makin keras. Tangan Pak Guru berkopiah merayap ke bawah menggerayangi payudara siswi cantik berjilbab itu. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, sehingga siswi berjilbab itu dibuatnya terpekik-pekik penuh kenikmatan.
“auugghhh..oohhhmm…paaakkk…bungaaa….mauuu..mauuu…”, siswi cantik berjilbab itu meracau terpekik-pekik bahwa sebentar lagi dia orgasme.
“mmmhhh..tahan sayaaaangghhh…bapak juga sudah maauuu….” Pak Roy terus menggenjot dari bawah, ebrusaha segera meraih kenikmatan.
Sampai akhirnya dia meremas pantat Bunga erat-erat dan memberitahu siswi cantik berjilbab itu akan segera keluar, perasaan yang ditahan-tahan itu pun dicurahkan juga. “Aaaahhhhh….!!” jeritan panjang tertahan keluar dari mulut siswi berjilbab berparas lugu itu, kepala siswi berjilbab itu mendongak ke atas menatap langit sore. Mereka orgasme bersamaan dan Pak Roy menumpahkan sperma kentalnya di dalam vagina sempit siswi cantik berjilbab itu. Sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu.
Penis Pak Guru berkopiah yang sudah tegang benar dilepaskan lalu Bunga ambruk ke depan, ke dalam pelukan Pak Roy. Dia peluk tubuh siswi cantik berjilbab itu sambil penisnya tetap dalam vagina siswi berjilbab berparas lugu itu, mereka berdua basah kuyup keringat yang mengucur.
Pak Roy lalu melepas tubuh Bunga yang sangat lemas. Dia mengambil air minum kemasan miliknya di sudut lapangan untuk minum. Penisnya sudah tidak setegang yang tadi. siswi cantik berjilbab itu kini telentang terengah-engah kehabisan tenaga menghadap Pak Guru berkopiah yang sedang mendekat kearah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi berjilbab itu menggeleng lemah ke Pak Guru berkopiah yang sudah bersiap-siap ingin mengagahi siswi cantik berjilbab itu. Ar matanya terlihat masih mengalir di pipinya. Tapi sepertinya air mata dan keadaan sang gadis berjilbab itu yang sudah sangat lemas tidak bisa menyurutkan birahi Pak Guru berkopiah itu yang sudah on fire. Pak Guru berkopiah mengambil handuk kecil kotor di sudut lapangan dan membersihkan vagina Bunga yang belepotan sperma. Usapan ujung handuk di vagina siswi berjilbab berparas lugu itu cukup membuat siswi berjilbab itu bergetar.
kemudian tubuh siswi cantik berjilbab itu oleh Pak Guru berkopiah dipaksa dibalikkan dalam posisi menungging lalu kembali menyibakkan rok gadis berjilbab ityu yang kembali turun menutupi paha dan betisnya. Dia menepuk-nepuk pantat gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu yang montok. Puas menepuk sekarang giliran lidah Pak Guru berkopiah yang merasakan kelembutan kulit pantat siswi berjilbab berparas lugu itu. Mulutnya dengan rakus menciumi pantat siswi berjilbab itu. Lidahnya menelusuri vagina Bunga dari atas kebawah. siswi berjilbab itu semakin menggelinjang ketika lidah Pak Guru berkopiah memjilati anus siswi cantik berjilbab itu. Pak Guru berkopiah tanpa perasaan jijik masih terus menjulurkan lidahnya ke anus siswi cantik berjilbab itu sehingga memberi siswi berjilbab berparas lugu itu terus menggelinjang.
Puas merasakan nikmatnya vagina dan anus gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, dia kemudian meludahi bagian dubur siswi berjilbab itu beberapa kali. lalu digosok-gosokkan dengan jarinya ke daerah itu. siswi cantik berjilbab itu terlihat memejamkan mata pasrah. Bunga terlihat terkejut ketika Pak Guru berkopiah mulai menggesekkan penis hitamnya dibibir lubang anus siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu kontan menarik pantat siswi berjilbab itu. Tapi Pak Guru berkopiah menarik gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi berjilbab itu terkejut dan mencoba berontak “Jangan pak…jangan di situ…. sakit” iba siswi cantik berjilbab itu. “Tahan dikit sayang, masih baru emang sakit, tapi ntar pasti enak kok” katanya dengan tenang. Pak Guru berkopiah itu perlahan-lahan mendorong penisnya masuk ke anus siswi berjilbab berparas lugu itu. Anus siswi berjilbab itu kontan mengerut. Pak Guru berkopiah itu terlihat kesulitan memasukkan penisnya kedalam dubur sempit Bunga. Siswi berjilbab itu merintih menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada dubur siswi cantik berjilbab itu yang lebih sempit dari vaginanya. Air mata gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu kembali meleleh keluar.
“Aduuhh… Sudah Pak… Bunga nggak tahan” rintih siswi berjilbab berparas lugu itu kesakitan. Tapi Pak Guru berkopiah itu tidak menghiraukannya. Dengan paksa terus dimasukkannya penisnya ke anus siswi berjilbab itu.
“Uuhh… Sempit banget nih anus kamu…” Pak Guru berkopiah itu mengomentari siswi berjilbab itu dengan wajah meringis menahan nikmat.
Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Pekikan Bunga semakin keras. Pak Guru berkopiah itu mendiamkan sebentar penisnya disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga dipakai bunga untuk membiasakan diri dan mengambil nafas.
“Auhhh….sakit…” Siswi cantik berjilbab itu menjerit keras saat Pak Guru berkopiah itu mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang dan kasar sehingga tubuh Bunga pun ikut terhentak-hentak. gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu mengerang dan memekik keras merasakan perih. Tanpa menghiraukan siswi berjilbab berparas lugu itu dia tetap mengentot dubur siswi berjilbab itu. Untuk merangsang siswi cantik berjilbab itu, tangannya kedepan meraih kedua payudara siswi berjilbab itu yang bergoyang dan diremas-remasnya dengan lembut.
“pak..u..da..ah….Bunga..sa..kit” jerit gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu panjang. Keringat dan air mata siswi berjilbab itu terus bercucuran. Jeritan Bunga itu tampaknya justru membuat Pak Guru berkopiah itu makin bernafsu. Dengan keras dia sodok-sodokan penisnya dan payudara siswi berjilbab berparas lugu itu yang menggantung diremas-remas dengan brutal. Suara rintihan siswi cantik berjilbab itu saling beradu dengan lenguhan Lambat laun jerit kesakitan gadis SMA berjilbab itu berjurang, walaupun begitu air mata gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu tetap bercucuran. Siswi berjilbab itu mengaduh setiap kali Pak Guru berkopiah itu mengirim hentakan dan remasan keras, namun terkadang terlihat siswi berjilbab itu mengimbangi goyangan Pak Guru berkopiah. Terkadang Bunga harus menggigit bibir untuk meredam jeritannya.
Pelan-pelan terdengar pekikan kesakitan sang gadis berjilbab karena sodokkan penis Pak Guru berkopiah mulai berkurang, berganti dengan rintihan nikmat, apalagi waktu Pak Guru berkopiah itu menarik wajah siswi berjilbab berparas lugu itu dan memagut bibir siswi cantik berjilbab itu, diciumnya gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu dengan lembut. Sungguh suatu perpaduan keras-lembut yang fantastis, dia perlakukan anus dan dada siswi berjilbab itu dengan kasar, tapi di saat yang sama dia perlakukan mulut siswi cantik berjilbab itu dengan lembut.
Akhirnya setelah Pak Guru berkopiah semakin cepat menggoyang pinggulnya menggagahi anus siswi berjilbab itu, sang gadis berjilbab itu mengerang panjang dan mengejat-ngejat, siswi berjilbab itu mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuh siswi berjilbab berparas lugu itu menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang. Pak Guru berkopiah sendiri menyusul siswi berjilbab itu tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dari gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu dan membalikkan tubuh siswi cantik berjilbab itu. Spermanya muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perut siswi berjilbab itu, mengenai BH dan seragam OSISnya.
Siswi berjilbab berparas lugu itu terlihat lemas sekali. Ia hanya terbaring pasrah di tikar lusuh. Bajunya sangat berantakan. Terdengar sisa isak tangisnya. Nafasnya masih menderu karena orgasme-orgasme yang ia alami. Pak Roy kembali merapikan bajunya, semntara Pak Guru berkopiah rekannya masih duduk beristirahat sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri. beberapa saat kemudian dari arah aku datang (aku sudah bersembunyi di ruang gelap sebelah jalan yang penuh kursi-kursi rusak sehingga cukup aman) datang lagi seorang yang berjenggot dan juga memakai baju safari.
“wah, kalian mainnya kok ninggal-ninggal aku.” Kata Pak Guru berjenggot itu. Dia langsung membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang terlihat berurat.. Segera ia mendekati lagi sang gadis berjilbab yang masih terbaring lemah.
“jangaaan…sudaaah….sakiiitt…” Bunga, gadis berjilbab bertubuh sekal itu kembali merintih namun tak bisa berbuat apa-apa ketika Pak Guru berjenggot itu kembali membentangkan kaki Bunga dan langsung menjejalkan penis berburatnya kedalam vagina yang masih berlumuran sperma milik siswi cantik berjilbab itu.. “eemmmhhh….” Bunga yang sudah sangat lemas hanya bisa mendesah ketika penis Pak Guru berjenggot itu melesak kedalam dan mulai digenjot pelan. Pak Guru berkopiah dan Pak Roy hanya tersenyum melihat birahi rekannya yang baru datang . Pak Guru berkopiah masih beristirahat sambil terus mengelus-elus kontol hitamnya, sementara pak Roy segera beranjak meninggalkan tempat itu. Aku segera mematikan rekamanku karena merasa cukup, dan mengikuti Pak Roy dari belakang, meninggalkan Bunga sang siswi berjilbab itu merintih-rintih karena memeknya kembali digenjot kontol untuk kesekian kalinya, jilbab putihnya yang sudah basah karena keringat masih terpakai rapi membungkus kepalanya.

Jumat, 15 Februari 2013

Curhat Indah 13 : Sementara Sakitku Hilang

Setelah sebulan lebih aku minum obat, aku sudah merasa nyaman. Vaginaku tidak lagi terasa perih, panas ataupun gatal. Semalam aku bisa menikmati lagi hubungan seks yang sudah lama aku tahan. Bersama Joe, kami menikmati malam bersama di puncak.

Tak terhitung berapa kali kamu berpadu, berbagai posisi kami nikmati. Singkatnya sejak kami datang sampai pulang pagi ini aku terus menerus telanjang, kerjaku hanya makan, tidur dan make love. Aku tidak perduli pelayan yang datang membawakan makan malam dan sarapan pagi. Aku tetap cuek bertelanjang bulat, yang penting aku bisa menikmatinya bersama Joe. 2 bulan tidak orgasme membuat aku tak perduli.

Hanya saja aku masih belum berani mencari pelanggan lagi. Tapi aku harus mencari uang, sementara ini Joe memang membantuku sekali-sekali. Tetapi aku malu harus menerimanya. Aku tidak bisa membalasnya kecuali dengan memberikan tubuhku padanya. Aku ingin sekali mencari uang, tapi semua surat lamaranku belum berbalas. Sementara aku butuh makan, bayar kost dll.

Aku tidak ingin menjadi pelacur lagi. Aku takut dan masih terngiang nasihat dokter yang merawatku.

Aku bingung

Curhat Indah 12 : Aku Sakit

Ya Tuhan,

Rupanya ini hukuman untukku. Beberapa hari belakangan ini aku merasakan perih, nyeri dan panas pada vaginaku. Karena itu aku pergi ke dokter untuk mengetahui penyakitku dan mengobatinya. Awalnya kuceritakan keluhanku, lalu dokter muda itu bertanya,"Anda sudah menikah?"
"Belum dok", dengan polosnya aku menjawab
"Baiklah, tolong celananya dibuka dulu, saya akan periksa"

Aku memang bodoh, pergi ke dokter mengenakan celana jeans. Karena itu kubuka celana jeans dan CDku kemudian naik di tempat tidur. Entah mengapa kali ini aku merasa jengah harus telanjang di depan lelaki, meski ia seorang dokter.

"Boleh, dibuka kakinya", dokter itu memintaku mengangkang

Ia segera memeriksa daerah vaginaku, lalu ia bertanya lagi,"Maaf, bukan saya lancang. Apakah anda pernah berhubungan seks?"

Rupanya dia heran karena aku mengaku belum menikah.

"Pernah Dok", aku menjawab agak ragu
"Baiklah, silahkan pakai kembali pakaiannya"

Aku memakai kembali celanaku, lalu duduk di kursi depan meja praktek dokter itu.

"Bagaimana dok?"
"Begini, mulanya saya agak kaget karena anda tadi mengatakan belum menikah. Tetapi saya tidak berani menarik kesimpulan sebelum anda mengkonfirmasi bahwa anda pernah berhubungan seks"
"Memangnya ada apa Dok?"
"Begini, awalnya saya melihat anda yang mengenakan jilbab, begitu cantik dan mengaku belum menikah. Tetapi sewaktu saya periksa, saya melihat sesuatu yang berlawanan sekali. Terus terang tadinya saya bingung tetapi setelah anda berterus terang, maka saya bisa memastikan bahwa anda terkena penyakit Herpes"
"Apakah itu berbahaya dok, bisa sembuh kan?"
"Terus terang saya bisa mengobati untuk menghilangkan gejalanya, tetapi karena ini disebabkan virus maka tidak bisa sembuh 100%. Ada kemungkinan akan kambuh kembali jika daya tahan tubuh menurun. Ya, seperti flu begitulah. Tapi ada yang lebih menarik perhatian saya"

Aku agak bingung

"Jadi saya tidak bisa sembuh Dok, lalu apa akibatnya? Terus ada masalah apalagi dok?"

"Begini, sewaktu saya memeriksa vagina anda, tampaknya ada bekas-bekas luka pada vagina dan anus anda, apakah anda pernah diperkosa?"

Aku teringat kerjadian terakhir sewaktu dikerjai si idiot itu...

"Sebenarnya tidak pernah dok, tapi saya punya penjelasan tentang hal itu"

Aku terpaksa bercerita bahwa aku ini PSK, dan kejadian terakhir yang aku terima. Si dokter hanya mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian berkata,"Jalan hidup seperti itu sangat berbahaya, anda bisa terkena macam2 nantinya, mungkin juga HIV bisa terkena. Sayang sekali, gadis cantik, muda dan berjilbab seperti anda harus mencari jalan hidup seperti itu. Seharusnya jilbab itu menunjukkan pribadi yang sholeh. Sebaiknya cari perkerjaan lain."

Aku terdiam, dalam hatiku aku takut, marah, sedih, bingung semua campur aduk menjadi satu. Sampai di tempat kost pun aku masih memikirkan hal itu.

Sebenarnya dokter itu menyarankan aku untuk tes HIV, tapi aku takut.

Aku takut...penyakit kotor, HIV, AIDS dan dosaku...

Ya Tuhan....

Ampunilah aku....

Curhat Indah 11 : Bulan Penyesalan

Hari ini hari ke 6 puasa. Selama itu pula aku menghentikan kegiatanku melayani pelangganku. Aku ingin bertobat... Apalagi pengalamanku yang terakhir menambah keinginanku untuk berhenti.

Tetap 2 hari sebelum puasa, aku melayani tamuku seperti biasa. Tampaknya dia sangat puas dengan pelayananku, karena itu ia menawarkan untuk melayani temannya juga. Semula aku ragu-ragu, karena semua tamuku selama ini diseleksi oleh Joe. Tapi kali ini aku mencoba lepas dari Joe, aku terima tawaran itu.

Aku kemudian pergi ke sebuah rumah di kawasan Kemang. Disana aku disambut oleh Arif, seorang lelaki berumur sekitar 40 tahun. Aku dipersilakan masuk, rumahnya cukup besar dan mewah. Perabotnya bergaya tradisional Jawa. Dipadukan dengan rimbunnya halaman, terasa begitu asri.

Aku disuruh masuk ke sebuah kamar, setelah itu Arif mulai mencumbuiku. Dan seperti biasa dilanjutkan dengan telanjang dan hubungan seks. Arif meminta aku yang aktif, karena itu aku duduk diatasnya dan mengoyangkan pinggulku sampai akhirnya terasa penisnya mengeluarkan sperma dalam vaginaku, croot...croot...crooooottt.....

Setelah selesai Arif memintaku tetap telanjang, dengan lembut ia mengikat kedua tanganku ke rangka tempat tidur. Setelah itu ia menciumiku, aku kegelian, entah kenapa, Arif bisa membuatku bergairah dan geli, padahal biasanya aku mati rasa melayani pelangganku.

Kemudian Arif keluar kamar...tidak beberapa lama kemudian ia masuk kembali bersama seorang pemuda. Aku tersentak kaget...pemuda itu bukan pemuda biasa, ia adalah lelaki idiot yang terus menerus tertawa menyeringai. Air liurnya menetes seperti anak bayi, lidahnya sering kali keluar masuk dan mata sedikit juling.

Aku berusaha meronta dan membebaskan diriku, tetapi tanganku terikat. Arif tidak perduli, ia menuntun pemuda itu mendekat, membuka bajunya, dan ya Tuhan... menyuruhnya meniduriku...

Pemuda itu tertawa-tawa senang, persis seperti anak kecil yang diberi permen. Ia menaikiku dan memasukkan penisnya ke vagina dan anusku bergantian. Ya betul - betul bergantian, masuk vagina, lepas, masuk anus, lepas, masuk vagina kembali .... begitulah yang terjadi. Sementara bibirnya bernafsu menggigiti mulut dan bibirku... Besar penisnya tidak normal, jauh lebih besar dari semua orang yang pernah aku layani, vaginaku terasa sesak, perih dan nyeri...

Aku mencoba berontak tetapi tidak berhasil, sampai ia mengeluarkan spermanya... Croot...Crooot....Croooooot.... Ia berteriak-teriak seperti orang kesurupan. Aku betul-betul muak, tidak kuat lagi aku ikut berteriak kesakitan... Namun rupanya ia merasa teriakanku menyakitinya, ia marah dan menendangiku. Setelah itu ia memasukkan tanggannya ke vagina dan anusku, gila... rasanya sakit sekali, perih dan nyeri... Arif terlambat mencegah hal itu dan mencoba melepaskan tangannya dari vaginaku. Setelah berhasil, ia segera meminta tolong pembantunya.

Akhirnya pemuda tadi dibawa keluar setelah 2 orang pembantu ikut memeganginya. Sementara aku terkapar lemas dan kesakitan. Arif meminta maaf atas kejadian itu dan membuka ikatan tanganku, tetapi semua sudah terjadi. Anus dan vaginaku terasa perih akibatnya, sementara vaginaku masih belepotan sperma. Aku mengelap vaginaku dengan CDku. Memakai bajuku kembali dan pulang....

Wajah pemuda idiot itu terus membayangiku, tertawanya saat ia orgasme masih terngiang. Aku jijik padanya, aku jijik pada diriku sendiri yang sudah melayani nafsunya. Aku ingin berhenti menjual tubuhku, membiarkan tubuhku dilihat, dijamah, disetubuhi, disodomi dan yang terakhir, dikerjai oleh seorang pemuda idiot... Aku capek jadi PSK, aku ingin berhenti...

Uang yang terkumpul baru sekitar 25 juta... aku tahu itu pasti tidak cukup untuk berobat. Tapi aku pasrah, aku ingin bertobat...aku tidak ingin melakukannya lagi...

Joe masih tetap menemaniku, ia masih setia mencarikan pelanggan untukku. Ia juga yang selalu menjadi pelarianku, untuk kesedihanku, untuk kemarahanku, untuk nafsuku...

Hampir setiap selesai aku melayani tamu aku mampir ke tempatnya. Aku menangis di bahunya... dia dengan lembut membelaiku, mengusap rambutku, menciumku... dan aku membalasnya dengan menyerahkan tubuhku...

Aku nggak tahu apa ini cinta, pelampiasan nafsuku atau aku sekedar butuh perhatian dan pelarian. Maafkan aku Joe, aku sendiri tidak yakin dengan apa yang aku rasakan. Yang pasti aku merasa nyaman denganmu, merasa hangat, dan juga kamu bisa menjadi pelampiasan nafsuku yang bergejolak.

Tapi sekarang aku ingin berhenti...
Aku ingin bertobat...

maafkan aku...

Curhat Indah 10 : Jadi PSK

Ya Tuhan...

Entah apa yang kulakukan ini...
Aku melakukannya demi uang...uang...

Beberapa lama memang aku tidak mengisi diaryku ini karena aku begitu sibuk. Sibuk? ya aku sibuk melayani tamu-tamuku.

Beberapa minggu lalu aku mendapat telpon dari Adikku di Bandung. Ayah sakit kanker katanya!! Dan butuh biaya operasi dan pengobatan. Minimal Rp 120 juta... Aku terhenyak, saat ini memang hanya aku dan Ayah yang bekerja. Artinya jika Ayah sakit akulah yang menjadi tulang punggung keluarga, padahal aku baru saja di PHK.

Akhirnya Joe yang menjadi penolongku. Aku dicarikan pelanggan yang mau membayar mahal, umumnya mereka adalah para pendatang baru di dunia petualangan seks. Jadi mereka masih takut. Hampir tiap hari aku melayani tamuku, malahan terkadang 2 - 3 orang dalam sehari. Hati kecilku menangis, tubuhku pun terasa remuk. Himpitan dan lenguhan tamuku menjadi makananku, meskipun aku mencoba tetap tersenyum.

Hanya Joe yang bisa jadi pelarianku. Biasanya setelah melayani tamuku, aku mampir ke tempat kost Joe. Disana aku bisa menangis, merebahkan kepalaku ke dadanya, dan biasanya setelah itu kami mulai saling membelai, mencium dan kemudian melakukan hubungan seks. Joe memperlakukan aku dengan lembut, itulah yang menenangkan hatiku. Setelah melayani tamu, aku bisa merasakan orgasme bersama Joe. Terkadang Joe malah ikut membersihkan lelehan sperma yang keluar dari vaginaku. Hampir semua tamuku tidak biasa mengenakan kondom, karena mereka terbiasa melakukannya dengan istri mereka di rumah.

Begitulah, aku tidak mencoba menghitung lagi berapa lelaki yang sudah merasakan tubuh dan vaginaku ini....

Aku baru mengumpulkan sekitar 15 juta setelah hampir sebulan aku menjalani profesi ini. JAdi minimal 6 - 7 bulan lagi aku harus melakukannya, belum lagi aku masih harus membayar kost dan makan. Mungkin bisa jadi 10 bulan.

Aku malu, bingung, takut... vaginaku rasanya sudah longgar. Setiap penis yang masuk tidak lagi terasa peret atau perih, semua masuk begitu saja tanpa halangan...
Lubang anusku rasanya sudah sebesar bola pingpong. Aku sudah tidak merasa kesakitan lagi jika melakukan anal seks. Demikian pula, oral seks adalah hal biasa bagiku meskipun penis itu baru saja keluar masuk anusku... bau tai tidak lagi menjadi halangan, aku langsung bisa melumat penis yang masih belepotan kotoranku sendiri...

Untung masih ada Joe yang perhatian padaku... tapi aku sampai kapan aku harus seperti ini???

Curhat Indah 9 : Aku Memang Pelacur

Sudah beberapa hari ini aku nggak ngisi diary ini. Memang aku sengaja untuk menenangkan pikiranku.

Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk jadi pelacur, sementara ingatanku melayani Anton untuk mengganti uang kantorku belum hilang, empat hari aku tiba-tiba dipanggil Mbak Netta.

"Indah, sorry ya aku harus berterus terang sama kamu"
"Kenapa Mbak?"
"Aku langsung aja to the point deh, begini... kantor kita sedang mengalami kesulitan karena kurangnya order yang masuk. Karena itu kita harus melakukan pengurangan karyawan, dimulai dari karyawan kontrak dulu..."
Aku tidak lagi perhatian pada perkataan Mbak Netta, kepalaku seperti melayang. Aku bakal kena PHK karena status kerjaku masih kontrak. Berarti aku harus cari kerja lagi, padahal minggu ini aku harus membayar uang kost.

Sorenya aku telepon Joe lagi. Kujelaskan kondisiku sekarang, kelihatannya Joe mau membantuku lagi.
"Oke deh In, ntar aku cariin lagi kalau ada yang tertarik sama kamu ya...", janjinya.

Keesokan harinya pagi-pagi Joe menelponku,"Pagi Indah..."
"Pagi Joe, ada apa?"
"Aku punya pelanggan untuk kamu, kebetulan dia orang daerah yang sedang ada rapat di Jakarta. Dia sobat lamaku, yang bekerja di Kalimantan. Supaya teman-teman sekantornya tidak curiga, dia minta tolong dicarikan orang yang kelihatan sopan dan rapi agar bisa diakui sebagai keponakannya."
"Mengenai pembayarannya?"
"Dia sudah transfer ke aku, nanti aku transfer ke rekeningmu ya. Jumlahnya 2 juta."
Aku sempat bimbang, tetapi kebutuhanku sudah mendesak jadi aku tidak ada pilihan lain.
"Ok, jadi gimana ketemunya?"
Joe memberikan penjelasan. Aku harus membawa bungkusan seperti oleh-oleh yang akan dititipkan ibuku kepada orang itu. Aku harus menemuinya saat makan siang di sebuah hotel di kawasan kemayoran.

Aku segera bersiap, kali ini aku mengenakan blus pink dengan rok kembang-kembang tipis, dengan Jilbab pink. Wajahku kurias sesederhana mungkin tetapi tetap menarik dan ceria. Aku tidak ingin terlalu menyolok tetapi ingin memuaskan pelangganku juga. Sewaktu pergi aku tidak lupa membeli sekeranjang salak, untuk dititipkan.

Sesampainya di hotel tersebut, aku segera menemui resepsionis untuk menemui Rusdi.
"Siang Mas, saya ingin bertemu Pak Rusdi. Beliau dari Kalimantan yang sedang rapat disini"
"Sebentar ya Mbak, saya cek dulu...", kata resepsionis

Setelah ditelepon aku disuruh menunggu di Lobby. Tak berapa lama kemudian datang seorang lelaki, berumur sekitar 35 tahunan bersama beberapa orang lainnya. Kelihatannya mereka adalah rekan sekantor Rusdi.
"Halo Indah, apa kabar...", Rusdi berpura-pura menyambutku hangat
"Baik Om...", aku mencium tangan kemudian cipika-cipiki. Supaya tidak curiga, Joe menyarankan kami melakukan ini.
Setelah dikenalkan dengan teman-teman sekantor Rusdi, aku diberi kunci kamar dan disuruh menunggu disana.
"Oleh-olehnya disimpan di kamar aja ya, kamu tunggu disana sebentar, aku nanti menyusul. Ada titipan untuk ibumu", kata Rusdi.

Rupanya sandiwara kami berjalan baik, tak seorangpun teman-teman Rusdi curiga, termasuk 2 rekan wanitanya. Aku segera naik lift dan masuk ke dalam kamar.

Sesampainya di kamar, aku meletakkan bungkusan salak di pojok ruangan. Mataku menatap berkeliling. Rupanya Rusdi orangnya rapi dan apik. Kulihat tas kerjanya diletakkan rapi di meja di samping laptopnya. Sementara koran tadi pagi yang telah dibaca, dilipat rapi kembali. Aku menarik nafas dalam-dalam. Ini kali kedua aku harus menjadi pelacur...aku harus melayani orang yang bahkan belum pernah aku kenal sebelumnya...

Aku membuka celana dalamku, tetapi BH, rok, blus dan Jilbabku tetap kupakai. Aku mengoleskan jelly ke dalam vaginaku. Hal ini aku lakukan agar jika penis Rusdi masuk vaginaku, tidak terasa sakit.

Tak berapa lama kemudian Rusdi masuk kamar. Aku segera menyambutnya. Rupanya Rusdipun sudah tidak sabar lagi, kami segera berciuman dan berpagutan. Kubuka pakaian Rusdi dan kubawa ke tempat tidur. Kuciumi penisnya yang mulai tegang, sementara jemari Rusdi membelai paha dan pantatku.
"Indah, kamu begitu cantik dan manis... aku ingin merasakan diri dan dekapanmu...", pinta Rusdi.
Aku tidak menjawab, melainkan menyibakkan sedikit rokku, kemudian aku naik ke atas tubuh Rusdi. Aku arahkan penisnya menuju vaginaku dan tanpa menunggu lagi segera kugerakkan pinggulku...
"Oh, Indah....enak...enak sekali..."
Aku merasakan penisnya semakin menegang dalam vaginaku. Semakin cepat aku bergoyang, dan tak berapa lama kemudian Rusdi memintaku doggy style. Penisnya menusuk dari belakangku...tapi aku tidak merasakan kenikmatan sama sekali. Sepetinya ini hanya sekedar tugas tanpa menggunakan perasaanku.
Setelah itu Rusdi menaikiku. Aku hanya menaikkan rok depanku agar vaginaku terlihat dan bisa dimasuki penisnya. Rusdi menggerakkan pinggulnya penuh nafsu, aku kemudian melingkarkan kakiku ke badannya. Aku mencoba menikmati hubungan seks ini tetapi tidak bisa... di kepalaku hanya ada aku perlu bayar kost...
Tak berapa lama kemudian penis Rusdi mengeluarkan spermanya dalam vaginaku, croot...crooot...croooootttt.... Aku bisa merasakan cairan hangat mengalir dalam vaginaku. Rusdi memelukku erat dan menciumi bibirku dengan gemas.

"Terima kasih, Indah. Barusan enak sekali. Aku tidak pernah membayangkan bercinta dengan gadis berjilbab sepertimu dan melakukan hubungan seks dengan gadis yang masih mengenakan jilbab..."
"Sama-sama Om... Sini saya bersihin penisnya..."
Aku menjilati penis Rusdi, setelah itu kulap dengan tissue. Pada saat aku bangkit dan akan mengenakan celana dalamku Rusdi memegang tanganku.
"Jangan dulu, ada temanku yang ingin mencicipimu juga..."
"Tapi Om..."
"Aku tambah 1 juta lagi kalau kamu mau melayaninya juga"
Hati kecilku mengatakan tidak, tetapi rasionalku mengatakan aku perlu uang itu. Akhirnya aku menyetujui,"Ok Om, dimana kamarnya..."
"Dia sudah menunggu, aku suruh dia kesini...", Rusdi mengangkat telepon. Kemudian dia bergegas memakai pakaiannya.

Tidak sampai lima menit pintu diketuk, Rusdi membukakan pintu dan masuklah sepasang suami istri.
"Indah, ini Om Jafar dan istrinya Meity..."
Aku agak kaget, kenapa istrinya ikut? Bukankah aku harus melayani suaminya?
Kuperhatikan istrinya, orangnya mungil, tinggi sekitar 150 cm, kulit putih bersih, wajah cantik dan manis. Aku tak habis pikir, kenapa suaminya tidak puas dengan istrinya. Dia mengenakan kaus lengan panjang berwarna biru muda, dengan celana jeans dan juga jilbab biru muda.
"Ayo Ty, buka bajumu...", kata Jafar.
Meity nampaknya ragu, tetapi Jafar malah membuka retsleting celananya dan menarik sekaligus dengan celana dalamnya sampai ke mata kaki. Mety nanpak malu sekali dan berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya. Rupoanya vagina Meity dicukur bersih, tak tampak sehelaipun rambut kemaluannya.
"Sudah nggak usah malu-malu, anggap saja Rusdi ini aku..."
Meity kemudian ditelanjangi oleh Jafar. Dia kemudian mendorong Meity ke hadapan Rusdi. Rusdi kemudian mulai memeluk dan menciumi Meity.
Aku tidak sempat memperhatikan mereka selanjutnya, karena Jafar segera menghampiriku dan mulai mencumbuiku.
Aku tidak perlu berpanjang lebar, yang jelas kami melakukan apa yang disebut Swinger. Aku dengan jafar, sementara Meity istri Jafar dengan Rusdi. Aku sendiri seperti sedang menonton sebuah pertunjukan film BF. Hanya saja aku sebagai pemerannya sendiri.
Setelah masing-masing pasangan puas melakukannya, Jafar kemudian kembali menindih Meity. Rupanya Jafar ini seorang hiperseks, kelihatannya dia tidak puas sudah menggauliku. Dia tidak ragu-ragu menggauli istrinya di depan kami. Padahal sudah jelas kelihatan Meity sudah kepayahan melayani Rusdi sebelumnya.

Baru menjelang Maghrib aku bisa pulang. Uang 1 juta ditangan, ditambah transfer 2 jtua dari Joe mestinya cukup untuk membayar kost dan makan hampir 1 bulan.

Aku sekarang masih merenungkan apa yang sudah aku kerjakan. Aku menjadi seorang pelacur... apapun alasannya, sudah 2 kali ini aku melacurkan diriku. Dan apa artinya jilbab penutup kepalaku ini....

Aku bimbang...

Curhat Indah 8: Aku Menjadi Pelacur

Andi sudah menjadi masa laluku. Aku tidak lagi menanggapi teleponnya, aku menganggap dia sudah tidak ada lagi di muka bumi ini. Aku benci dia...

Aku juga lagi punya masalah keuangan, Senin kemarin aku dititipi uang pembayaran kantorku. Sekalian makan siang, aku bawa uang dalam amplop itu. Entah bagai mana ceritanya, sewaktu sampai di Bank, amplop itu tidak ada. Aku panik, aku coba kembali ke restoran tempat aku makan ternyata juga tidak ada. Sepuluh Juta Rupiah!! Bukan jumlah yang sedikit buatku. Sementara tabunganku tidak sampai separuhnya...

Dalam situasi kalut, tiba-tiba Joe, telepon aku. Rupanya Andi memberikan nomer Hpku padanya. Dia mengajakku bertemu, aku sempat menolak, kujawab aku sedang pusing. Rupanya dia mencoba bersimpati padaku, dan bertanya apa masalahnya.

"Kenapa, Indah... ada yang bisa aku bantu?"
"Aku menghilangkan uang kantor...10 juta...aku bingung, karena musti mengganti segera..."
Joe terdiam sebentar, lalu berkata,"Aku coba bantu deh, kamu sore ini bisa ketemu aku?"
"Maksudmu?", aku jadi curiga.
"Begini, aku bisa bantu kamu tapi kalau segitu aku nggak bisa"
"Trus...?"
"Aku punya temen yang bisa bantu, tapi kamu juga harus bantu aku"
"Bantu gimana?"
"Pokoknya kita ketemu dulu deh nanti sore di lobby hotel ....", Joe menyebut sebuah hotel di kawasan Slipi.
"Ok, sampai nanti..."

Aku bingung, kalut dan takut, Mbak Netta memanggilku. Aku coba jelaskan semuanya, tetapi posisiku memang terpojok. Mbak Netta juga tidak bisa membantu, dan aku harus mengganti dalam tempo 1 minggu.

Sorenya aku datang menemui Joe. Dia sudah menungguku disana.

"Apa kabar Indah", Joe menyapaku ramah.
"Kurang menyenangkan Joe, aku lagi kalut nih...", jawabku.
"Ok, aku mengerti. Aku coba bantu kamu sekarang. Ini ada uang 5 juta dariku. Ambil saja", katanya sambil menyerahkan sebuah amplop.
"Joe, aku nggak bisa bayak kembali uang ini, kamu nanti gimana... Lagian masih kurang 5 juta..", jawabku pelan.
"Nah itulah yang mau aku bantu. Seperti yang aku bilang tadi aku punya temen yang bisa bantu... tapi kamu juga harus bantu aku"
"Bantu gimana... apa yang bisa aku lakukan?"

Joe sepertinya agak ragu dan diam sebentar, lalu dia berkata,"Begini Indah, aku bukan bermaksud menjerumuskan kamu seperti Andi. Kamu orangnya baik, cantik, putih. Dan apa yang aku lakukan kemarin terhadapmu karena aku belum kenal kamu. Aku pikir kamu sama saja seperti cewek-cewek panggilan yang lain"
"Andi memang jahat, brengsek!!!", makiku
"Iya, tapi aku harus bicara apa adanya In, temen aku ini pengen mendapatkan servis kamu, seperti yang sudah aku rasakan..."
"Maksudmu? Aku harus melayani dia di tempat tidur?"
"Aku tahu kamu gadis baik-baik, terbukti kamu juga berjilbab. Tapi kamu tau dong, tidak ada yang gratis di dunia ini. Ini yang bisa aku lakukan. Kalau kamu nggak setuju nggak apa-apa, tapi aku nggak bisa bantu lebih banyak lagi..."

Aku terdiam. Selama ini aku memang melakukan banyak hubungan seks dengan lelaki. Tetapi sebelum dengan Andi, aku melakukannya dengan sukarela, bukan karena uang. Andi yang menipuku, Andi yang menjerumuskanku...

"Gimana Indah, kamu setuju. Kalau kamu setuju aku telepon dia, dia ada di kamar .....", kata Joe sambil menyebut sebuah nomor.

Aku bimbang, takut, malu tapi aku perlu uang itu....
Aku memandang Joe, wajahnya tampak tulus. Matanya tajam menatapku, menunggu keputusanku...

"Baiklah Joe, aku tidak punya pilihan lain", akhirnya aku setuju.
"Ok, aku telepon dia ya"

Joe mengambil HPnya dan menelepon. Setelah itu dia mengajakku naik ke kamar yang dituju.

Sesampainya di depan kamar, Joe mengatakan,"Indah, dia bisa bayar sisanya, 5 juta lagi. Aku cuma mengantar sampai disini. Tapi pesanku, baik-baiklah dengan dia, ini pertama kalinya dia melakukan hal ini. Puaskanlah dia...", lalu Joe meninggalkanku.

Aku sendiri termanggu di depan pintu. Kulihat Joe telah menghilang dalam lift. Sebenarnya dia baik, hanya Andi yang memanfaatkannya untuk mendapatkan uang dengan menjual diriku. Tapi saat ini...ini pilihanku sendiri. Bukan karena Joe... dia tidak memaksaku... ini pilihanku.

Aku coba menarik napas panjang dan memantapkan hati, kupencet bel kamar. Tak berapa lama pintu terbuka, kulihat seorang lelaki berumur sekitar 40 tahunan mengenakan baju batik. Wajahnya cukup tampan, tidak terlalu gemuk ataupun kurus.
"Selamat malam, saya Indah", kataku memperkenalkan diri.
"Malam juga, saya Anton. Silakan masuk"

Aku masuk kedalam kamarnya. Kulihat sekeliling, tampak sebuah laptop di meja. Sebuah koper kecil ada di pojok kamar.
"Maaf kalau saya tidak ada persiapan", kata Anton. "Mbak Indah mau minum apa?", katanya sambil membuka lemari es.
"Air putih saja..."
Anton mengambil botol Aqua dan sebuah gelas, dan meletakkannya di meja.
"Tadinya saya tidak percaya waktu membuka pintu. Mbak Indah, pakai Jilbab... apa betul Mbak Indah mau...", Anton tidak melanjutkan kalimatnya.
"Sebenarnya nggak, tapi saya tidak punya pilihan. Saya harus mengganti uang kantor saya..."
"Iya, Joe udah cerita sama saya. Sorry kalau saya agak gugup. terus terang ini pengalaman pertama saya", kata Anton lagi.

Aku tidak menjawab, kumantapkan hatiku. Lalu aku bangkit berdiri, memegang tangan Anton dan mengajaknya ke tempat tidur. Aku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya. Pelan-pelan kucium bibirnya, Anton membalas dengan lembut.

Dan setelah itu terjadilah semuanya. Aku membuka pakaian Anton dan menciumi tubuhnya. Penisnya mulai tegang...ku jilati dengan gemas...

Kemudian aku tidak membuka kerudung maupun bajuku, kuangkat rok dan kuturunkan celana dalamku. Kuraih tangannya memegang vaginaku yang mulai basah. Lalu dia berbaring teletang. Aku duduk di atasnya, pelan-pelan penisnya kumasukkan dalam vaginaku. Aku gerakkan pinggulku, ke depan ke belakang. Anton mulai meringis nikmat.

Kami melakukan berbagai variasi posisi, termasuk Anton mencoba memasukkan penisnya ke Anusku. "Boleh anal ya In, istriku nggak pernah mau", pinta Anton.
Aku mengangguk, penis Anton bergantian masuk anus dan vaginaku. Sebenarnya aku agak jijik, membayangkan penis yang belepotan tai masuk vaginaku tapi aku mencoba memuaskan Anton.

Akhirnya Anton mengeluarkan spermanya dalam vaginaku. Croot...crooot...crooooot... Anton memeluk dan mencium bibirku dengan penuh nafsu, Aku kali ini tidak merasakan kepuasan apa-apa. Yang terpenting aku dapat uang...itu yang ada dalam pikiranku. Dihadapan Anton pun aku belum telanjang, hanya mengangkat rok dan membuka celana dalamku. Jadi Jilbab dan bajuku masih lengkap.

Ya Tuhan...Maafkan diriku... Cukup sekali ini aku melakukan ini karena uang...

Anton memelukku dan tertidur. Aku tidak bisa memejamkan mataku sama sekali. Sekitar 1 jam Anton tertidur pulas.

Setelah bangun Anton, membuka tasnya dan memberikan setumpuk uang. Aku tidak lagi menghitung, segera saja kumasukkan dalam tas.

Setelah itu, aku baru membuka semua bajuku. Aku mandi sebentar, kemudian mau berpakaian. Namun rupanya Anton masih belum puas, melihatku telanjang penisnya membesar lagi. Diajaknya lagi aku ke tempat tidur. Aku harus melayaninya sekali lagi sebelum pulang... Sekali lagi biarpun vaginaku basah, tetapi aku tidak merasakan kenikmatan apa-apa... Jadi begini rasanya seorang pelacur melayani tamunya... Tidak menikmati... Hanya untuk bertahan hidup...

Sesampainya di kost aku sholat minta ampun. Cukup sekali ini aku menjadi pelacur... cukup sekali ini saja....

Curhat Indah 7 : Aku Dijual

Andi benar-benar gila!!! Jahat!!! Aku Benci dia!!!

Senin siang kemarin aku ditelpon oleh Andi, dia mengatakan agar aku datang malam harinya ke sebuah hotel di kawasan Mangga Dua. Katanya ada yang ingin dibicarakan katanya. Karena kupikir dia akan membicarakan tindakannya waktu malam Minggu lalu aku setuju saja. Dia menyuruh aku menghubungi resepsionis untuk mengambil kunci, sementara kamar sudah dia bayar dan kunci yang satunya dia bawa.

Aku tanpa curigaaku pergi ke sana. Sepertinya semua lancar karena Andi sudah mengaturnya. Aku masuk ke kamar, dan menunggu Andi. Rupanya AC kamarku tidak terlalu dingin, malahan cenderung panas. Aku membuka seluruh pakaianku, toh Andi sudah biasa melihatnya pikirku. Tak terasa aku tertidur.

Sekitar jam 12, aku merasa ada orang meraba-raba tubuhku. Pasti Andi sudah pulang pikirku. Aku tetap memejamkan mata nafas dan tengkurap merasakan sentuhannya. Tak lama vaginaku sudah mulai basah, sepertinya Andi juga mulai bernafsu, aku merasakan tubuhnya menindih tubuhku dan mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Awalnya aku merasa aneh karena rasanya penis Andi tidak seperti biasanya. Mungkin karena posisinya dari belakang pikirku ladi, karena biasanya kami berhadapan. Aku menikmatinya, sambil menutupkan mukaku ke bantal. Enak sekali rasanya... untuk sementara aku melupakan kekesalanku pada Andi dan hanyut terbawa nafsu birahiku.

Setelah itu tubuhku dibalikkan, aku membuka lebar-lebar pahaku agar penis Andi bisa segera masuk. Ufff...kali ini terasa begitu keras... aku melenguh nikmat...
"Aahhhh... Ndi, enak banget..."
Mataku masih ku pejamkan menikmati genjotan Andi, dia memeluk dan menciumi leherku sambil terus memasukkan penisnya. Aku mencium parfum yang baunya asing bagiku. Mungkin Andi mengganti parfumnya.
"Parfum baru ya Ndi..."
Andi tidak menjawab. Tiba-tiba aku merasa hal yang aneh. Biasanya tubuh Andi tidak segemuk ini. Aku segera membuka mataku dan mencoba melihat Andi.

Ya Tuhan...Ini pasti bukan Andi, aku meronta mencoba melepaskan diri.
"Siapa kamu!!! "
Tapi orang tersebut malah membentangkan kedua tanganku dan menekannya, sambil terus menggenjot penisnya.
"Betul kata Andi, kamu memang cantik, putih dan yang lebih penting, vaginamu legiit sekali...", kata orang itu sambil menyeringai.
"Siapa kamu! Kok kamu bisa masuk...", aku mulai ketakutan.
Orang itu tidak menjawab, melainkan makin bergairah dan mencoba menciumi bibirku.
Aku mencoba menghindar, wajahku kupalingkan ke kiri ke kanan, tetapi dia terus saja berusaha menciumiku dan penisnya makin menegang.
"Stop...berhenti... tolooong..." teriakku. Tetapi aku tidak bisa melawan, tubuhnya lebih besar dan jauh lebih kuat dari usahaku.
"Tolong, hentikan...hentikan...", pintaku mulai menangis.
Tetapi orang itu malah semakinberingas, dia semakin bernafsu dan akhirnya...crooot...crooootttt....croooootttt... Kurasakan penisnya menyemburkan cairan dalam vaginaku. Sementara dia begitu bernafsu menyedot dan menggigit leherku.
Aku hanya bisa pasrah... menangis... Andi tega sekali... jahat... apa maksudnya semua ini...
Akhirnya orang tersebut mengendurkan pelukannya, penisnya kurasakan mulai lemas dan lepas dari vaginaku.
"Siapa kamu?", aku bertanya lagi sambil menangis.
"Kok tanya-tanya, bukannya Andi udah ngasih tau. Panggil aja gue Joe...", katanya.
"Apa maksudmu Andi sudah memberi tahu...", aku agak bingung.
"Nggak usah belagak lugu deh, urusan bayarannya minta ama Andi aja...". Joe mulai berdiri, dan pergi masuk ke kamar mandi.
Aku mengejarnya, "Jadi maksudmu ini semua Andi yang mengatur?"
"Lah bukannya biasanya juga begitu...?", Joe kelihatannya tidak main-main.
Aku terdiam, kembali ke samping tempat tidur dan duduk bersimpuh di lantai. Menangis... Andi...kamu tega...kamu jual aku...
Selesai kencing, Joe keluar kamar mandi dan mulai memakai pakaiannya.
"Sorry gue harus jalan lagi...thanks atas pelayanannya, kamu cantik, manis, putih, wangimu harum dan vaginamu begitu rapat. Aku puas banget deh. Ntar kapan-kapan aku booking lagi ya lewat Andi..."
Aku tidak memperdulikan Joe lagi. Aku merasa dadaku seperti tertusuk...dalam dan sakit...aku tidak percaya...Andi menjualku....
Aku begitu percaya pada Andi, tapi apa yang dia lakukan padaku...

Aku tidak sadar Joe telah pergi dan membiarkan pintu kamar terbuka...aku tidak perduli...aku marah, kecewa, sedih, malu....

Aku segera memakai pakaianku dan pulang....

Aku benci kamu Andi!

AKU BENCI KAMU !!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...