Minggu, 19 Agustus 2012

CERITA DEWASA AKHWAT DI GANGBANG : Dokter Qomarul 4 – Isnu Terus Digilir

CERITA DEWASA AKHWAT DI GANGBANG : Dokter Qomarul 4 – Isnu Terus Digilir, Tiga hari Isnu Katon tak mengajar. Teman-temannya hanya tahu ia sakit. Tetapi, gadis berusia 23 tahun ini memang betul-betul sakit. Terutama pada organ-organ seksualnya. Meski begitu, Isnu tak mungkin menceritakan kejadian sebenarnya kepada siapapun. Ia tak sanggup membayangkan foto-foto telanjang dan filmnya saat beradegan striptease dan mengulum penis lima lelaki, tersebar luas. Akhirnya, Isnu menyerah pada keadaan. Ia berharap para pemerkosanya tak akan datang lagi.
Tetapi ia salah. Buktinya, seminggu setelah perkosaan, Isnu sedang mengikuti penuturan tentang pijat bayi dari seorang dokter.
“Bu Isnu, ada yang cari. Katanya saudaranya. Dia nunggu di ruang guru,” kata Astuti, staf Tata Usaha TK.
Isnu langsung ke ruang guru. Ruangan itu kosong karena semua guru bersama wali murid mengikuti acara soal pijat bayi tadi.
Isnu nyaris menjerit melihat dua lelaki yang pernah memperkosanya di ruangan itu.
“Ma… mau apa kalian ?” katanya dengan bibir gemetar.
“Cuma kangen, kok,” kata seorang di antara mereka sambil mendekat. “Kangen memekmu ini,” lanjutnya sambil meremas pangkal paha Isnu. Isnu nyaris menjerit.
“Silakan teriak, kalau kamu ingin teman-temanmu dan wali murid tahu,” katanya sambil menutup pintu ruang guru.
“Sebentar saja, kok Bu Isnu,” katanya sambil memutar tubuh Isnu hingga kini menghadap meja. Isnu menggigit bibirnya ketika bagian bawah jubah biru tuanya diangkat, lalu rok dalam dan celana dalamnya dipelorotkan turun.
“Nggghhhh….” Isnu berusaha tak menjerit kendati masuknya penis lelaki itu ke vaginanya masih terasa menyakitkan.
Kedua tangan lelaki itu terus meremas-remas kedua payudaranya hingga terasa menyakitkan. Lelaki itu betul. Ia tak lama kemudian orgasme. Tetapi Isnu tak merasakan semburan sperma. Ternyata lelaki itu menggunakan kondom. Kondom itu kini disodorkan ke depan wajahnya.
“Minum ini, Bu Isnu. Kalau tidak, temanku nggak mau pakai kondom lho. Bisa-bisa ada air mani yang meleleh waktu ibu ikut sarasehan pijat bayi itu,” katanya setengah memaksa.
Isnu pun dengan menahan jijik menelan juga sperma dalam kondom itu. Tepat pada saat itu, lelaki satunya menyetubuhinya dari belakang.
Diam-diam, lelaki yang sudah menyetubuhinya keluar. Lalu, tak lama kemudian, lelaki lain masuk. Begitu terus. Satu selesai, menyuruhnya menelan sperma dalam kondom, diganti lelaki lain menyetubuhinya. Satu lagi masuk, hingga akhirnya lima lelaki pemerkosa Isnu pun tuntas.
Lelaki kelima, sebelum pulang menyempatkan membuka bagian depan jubah Isnu, lalu mengulum kedua putingya.
“Ngomong-omong, siapa perempuan yang lagi ceramah pijat bayi itu ?” katanya. Jari tengahnya menekan klitoris Isnu dengan gerak berputar.
“Nghhh… itu… Bu dokter Marul…. kenapa ?”
“Lain kali, kami ingin ajak dia ngentot bareng kamu,” katanya.
Isnu kaget. Tetapi tak bisa apa-apa. Apalagi, lelaki itu kemudian menyuruhnya menelan spermanya yang tertampung dalam kondom.
Isnu keluar dari ruang guru dengan wajah pucat. Astuti memandangnya dengan heran.
“Kenapa, Bu Isnu ? Kalau masih sakit pulang saja,” katanya.
“Iya, Bu. Aku pulang saja,” kata Isnu sambil melangkah gontai. Diliriknya Dokter Marul yang tengah ceramah. Yang dilirik tersenyum. Tak tahu apa yang bakal terjadi beberapa hari lagi.
***
Ini hari Jumat. Sembilan hari lagi Isnu akan menikah. Ia bingung bukan main. Apa yang harus dikatakannya soal keperawanannya kepada suaminya nanti ? Saking bingungnya, ia tak begitu konsentrasi mengajar hari ini.
“Bu ada yang cari. Saudara ibu yang kemarin. Dia nunggu di ruang guru,” tiba-tiba Bu Astuti membisikinya.
“Eh uh… suruh ketemu di sini aja, Bu,” sahutnya salah tingkah.
“Lho, dia sudah di ruang guru, Bu. Sudah sana temuin. Kayaknya penting banget. Anak-anak biar aku yang urus,” sahut Astuti.
Dengan cemas, Isnu masuk ke ruang guru. Semua guru sedang di ruang kelas masing-masing. Yang dikhawatirkannya jadi kenyataan. Di dalam, sudah ada lima ‘tuan’-nya. Seorang di antaranya langsung menyambut dengan mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Entah tangan siapa yang kini bermain-main di dada, pangkal paha dan pantatnya.
Lalu, kejadian seminggu lalu terulang. Satu persatu menyetubuhinya. Dan, 5 kondom sperma pun terpaksa ditelannya. Celana dalam dan bra-nya, kali ini bahkan diminta mereka.
“Wah, bu guru mau nikah kok nggak bilang-bilang ? Kami kan harus ngasih kado juga,” kata seorang lelaki ketika semua sudah selesai. Isnu duduk di kursi. Dari belakang, lelaki itu meremas-remas kedua payudaranya dari luar jilbab putihnya yang panjang sepinggul.
“Saya mohon, jangan ganggu saya lagi,” kata Isnu lirih. Kedua putingnya terasa dipilin-pilin.
“Iya deh, kalau sudah nikah nggak kita ganggu lagi. Nah ini, kami mau mengundangmu untuk terakhir kali. Sekalian pesta menjelang pernikahanmu,” lanjut lelaki itu. Tahu-tahu tangannya sudah menyusup ke balik jubah Isnu, terus turun sampai ke pangkal pahanya.
“Ma… maksud…nya ?” Isnu cemas. Ia menggeliat merasakan jari lelaki itu menyusup ke celah vaginanya.
“Hari Minggu besok, kami mau pesta dengan bu dokter Marul !” kata-kata lelaki itu begitu mengejutkannya.
“Bu…bu Marul ? Jangan… jangan lakukan itu padanya !” kata Isnu nyaris memekik.
“Memangnya kamu bisa mencegahnya ? Kamu malah bakal ikut pesta sama dia. Nah, kamu juga bisa lihat dia telanjang besok. Kamu bisa lihat memek dia kemasukan lima kontol, besok Minggu,” desis lelaki itu sambil meremas agak keras vagina Isnu yang tembam.
“Ihhh… kalian… jahat !” Isnu mengerang.
“Baru tahu ya ? Nah, sekarang kamu pamit sama teman-temanmu sekarang. Bilang, mau urusan pernikahan gitu. Soal orangtuamu, jangan khawatir, kami sudah pamitkan dengan alasan kamu ada urusan 2 hari di sekolah. Cepat sana pamit !” lanjut lelaki itu sambil menepuk pantat Isnu yang bahenol.
***
“Ha ha ha… kamu memang gadis penurut,” kata seorang pemerkosanya saat Isnu naik ke mobil Kijang mereka.
Segera saja Isnu jadi bulan-bulanan. Seluruh pakaiannya, kecuali jilbab segera lepas. Isnu terus memekik, menjerit, mengerang dan merintih. Sekujur tubuhnya jadi sasaran jamahan. Malah, ia sempat menjerit panjang lantaran pengalaman baru. Yakni ketika kedua puting susu dan klitorisnya dijepit dengan penjepit jemuran !
Isnu ternyata diajak ke sebuah hotel di utara kota. Hotel ini tampaknya biasa digunakan pasangan-pasangan yang ingin rahasianya terjaga. Salah satu tandanya, di tiap kamar ada garasi. Begitu mobil masuk garasi, rolling door bisa segera ditutup dan mereka langsung masuk ke kamar. Tak lama kemudian room boy datang untuk menagih pembayaran.
Room boy heran juga melihat seorang perempuan berjubah dan berjilbab sepinggul duduk di tepi ranjang dan lima lelaki lain ada di ruangan itu. Lelaki pimpinan kelompok tampaknya sadar akan keheranan room boy.
“Mas, aku minta tolong bisa nggak ?” bisiknya.
“Apa, Pak ?”
“Tolong jangan bilang siapa-siapa kalau kami bawa cewek berjilbab. Jangan khawatir, sebagai imbalannya, kamu boleh ngentot sama dia,” lanjutnya. Pemuda itu melotot heran.
“Ah, yang bener ?” katanya sambil memandangi Isnu. Yang dipandangi menunduk.
“Bener. Sekarang aja, cepat,” sahutnya. “Nu, Isnu… cowok ini mau lihat memekmu. Coba berdiri, angkat jubahmu,” lanjutnya kepada Isnu.
Dengan gemetar, Isnu mengangkat jubahnya sampai ke pinggul. Room boy mendelik melihat vagina Isnu.
“Sudah sana, cepat. Dia sudah siap,” katanya kepada room boy.
Tanpa disuruh dua kali, pemuda itu langsung menyerbu Isnu. Didorongnya Isnu hingga terlentang di ranjang dengan jubah tersingkap. Gadis itu memekik-mekik ketika vaginanya dijilati room boy. Kelima lelaki lain menonton hiburan mengasyikkan itu. Bahkan, diam-diam ada yang merekamnya dengan handycam.
Isnu seperti boneka. Dibolak-balik pemuda itu. Disetubuhi dari depan, belakang dengan berbagai gaya. Jubahnya sudah melayang ke lantai. Beberapa menit, sempat juga ia mengoral penis room boy.
Pemuda itu tampaknya hampir orgasme. Ia menggenjot vagina Isnu dengan cepat.
“Buang ke mulutnya, Mas !” kata pimpinan kelompok.
Betul saja, pemuda itu mengakhirnya dengan menumpahkan sperma ke mulut Isnu. Gadis itu terisak-isak dan menekuk tubuhnya di ranjang.
***
Selepas melayani room boy, mereka menggiring Isnu ke kamar mandi. Kamar mandi yang tak seberapa luas itu jadi makin sempit karena dipadati 5 lelaki bugil dan seorang gadis yang semula berjilbab, tetapi kini juga telanjang bulat.
Tentu saja, acara mandi itu jadi tak lazimnya orang mandi. Sekujur tubuh Isnu memang disabuni oleh kelima maniak itu. Tetapi begitu sekujur tubuh bugil Isnu berlapis sabun, mereka menyempatkan menyetubuhinya lagi.
Isnu betul-betul lelah. Ia agak lega ketika acara mandi itu selesai. Ia kembali disuruh berjilbab. Tapi alangkah kecewanya ia lantaran tak diperkenankan memakai selain itu. Apalagi, ujung jilbabnya kemudian diikat ke belakang punggungnya. Jadilah ia kini berjilbab, tetapi selebihnya telanjang bulat.
Mereka kini membaringkannya di ranjang. Tetapi, tak diduganya, kedua tangannya kini diikat ke sudut ranjang. Begitu pula kedua kakinya. Kini Isnu bagaikan huruf X. Posisi itu sungguh menyiksanya. Tak pernah terbayangkan olehnya bakal mempertontonkan auratnya.
“Sudah, kamu sekarang tidur aja. Nanti malam kita pesta,” kata pimpinan komplotan itu sambil mengusap-usap celah bibir kelaminnya. Isnu memalingkan wajah dan memejamkan mata.
Kelima lelaki itu masih tetap bugil. Mereka ikut menggeletak di sekeliling Isnu. Meski tak menyetubuhinya, tetap saja mereka mempermainkan organ-organ seksualnya. Payudaranya tak pernah istirahat dari remasan. Ada juga yang menyempatkan mengulum kedua putingnya.
Isnu menggeliat ketika merasakan sesuatu yang dingin di dalam vaginanya. Ternyata, ada yang menyelipkan leher botol bir ke vaginanya hingga isinya tumpah di dalam. Lalu, lelaki itu menyeruput bir dari dalam vaginanya. Begitu terus diulang-ulang. Menyodok-nyodokkan leher botol ke vagina Isnu dan kemudian menyeruput bir dari dalamnya, sampai botol itu kosong. Tetapi, kali ini, leher botol itu dibiarkannya tetap terselip di antara bibir kelamin Isnu.
Karena terlalu lelah, Isnu betul-betul tertidur. Begitu pula kelima pemerkosanya.

 CERITA DEWASA AKHWAT DI GANGBANG : Dokter Qomarul 4 – Isnu Terus Digilir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...