Rabu, 24 April 2013

misteri malam 5

Kini Tuti yang cantikpun melepaskan semua pakaiannya hanya jilbab yang masih dipakainnya.
“Ayo Nia..sentuhlah tetekku..kamu suka khan?” Nia ragu, tapi tangan Nia digenggam oleh Tuti. Lalu diarahkan untuk memegang toket Tuti. Nia akhirnya mulai memegang dan meremas toket Tuti. Mereka bersama saling memegang toket lawannya. Sambil berciuman, walau agak kaku, tapi lama-lama mereka jadi terbiasa. Saling melilit-lilit lidah, menghisap air liur, seakan rasa jijik telah hilang bagi mereka berdua.
Terlihat mereka sambil berguling-guling, masih berciuman dan meremas toket.
Nia dan Tuti saling bercumbu dalam keadaan telanjang tapi jilbab besar mereka tetap tidak dilepas. Toket Nia yang seperti Buah pepaya mengkal itu terlihat merah karena diremas dengan kuat oleh Tuti saudara sepupunya, dihisap dengan rakusnya sesekali dicupang. Nia menjerit gemetar, merasakan sensasi yang begitu dahsyat.
Nia pun juga melakukan hal yang sama, menarik puting payudara Tuti yang mancung karena tegang. Tuti seperti sudah berpengalaman dengan seks tak berhenti sampai disitu. Tuti menjilati leher Nia sambil menyibakkan jilbab Nia hingga keleher. Tangan yang satu terus meremas toket Nia yang besar itu, sedang tangan yang lainnya bergerilya ke pusat ke pubis lalu mencari itil Nia yang sudah sangat mengeras.


Nia menjerit “Aduh!” karena terkejut birahi saat tangan Tuti menyentuh Itilnya. Memek Nia sudah sangat basah. Hanya sebentar ternyata Nia telah sampai pada orgasmenya yang pertama di pagi ini. Nia terlihat lemas sambil merasakan klimaksnya yang sudah datang.
” Ayo Nia. mainkan memekku!” Lalu Nia memandang ke bahagian bawah tubuh Tuti. Terlihat bulu jembut yang agak lebat. Ternyata Tuti jarang sekali mencukur bulu jembutnya. Nia terpesona melihat pemandangan ini. Birahinya naik kembali.
Tangan dan lidah Nia dengan nakal menyusuri lembah memek Tuti yang walau tertutup bulu jembut, tetap memeknya sangat indah dibalik jembutnya. Warna kemerahan dengan itil yang mencuat ke depan ereksi. Nia emut itil Tuti, Tuti menggelinjang dengan mengangkat pantatnya. Saat itu Tuti sambil berbaring telentang. Dengan leluasa Nia menjilati itil dan lubang memek Tuti yang telah mengeluarkan lendir yang cukup banyak.
Terasa asin dirasakan Nia, tapi lama kelamaan Nia menjadi terbiasa. Nia mencoba memasukkan dua jarinya ke dalam lubang memek Tuti, karena Nia yakin dua jarinya beklumlah sebesar timun yang dimasukkan Tuti ke dalam memek Tuti semalam. Tuti menggeliat dan menjerit jerit kenikmatan.
“ya….oh…iyaaa Nia betul Niaa….. eennn…naaakk oughhhh…yeaahhhhhh…. uuuhhh ouchhh….”
Erangan Tuti menjadi-jadi…Tusukan dua jari Nia yang bertubi-tubi telah membuat Tuti menegang kejang…sangat erotis sekali pemandangan ini…Tuti yang masih menggunakan jilbab lebarnya melengkungkan badannya dengan nafas tersengal Tuti telah dilanda birahi yang sangat dahsyat sehingga telah sampai pada klimaks pertamanya..juga pemandangan Nia yang juga masih menggunakan jilbab yang sudah basah dengan keringat mereka berdua dengan kepala Nia yang berjilbab itu dijepit oleh paha Tuti yang sudah klimaks itu.
Tuti mmemeluk Nia dan Nia pun memeluk Tuti. Lalu Tuti mengajak Nia ke dapur dan ternyata mereka melanjutkan kembali aksi mereka sebelumnya. Didapur Nia dibaringkan oleh Tuti di atas meja makan, lalu Tuti menjamah tetek Nia yang besar lalu di emot dan diremas-remas, Nia telah naik lagi birahinya, menggeliat di atas meja makan “hmmmm…mmmmhhhh….ssshhhhhhht….uhsssshhhhh…”
selang tak berapa lama Tuti telah membuat lubang memek Nia basah karena mulut Tuti sudah menyerang itil Nia dan menjilatinya.Karena sudah basah sekali Tuti membuka kulkas yang ada di dapur lalu mengambil buah timun yang cukup besar. Nia tidak memperhatikan Tuti saat itu. Tangannya sibuk meremas-remas susunya sendiri, juga menekan-nekan itilnya sendiri.
Tuti  kemudian mendekat ke arah Nia, lalu mencium bibir Nia yang tipis menggoda. Sangat buas ciuman mereka. Kemudian Tuti kembali meraba paha Nia sampai pada kemaluannya, Tuti menggigit-gigit pelan itil Nia. Sambil tangan kanannya mengarahkan buah timun itu ke arah selangkangan Nia.
Mencoba menusuk lubang memek Nia. Mata Nia melotot ketika merasakan ada benda tumpul yang akan mendesak lubang memeknya. Nia berteriak “Tuu..ti…aa..pa ii..niiii.” Tuti tetap meneruskannya mendorong timun itu… “Aaduuuhhh saaakiiit Tuti…aaaaaaaa….” ternyata timun itu sudah merobek selaput dara Nia.
Tuti menghentikan sodokan timun ke memek Nia. Tuti menekan itil Nia agar hilang rasa sakit Nia menjadi horny. Sambil tangan kirinya meremas toket Nia yang sudah mengkilat karena keringat… Lalu perlahan lahan rasa sakit itu hilang lalu Tuti dengan perlahan mulai memompa buah timun yang cukup besar itu di lubang memek Nia.
“oooohhhhh…ouughhhh…hehhhhhhehhh ohhmmmm mmmmmmhhh…”
Tuti tersenyum melihat sepupunya yang cantik berjilbab ini telah merasakan kenikmatan pompaan buah timun di memeknya. “Gimana Niaaah? enak khan?”
Nia tak mampu berbicara Nia hanya mengangguk saja sambil mendesah desah…
Tuti terusmenyodokkan buah timun itu ke dalam memek Nia. Lalu Tuti ikut naik keatas meja makan yang kokoh itu sambil mengangkangi wajah Nia yang berbaring telentang. “Ayo Nia jilatin memek Tuti ya..?” Nia pun menjilatinya sambil sesekali mendesah desah kenikmatan.
Lalu tanpa melepaskan timun yang berada di lubang memek Nia, Tuti kembali turun lalu membuka kulkas dan mengambil timun satu lagi. kemudian naik ke meja makan sambil mengangkangi wajah Nia. Tuti sebelumnya memberikan timun itu ke Nia. “Nia, colokin sama ini ke memek Tuti ya…” Dan Nia pun akhirnya memasukkan buah timun itu ke dalam memek Tuti. Mereka berdua mendesah nikmat dan menjerit-jerit ketika masing-masing lubang memek mereka disok buah timun besar itu. mereka saling memompakan timun yang ada ditangannya ke dalam lubang memek sepupunya. jeritan nafsu terdengar diruang dapur itu.
Untungnya rumah Tuti itu kedap suara sehingga tetangga takkan pernah bisa mendengar jeritan horni mereka. Buah timun itu di aduk aduk dalam lubang memek mereka…Nia telah menyemprotkan cairan klimaksnya yang kedua sehingga timun itu semakin licin aja bergerak begitu juga Tuti junga mengalami orgasmenya yang ke dua..mereka menjerit-jeritt mendapat klimaksnya….selang tak berapa lama  mereka pun sama-sama terbaring lemas. Tuti brbaring di samping Nia sambil tersenyum puas dan Nia pun memaksa tersenyum agak malu rasanya…
Nia dan Tuti kemudian masuk ke kamar mandi sambil membawa timun di tangannya. Mereka hendak mandi setelah bergumul di atas meja makan di ruang dapur tadi. Saat di kamar mandi Nia dan Tuti yang masih memakai jilbab lebar saja tanpa pakaian itu lalu melepaskan jilbabnya. Mereka berdua mandi. Tuti yang memiliki tetek besar yang montok mirip melon dengan puting kecil berwarna cokelat muda yang cocok dengan warna kulitnya yang kuning langsat memandangi tubuh Nia yang memiliki tetek yang juga besar mirip pepaya mengkal dengan puting merah jambu yang sedang membasuh tubuhnya dengan air. Tuti mendekat ke arah tubuh Nia, lalu memeluk tubuh Nia dan bibir mereka bertemu saling berciuman. Nia telah banyak belajar dari Tuti cara berciuman yang hot. lidah mereka salang memilin bertukar-tukar air ludah, sesekali menyedot lidah pasangannya. Sambil kedua tangan mereka saling meremas-remas tetek didepannya. Puting Nia dan Tuti mengeras kembali karena remasan remasan nikmat itu. kadang-kadang remasan-remasan itu menjadi seperti meremas saat membilas kain cucian.
Desahan-desahan keluar dari bibir mereka berdua.” ohhh..ohhh…ouhgghhhh… yah..yahh.yahhhh….emmmmmhhhhhh…..”
Desahan-desahan itu menggema diruangan kamar mandi yang agak besar itu. Tak tahan lama-lama berdiri dengan rangsangan birahi, Nia dan Tuti kemudian berbaring membentuk posisi 69. Terjadi aksi jilat menjilat di area  memek mereka. menekan nekan itil dengan jari sambil gigit menggigit kecil pada itil pasangannya. Nia dan Tuti berbarengan orgasme pertamanya…
Kemudian mereka berdiri kembali dan mulai saling menyabuni tubuh di depannya Nia menyabuni tubuh Tuti dan Tuti menyabuni tubuh Nia. Kembali birahi mereka berdua naik tatkala aksi menyabuninnya di area memek. Sambil menggosok-gosok klitoris mereka bersama saling memasukkan jarinya ke dalam lubang memek di depannya.
Rintihan Tuti telah terdengar bersahutan dengan rintiahan Nia. Kedua saudara sepupuan yang selalu menggunakan jilbab lebar ini ketika keluar rumah, ternyata menyimpan libido yang dahsyat.
Sekarang jari-jari mereka telah masuk ke dalam lubang memek, mereka mengorek-ngorek lubang memek di depannya…
“yaaaaakkk…yaaa… terus Tutiiii….” erang Nia yang sudah menjadi budak nafsu birahinya.
Tuti melepaskan dirinya dari Nia yang sudah sangat bernafsu. Terlihat Nia agak kesal, akan tetapi kesalnya sirna ketika mengetahui Tuti ternyata mengambil timun yang sebelumnya mereka letakkan di bibir bak mandi.
“Nia…ayo duduk!” Nia pun mengikuti perintah Tuti. Nia kemudian berbaring. Kemudian Tuti sambil berjongkok mengarahkan buah timun yang cukup besar itu ke lubang memek Nia.
“Ahhhh…” Jeritan tertahan Nia terdengar saat timun itu mulai memasuki memeknya. Pas mentok masuknya buah timun itu ke lubang memek Nia, ternyata masih menyisakan setengah dari buah timun itu diluar memeknya. Tutipun mengangkangkan pahanya dan ikut memasukkan sisa timun yang keluar dari lubang memek Nia ke dalam lubang memek Tuti. Jeritan Tuti juga terdengar saat timun masuk dan mentok kena rahim Tuti.
Posisi mereka saling bersatu, lalu mereka saling menggoyangkan pinggul maju mundur. memaju mundurkan pinggul mereka sesekali menempel kedua memek merka kemudian menjauh lalu menempel lagi bak pasangan ngentot.
Desahan-desahan mereka semakin jelas terdengar. tangan keduanya terus meremas tetek di depannya sedang bibir mereka saling melumat.
Semakin cepat goyangan maju mundur mreka terhadap timun itu. Sesekali goyanganya berputar-putar…
“seerrrrr seerrrrr…. ahhhhhhhhhhhhhhh……..” akhirnya memek mereka saling merapat satu sama lainnya dan mereka merasakan kembali orgasmenya untuk yang ke sekian kalinya…
Sepanjang hari dan malam mereka terus saja mengumbar nafsu dan beberapa jam mereka beristirahat ketika sangat capek. terbangun dari tidurnya mereka mengulangi kembali….seminggu dirumah Tuti saudara sepupunya, Nia selalu ngentotin timun bersama Tuti.
Nia tidak tahu siapa sebenarnya yang menjdari sang misterius yang pertama sekali telah membangkit birahinya…
Tutilah sebenarnya sang misterius itu. Tuti memang telah merencanakan sejak lama untuk bisa bermain cinta dengan Nia.
Rahasia sang misterius tyetap tersimpan. Tuti telah mampu menjadikan NIa tergila-gila ngeseks dengan timun bersamanya…
TAMAT

misteri malam 4

Dengan pelan-pelan mendekati pintu kamar Tuti. Nia semakin penasaran karena suara semacam itu tak mungkin Nia lupa. Nia sangat kuatir dengan Tuti. Apa selain kami berdua ada orang lain dirumah ini? Da orang itu sedang mengganggu Tuti? Juga pernah menggangguku?bathinnya. Nia mencoba mendekati pintu kamar itu. Nia langsung mengintip lewat celah lubang pintu apa yang terjadi.
Ah…Nia kaget, terkejut dengan kejadian yang ada di dalam kamar Tuti saudara sepupu Nia yang juga seorang jilbaber.
Lalu Nia mencoba mengintip lagi..ohh? Sedang apa Tuti? Nia terperanjat. Nia menyaksikan dari lubang kunci kamar Tuti kejadian yang….ooohhhhh?????? Tuti di atas ranjang…tanpa busana….telanjang. Tubuh bugil Tuti memperlihatkan kulitnya yang kuning langsat, cantik, toket besar mirip melon bergantungan kembar…Terlihat wajah Tuti yang cantik itu sedang meringis seperti orang yang kepedasan.
“oooughgh…yeahhhhhhhuhhhhh…hmmmmmm…yaaaa…uuhhhh…shhhsssssss… “ Perut rampingnya tanpa lemak, pinggulnya yang indah…..dan Nia merasa tegang sekujur tubuhnya menyaksikan adegan yang ada di dalam kamar Tuti.


Mengapa tidak? Tuti yang tanpa busana sedang meremas-remas toket gedenya dengan keras, terlihat bekas kemerahan pada kulit toketnya. puting yang kecokelatan terlihat sangat tegang menantang dan dipilin-pilin dengan keras..tampak desahan-desahan Tuti yang dapat mengundang birahi…
Nia sangat terkejut dengan pemandangannya di sekitar kelamin Tuti…Apa itu? bathin Nia. Ada benda panjang yang menusuk-nusuk lubang memek Tuti. Dan ketika Nia memperhatikan lebih lama Nia bisa mengenal benda itu. Ohhhh…Tuti?Nia melenguh…Takut dan takjub…benda itu adalah timun yang agak besar dan panjang sedang merobek-robek atau lebih tepatnya menyodok-nyodok lubang memek Tuti…
Ternyata Tuti yang seorang aktivis jilbaber ini tampak sedang melakukan masturbasi dengan timun besar… Nafas Nia tersengal sengal. Tanpa disadari Nia, dirinya juga ikut terangsang dengan adegan yang diperagakan oleh Tuti saudara sepupunya yang sama-sama aktivis di kampusnya.
Pandangan Nia tak lepas dari memek Tuti yang menciut ke dalam tatkala timun itu disodok masuk ke lubang memek tuti dan mengembung keluar tatkala timun itu ditarik keluar.
Semakin tersengal-sengal nafas Nia..Dan Nia secara refleks membuka piyamanya bagian depan dan meraba-raba puting susunya. Dan tangan satu lagi merogog memeknya…Nia memang tidak percaya saudara sepupunya ternyata melakukan hal seperti ini…
Terlihat Tuti sudah berkali-kali orgasme, tapi tetap aja timun itu tidak berhenti menyodok lubang memek Tuti.. Nia merasa heran juga dengan stamina Tuti, Tuti berteriak histeris setiap sampai pada klimaksnya. Sepertinya sudah sampai lima kali Nia melihat Tuti orgasme…
Nia pun tak mampu membendung orgasmenya sampai dua kali menyaksikan adegan Tuti yang begitu menggairahkan…
Nia menjadi terangsang melihat tubuh Tuti yang tanpa sehelai benangpun yang menutupinya terlihat. Tetek atau toketnya yang menggunung mirip buah melon itu dapat membuat Nia grogi.
Nia tanpa menyadari kalau Nia telah menyukai bentuk fisik seorang wanita, dan wanita itu adalah sepupunya sendiri…ohh…akhirnya Nia telah klimaks untuk yang ke 4 kali…Sepertinya Tutipun telah menyelesaikan permainan seks swalayannya..
Nia tergesa-gesa masuk ke dalam kamarnya sendiri. Kemudian tertidur hingga pagi.
Di pagi yang cerah Nia dan Tuti duduk-duduk di ruang keluarga. Dengan kondisi fresh setelah sarapan pagi mereka berdua bercerita di ruang tengah itu. Tuti bertanya apakah Nina betah tinggal di rumahnya. terus bertanya tentang 2 malam ini nyenyak ngga tidurnya. Nia bingung juga menjawabnya. Nia tidak pernah bisa berbicara bohong.
Nia sebenarnya ingin sekali menanyakan tentang hal yang terjadi semalam.
“ada apa Nia?” Tuti bertanya.
“mmm, ngga ada apa2.” Jawab Nia bingung.
“Tuti Lihat Nia menyembunyikan sesuatu? Ayo katakanlah Nia.”
” Begini Tuti. mma af sebelumnya…
“Aku… aku…” Nia tergagap.
Tuti mendekatinya, dengan suara lembut kemudian berkata,”Jangan takut katakanlah Nia.”
“Maaf Tuti, Nia…Ni..a, melihat Tuti semalam sedang….”
“Ha? Apa Nia?”
“Kamu Tuti, kamu sedang…ngewe ama timun…”Akhirnya Nia mampu meneruskan ucapannya.
“Oh?”Tuti gelagapan, ternyata Nia telah melihat rahasianya.
Tuti mencoba tenang. Lalu Tuti semakin mendekat ke Nia.
Lalu tangannya merangkul kepala Nia. Kedua gadis cantik dan seksi yang sedang menggunakan jilbab lebar itu sangat dekat sekali. Tuti kemudian mencium bibir Nia. Nia kaget sehingga mencoba menarik diri. Ciuman kedua bibir itu terlepas.
“Kenapa Nia?” Protes Tuti. “Maaf Tuti.” Kita…
“Nia…Tuti tahu koq kalau Nia juga punya syahwat yang sama dengan Tuti. Syahwat kita sangat besar…” Tuti terus merapat ke tubuh Nia, lalu menyentuh toket Nia yang masih tertutup gamis dan jilbab itu. “Jangan Tuti kita…”
Tapi Tuti terus saja meremas toket Nia yang besar itu yang seperti buah pepaya itu. Nia ternyata tidak menepisnya. Tampaknya Nia menjadi ragu dengan dirinya sendiri..Remasan-remasan tangan Tuti semakin lama semakin membuat Nia terbakar gejolak birahinya. Nia tampak gemetar. Tuti kembali mencoba mencium bibirnya. Semula Nia diam saja. Lama kelamaan secara naluri Niapun ikut membalasnya.
Nia sudah lupa dengan segalanya, jilbabnya, komitmen menjaga kehormatannya. Nafsunya sudah sampai ke ubun-ubun. Nia ditelanjangi oleh Tuti, Seorang jilbaber seperti Tuti ternyata menjadi buas dalam urusan seks. Kembali toket Nia yang besar itu diremas, puting Nia yang berwarna merah jambu itu diisap oleh Tuti bergantian kiri kanan. Tampaklah tubuh mulus Nia yang menggoda pandangan mata siapapun yang memandangnya.
Kini Tuti yang cantikpun melepaskan semua pakaiannya hanya jilbab yang masih dipakainnya.
“Ayo Nia..sentuhlah tetekku..kamu suka khan?” Nia ragu, tapi tangan Nia digenggam oleh Tuti. Lalu diarahkan untuk memegang toket Tuti. Nia akhirnya mulai memegang dan meremas toket Tuti. Mereka bersama saling memegang toket lawannya. Sambil berciuman, walau agak kaku, tapi lama-lama mereka jadi terbiasa. Saling melilit-lilit lidah, menghisap air liur, seakan rasa jijik telah hilang bagi mereka berdua.
Terlihat mereka sambil berguling-guling, masih berciuman dan meremas toket.

misteri malam 3

Desahan-desahan erotis Nia makin menjadi-jadi, disertai erangan kenikmatan tatkala itilnya dipilin-pilin oleh simisterius ini. memek yang menggembung ini semakkin terbuka merekah berwarna merah jambu.
Indah sekali terlihat semakin mempesona. Wajah Nia yang cantik makin bertambah ayu dengan desahan desahan nikmat itu..lubang memek itu semakin basah saja..suara desahan itu uuuhhh..hhhhehhhh…ohhhh….ssshhhhhhmmm…..
sesekali sang misterius itu memperhatikan wajah Nia yang ayu sambil tersenyum…
Lalu melanjutkan aksinya dengan perlahan memasukkan sebuah jarinya ke dalam lubang memek Nia yang membuat Nia semakin resah tidurnya…

Terus jari tersebut diam sebentar, dan kemudian dilanjutkan kembali sambil menusuk-nusuk pelan.
Itil Nia semakin tegang saja dan memeknya semakin basah saja..piyama Nia lalu di singkap dngan membuka kancing bajunya. Tersembullah bukit putih halus dengan rambut-rambut halus disekitarnya menambah kecantikan bukit kembar Nia.
Di sentuh puting yang telah mengeras sejak tadi. dijilati dengan halus beberapa kali. Tetap saja Nia tidak terbangun. Nia mengerang birahi, mendesah, mendesah, dan mendesah kulit halus toketnya terus diremas, sehingga putingnya makin menegang keras.
Lalu setelah dirasa cukup, maka sang misterius kembali melihat memek Nia yang semakin basah saja.
Kemudian dia mengulangi lagi untuk mengemut itil sang gadis cantik ini. uuuhhhh…desahan nikmat Nia semakin menjadi jadi.


Kembali jarinya disusupi kedalam lubang memek Nia yang sangat basah itu semakin dalam dikeluarkan dimasukkan lagi  begitu seterusnya. Tak berapa lama nafas Nia sudah sangat tidak beraturan Dan Nia menegang tanda klimaks birahinya berakhir..aaahhhh…tubuh Nia melemas
Beberapa saat sang misterius ini memandangi wajah di depannya dengan tersenyum..lalu keluar dari kamar Nia..
Nia terbangun dari tidurnya..terkejut karena pakaiannya terbuka.
Nia heran, koq bisa bajunya terbuka. Diperhatikan tubuhnya yang seksi menggoda itu dengan puting yang mengeras dan memek yang masih basah. Lalu tangan kirinya mencoba menyentuh puting kirinya yang masih tegang ohhh…nafas Nia tersengal. Nia heran dengan dirinya sendiri.
Lalu tangan kanannya pun memegang bagian bawah tubuhnya yaitu memeknya,basah, dan itilnya menegang..
Nia memerem melekkan matanya tatkala tangannya sudah membelah bibir memeknya..
Nia sang gadis jilbaber ini tak kuasa membendung birahinya..
Kemudian Nia masukkan jarinya ke dalam lubang memek yang telah merekah itu, ditusuk-tusukkan jarinya, mata gadis yang kesehariannya berjilbab ini mendelek membulat karena merasakan memeknya dirojok2 dengan jarinya. Toketpun kembali diremas-remas olehnya.
Tanpa diketahui oleh Nia, aksi masturbasinya ternyata sedang diperhatikan dari lubang kunci oleh si misterius ini..Dengan tersenyum terus memperhatikan tubuh Nia yang telanjang sedang memuaskan syahwat birahinya sendiri. Sang Misterius ternyata sangat bernafsu dengan kejadian di dalam kamar Nia, Diapun mendesah-desah sambil meraba-raba bagian-bagian tubuhnya.
Nia sampai menungging-nungging merasakan kenikmatan dunia yang dirasakan olehnya saat ini.Kedua jarinya telah tertanam dalam lubang memek merah jambunya…Nia kelihatan seperti wanita binal dalam mengaduk-aduk memeknya yang sensasinya begitu dahsyat.
Nia berteriak-teriak tatkala klimaksnya sampai…ohh accgggrrrr….dan jarinya terus dipompa secepat-cepatnya…posisi Nia sekrang ini dalam keadaan telungkup. Dan kocokannya semakin lama makin melemah dan kemudian desahan lepas pun hilang. Nia merasakan lemas sekali..Barusan Nia memompa birahinya dengan sejadi jadinya..
Nia Kemudian tertidur…
Sang misterius menghilang dari belakang pintu kamar Nia.
Nia terbangun di malam hari sekitar jam 02.00 dini hari. Nia merasa haus, dan bergegas bangun untuk pergi ke dapur. Pakaian yang berserakan di tempat tidur lalu dipungutnya dan kemudian dipakainya. Sampai di dapur Nia mengeluarkan air minum yang ada dikulkas dan segera diseruput minuman dingin tersebut dan lepaslah dahaganya. Lalu Nia duduk di meja makan dekat dapur. Sambil menyeruput air lagi, Nia memikirkan kejadian demi kejadian semenjak Nia menginap di rumah sepupunya yang juga seorang jilbaber seperti dirinya.
Nia merasa heran, koq bisa dia mengalami sensasi dahsyat ini?
Selama ini Nia tidak pernah terlintas punya fikiran kotor di dalam otaknya tapi.. dalam dua malam ini dia merasakan keanehan.
Keanehan yang didapat dalam tidur nyenyaknya sehingga mengalami orgasme.
Tapi malam ini..saat terbangun, kenapa pakaian Nia terbuka semua? Apakah syahwat remajanya sebegitu dahsyatnya?Sehingga tanpa sadar Nia membuka sendiri pakaiannya? Semenjak orgasme saat tertidur malam kemarin. Nia merasa syahwatnya meledak-ledak. Ternyata  organ-organ sensitif Nia sudah sangat sensitif untuk dijamah. Nia menerawang jauh..malu rasanya mengingat kejadian yang telah terjadi. Nia adalah seorang gadis berjilbab yang selama ini selalu menjaga hatinya terhadap hal-hal semacam ini. Tapi dua malam ini telah mengubah diri seorang Nia.
Nia yang dikenal oleh teman-teman kampusnya sebagai seorang aktivis yang menjaga pergaulannya ternyata hari ini telah mengubah Nia menjadi gadis binal dengan sex swalayan. ah…desahan Nia ketika mengingat kejadian ini.
Nia bangkit dari kursinya hendak kembali menuju kamarnya. Ingin memikirkan kejadian ini sambil berbaring di kasur empuk dikamarnya.
Ketika melewati kamar Tuti, Nia terperanjat dan kaget. Nia mendengar suara-suara aneh yang berasal dari Tuti.
Nia dengan pelan-pelan mendekati pintu kamar Tuti. Nia semakin penasaran karena suara semacam itu tak mungkin Nia lupa dengan bentuk suara itu.

misteri malam 2

Saat Nia menyabuni toketnya yang menggantung indah itu, Nia merasakan sensasi nikmat tatkala menyentuh putingnya, Nia agak lama menyabuni toket mengkalnya….lalu tangan yang satu lagi membersihkan memeknya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Nia mulai mendesah nikmat tatkala sabun itu menyentuh memek dan itilnya. Sesekali sabun itu dimasukkan ke dalam lubang memeknya yang sudah mengembang merekah karena gejolak birahinya. ehhh…hhhh uhhhh… nikmat sekali…erangnya..

Mata Nia perlahan terbuka, ada perasaan aneh malam itu yang dia rasakan..rasa yang begitu nikmat, wajahnya bersemu merah tanda malu. Nia memeriksa kondisinya dan memegang kelaminnya yang ternyata basah hingga membasahi cd putihnya. Dia kaget dan bangun dari sofa menuju kamar mandi untuk segera membersihkan memeknya yang basah lembab itu.
Di kamar mandi Nia membuka cdnya  sambil berjongkok Nia siram dengan air pada selangkangannya. Tersentuh itilnya  saat membersihkannya dengan tangan kirinya. Rangsangan birahinya kembali naik…Nia  heran, perasaan ini seperti yang ia rasakan saat tidur tadi.
Lalu itil Nia bertambah tegang  saat sentuhan jari Nia dilanjutkan untuk yang kedua. Nia terpekik oohhhh…hhh.  Nia tidak menghentikan sentuhan jarinya pada itilnya bahkan semakin hanyut  dengan sentuhan itu desahannya semakin lama semakin keras…uuhhhh hehhh ohhh…sssshhhhh.  Tak hanya di situ tangan satu lagi malah diarahkan ke lubang memeknya, membelai  bibir memeknya dan terasa memeknya mulai basah lagi….


Semakin penasaran saja, Nia  meneruskan aksinya, jarinya pun akhirnya ditusukkan ke dalam lubang memeknya….rintihan  tertahan keluar dari bibirnya yang tipis oohhh…”kenapa terasa nikmat”  bathinnya. Tusukan jari di lubang memek semakin lama semakin cepat, bersamaan itu tangan satu lagi mulai membuka gamis atasnya dan membuka cup beha cremnya lalu dengan refleks mulai meremas toket besar nya. Tusukan dengan satu jari beruh menjadi 2 jari karena Nia memasukkan jari keduanya ke dalam lubang memeknya ini membuat matanya membulat terbuka karena kenikmatan yang Nia rasakan. Semakan lama semakin cepat sodokan kedua jarinya.  rintihan itu berubah menjadi jeritan tertahan tatkala Nia telah klimaks untuk  yang kedua kalinya…Bedanya klimaks pertama Nia rasakan karena sensasi saat  dalam keadaan tidur tapi sekarang klimaksnya karena aksi masturbasinya. Lalu  setelah bersih-bersih Nia kembali memakai cdnya dan dan menutup cub behanya lalu bergegas keluar dari kamar  mandi dengan perasaan yang tak mampu diungkapkan. Nia masuk ke kamarnya dan  membaringkan tubuhnya dengan fikiran yang membingungkan dengan kejadian malam ini. Hingga Nia tertidur hingga menjelang shubuh.
Saat menjelang Shubuh pintu kamar Nia diketuk oleh seseorang dari luar. Nia terkejut, sambil mengusap-usap mata Nia bertanya, “Siapa?” Lalu menyahut seseorang dari luar, “Ini Tuti, ayo Nia yang manis bangun yuk kita sholat.”. Lalu Nia bangkit dari pembaringan dan segera menuju kamar mandi.
Tuti dan Nia adalah saudara sepupuan. Bodi Nia sangat bagus. tubuh ramping yang selalu tertutup dengan busana muslimah menyimpan tubuh seksi yang sangat menggoda bila dibuka. Gunung kembar bak buah pepaya mengkal dengan  puting merah jambu. perut datar dan lekukan pinggang yang seperti gitar spanyol. Belum lagi dengan memeknya yang kemerah-merahan lebih tepatnya merah jambu dengan itil yang agak menonjol kedepan. ada rambut pubis halus di atasnya sehingga menambah seksi saja bila dilihat.
Tuti sebenarnya tidak kalah cantik, Tuti dan Nia sama-sama cantik. Toket dan memek imbanglah bila dibanding kan keduanya. hanya Tuti lebih tinggi sedikit dibanding Nia. Mereka adalah gadis-gadis berjilbab yang menyembunyikan kecantikan alami mereka. Pagi ini mereka rencana jalan-jalan dan belanja.
Nia sudah semalaman menginap dirumah saudara sepupunya ini sementara memang hanya mereka berdua saja yang ada di dalam rumah. Papa dan mama Tuti sedang mengunjungi Neneknya di Bandung.
Saat Nia mandi, Nia teringat dengan kejadian malam tadi. Nia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah kejadian semalam itu hanya mimpi? Lalu Nia menggosok giginya yang putih dan dilanjutkan dengan membersihkan kulitnya dengan sabun mandi. Saat Nia menyabuni toketnya yang menggantung indah itu, Nia merasakan sensasi nikmat tatkala menyentuh putingnya, Nia agak lama menyabuni toket mengkalnya….lalu tangan yang satu lagi membersihkan memeknya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Nia mulai mendesah nikmat tatkala sabun itu menyentuh memek dan itilnya. Sesekali sabun itu dimasukkan ke dalam lubang memeknya yang sudah mengembang merekah karena gejolak birahinya. ehhh…hhhh uhhhh… nikmat sekali…erangnya. Tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk oleh Tuti. “Nia? koq lama banget nich mandinya? waktu shubuh nich..ayo cepetan.” Lalu Nia dengan gemetar menjawab eh iiyyaaa…sebentar lagi Nnia siap.” Uh..makinya, kejadian ini jadi tertunda dan NIa terpaksa mempercepat mandinya.
Pukul 09.00 mereka bersiap-siap untuk jalan-jalan dan belanja mereka, Nia dan Tuti terlihat seperti adik dan kakak saja sangat akrab bergandengan tangan. Sesekali Tuti menggelitiki Nia saat bercanda dadn Nia pun tertawa kegelian. Kadang tak sengaja gelitikan itu membuat dada montok Nia tersentuh dengan lengan Tuti, ntah kenapa  Nia berubah wajahnya memerah malu..mungkin birahinya naik lagi. Nia akhirnya mengatakan cukup dech main-mainnya.. dan Nia memandangi Tuti dengan tatapan yang agak berbeda. Nia seakan membandingkan fisiknya dengan fisik Tuti yang walau tertutup dengan jilbab lebarnya tapi Keindahan tubuh Tuti tetap tampak dari luar pakaiannya. Tutu memanggil Nia dan bertanya “koq bengong”. Nia pun akhirnya tersadar dari fikiran ngeresnya. “oh ngga apa koq”.
Seharian mereka belanja dan barang belanjaannya pun cukup banyak. Terlihat Nia udah kelelahan seharian jalan dan belanja bersama Tuti.
Mereka berdua sampai dirumah malam hari sekitar pukul 22.00, lalu mereka mandi. Selesai mandi mereka masuk ke kamar masing-masing dan Nia merebahkan tubuhnya yang sangat kelelahan sehabis belanja.
Jam berdentang menunjukkan waktu 23.00 saat itu dan Nia udah terlelap dalam tidurnya.
Pintu kamar Nia perlahan terbuka, sepasang mata kembali memperhatikan tubuh Nia yang hanya memakai baju tidur tanpa menggunakan beha dan cd dari balik pintu. Lalu mengendap endap masuk dan memperhatikan Nia yang memang telah pulas tidur. Terdengar dengkuran halus dan nafas yang teratur. Nia punya kebiasaan kalau udah bobok, susah dibangunin bila terlalu letih. pemilik sepasang mata misterius ini melakukan aksi yang serupa dengan kejadian malam kemarin yaitu ingin membangkitkan birahi gadis aktivis ini.
Malam ini agak berbeda, karena hal yang pertama dilakukannya adalah merabai betis dan paha Nia. dengan halus kaki Nia diraba dan diciumi serta dijilat dengan hati-hati..rambut-rambut halus pada betis dan paha Nia tegak dan pori-pori kulitnya pun meremang.
Betis, paha, lalu mengarahkan ciuman dan jilatannya pada lipatan paha yang ternyata sudah basah membayangi celana luar Nia yang tidak ber cd itu. Lalu membuka perlahan celana itu dan setelah celana dengan gampangnya terbuka maka tampaklah memek yang mengembung indah dengan itil yang mulai mengeras.
Dengan hati-hati agar Nia tidak terbangun dari tidurnya, maka si misterius ini mengusap bibir memek Nia yang indah ini, merabainya dengan halus sehingga Nia mengeluarkan desahan-desahan. Agak lama itilnya disentuh-sentuh dan dipilin-pilin lembut sehingga erangan Nia terdengar. Si misterius ini juga dengan hati-hati membelai memek dengan jari yang membelah bibir memek Nia. Lalu dihisaplah itil  Nia yang sudah sangat mengeras. Nia tetap tampak dalam kondisi tertidur, hanya desahan-desahan saja yang keluar dari bibir sensualnya.

Misteri Malam 1

Basah pada bibir memeknya tanda rangsangan birahi telah terbakar jauh. Tusukan jemari ditambah hisapan pada itil gadis berjilbab besar ini, semakin membakar birahi. Kedua kaki Nia menegang dan seakan menjepit kepala seseorang yang sedang merangsang birahinya saat itu. Ternyata Nia telah sampai klimaks orgasmenya yang pertama seumur hidupnya..

Malam itu, Nia sedang tertidur di depan televisi sekitar pukul 23.00 wib  di rumah saudara sepupunya. Jilbab lebarnya tetap tidak bisa menyembunyikan lekukan payudaranya yang besar. Sepasang mata sedari tadi memperhatikan besarnya payudara itu. Pemilik sepasang mata itu mendekat dan desahan nafasnya terdengar halus. Terus mendekat dan mencoba menyentuh tangannya ke gundukan dada montok milik Nia. Dengan hati-hati tangan itupun mulai meraba dengan lembut berkali-kali.
Nia tidak terbangun, sepertinya gadis cantik berjilbab lebar itu sangat letih sekali akibat perjalananannya tadi siang menuju rumah Tuti saudara sepupunya yang ternyata seorang aktivis berjilbab lebar juga. Karena mengetahui kondisi itu, Dada montok itu terus saja diraba halus berulang-ulang, bahkan sesekali diremas-remas sehingga puting payudara Nia menonjol mengeras. Sepertinya hasrat seksualnya mulai naik. Tapi tetap saja mata Nia masih terpejam. Sepasang tangan tidak berhenti sampai di situ, lalu dengan perlahan membuka sedikit ke atas jilbab putih yang dikenakan Nia sampai ke leher dan ternyata Nia menggunakan gamis panjang dengan resleting di depan dada hingga ke perut.
Tangan itu kemudian membuka resliting gamis Nia, sehingga tampaklah beha tipis berwarna krem dengan tampilan putting yang sudah menonjol keras. Putting itu disentuh, dijilat, kemudian beha itupun dilepas pengaitnya yang berada di depan. Terpampanglah dua bukit kembar yang putih menantang, terdapat rambut-rambut halus di sana, saking putihnya menampilkan warna kebiruan pembuluh darah Nia. Dengan putting areola yang berwarna merah jambu  yang menonjol tanda rangsangan birahinya telah naik. Mungkin saat ini Nia sedang bermimpi. Semakin lama jilatan berubah menjadi hisapan dan nafas Nia sudah tidak beraturan lagi. Desahan mulai terdengar hhhh…emmmm…hhhhh…sssssshh….hhhmmmm. Sepasang tangan meneruskan gerilyaannya sampai ke pusar Nia. Lalu tangan kanannya mencoba untuk menarik rok Nia ke atas hingga tampak cd berwarna putih mencetak bibir kemaluan Nia yang cembung. Indah terlihat dan menantang siapa saja yang memandangnya.


Hisapan dan jilatan terhenti, sepertinya konsentrasinya telah berubah pada bagian dalam yang tersembunyi dalam cd putih itu. Lalu dengan hati-hati sepasang tangan itu meloloskan cd putih itu ke bawah maka bibir kemaluan yang cembung itu terlihat. Bulu jembut halus terlukis indah di atas nya. Bibir kemaluan yang berwarna merah jambu terlihat seksi dengan tonjolan klitoris (itil)nya.. langsung saja bibir kemaluan itu di jilati dan tonjolan itilnya di sentuh dan ditekan tekan. Desahan kenikmatan Nia terdengar lagi…uhhhhhhh…uhhh……
Wajah cantik itu terlihat sayu, mata yang masih saja terpejam seakan sedang bermimpi terus mengeluarkan desahan kepedasan mirip rintihan…
Satu jari lalu mencoba menerobos liang memek sipemilik jilbab lebar ini…ditusuk dengan perlahan-lahan lalu dikeluarkan lagi lalu dimasukkan lagi terus berulang-ulang…sehingga bibir memek itu semakin lebar terbuka.
Basah pada bibir memeknya tanda rangsangan birahi telah terbakar jauh. Tusukan jemari ditambah hisapan pada itil gadis berjilbab besar ini, semakin membakar birahi. Kedua kaki Nia menegang dan seakan menjepit kepala seseorang yang sedang merangsang birahinya saat itu. Ternyata Nia telah sampai klimaks orgasmenya yang pertama seumur hidupnya baru dia rasakan membuat lemas seluruh sendinya. Lalu pakaian Nia dirapikan kembali oleh orang misterius itu. Dan menghilang dibalik salah satu kamar di rumah itu..

Senin, 22 April 2013

Bimbingan Penelitian Yang Nikmat

Aku adalah seorang dosen di sebuah sekolah kesehatan di sumatra. Namaku ronnie. Perawakanku biasa saja dengan tubuh agak gempal dan tinggi 170 an. Aku memegang bidang keilmuan klinis di kampusku. Yang kebetulan kebanyakan mahasiswaku adalah wanita, karena aku berada di fakultas kedokteran jurusan kesehatan masyarakat. Sehingga kebanyakan mahasiswaku adalah calon perawat dan bidan. Aku memang sangat beruntung, tiap hari menikmati pemandangan yang indah karena dikelilingi mahasiswi-mahasiswi yang cantik-cantik. Mereka semua rata-rata menggunakan jilbab. Aku sangat menyukai gadis berjilbab, karena lebih seksi dan anggun, menurutku. Apalagi ditambah mereka sering menggunakan pakaian ketat.
“Aulia, Mifta, dan Neni.”
Bagi sebagian mahasiswa, apalagi yang telah memasuki tahun-tahun akhir studinya, ini adalah saatnya melakukan penelitian dan kemudian menyusun tugas akhir. Aku yang memegang bidang kimia klinis, banyak mendapat permintaan membimbing. Diantaranya adalah Aulia, Mifta, dan Neni. Aku menyetujui proposal mereka karena sesuai dengan keinginanku ditambah mereka bertigalah mahasiswi keperawatan yang paling cantik, sehingga membuatku betah berlama-lama membimbing mereka, dan mahasiswa lain pun ku tolak, dengan alasan sudah terlalu banyak mahasiswa bimbinganku.


Ketiga mahasiswa bimbinganku ini mengambil judul tentang sperma. Aku hanya membedakan metoda pengukurannya antara Aulia, Mifta dan Neni. Sehingga mereka dapat saling melengkapi. Hari ini adalah jadwal bimbinganku dengan mereka yang pertama kali setelah aku memberikan judul kepada mereka bertiga untuk diolah menjadi proposal penelitian. Tok-tok “masuk” aku mempersilahkan masuk mereka bertiga masuk.
“siang pak” sapa Aulia. Mereka bertiga kemudian masuk ke ruanganku. Aulia berkulit putih bersih, dengan tinggi semampai, wajahnya manis khas orang sunda, karena memang ia adalah keturunan sunda. Sedangkan Mifta kulitnya tidak seputih Aulia, tetapi kulitnyapun bersih mengarah ke kuning langsat, wajahnya khas melayu, hampir mirip dengan siti nurhaliza, tetapi ia menggunakan jilbab menambah manis wajahnya. Sedangkan Neni mempunyai wajah agak kebulean campuran melayu, juga menggunakan jilbab seperti halnya Aulia dan Mifta. Mereka bertiga kemudian menyerahkan draf proposal yang telah mereka kerjakan sesuai petunjukku, dan hasil studi literatur mereka. Aku kemudian memeriksanya dengan seksama.
“Hmmm…kalo begitu saya periksa dulu ya, nanti kalian bertiga datang kerumah saya hari Minggu pagi, kita lanjutkan diskusinya dirumah saya” kataku
“baik pak, boleh kami minta alamat rumah bapak, sekalian no HP nya pak” kata Aulia padaku
“ini” aku kemudian memberikan kartu namaku kepadanya. Kemudian meraka bertiga pun berlalu meninggalkan ruanganku.
Hari Minggu pagi jam dinding ku telah menunjukkan jam 8 lewat. Saat itu aku baru saja terbangun, karena hari ini adalah hari Minggu maka tadi malam aku habiskan dengan chatting dengan teman-temanku sampai larut malam hingga aku terbangun agak kesiangan. Teringat bahwa mahasiswa bimbinganku akan datang untuk diskusi, aku kemudian segera bersiap-siap. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian yang rapi, serta membereskan rumah, tak lama ada yang mengetuk pintuku. Walaupun aku masih single, tetapi dengan kemapananku sebagai dosen muda,aku sudah punya rumah sendiri.
“pagi pak…” kata mereka bertiga menyapaku hampir berbarengan
“ya silahkan masuk” aku mempersilakan mereka masuk. “mau minum apa ni?” “mmmm…apa aja deh pak” jawab Aulia, diiringi dengan anggukan Neni dan Mifta. Kemudian aku pergi kedapur, kemudian kembali lagi membawakan 4 gelas softdrink untuk mereka dan1 untukku sendiri. “maaf ya bapak seadanya aja, maklum lah ngga ada yang ngurus” kemudian mereka pun tersenyum.
“jadi, setelah saya bacatadi malam ada beberapa point penulisan yang saya koreksi, anda bisa lihat nanti dan memperbaikinya” kataku mereka bertigapun manggut-manggut. “nah saya ingin diskusikan tentang point ini, tentang pengambilan sampel sperma untuk penderita obesitas, bagaimana kalau anda ambil sampel beberapa tingkatan obesitas, supaya penelitian anda lebih mendalam, bagaimana?” kataku memberi masukan kepada mereka. “bukankah untuk itu kami harus melakukan pre-research dulu pak, masing-masing satu sampel agar tahu pengaruhnya untuk metoda yang kami gunakan?” timpal Aulia. “ya benar, saya rasa itu bukan suatu kendala, karena anda hanya membutuhkan satu sampel masing-masingnya” lalu mereka bertigapun berembuk dengan berbisik.
Tiba-tiba Neni bertanya kepadaku “berat badan dan tinggi bapak berapa?” “ 82kg dan 175 cm” kenapa?” tanyaku sedikit heran. “hmmmm….kalo gitu bapak masuk kelompok obesitas tingkat ringan” sahut Mifta. “Bagaimana kalo kami, ngambil sampel sperma bapak?” kata Aulia lagi. Aku kemudian terkejut mendengar permintaan mereka, sekaligus Horny mendengarnya. Apalagi melihat dandanan ketiga gadis berjilbab itu hari ini sangat cantik dengan pakaian cukup ketat dan dipadu dengan celana jins hipster ketat pula ditambah jilbab yang mereka kenakan menambah horny selangkanganku. Tetapi aku berusaha untuk tetap tenang, walaupun benda diselangkanganku mulai tak sabar. “ohh, boleh, kapan anda akan mengambil sampel sperma saya?” kataku berusaha tetap tenang.
“kebetulan kami bertiga membawa wadah steril pak, jadi kami mau ngambil sekarang saja” sahut Neni dengan suaranya yang lembut kepadaku. “kami akan ambil masing-masing 1 botol sampel pak, bisa kan pak?” kata Mifta lagi dengan suara sedikit menggoda, mungkin ia berusaha menaikkan libidoku untuk mendapatkan sampel yang maksimal. “boleh saja terserah kalian, kalian tahu kan cara pengambilan yang baik supaya keadaan sperma maksimal” kataku yang sudah terangsang berat. “tahu pak, kami akan merangsang bapak dulu, kami buka ya pak”.
“aku dulu ya” kata Aulia kepada Neni dan Mifta. Aulia kemudian membuka ritsleting celanaku, dan mempelorotkan celana ku beserta dalamannya. Sekonyong-konyong menyembullah penisku yang cukup besar dan sudah mengeras sempurna, karna sudah terangsang dari-tadi, ujung penisku pun sudah mengeluarkan cairan madzi pertanda sudah terangsang berat. “wah, gede juga ya pak, udah terangsang berat rupanya ya pak” kata Aulia yang kemudian menggenggam penisku dengan tangannya yang halus dengan lembut dan kemudian mulai mengocok penisku dengan tangannya. “ohh Auliaaaa…nikmat sekali…” racauku yang sudah dimabuk kenikmatan. Aulia hanya tersenyum geli melihatku yang dilanda kenikmatan. Aulia kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya dan mengulumnya dengan bibirnya yang seksi itu. 10 menit Aulia memainkan penisku dalam mulutnya, belum ada tanda-tanda aku akan mengeluarkan sperma. Aku memang cukuplama bertahan dalam sex. Dengan pacarku pun aku bisa bertahan cukup lama, hingga pacarku sudah kalah duluan ketika aku mencapai orgasme.
“wah pak, tahan juga ya…baiklah” Aulia kemudian menurunkan celana jins ketatnya berikut celana dalamnya sehingga terpampanglah pemandangan indah vagina seorang gadis berjilbab yang cantik, warnanya kemerah-merahan bulunya pun tercukur rapi. “Aulia masukin ya pak…ssshhhh” Aulia kemudian memasukkan penisku kedalam vaginanya yang sudah basah.
“oookkhhh Auliaaa…sempithh..bbbangeett” racauku begitu penisku amblas semuanya kedalam vagina Aulia. “Hehe..kalo gini bapak pasti bentar lagi keluar, kalo keluar bilang-bilang ya pak” kata Aulia yang kemudian langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan kecepatan tinggi sambil terus meremas penisku dengan otot-otot vaginanya. “ooohhgggkkh…Aulia jagan digituiinn vaginamu….nanti bapak keluar…” Aulia hanya tersenyum seakan tidak peduli sambil terus menggenjot penisku dalam posisi woman on top, jilbabnyapun ikut berkibar seiring dengan goyangannnya diatas penisku menambah kecantikan Aulia yang sedang mengerjai penisku.
Tak lama 5 menit Aulia mengerjaiku dengan liang kewanitaannya yang sangat enak itu aku pun merasakan ada sesuatu yang segera keluar dari penisku. “Auliaaaa…bapak mau keluarrrrr…hogghh” Aulia cepat-cepat mencabut penisku, kemudian Neni dengan sigap segera menggenggam batang penisku yang berlumuran cairan vagina Aulia dengan tangannya, kemudian mengocoknya dengan cepat, “oookkhhh bapak keluarrr…” Neni kemudian menutup lubang kencingku dengan mulut botol steril yang dipegangnya, kemudian spermaku pun bermuncratan dalam botol bening bervolume 50 mL itu hingga penuh sambil tangannya tetap memerah penisku seperti memerah susu sapi saja. Setelah tembakan spermaku mereda Neni kemudian menutup botol itu dan membungkusnya dengan aluminium foil, dan memasukkannya kedalam wadah berisi es batu bercampur garam, supaya sperma dalam botol itu awet sebelum diteliti di lab. “wah, banyak banget keluarnya pak…hehe” kata Aulia dengan suara yang centil kepadaku. Kemudian Mifta muncul dari belakang membawakan, gelas yang berisi telur ayam kampung mentah. “ini pak, diminum, telur 10 biji, biar spermanya tetap banyak. Kan kita mau ngambil 2 botol lagi” kata Mifta dengan suara yang centil. Akupun segera menengak telur-telur tersebut.
Lima menit beristirahat, benar saja penisku kembali merasa segar dan kembali “siap tempur” dengan ketiga mahasiswi berjilbab yang cantik ini. “Nah pak sekarang giliran Mifta” kata Aulia sambil memakai kembali celana jinsnya serta merapikan kembali pakaian dan jilbabnya. Tanpa ba-bi-bu, Mifta kemudian meraih penisku yang sudah mulai mengeras kembali, kemudian ia mengocoknya, dengan lembut, hingga penisku kembali tegak sempurna. Mifta kemudian mengulum penisku dengan bibir mungilnya yang dipoles lipstik berwarna pink senada dengan warna jilbabnya. Aku kembali terangsang hebat, hanya terus meracau tak karuan merasakan kenikmatan yang diberikan gadis berjilbab ini. Kemudian Mifta pun membuka celananya, dan menempatkan dirinya dalam posisi menungging berpegangan ke meja ruang tamuku. “ayo pak, masukin, Mifta dah nggak tahan nih…” dan bless, peniskupun meluncur memasuki liang surga Mifta yang sudah basah itu. Aku pun kemudian menggenjot vagina Mifta yang sempit itu dengan sangat bernafsu.
“oookkkhhh paakkk besar sekali..” Mifta meracau merasakan hantaman penisku. Aku kemudian semakin bersemangat menyaksikan gadis berjilbab yang sangat cantik ini tengah ku setubuh, jilbab yang masih dikenakannya kutarik-tarik bagaikan menarik pelana kuda. Akupun makun bernafsu melihat Neni yang ada di sebelasku tengah meremas-remas payudaranya sendiri karena melihat adegan persetubuhanku dengan Mifta.
Sekitar 20 menitan aku menggenjot Mifta yang sudah orgasme entah keberapa kalinya, akupun merasa akan memuntahkan sesuatu dari penisku. “Mifta, bapak mau keluarrr…” Mifta pun segera mencabut penisku dari vaginanya. Aulia kemudian segera menggenggam penisku yang sudah diambang orgasme ambil mengocoknya dengan cepat “oookkhhhfff bapak keluar Aulia…” segera Aulia melakukan apa yang dilakukan Neni tadi. Ia pun memerah penisku sampai spermanya tuntas keluar memenuhi botol sampel. Setelah spermaku mereda, penisku pun loyo. Telah selesai menggempur liang surga dua gadis cantik berjilbab. Aku yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan menyetubuhi ketiga gadis cantik ini segera mengambil persediaan viagra ku lalu langsung menelannya 5 butir sekaligus. Hanya butuh beberapa menit, peniskupun langsung mengeras sempurna. Neni kemudian mendekat lalu berjongkok dan menggenggam penisku. Ia kemudian memainkan penisku dalam mulutnya yang seksi itu. Neni yang masih mengenakan jilbab itu terlihat sangat cantik sekali saat mengoral penisku. Aku sudah tidak sabar lagi segera mengangkat dan menggendong Neni lalu memasukkan penisku dalam posisi berdiri kedalam vaginanya yang basah. “ohhhhhh…pakkkhhh besar sekali…” lalu aku menggenjot Neni sejadi-jadinya. Mungkin karna pengaruh viagran batanganku dapat menahan kenikmatan jepitan Neni, meskipun vagina Neni adalah yang tersempit dari ketiga gadis berjilbab yang cantik ini. 30 menit aku menggenjot Neni, ia kemudian memelukku erat menandakan ia orgasme kesekian kalinya, Nenipun terkulai lemas dalam pelukanku, sedangkan penisku dalam vaginanya masih sekeras baja, dan butuh penuntasan.
Lalu aku menurunkan Neni dan meletakkannya di atas sofaku. ‘wah pak, masih keras banget nih…”kata Aulia yang kemudian menggenggam penisku denga jilbabnya dan mengocoknya sambil menjilat lubang kecing ku dengan lidahnya. Akupun dengan terburu-buru membuka kembali Jeans ketat Aulia, dan langsung memasukkan penisku kedalam vaginanya. Lalu menggenjotnya dengan cepat dan brutal. “ouuuhh pakkk…terussss….enakkk” lalu Mifta yang masih belum mengenakan celananya setelah persetubuhan kami tadi, mendekat dan menstop gerakan memompaku pada vagina Aulia. Lalu mencabut penisku. Ia kemudian menindih Aulia, dan merapatkan vaginanya ke vagina Aulia, sehingga penyatuan vagina mereka berdua membentuk vagina baru dari belahan bibr vagina mereka. Aku yang meluhat pemandangan itu, sangat terangsang, dan ingin segera menyelipkan batanganku diantara belahan bibir vagina kedua gadis cantik berjilbab itu.
“ayo pak…masukin aja” goda Mifta dan Aulia. Akupun segera menyelipkan penisku diantara vagina mereka berdua lalu segera menggesek pertemuan bibir vagina kedua gadis cantik itu. Lalu sesekali memasukkan penisku bergantian pada vagina mereka berdua dan menggenjotnya dengan brutal. 10 menit melakukan gaya yang sangat merangsang itu akupun tak tahan lagi ingin memuncratkan spermaku.
“ooookkkhhhh bapak mau keluar Auliaaaa dollaaaaa” lalu mereka berdua langsung berbalik badan dan mengulum penisku sambil mengocoknya dengan cepat. Sehingga akupun memuncratka spermaku dalam botol sampel hingga penuh. Walaupun telah mengeluarkan sperma sebanyak itu, tetapi penisku tetap saja keras. Ini mungkin karena pengaruh viagra yang ku minum tadi. Aku kemudian kembali menyetubuhi ketiga gadis cantik berjilbab itu dan mengeluarkan spermaku di dalan vagina, wajah serta jilbab mereka, sehingga mereka berlepotan spermaku.
Tak terasa berapa lama pertempuran kami, hari pun sudah magrib. Mereka kembali merapikan pakaian dan jilbab mereka yang berlepotan spermaku. Tetapi mereka membawa mobil sendiri, sehingga tak khawatir ketahuan orang lain dengan bau spermaku yang melekat di tubuh mereka. Merekapun kemudian pulang dan mengucapkan terima kasih.

Gairah Akhwat Kampus : Ukhti Leli

segera Andi menarik keluar kontol besarnya dan benar saja, “Crot… crot… crot… crot…” sebanyak sembilan kali semprot, mani Indra keluar dipantat sekal Ukhti Linda.
indra langsung menyodorkan penisnya yang ada Sisa-sisa mani dan cairan cinta ukhti Linda ke muka Ukhti Linda, yang langusng dijilati oleh Ukhti Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan oleh mahasiswi berjilbab itu. Ukhti Lely beringsut pergi sambil terus menggesek2kan tangannya  ke vaginanya , kebali masuk ke kamar dan masturbasi memakai terong, membayangkan jika Ukhti Lely main bertiga dengan Ukhti Linda sang wanita alim berjilbab penikmat penis besar, dan Andi, sang anak gelandangan kecil berpenis besar..
 ketika Ukhti Lely sedang menikmati masturbasinya , tiba-tiba Ukhti Lely mendengar pintu kamarnyadibuka, ketika Wanita berjilbab alim itu berbalik, Tiba-tiba Tomi, teman Indra sesame anak gelandangan yang tubuhnya terlihat bongsor yang sering ikut Indra kekost2an kami itu sudah dibelakangnya … Segera Tomi memegang kedua bahunya  … Dan mendorong Ukhti Lely ke lemari… Sehingga dada Ukhti Lely yang masih tertutup jilbab lebar dan gamis menempel kelemari…


“mbak tadi ngintip Indra kenthu sama mbak jilbab Linda tho.. tenang aja mbak jilbab, Tomi juga jago bikin enak mbak-mbak jilbab..” katanya, lalu dengan ganasnya Tomi mulai menciumi belakang leher Ukhti Lely yang masih tertutup jilbab, terdengar nafasnya yang memburu… Wanita berjilbab alim itu meronta kecil.. Dan
“Jangan.. Jangan Tomi..” seru Ukhti Lely , tetapi tampaknya Tomi tidak peduli…
Tomi terus menciumi leher Ukhti Lely dari belakang dan tangannya segera mengelus-elus piinggiran tubuh Ukhti Lely , Wanita berjilbab alim itu mengelinjang kegelian… Ciuman dan jilatan Tomi membuat Ukhti Lely berhenti meronta dan membiarkan ciuman Tomi yang makin lama makin kebawah… Kepunggung Ukhti Lely dan akhirnya sampai kebongkah pantat Ukhti Lely , seiring tangannya menarik retsleting gamis Wanita berjilbab alim itu turun… Nggk.. Aahh… Ukhti Lely hanya bisa mendesah saja dengan tubuh merinding ketika gamisnya  dilolosi turun ke lantai, lalu Tomi menyapu bongkah pantat Ukhti Lely dengan lidahnya… Tiba-tiba Tomi merenggangkan kedua paha Ukhti Lely dan terasa lidahnya segera menjilati bibir vagina Wanita berjilbab alim itu dari belakang…
Woww… Oohhh… Nikmat.. Sehingga tanpa sadar Ukhti Lely menunggingkan sedikit pantatnya  kebelakang sampai kaki Ukhti Lely berjinjit… Aahh… Nggkk… Auuhh… Rintih Ukhti Lely dengan mata terpejam… Dan kedua tangan Wanita berjilbab alim itu hanya bisa menahan tubuhnya  ke lemari.
“Aah.. Jangan.. Tomi.. Aakkhh” desis Ukhti Lely ketika Tomi membuka belahan pantat Ukhti Lely dan segera lidahnya menjilat habis lobang pantat Wanita berjilbab alim itu yang memang tidak tertutupi celana dalam karena sudah kulepas saat masturbasi tadi…
Ukhti Lely benar-benar merasakan nikmat atas permainan lidah Tomi… Sehingga tanpa sadar Ukhti Lely mengoyang-goyangkan pinggulnya  . Tomi tampak mengetahui betul kalau Ukhti Lely, wanita berjilbab alim ini sudah terangsang hebat, dan dTomi tidak sungkan-sungkan menjilati cairan yang keluar dari liang kemaluan Ukhti Lely , Ukhti Lelypun semakin lupa diri… Tidak peduli siapa itu Tomi, bahkan Wanita berjilbab alim itu mengulurkan kedua tangannya  kebelakang dan membuka belahan pantatnya  … dalam hati Ukhti Lely “Jilat… Jilat Tomimm… Jilatin seluruhnya”, dan tampaknya Tomi mengetahui keinginan Ukhti Lely … Tomipun segera menyapu lobang pantat Ukhti Lely lagi sampai ke vagina Wanita berjilbab alim itu dengan lidahnya…
“sllrruupph.. memek mbak mbak jilbab enak yaa.. beda sama memek cewek gelandangan temen2ku..” katanya jorok..
Ukhti Lely hanya bisa mengigit bibirnya  dengan mata terpejam menikmati permainan lidah Tomi, terkadang Ukhti Lely harus berjinjit tinggi agar Tomi leluasa menjilati vaginanya , emang kedua kaki Ukhti Lely mulai terasa pegal dan lemas, tetapi Ukhti Lely tidak mau permainan ini berakhir, beberapa kali Wanita berjilbab alim itu sempat menjerit kecil ketika lidah Tomi mencolok-colok liang vaginanya … Oohh.. Aahhkk… Mhmm..
Lalu Tomi bangkit berdiri dan dengan masih menciumi serta menjilati punggung Ukhti Lely … Kedua tangannya segera menyingkirkan jilbab Ukhti Lely yang terjulur menutupi dadanya  kesamping, lalu dengan gemas meremas-remas buah dada Ukhti Lely dari belakang, beberapa kali tubuh Wanita berjilbab alim itu tersentak nikmat ketika kedua puting payudarnya  dipijit-pijit oleh jari-jari Tomi… Oohh… Nikmat sekali…
Tiba-tiba Tomi memegang tangan kanan Ukhti Lely … Dan dibimbingnya tangan kanan Ukhti Lely sehingga menyentuh celana Tomi… Terasa ada benda keras dibalik celana Tomi itu… Wanita berjilbab alim itu pun secara refleks segera merema-remas benda itu… Dan mengurut-urutnya dari atas kebawah… Lalu Tomi membalikkan tubuh Ukhti Lely , sehingga Wanita berjilbab alim itu kini berdiri berhadapan dengan dTomi… Ukhti Lely tidak mau melihat wajah Tomi, jadi sengaja Ukhti Lely menoleh kesamping dengan mata setengah terpejam, dan Wanita berjilbab alim itu meringis menahan nikmat ketika Tomi mulai menjilati kedua buah dadanya … Dan secara bergantian mengisap-isap kedua puting buah dada Ukhti Lely. Tomi sangat bernapsu menjilati puting gadis berjilbab yang alim seperti diri Ukhti Lely ini, terutama saat tahu Ukhti Lely sudah pasrah dan ikut birahi.
Wanita berjilbab alim itu sudah benar-benar terangsang hebat… Apalagi ketika jari telunjuk tangan kanan Tomi menyodok-nyodok ke dalam liang vagina Ukhti Lely… Ukhti Lely semakin merenggangkan kedua pahanya … Oohh.. Nggkk… Desah Wanita berjilbab alim itu .. Lalu Tomi menghentikan permainannya tampak dTomi membuka celana panjangnya dan melepasnya… Kemudian celana kolornya pun dilepas maka tampaklah batang kemaluan Tomi yang besar, hitam, keras dan panjang, lebih besar daripada milik Indra… Kemudian Tomi duduk ditepian ranjang dan menarik kepala Ukhti Lely yang masih terbungkus jilbab kearah kemaluannya.. Wanita berjilbab alim itupun tertarik berlutut diantara kedua kaki Tomi..
Tampak batang kemaluan Tomi yang berdiri tegak dan keras sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera Ukhti Lely mencekal batang kemaluan Tomi dan dengan ganas Wanita berjilbab alim itu ciumin batang kemaluan Tomi itu.. Terdengar Tomi sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang… Ukhti Lelypun segera beraksi…  Ukhti Lely jilati batang kemaluan Tomi itu dari pangkal sampai kekepala… Lalu  Ukhti Lely isap,  Ukhti Lely kulum dalam mulut sementara tangan kiri Wanita berjilbab alim itu mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuh Tomi tersentak karena nikmat… Lalu  Ukhti Lely jilati biji pelir Tomi.. Terdengar.. Aaahhkk… Tomi mengerang kenikmatan, mendengar itu Ukhti Lely tambah gairah… Terus  Ukhti Lely jilati biji pelir Tomi itu…
Sementara tangan kanan Ukhti Lely mengurut-urut batang kemaluan Tomi yang besar itu… Semakin lama Ukhti Lely semakin terhanyut nafsu.. Dengan kedua tangannya   Wanita berjilbab alim itu angkat kedua paha Tomi sehingga kedua lutut Tomi hampir menyentuh dadanya… Dengan posisi demikian Ukhti Lely leluasa menjilati batang kemaluan Tomi… Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya… Lalu Ukhti Lely menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidah Wanita berjilbab alim itu menyentuh dubur Tomi yang berbulu itu… Segera lidah nya  menari-nari diatas dubur Tomi… Terasa sekali tubuh Tomi beberapa kali bergetar… Aakkkh.. Oougghh… Erangnya menerima jilatan wanita berjilbab yang cantik dan alims seperti diri Ukhti Lely . Mendengar itu Ukhti Lely tambah bernapsu..  Ukhti Lely colok-colok lobang pantat Tomi dengan ujung lidahnya  … Semakin dalam  Ukhti Lely julurkan lidahnya  ke dalam lobang pantat Tomi…
Semakin bergetar tubuh Tomi terasa beberapa kali batang kemaluan Tomi yang  Ukhti Lely kocok berdenyut-denyut rupanya Tomi sudah tidak tahan… Lalu Tomi memegang tangan Ukhti Lely dan membimbing nya  naik ke atas ranjang… Wanita berjilbab alim itu disuruh menungging diatas ranjang… Rupanya Tomi menginginkan dogystyle… Ah itu yang Ukhti Lely sukai… Tetapi bagaimana kalau Tomi menginginkan anal sex… Ah.. Ukhti Lely tidak membayangkan batang kemaluan Tomi yang besar dan panjang itu masuk ke dalam dubur Ukhti Lely … Oohh mudah-mudahan jangan… harapnya  .
Sebelum mencobloskan batang kemaluannya… Tomi sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluan Ukhti Lely dari belakang, Wanita berjilbab alim itu pun menanti penuh harap… Dan akhirnya terasa batang kemaluan Tomi menempel dibibir vagina Ukhti Lely dan masuk perlahan-lahan ke dalam liang kemaluan  Ukhti Lely … terasa seret.. tapi.. nikmat.
Oohh.. Nggk… Ahhh… Desis Wanita berjilbab alim itu ketika seluruh batang kemaluan Tomi amblas.. Lalu Tomi mulai melakukan gerakan erotisnya… Ahh.. Nikmat sekali… Dan Ukhti Lely benar-benar mencapai klimaks dalam posisi demikian… Rupanya Tomi belum klimaks juga… Lalu Tomi menyuruh Ukhti Lely berbaring miring… Sementara dTomi berada dibelakang punggung Wanita berjilbab alim itu … Ukhti Lely segera menekuk kedua lututnya  .. Dan membiarkan Tomi mencobloskan batang kemaluannya ke dalam vagina Ukhti Lely… Ooucch.. Aahh.. Nikmat sekali… Dalam posisi demikian tangan kanan Tomi leluasa meremas-remas buah dada Ukhti Lely dari belakang… Hentakan Tomi makin lama makin keras dan cepat… Ukhti Lely tahu kalau Tomi hampir klimaks… Tetapi Wanita berjilbab alim itu enggak mau dTomi mengeluarkan air maninya dalam vagina Ukhti Lely… Lalu Ukhti Lely memegang pinggul Tomi… Dan otomatis Tomi menghentikan gerakannya… Lalu Ukhti Lely mencopot batang kemaluan Tomi dari vagina Ukhti Lely… Dan dengan gesit Wanita berjilbab alim itupun berlutut disamping Tomi…
Tampak Tomi tersenyum… Tapi Ukhti Lely tidak peduli.. Wanita berjilbab alim itu segera menjilati batang kemaluan Tomi yang berlendir itu… Lalu  Ukhti Lely isap-isap batang yang keras dan berurat itu… Ooh.. Nggkk.. Aakk… Tomi mengerang keenakan… Dan Ukhti Lely semakin mempercepat gerakan kepala nya  naik turun, beberapa kali Tomi mengerang sembari mengeliat, ternyata Tomi ini kuat juga pikir Ukhti Lely … Lalu Wanita berjilbab alim itu membasahi telunjuk tangan kirinya  dengan ludahnya  , setelah itu  Ukhti Lely cucukan telunjuk jari nya  itu ke dalam dubur Tomi… Tampak tubuh Tomi sedikit tersentak ketika Wanita berjilbab alim itu menekan jarinya  lebih dalam lagi kelobang pantat Tomi… Rupanya Tomi merasakan nikmat luar biasa dengan isapan Ukhti Lely pada batang kemaluannya dan sodokan jari  Ukhti Lely di anusnya…
Hingga… Aaahh… Aaakkhh… Tomi mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya air mani Tomi dalam mulut Wanita berjilbab alim itu .
Crott.. Croot… Banyak sekali… Ukhti Lelypun rada gelagapan… Sehingga sebagian air mani Tomi Ukhti Lely telan… Sengaja Wanita berjilbab alim itu mencabut jarinya  dari lobang pantat Tomi secara perlahan-lahan dan hal ini membuat semburan air mani Tomi tidak dapat ditahan, lalu Ukhti Lely melepas batang kemaluan Tomi dari dalam mulut Ukhti Lely … Tampak sedikit sisa-sisa air mani Tomi keluar… Dan Wanita berjilbab alim itu segera menyapu dengan lidahnya  cairan kental itu…

Gairah Akhwat Kampus : Ukhti Linda

“Uh… uh… uh… uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…” kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat mengepal kuat karena menahan birahi..Indra, nama anak kecil itu. Dia adalah anak gelandangan yang sangat manis dan santun. Usianya setara anak kelas 6 SD, dan kesantunan dan kesopanannya membuat kami, para akhwat penghuni kos-kosan ini merasa nyaman walaupun dia sering datang ke kos-kosan ini. Sebenarnya, dia adalah seorang anak dari panti singgah yang selama ini dikelola oleh salah satu penghuni kos ini, Ukhti Linda, atau yangs erring kami panggil mbak Linda.
 Mbak Linda adalah seorang gadis mahasiswi berjilbab lebar dengan tubuh ramping sekal yang kuliah di jurusan biologi di kampus kami. Dia dan teman2nya menjadi relawan sebuah rumah singgah yang membantu anak-anak gelandangan dalam pendidikan dan pembelajarn akhlak. Sementara Andi, anak gelandangan itu, karena tempatnya lebih dekat ke kos kami, sehingga Ukhti Linda yang cantik berkulit putih itu sering mengajaknya main ke kos kami. Bahkan dia sering memberi tambahan pelajaran ke Andi di kos kami, kadang di ruang tamu, kadang dikamar. Kami pun tidak mempermasalahkan karena Andi Nampak masih kecil dan lugu.


Pada suatu pagi, aku bangun kesiangan karena tadi malam asyik mencari kenikmatan birahi sembunyi2 Ummi Dewi. Sementara Ummi Dewi sekarang sudah pergi berangkat ke masjid mengisi kajian. Sangat ironis, Wanita alim yang tadi malam mendesah2 memakai dildo denganku, pagi ini sudah mendi untuk membasuh semua bekas kenikmatan yang tadi malam kami rengkuh, dan berangkat ke masjid mengisi kajian.
Segera aku bangkit dan memakai jilbab kausku untuk keluar dan membasuh wajahku.
Suasana kos yang sepi, disertai tempatnya yang ada di sebuah sudut kamung yang tenang membuat sebuah suara dari sebuah sudut kos-kosan terdengar di telingaku. Segera aku mencari-cari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari dapur.
Aku berjingkat dan mengintip, melihat sumber suara itu, dan aku terkejut karena ternyata sumber suara itu adalah Ukhti Linda yang sudah berpelukan dan saling berciuman dengan ganas oleh anak didiknya yang selama ini terlihat lugu, Andi. Terlihat dengan ganas Andi, anak kecil gelandangan yang memang manis itu mencium bibir Ukhti Linda sampai Ukhti Linda terlihat kewalahan karenanya. Ukhti Linda sampai terdorong kebelakang di kursi yang ia duduki, sementara Indra berdiri didepan mahasiswi berjilbab itu.
Tangan Indra pun terlihat dengan kurang ajarnya menggerayangi badan ukhti Linda yang masih memakai jilbab coklat tua dan gamis coklat susu. saja buah dada ukhti Linda yang sekal terlihat diremas2 dari luar gamisnya.
“jangan disini ndiii… mmhhh… tar ada yang tau…” Ukhti Linda mendesah sambil menolak, namun tubuh mahasiswi berjilbab itu tidak memberikan perlawanan berarti. Aku rasakan vaginaku mulai basah. Tanganku turun lalu mulai mengelus-elus vaginaku. Ohh.. pingin sekali aku dicium seperti itu..
Sambil menyeringai senang anak gelandangan itu menyingkap jilbab coklat Ukhti Linda dan membuka satu persatu kancing gamis Ukhti Linda yang memang terdapat di bagian depan sampai perutnya, lalu disingkapkannya BH- mahasiswi berjilbab itu. segera saja payudara putih sekal Ukhti Linda itu diremas-remasnya tanpa ampun. Ukhti Linda tentu saja menggelinjang hebat sambil merintih-rintih keenakan.
Melihat Ukhti Linda gadis cantik berjilbab itu terangsang, terlihat Indra menuntun Ukhti Linda membungkuk berpegangan ke meja dapur. Disingkapnya gamis coklat ukhti Linda, memperlihatkan vaginya Ukhti Linda yang tidak tertutup celana dalam. Andi dengan ganas langsung menjilati dan menciumi bulu-bulu kemaluan Ukhti Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Ukhti Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitoris mahasiswi berjilbab itu.
“Uh… uh… uh… uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…” kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat mengepal kuat karena menahan birahi.
“Masukin sekarang aja, Ndra… masukiiinnn…”
Mendengar itu, Indra segera mengajak Ukhti Linda bermain di atas kursi dapur tadi. Indra segera membuka celananya dan sangat terkejutny akau, penis anak itu sangat besar dan terlihat keras! Vaginaku sekarangs emakin becek melihat penis hitam keras itu.
Setelah membuka celananya, Andi duduk di kursi dan Ukhti Linda langsung mnaikkan gamisnya yang tadi sempat turun kepinggang mahasiswi berjilbab itu, lalu naik ke atas pahanya. Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh birahi, Ukhti Linda membawa penis Indra yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatan mahasiswi berjilbab itu. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya..
Dan, “Bless… bless… jeb… plouh…” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Ukhti Linda.
Sementara Ukhti Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Indra segera dengan posisi duduk meraih payudara Ukhti Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya. Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Indra turun dari kursi itu, lalu menyuruh Ukhti Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja dapur. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Ukhti Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Ukhti Linda.
Dengan sekali tancap, penis itu masuk.
“Bless… bless… clop… plak… plak…” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras.
Tiba-tiba saja, kedua mata Indra terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi.
“Di dalam atau di luar, Mbaak..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.
“Di luaaaarrr… tar mbak bisa hamil, Ndra…” jawab Ukhti Linda takut.
segera Andi menarik keluar kontol besarnya dan benar saja, “Crot… crot… crot… crot…” sebanyak sembilan kali semprot, mani Indra keluar dipantat sekal Ukhti Linda.
indra langsung menyodorkan penisnya yang ada Sisa-sisa mani dan cairan cinta ukhti Linda ke muka Ukhti Linda, yang langusng dijilati oleh Ukhti Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan oleh mahasiswi berjilbab itu. Aku beringsut pergi sambil terus menggesek2kan tanganku ke vaginaku, kebali masuk ke kamar dan masturbasi memakai terong, membayangkan jika aku main bertiga dengan Ukhti Linda sang wanita alim berjilbab penikmat penis besar, dan Andi, sang anak gelandangan kecil berpenis besar..

Bosku Yang Cantik

sudah lama sebenernya gw agak kesengsem sama bos gw ini. sejak pertama kali ketemu, wah, senyuman dibalik wajahnya yang teduh berjilbab bikin mesin gw naik turun. penampilannya mungkin standar ibu muda model zaman sekarang, diumurnya yang sekitar 30an kulitnya tetap putih terawat, dan mulus. tapi seperti biasa, yang bikin gw agak nekat sama dia, karena payudaranya yang ranum dibalik jilbabnya. ato basa aliennya sih besekel. beda dengan farina, blogger yang dulu sukses gw perawani, namanya ibu astrid bos gw ini badannya jauh lebih kecil dan pendek.
nggak sia2 memang aku menerima kerjaan ini, karena selain dapat penghasilan tambahan, akhirnya gw juga punya kesempatan untuk menyicipi istri orang yang cantik jelita, walaupun gw harus kerja sampe jam 12 malem. kesempatan itu datang waktu kita sedang menghadapi deadline proyek website untuk sebuah perusahaan swasta nasional. malam itu memang malam yang sibuk buat gw sama dia, karena memang beban kerjaan waktu itu lagi jatuh ke dia sebagai penanggung jawab dan gw sebagai programer tunggal.


“ron, tolong ini liat dulu, saya pinginnya ini tampilan statistik perusahaan ditampilkan dalam bentuk grafik, blata-blata-blata” hanya sekitar 10 detik kata-katanya yang masuk ke telinga, sisanya blur. pertama memang gw udah capek banget, kedua sebenarnya gw lebih asik ngeliat bibir di wajahnya yang komat kamit seksi. kebayang rasanya kontol gw masuk di mulutnya.. “eh ron, terus kalau bisa bagian pdf ini selesai juga hari ini, ya” perintahnya yang baru bikin gw tiba2 sadar lagi. wogh. semangat. apa sih yang nggak buat bos gw yang kece ini. trus dia balik lagi masuk ke ruangannya.
beberapa jam berlalu. staf lain sudah pulang. pekerjaan udah hampir beres. tinggal satu gelas kopi lagi gw yakin besok pasti bos gw yang cantik tadi udah siap presentasi pake materi gw. tapi gw nggak nyangka bakal ngeliat kesempatan yang gak pernah gw sesali sampai kapan pun. waktu gw lewat ruangan bu astrid buat ngambil kopi, gw liat ternyata dia udah ketiduran di ruangannya sendirian. gw liat bos gw tertidur pulas di atas kursinya yang ada di sebelah meja kerja suaminya. oh iya suaminya ini direktur perusahaan ini, tapi dia sibuk banget buat loby-loby proyek jadi jarang sekali keliatan di kantor.
waktu itu gw udah putuskan apapun yang bakal terjadi gw bakal terima. gw yakin kalo nggak ngambil kesempatan buat menikmati tubuh bu astrid gw pasti bakal nyesel seumur hidup. jadi dengan sedikit gemeteran gw paksain juga masuk ke ruangannya. gw tutup jendela dan kunci pintu ruangannya, takut-takut tiba2 ada yang masuk mengganggu rencana gw untuk memperkosa bu astrid.
wajah sendu astrid yang bersender di kursi kerjanya langsung menarik perhatian gw. hihihi sumpah manis banget. pingin rasanya ngejilat pipinya yang mulus dan telinganya yang tertutup jilbab. tapi rasanya kalo kepepet gini mending langsung ke bagian intinya aja. takutnya dia tiba2 bangun sebelum gw sempet nikmatin liangnya. jadi gw skip dulu toket nya yang menonjol dibalik jilbabnya. tangan gw langsung meraih roknya yang panjang. gw tarik roknya sampai ke pinggulnya dengan sangat hati-hati.
betisnya… tertutup kaus kaki panjang. mata gw terus beralih ke pahanya yang mulus montok. hhh.. sedikit usap2. wah.. mulusnya. miriplah sama bini gw. tapi yang bikin gw kaget waktu ngeliat bagian selangkangannya. setelah gw pelorotin celana dalamnya yang berwarna krem, ternyata gundukan vaginanya bersih licin putih mulus. nggak ada cacat sedikitpun. seolah-olah bulu kelamin nggak pernah singgah disana. gw ampe geleng2. bahkan bentuk memeknya pun masih rapih. ini beneran memek yang udah gak perawan? atau memang gak pernah dijamah sama suaminya?
hm.. bau khas memek langsung nusuk hidung bikin gw ga bisa nahan buat ngisep ujung kelentitnya. sssslluurpp… nikmat. “eengghhh….” tiba-tiba bos gw menjerit kecil. hampir copot jantung gw. tapi dia kayaknya ngantuk banget. jadi gw terusin lagi jilatan2 gw di memeknya. sambil sesekali diiringi desisan2 kecil bos gw yang cantik. entah apa yang ada dalam mimpi bos gw sekarang waktu laki2 yang bukan suaminya sedang menjilati vaginanya. “nngghh.. ahhh.. hhh..” desisannya semakin lama semakin menjadi.
setelah gw rasa sudah cukup basah, gw berenti dan ngeluarin tombak adalan gw. gak terlalu panjang, tapi lumayan tebel. “bu astrid, semoga lu bisa puas nih ama kontol gw.. ” gw ngoceh sendiri sambil mengangkat kedua kakinya ke sandaran tangan kursi, sampai kedua kakinya ngangkang lebar… asli erotis banget. memeknya yang merah basah setelah gw jilatin tadi agak terbuka dengan posisi ini, sampai lubang hitamnya terpampang begitu saja..
perlahan ujung rudal gw masuk ke dalam.sedikit basah tapi lengket. “maaf ya bu astrid, tapi gw bener-bener penasaran sama memek ibu.. ” gw ngoceh lagi sama korban perkosaan gw yang lagi tidur. gw terpaksa maju mundurin hanya sampai kepalanya saja, karena sulit sekali masuk seluruhnya. lagian kalo gw paksa takutnya bos gw yang cantik ini malah bangun. tapi pelan2 akhirnya batang gw bisa juga masuk lebih dalam. “nggghhhh…” tiba2 bu astrid mendesah lagi.. “ah,, aa… aahh…” kini semakin keras lagi dan disertai dengan erangan erotis setiap kali tubuhnya tergoyang karena dorongan kontol gw. bibirnya yang merah itu sedikit terbuka. seolah2 menggoda gw buat ikut menjamah wajahnya yang dihiasi jilbab. tapi gw nggak tergoda bu, tujuan gw cuma memek ibu. tapi gw jadi makin napsu dan mendorong rudal gw agak terlalu keras, dan akhirnya bu astrid pun terbangun.
gw kaget, sumpah. dia juga pastinya. sampai akhirnya dia menjerit.. “aaaaaaahhh!!! apa2an kamu roon!!!” dia berontak tapi gw langsung cekal tangannya dan tindih tubuhnya dikursi itu. dia nggak sempat ngehindari gw, jadi cuma bisa teriak2 “tolooong!!! tolooong sayaaa!!”
sudah kadung basah, gw makin beringas menghantam liang surganya. gw biarin aja dia teriak2 sepuasnya. “silahkan teriak bu, tapi sudah tidak ada lagi yang bisa nolong ibu sekarang” gw ngoceh tenang sambil terus menggenjot tubuhnya di kursi kerjanya.. “lagi pula, ibu mau kalau semua orang tau tubuh ibu sedang saya perkosa?” gw tambahin sedikit ancaman. genjotan gw makin keras, sampai kursi tempat dia berbaring bergoyang keras tertahan dinding di belakang.
“bangsat…!! bangsat kamu roonn!!! kurang ajaar!!…aaaanggghh.. anng.. aaahh.. ” cacian dan teriakannnya perlahan mulai berubah menjadi erangan2 erotis di telinga gw. memeknya yang sudah entah berapa kali menerima hujaman mulai terasa hangat merespon dengan menghisap rudal gw. “aahh nggggakk… mau….. ahhhh angggghhh…” dia masih berusaha menolak sambil membanting2kan tubuhnya dan kepalanya hingga jilbabnya terhempas kemana2. air matanya mengalir tidak terbendung lagi. ya, mungkin dia nggak nyangka kalau wanita yang sudah menikah dan sealim dia bakal jadi santapan pria yang bukan suaminya. “nggak apa2 sayang, anggap saja ini mimpi. mimpi yang sangaath ahh.. nikmat” gw coba hibur dia sambil terus menghujam liang senggamanya dengan rudal gw. “hnngn… nngghh… angghh.. angkkhhhh ahh.. ” diantara erangannya bu astrid yang sedang gw perkosa sesenggukan menangis.
“ahh.. ahhhh.. anghhh.. ahh.. uuuhhh.. uuuuuhh…uuhhhh roonnn….” bos gw yang berjilbab ini masih terus mendesah. lumayan tahan lama juga dia, padahal seharusnya sudah lebih dari 15 menit gw ngegenjot memeknya. kayaknya dia belum juga ejakulasi. belum selesai gw muji dalam hati, tiba2 dia menjerit dan desahannya makin keras ” rooooooonnnn… ahhhhhh… nggggggghhhh… ammpuuunnn.. hng akh ngh.. angh..” yang tadinya berusaha mendorong gw, sekarang dia menarik kepala gw ke dadanya. tangannya mencakar punggung gw dengan keras. “aaaanghhhhhhhhhh…..” dia menjerit panjang. dari memeknya muncrat cairan bening encer.. srrrrhhhhhh..”nghn nghhh.. nghh ahh.. nnghh.. uh.. ahh.. eeeengghhh.. ” tubuhnya berkelojotan diantara erangannya. wah, sesaat gw terdiam terpana dengan pengalaman gw kali ini. bu astrid bos gw yang berjilbab ini ternyata bisa squirting waktu diperkosa.. setelah jeritan itu pandangan bu astrid seolah kosong. dia terkulai lemas seolah pasrah tubuhnya yang ranum dan begitu terawat dinikmati sepuasnya oleh pemerkosanya.
gw cabut kontol gw, dan kali ini gw tarik dia dari kursi dan gw balikin tubuhnya menghadap meja kerja. “enak kan bu? tapi sekarang gw juga pingin nyobain lubang ibu yang lain.” gumamku.. dia masih diam. nafasnya masih tersengal2.. sampai akhirnya jari tengahku ku tusukkan dalam lubang anusnya.. cleb.. “aaaaahhhhhhhh jaangaaaannn roonn….ampuunn..” jari gw maju mundur dalam pantat bos gw yang cantik itu. malam yang panjang itu malam dimana gw pertama kali nikmatin seluruh lubang yang ada di tubuhnya. tentu saja seterusnya dia sudah jadi tempat gw melampiaskan kebutuhan seks. bahkan hingga saat ini.
TAMAT

Mbak Ira Suster Yang Cantik

Kejadian ini terjadi di sebuah rumah sakit. Saat itu aku baru saja mengalami kecelakaan.
“Ada apa Dik?” tanyanya ramah sambil tersenyum, manis sekali. Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu tubuhku membuat saya dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat montok dan menggiurkan, meskipun tubuhnya masih tertutup jilbab rapat. Maklum, rumah sakit ini milik yayasan Islam. Justru jilbabnya itu bikin Mbak Ira, nama suster manis ini, tambah cantik.
 “Eh, ini Mbak. Saya merasa tubuhku lengket semua, mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama saya tidak mandi. Jadi saya mau tanya, apakah saya sudah boleh mandi hari ini mbak?”, tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar. Saya memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 4-5 tahun dari usiaku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang India kalau dilihat sekilas.
“Oh, begitu. Tapi saya tidak berani kasih jawabannya sekarang Dik. Mbak musti tanya dulu sama pak dokter apa adik sudah boleh dimandiin apa belum”, jelasnya ramah.


Mendengar kalimatnya untuk “memandikan”, saya merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar Mbak Ira mau memandikan dan menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar saya terbengong sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yang tipis itu. “
Mbak Ira ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Saya cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah tubuhku dengan selimut.
Suster Ira tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja disamping tempat tidurku. “Dik, Mbak bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa lengket”, lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak. Saya tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Saya tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Mbak Ira kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang saya dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.
Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama saya tidak membayangkan hal-hal tentang seks, ataupun melakukan onani sebagaimana biasanya saya lakukan dirumah dalam keadaan sehat. Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yang dalam keadaan tenglungkup. Rasanya ingin kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak mungkin kulakukan karena ada Mbak Ira saat ini. fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.
“Dik Iwan sudah punya pacar?”, tanya mbak Ira kepadaku. “Belum Mbak”, jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara. “Dik Iwan, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi. “Belum mbak” jawabku lagi.
“Aku juga belum. Sampai hari ini aku belum pernah.” Katanya tiba-tiba sedih. Matanya menerawang. Jilbabnya melambai-lambai.
“Aku terus menjadi idealis sampai hari ini. Tapi ternyata…aku dikhianati…aku memakai jilbab karena ajakan seorang kakak kelas. Aku menyukainya, karena itu aku memakainya sampai sekarang… ternyata…ia malah menikah dengan wanita lain!”
Hening sejenak. wajahnya sendu dalam balutan jilbab seragam suster itu.
“Mau bantu mbak balas dendam?”
Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, mbak Ira sudah memulai aksinya. Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya. “Ahh, geli Mbak”m rintihku keenakan.
Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku. Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu dari luar seragamnya.
Namun, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri. “Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat”, katanya. Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.
Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam. Saat ia mau melepas jilbabnya, aku menahannya.
“Lebih cantik pake jilbab”, kataku. Ia hanya tersenyum.
Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya, sambil kuremas jilbabnya. “Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget sih”, desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.
Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Mbak Ira memainkan kontolku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua tangannya. Kepalanya yang berjilbab bergoyang-goyang.
“Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh… ahh..”, desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat. Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.
Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara saya sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki. “Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh.. enak banget”, desahnya keras. Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan keras juga. “Mbak Ira, sedotin kontol saya dong.. please.. saya kepingin banget”, pintaku karena memang sudah dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di kontolku seperti adegan film BF yang biasa kutonton. “Ih.. kamu nakal yah”, jawabnya sambil tersenyum. Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.
Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini kontolku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang kontolku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar. “Ahh.. ahh..”, saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan kontolku dari jepitan bibirnya yang manis itu. Kupegang kepalanya yang berjilbab untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala kontolku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali. Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di sekujur batang kontolku. Kutahan kepalanya agar kontolku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera “keluar”, Mbak Ira menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya kontolku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali. “AHH.. AHH.. Ahh.. ahh”, teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulut mbak Ira.
Dia terus memnghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat kontolku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai kontolku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka serta jilbab yang kusut. ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku. Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis mbak Ira. Sesaat kemudian kontolku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri kontolku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang aktifitas “panas” yang dilakukan mbak Ira. Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda.
Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok kontol sendiri, Mbak Ira tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu. “Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..”, canda mbak Ira sambil mendekati diriku. Kembali digenggamnya kontolku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah mbak Ira, kini kembali basah. Saya mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih memeknya dengan jari-jari tanganku, tapi Mbak Ira menepisnya. “Ngga usah, biar cukup mbak aja yang puasin kamu.. hehehe”, agak kecewa saya mendengar tolakannya ini. Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.
Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik “bermain” di dalam sana. Dihisap, disedot, dan sesekali dikocoknya kontolku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat. Mbak Ira pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk menghisap kontolku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mbak Ira sunggu hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia juga sambil memainkan memeknya sendiri.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya. Dia merintih, “Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Wan, Mbak mau keluar”, teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya. “Sini mbak, saya mau menjilatnya”, jawabku spontan, karena teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat memek wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu. Mbak Ira pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke arah mulutku. “Nih.. cepet hisap Wan, hisap..”, desahnya seolah memelas.
Langsung kuhisap memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok kontolku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya. “Ahh.. ahh..”, desah mbak Ira disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu. Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh.
Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi kontolku yang sudah lemas.Akhirnya, kulap spermaku dengan jilbabnya.

Mbak Lidya

Aku adalah seorang anak yang berkecukupan dan bisa dibilang kaya, saat ini aku masih duduk di kelas 3 salah satu sekolah swasta terkenal di kotaku. Orang tuaku mempunyai dua rumah, rumah yang satu dipakai oleh kedua orang tuaku, sedangkan rumah yang satunya lagi oleh orang tuaku dikontrakkan ataupun dikoskan kepada para pegawai atau mahasiswa, dan kebetulan sekali Aku diam di rumah yang dikontrakkan tadi. Dengan alasan biar tidak susah dan jauh dari sekolah dan ingin belajar hidup sendiri, maka Aku diperbolehkan tinggal di rumah yang satunya itu.
Memang kebutuhan hidupku selalu dipenuhi oleh orang tuaku, Aku mempunyai adik 2 orang, tetapi masih kecil-kecil. Di rumah yang dikoskan tersebut, dari sekian banyak orang yang tinggal, ada seorang wanita yang bernama Lidya. Sebut saja Mbak Lidya, Mbak Lidya ini adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di kota ini. Sangat berbeda dengan anak kos lainna, Mbak Lidya selalu mengenakan jilbab untuk menutupi kepalanya, baju yang dikenakannya juga selalu longgar. Kaus kaki dan manset tidak pernah lepas dari tangannya, walau aku yakin mbak lidya mempunyai bentuk tubuh yang aduhai, dengan ciri-ciri dia mempunyai tinggi sekitar 160 cm dengan badan ideal dan wajah imut-imut, kulit putih, pokoknya cantik, aku taksir ukuran branya sekitar 34 B atau 36 B dari lekukan dadanya yang tertap terlihat walau sudah dibungkus oleh jilbab dan gamis yang selalu ia kenakan. Mbak Lidya tersebut sudah semester 6 yang aku ketahui, dan dia mengambil jurusan sastra inggris.


Aku biasa pulang sekolah siang hari, kira-kira pukul 13:00 siang, karena saya sekolah pagi. Terkadang Yang ada di rumah hanyalah tersisa Mbak Lidya saja, sebab mahasiswa biasanya kuliah jamnya tidak tentu kadang masuk pagi kadang siang atau bahkan kadang sore hari. Sedangkan anak kos yang lainnya rata-rata pekerja yang telah bekerja berangkat pagi dan baru pulang sore hari. Setiap sehabis pulang sekolah, aku sering sekali dan bahkan hampir tiap hari mengintip Mbak Lidya yang sedang mandi untuk pergi ke kampus. Kamar mandi di rumahku hanya satu, dan aku tidur di kamar atas, sedangkan kamar mandi tersebut ada celah yang menembus dari atas, biar cahaya matahari masuk ke kamar mandi untuk mengirit uang. aku mengintip Mbak Lidya yang imut-imut dan berbody mulus itu. Mbak Lidya pun mempunyai payudara yang tidak kalah dari model-model majalah top Idonesia dan mempunyai bulu-bulu yang terawat dan tercukur rapih di sekitar alat kelaminnya. Pemandngan yang sangat luar biasa karena sehari-hari mbak lidya hanya terlihat wajah dan telapak tangannya saja.
Pada saat mandi Mbak Lidya sering sekali selalu seperti meraba-raba payudaranya sendiri, dan tidak jarang juga Mbak Lidya suka seperti menggosok-gosokkan tangannya ke alat kelaminnya. Pernah juga Mbak Lidya sepertinya memasukkan tangannya sendiri ke dalam alat kelaminnya atau goa hiro-nya itu dengan mendesah seperti kesakitan dan kenikmatan, “Eeh… ehhh… uuuhh.. uuuhh… iiihhh… ahhh…”. Hal yang sangat aneh dan jarang sekali dilakukan oleh seorang wanita berjilbab, namun siapa sih yang bisa membohongi diri sendiri. SIapapun bahkan wanita berjilbabpun pasti memiliki hasrat biologis yang ingin disalurkan, dan aku rasa itu normal, kalau tidak punya itu yang tidak normal. Tapi masturbasi seorang wanitaberjilbab ini baru kali ini aku melihatnya. Terkadang dia melakukannya terlebih dahulu sebelum dia mandi bahkan sbelum ia melucuti pakaian dan jilbabnya. Pemandangan yang luar biasa.
Karena aku sering sekali mengintip Mbak lidya mandi pada siang hari untuk pergi ke kampus, aku menjadi terobsesi untuk menyetubuhi Mbak lidya. aku pun setelah mengintip Mbak lidya mandi, aku sering sekali langsung melakukan onani, karena aku terangsang oleh bentuk tubuh sensual milik Mbak lidya. Karena aku sering melakukan hal tersebut, akhirnya aku pun meminta foto-nya Mbak lidya dengan alasan buat kenang-kenangan. Mbak lidya pun memberikannya tanpa curiga sedikit pun, karena mbak lidya juga sudah menganggapku sebagai adik sendiri. Rasa nafsu birahiku pun semakin meningkat, sebab aku melakukan onani sambil memandangi foto Mbak lidya dengan jilbabnya yang masih tertutup rapih. Hampir tiap hari setelah pulang sekolah selalu melakukan aktifitasnya seperti itu. Hubungan aku dan Mbak lidya memang dekat, karena Mbak lidya pun kepadaku sudah menganggap seperti adik sendiri, sedangkan aku ingin sekali menjadi pacar Mbak lidya, apalagi berhubungan badan dengannya, itulah impianku. sayangnya, mbak lidya itu bukan tipe orang yang suka pacaran dan terlalu dekat dengan laki-laki, dia selalu menjaga jarak dan pergaulannya. Tanpa dia ketahui apa yang sering aku lakukan padanya.
Mbak Lidya memang tidak hobby nonton film, tapi tidak jarang kalau ada film dengan tema romantis seperti film remaja barat. Tidak jarang juga menonton bersamaku di ruang tengah tamu. Bila ada film baru, aku selalu membawa teman-temanku, khususnya cowok dan kalau cewek sulit diajaknya, bahkan banyak yang bilang film yang kami tonton itu film porno.
Hingga suatu hari, Mbak lidya kebetulan libur dan aku setelah habis pulang sekolah langsung bertanya kepada Mbak lidya, “Mbak kok masih di sini..? Enggak ada kuliah yah Mbak..?”
Dengan nada semangat Mbak lidya pun menjawab, “Enggak, kan Mbak hari ini libur…”
Pada waktu itu munculah ide gila dibenakku. aku langsung pergi ke sebuah rental VCD yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Waktu itu aku sangat beruntung, karena aku mendapatkan kaset vcd tersebut, dan film yang kupinjam bukanlah film cerita tentang kehidupan remaja yang selalu dipinjam dan ditonton oleh kami. Film yang kupinjam pada waktu itu film luar yang memang sebuah film yang bukanlah film semi, melainkan film vulgar atau blue film ataupun bisa dibilang film porno.
Setelah dari tempat penyewaan VCD, aku segera pulang dengan perasaan sudah tidak sabar ingin menonton film tersebut bersama-sama Mbak lidya.
Sesudah sampai, Mbak lidya bertanya padaku, “Deni habis dari mana, kok kayaknya cape banget..?”
Aku langsung menjawab dengan nafas kelelahan, “Ohh… oh.., i.. ini Mbak, habis pinjam film, Mbak mau nonton enggak..?” dengan hati yang berharap supaya Mbak lidya pun ikut menonton.
Dan Mbak lidya pun menjawab, “Emangnya film apaan tuh …?”
“Oh.., ini filmnya pasti deh okey, Mbak pokoknya pasti ingin nonton deh..!”
Mbak lidya pun akhirnya ingin tau juga apa film tersebut, “Oke deh, tapi Mbak lidya beres-beres dulu yach …!”
“Iyah deh Mbak, aku tunggu di atas…”
Memang di kamar Mbak lidya tidak ada TV dan kebetulan di kamarku ada TV.
Setelah menonton Mbak lidya sangat terkejut melihat film tersebut.
“Den kok ini film-nya vulgar amat, dan Kamu harusnya enggak nonton yang ginian Dech..?”
“Ah Embak.., kan aku udah gede Mbak, masa harus nonton film Doraemon melulu, bosankan Mbak… lagian biar tidak jenuh.”
Mbak lidya pada waktu itu terlihat dirinya terangsang oleh adegan-adegan yang diperagakan di film tersebut, terlihat Mbak lidya saat menonton duduknya tidak mau diam dan sekali-kali Mbak lidya pun sepertinya menelan air ludahnya, karena pasti film seperti ini baru dia lihat saat ini. Sesekali mbak lidya terlihat canggung dengan memutar-mutar ujung jilbabnya, aku yakin setiap manusia normal pasti ingin mengetahui dan merasakan rasa nikmat dan menyalurkan hasratnya, tak terkecuali mbak lidya yang selama ini selalu terlihat menjaga diri dan menutup auratnya. Aku pun pada waktu itu sudah pasti batang kejantanannya sudah menegang, yang rasanya ingin juga melakukan adegan-adegan seperti di film tersebut, karena sang putri sebagai lawan mainnya sudah di depan mataku.
Tapi setelah film kedua selesai, Mbak lidya langsung meminta ijin untuk pergi ke kamar tidurnya dan aku pun membereskan kaset VCD tersebut. Tidak lama kemudian Mbak lidya masuk ke kamar mandi, tetapi aku pada saat itu tidak ingin lagi mengintip Mbak lidya, melainkan ingin sekali berhubungan tubuh bersama Mbak lidya.
Sambil menunggu Mbak lidya keluar dari kamar mandi, berpura-pura menonton TV di tengah rumah tersebut. Tidak lama kemudian terlihatlah Mbak lidya keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan manset dan kaus kaki, sehingga terlihat sekilas lengan dan betisnya yang putih bersih. sehingga pada saat itu aku pun semakin terangsang ingin sekali langsung menerkam Mbak lidya.
Mbak lidya pun sambil jalan menuju ke kamar tidurnya bertanya kepadaku, “Deni Kamu mau mandi juga..?”
aku langsung menjawab, “Ah enggak Mbak..!”
Tidak lama kemudian Mbak lidya masuk kamar, dan aku pada saat itu langsung saja secara diam-diam ingin mengintip Mbak lidya. Hari itu adalah suatu keberuntungan bagiku, karena ternyata pintu kamar Mbak lidya tidak ditutup rapat. Pada waktu itu aku tidak berpikir panjang langsung saja masuk ke dalam kamar Mbak lidya dan langsung menutup pintu Mbak lidya dan menguncinya. Mbak lidya sangat terkejut karena pada saat itu Mbak lidya hanya memakai daster dan jilbab kaos ala kadarnya. Tanpa mengenakan kaos kaki dan manset.
“Deni.., Kamu apa-apaan Deni..? Kamu berani kurang ajar Den..?” kata Mbak lidya terkejut.
Tanpa dihiraukannya omongan Mbak lidya, aku langsung menerkam Mbak lidya bagaikan harimau menerkam rusa. Langsung saja Mbak lidya berontak dan marah. Aku mendorong Mbak lidya ke kasur tidur dan langsung menutup mulut Mbak lidya agar bungkam seribu kata.
aku pada saat itu memang sudah kemasukan setan, aku langsung menyiumi bibir Mbak Lidya sampai dengan payudara Mbak Lidya walau masih tertutup oleh jilbab dan baju yang dikenakannya sambil memegang kedua tangan Mbak Lidya. Posisi kami pada saat itu aku di atas badan Mbak Lidya yang masih memakai memakai pakaian lengkap dan jilbabnya. Mbak Lidya pun berontak, sehingga aku menyiumi bibir Mbak Lidya tersebut merasa sulit. Setelah itu, aku menyiumi bibir, kemudian aku masuk ke dalam jilbabnya untuk menciumi leher dan sampai payudara Mbak Lidya. Setelah ada 10 menit dengan gigitan kecil, akhirnya Mbak Lidya sepertinya sudah pasrah akan tindakanku tersebut.
Karena terlihat di wajah Mbak Lidya sudah pasrah dan tidak berontak lagi sambil meneteskan air mata, akhirnya aku mulai berani mengangkat roknya hingga ke pinggang, membuka kancing dasternya bagian atas sehingga menyembul payudaranya yang sangat indah, tanpa lupa menyingkapkan jilbabnya terlebih dahulu hingga ke leher. Aku mulai melepaskan baju dan celana hingga Aku tidak memakai sehelai kain apa pun. Aku langsung saja melepaskan CD yang akan dipakai oleh Mbak Lidya yang hanya sampai di pahanya. Secara sepontan aku memegang kedua kaki Mbak Lidya dan langsung menariknya sehingga alat kelamin Mbak Lidya sudah di ujung pintu kenikmatan. Tanpa basa-basi Aku memasukkan batang kejantanannya yang sudah menegang dari tadi dengan bantuan tangannya, tetapi anehnya batang kejantanan ku sulit sekali dimasukkan ke dalam liang keperawanan Mbak Lidya, sehingga Aku berusaha secara paksa. Ahhh…..ssaaaakiiit deennn….jangan…please….aku masih perawan den, jangan….” serangnya. Sedikit demi sedikit aku masukkan ujung kejantananku ke vagina mbak lidya, terasa hangat sekali, baru aku masukkan 4 cm, lalu aku tarik keluar lagi, lalu ku masukkan lagi 5 cm, itu terus kulakukan agar mbak lidya tidak merasa sakit, karena aku rasakan lubang vaginanya masih kering, tanda dia belum terangsang. Ahhh….jangan deen…kamu sudah aku anggap adik sendiri, jangan…tolong, jangan nodai aku dee..nnn” jar mbak sambil sambil berontak sehingga kejantananku kesulitan untuk melanjutkan kegiatannya, akhirny adengan terpaksa aku hentakkan badanku ke tubuh mbak lidya dengan sangat memaksa, mbak lidyapun merasa kesakitan “aaaaa…..kkhhh…….” lalu air matanya semakin membasahi pipi dan jatuh ke jilbabnya. Akhirnya Deni dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Lidya, Mbak Lidya masih terus menjerit kesakitan, “Ahhh… ahh… aawww…” karena pada saat itu kesucian Mbak Lidya sudah hilang oleh batang kejantananku.
Karena mendengar Mbak Lidya menjerit, nafsu birahiku semakin bertambah, melihat wanita bejilbab yang masih dengan jilbab dan pakaian lengkapnya tergolek tak berdaya dihadapanku. Aku terus mengayun batang keperkasaannya ke depan, mundur-depan-mundur untuk menuju gerbang kenikmatan yang kuharapkan pada klimaksnya berhubungan seks. Sekitar 15 menit kemudian, Mbak Lidya merasakan liang senggamanya sudah lecet, sehingga Mbak Lidya ingin sekali melepaskan batang kejantanan ku dari liang kewanitaannya. Tetapi aku tidak ingin melepaskannya, malahan menarik paha Mbak Lidya agar tetap pada keadaannya. Hal ini mengakibatkan Mbak Lidya semakin terlihat lemas sekali dan tidak lagi berontak, karena memang sudah benar-benar lelah di 20 menit terakhir setelah perlakuan tidak senonoh yang dilakukan terhadapnya. Tidak lama kemudian, batang kejantanan ku pun terasa hangat, lecet, dan akhirnya terasa deyutan-deyutan seperti ingin mengeluarkan cairan. Dan akhirnya cairan spermaku pun menyempot ke dalam liang senggama milik Mbak Lidya.
Karena aku melihat Mbak Lidya sudah lemas, aku pun segera mengambil tindakan langsung menggenjot kembali batang kemaluannya ke dalam dan keluar liang senggama Mbak Lidya secara cepat. Dari mulai sempit hingga terasa liang senggama Mbak Lidya semakin lebar. Memang kali ini tidak menyempit lagi, laju jalannya batang kemaluan ku tidak terhimpit lagi dan terasa saat itu pula terlihat adanya cairan yang dikeluarkan dari liang senggama Mbak Lidya yang mungkin akhirnya menikmati juga perlakuanku, matanya hanya terus mengeluarkan air mata, tapi dia sudah terlihat sangat pasrah. Pemandangan ini membuat aku bertambah semangat. Mbak Lidya pada saat kelelahan dan pasrah hanya bisa mengucapkan, “Ahhh… ahhh… iiih… uuhh… aaaw… uuuh… iiihh… eehhh…” saja.
Dan aku tidak berkata apa-apa karena terlalu nikmatnya perasaan yang dapat ku rasakan saat itu.
Hingga ada 1 jam berlanjut, aku akhirnya melepaskan batang kejantanannya dari dalam liang kewanitaan Mbak Lidya. Terlihat cairan mani yang bercampur antara yang dikeluarkan oleh batang keperkasaan ku dengan air mani dan darah keperawanan yang dikeluarkan oleh Mbak Lidya. Mbak lidya hanya tergeletak setelah aku tidak lagi menggagahinya. Mbak Lidya terhempas ke dalam penderitaan birahi dengan rok, kemeja dan jilbab yang sudah tidak karuan dan matanya sayu meneteskan air mata. Aku karena kelelahan juga tergeletak di samping Mbak Lidya dan menikmati keberhasilan ku yang telah mencapai kenikmatan dalam berhubungan badan yang selalu ku inginkan.
Setelah beberapa lama, Aku dan Mbak Lidya tergeletak di kasur. Aku segera bangun dan langsung menerkam Mbak Lidya kedua kalinya dengan memeras payudara Mbak Lidya, sehingga Mbak Lidya kembali mengucapkan desahannya. “Ahh.. ahhh.. Den jangan… diterusin Dennn… jangann… Denn…aku sedang masa subur…aku takut hamil den…jangan den…!”
Aku tidak menghiraukan ucapan Mbak Lidya tetapi justru langsung meraba-raba dan sekali-kali memasukkan tangannya ke dalam liang kewanitaan Mbak Lidya. Mbak Lidya menjerit kesakitan karena liang senggamanya seperti dirobek-robek oleh tangan nakalku.
“Aaawww… awww… iiihhh… uuuhhh… aaauuw..!”
Seteleh itu keluarlah cairan yang hangat dari liang senggama Mbak Lidya. Aku langsung menjilati cairan tersebut dari liang kewanitaan yang sudah banjir milik Mbak Lidya. Mbak Lidya pun anehnya tidak kesakitan, tetapi justru kegelian. “Den… Den… aduh… geli… Den… geli… Den..!” Karena batang keperkasaan ku masih sangat tegang tetapi aku melihat Mbak Lidya sudah benar-benar kelelahan. Akibatnya, Aku langsung mengocok (mengonani) batang kejantananku dengan tangannya dengan frekuensi yang sangat cepat, sehingga Aku ingin mengeluarkan air maninya. Tanpa memberi aba-aba, Aku langsung menyodorkan kemaluabnnya tepat di mulut Mbak Lidya. Tidak lama kemudian air mani menyempot ke mulut Mbak Lidya dan langsung ku urut-urutkan batang kejantananku ke mulut Mbak Lidya yang masih tergeletak kelelahan di kasur.
Aku langsung mengambil tangan Mbak Lidya dengan bantuan tangannya sendiri untuk memegang batang keperkasaannya yang sudah loyo. Aku menyuruh Mbak Lidya untuk memegang dengan kepalan yang keras dengan bantuan tangan ku dan langsung mengayunkan keluar ke dalam hingga aku merasa puas pada saat itu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...