Senin, 27 Mei 2013

Istri Pejabat

Cerita ini terjadi setelah beberapa tahun sejak aku lulus SMU, saat itu usiaku kira-kira menginjak 22 tahun, dimana keadaan ekonomi orang tuaku sedang mengalami cobaan. Karena kesulitan ekonomi, dan karena kakakku sudah telanjur masuk universitas swasta yang sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar maka orang tuaku hanya mampu membiayai kuliah kakakku untuk menyelesaikan studinya, dan dalam kondisi ini aku terpaksa mengalah tidak mendapatkan biaya untuk melanjutkan sekolah lagi, bahkan harus ikut berjuang mencari tambahan sesuap nasi. Namun tekadku untuk menjadi orang yang berguna tetap besar. Aku tidak boleh putus asa, aku harus melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana, tekadku sudah bulat. Aku akan mencari uang sendiri untuk biaya kuliahku.

Aku mencari universitas swasta yang memberikan kuliahnya pada malam hari, sehingga aku dapat bekerja mencari uang pada siang hari. Tetapi bagaimana mungkin di jaman edan ini seorang lulusan SMU seperti aku ini dengan mudah dapat pekerjaan, sedangkan yang sarjana bahkan S2 saja masih banyak yang menganggur. Aku sudah bertekad, pekerjaan apa saja aku terima asal mendapatkan gaji. Dari kantor satu ke kantor lainnya sudah aku masuki tetapi kelihatannya sulit sekali mendapatkan pekerjaan dengan modal tanpa keahlian. Tapi aku ingat pepatah, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Aku tidak putus asa dan setelah ke sana ke mari dengan memakan waktu yang cukup lama, akhirnya aku mendapat pekerjaan di sebuah salon kecantikan di daerah Tebet, daerah orang-orang The Haves. Namun karena aku tidak punya keahlian apa-apa, aku hanya dijadikan tukang cuci rambut para pelanggan sebelum dipotong. Pekerjaan ini aku terima dengan ikhlas. Kata orang tua, kalau bekerja dengan ikhlas, maka di situ ada hikmah dan tidak terasa capai.

Hadiah Kenikmatan Dari Mbak Yuni

Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari SMU. Perkenalkan, namaku Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya sex yang sebenarnya. Pada waktu itu aku make love dengan Mbak Yuni yang umurnya kira-kira 10 tahun lebih tua dariku. Wajahnya manis dan kulitnya putih.

Mbak Yuni adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Yuni ikut dengan keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.

Setelah itu kami jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yang dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

Dosenku

Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kota Apel dengan jurusan teknik komputer). Saat ini aku masih tahun terakhir kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.

Sebut saja nama dosenku Juliet, orangnya sexy dan cantik, umurnya berkisar 32 tahun. Kulitnya putih bersih 100 % dan super mulus sekali, tingginya sekitar 168 cm, bodinya super bagus banget, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya super bulat, pinggangnya super ramping dengan buah dada yang ranum berukuran, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B, pokoknya "endang" dech.

Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan "Ibu", Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu). Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Juliet selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini). Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu Juliet memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yach, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).

Dirumah Orang Tua

Sekedar untuk mengingatkan para pembaca sekali lagi, namaku Irma tapi biasa dipanggil I'in oleh orang di rumah. Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 dan Dita 3 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan payudaraku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.

Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu, seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau "tamu" wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya.

Ayah Sahabatku

Ini adalah cerita pengakuan Sinta, pacar gelapku, ketika ia membuat skandal dengan Oom Icar, ayah Asmi sahabatnya. Waktu itu Sinta belum menikah denganku dan baru membuat hubungan intim dengan dr.Budi yang pernah membantu menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya dengan kakak iparnya sendiri.

Oom Icar, 47 tahun juga cukup dikenal akrab oleh Sinta karena dia sering bertandang di rumah sahabatnya ini. Pada penampilan luarnya Oom Icar bertampang simpatik dan malah kelihatan sebagai orang alim, tapi kenapa sampai bisa berhubungan dengan Sinta ini awalnya cukup konyol. Secara kebetulan keduanya saling kepergok di sebuah hotel ketika masing-masing akan melakukan perbuatan iseng. Oom Icar saat itu sedang menggandeng seorang pelacur langganan tetapnya dan Sinta saat itu sedang digandeng dr.Budi. Keduanya jelas-jelas bertemu di gang hotel sama-sama tidak bisa mengelak. Tentu saja sama-sama kaget tapi masing-masing cepat bisa bersandiwara pura-pura saling tidak kenal.

Kamis, 23 Mei 2013

Dengan 3 Wanita

Namaku Rudy, berasal dari kawasan Indonesia Timur. Usiaku 23 tahun. Sejak tahun 1998 aku hijrah ke Surabaya untuk meneruskan studi di sebuah PTN terkenal. Dari daerahku yang agak terkebelakang aku beralih ke pergaulan metropolis. Teman-teman mahasiswi yang cantik manis ternyata mudah diajak bergaul. Namun, aku menyimpan obsesi. Apa itu? Ingin kurasakan seperti apa nikmatnya bersetubuh dengan wanita dari berbagai daerah. Siapa kira obsesiku itu agak dengan mudah terpenuhi? Berikut kisahku dengan tiga wanita dari 3 daerah berbeda.
Hari Sabtu, kira-kira pukul delapan pagi. Aku masih di tempat tidur ketika teleponku berdering. Dengan agak malas kuangkat.
"Haloo.. Rudy di sini", kataku.
"Hi, Rud!", suara wanita. "Ini Warsih. Gimana khabarnya?"
Mataku sepenuhnya terbuka sekarang. Di pelupuk mataku segera terbayang wajah manis wanita Jawa berusia tiga puluh tiga tahun tersebut.
"Hi.." aku jadi bersemangat. "Baik-baik. Ada apa?"
"Mau nggak, sore ini nemenin aku ke Pacet?" tanyanya.
Hatiku bersorak. Tentu saja aku mau.
"Aku menjemputmu sekitar jam empat di Jl. Darmo, seperti biasa. Suamiku lagi ke Solo menghantar Dodi dan Novi ke kakek neneknya. Pulang Senin siang. Aku jadi punya waktu untuk bersantai. OK?"
Aku hanya tertawa. Bersantai? Tentu saja di ranjang Villa keluarganya di Pacet sana. Lelaki normal mana yang mau menolak undangan seperti ini?

Tetek Tante Susan

Aku masih duduk di bangku SLTP saat itu. Di saat aku dengan teman-teman yang lain biasa pulang sekolah bersama-sama. Usiaku masih terbilang hijau, sekitar tiga belas tahun. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang wanita saat itu. Di kelas aku tergolong anak yang pendiam walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah teman-teman wanita dikelasku waktu itu.
Aku memang tidak seperti David, salah satu temanku yang biasa pulang bersama-sama selepas sekolah usai. Walaupun kulitnya terbilang gelap, hidung besar dan pesek tapi pengetahuannya tentang wanita terbilang banyak. Terlebih mengingat usianya yang hanya terpaut tiga bulan lebih muda dariku.

Temanku yang satu ini tergolong pria playboy. Pacarnya banyak, sering gonta-ganti. Hampir tiap minggu selalu tampil cewek dengan wajah baru disampingnya. Gila memang, walaupun secara jujur buatku seleranya sangat berbeda. Aku senang dengan cewek yang kalem, seperti putrid solo layaknya dengan wajah manis bersahaja. Biasa-biasa saja. Sementara David senang dengan cewek yang agresif dan periang, wajah rupawan bak-Tamara Blezinsky layaknya.

Tetangga Yang Nakal

Suatu ketika rumahnya sedang kosong cuma tinggal Tante Juliet bertiga dengan anak asuhnya yang masih berumur 3 tahun dan pembantunya. Tante Juliet meneleponku untuk meminta tolong membetulkan kran kamar mandinya. Tentu saja kupenuhi karena aku baginya sudah dianggap seperti keluarga di rumahnya dengan sendirinya cepat saja kupenuhi permintaan itu. Aku datang dengan segera tapi kran rusak ternyata hanya alasan saja melainkan diminta untuk menemani sambil membantu memijiti kakinya yang katanya sedang kram. Di ruang tengah Tante waktu itu duduk di sofa panjang sedang menonton acara telenovela di televisi.

"Abis kalo nggak pake alesan betulin keran nanti nggak enak didengar keluargamu. Sini dong Son, Sony bisa bantuin mijetin kaki Tante, nggak? kaki Tante agak keram sedikit.." begitu katanya menyambutku dan langsung meminta bantuanku.

Aku mengangguk dan mendekat berlutut di depannya akan mulai memijit sebelah kakinya di bagian bawah tapi rupanya bukan di situ.

STW : Mertuaku Selingkuhanku

Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.

Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

STW : Tante Selvi

Kenalkan, namaku alex. Usiaku saat ini 28 tahun. Menuliskan kisah nyata ini rasanya cukup sulit. Alasannya karena aku tidak begitu pandai menulis. Jadi mohon maaf jika ada kalimat yang agak rancu.

Pekerjaanku saat ini adalah sebagai staff marketing sebuah perusahaan kontraktor di bilangan Jakarta Pusat. Sebuah pekerjaan yang cukup aku nikmati. Di mana aku menghidupi diriku dengan profesi ini. Mau dibilang cukup ya cukup, kalau dibilang tidak juga tidak hehe.

Sebelum bekerja di perusahaan tempatku bekerja saat ini, aku sempat berganti banyak pekerjaan mulai dari marketing kartu kredit Citibank, HSBC, sales project, dsb.

STW : Sopirku Pemuas nafsu

Setelah tamat dari sekolah, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan, yang masih sekolah di SMP.

Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta. Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan orangtuanya punya Usaha warteg. Dan mereka sudah punya rumah sendiri, sepupuku yang terpaut usia 1 tahun denganku sedang kuliah di salah satu PTS Jakarta selatan. Selain berbekal ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak Bapakku untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, Bapak supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil.

Selasa, 21 Mei 2013

STW : Nikmatnya Ibu Kos

Pagi itu aku tengah sibuk membenahi kamarku. Sebuah kamar kontrakan yang baru kutempati sejak sebulan lalu. Maklum, kamar berukuran 3 x 4 meter itu berdinding papan dan terletak di bagian belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi. Apalagi papannya sudah banyak yang renggang dan berlubang hingga bila malam tiba, angin gampang menerobos masuk dan menebarkan hawa dingin menusuk tulang. Hanya bagiku, mendapatkan kamar kost dengan kondisi seperti itu pun merupakan anugerah tersendiri.

Sebelumnya aku nyaris patah semangat ketika mendapati harga sewaan kamar yang rata-rata sangat mahal dan tak terjangkau di kota tempatku kuliah di sebuah PTN. Hingga ketika Bu Halimah pemilik warung makan sederhana menawariku untuk tinggal di tempatnya dengan harga sewa yang murah aku langsung menyetujuinya.

STW : Mbak Titis

Namaku Dimas. Aku tinggal di kota jogja. Ceritaku ini terjadi pada tahun 2001. Pada waktu itu aku masih kuliah di sebuah PTN terkenal di jogja. Aku ambil cuti kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang baru berdiri. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air. Pemilik radio itu namanya Bapak Damian. Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Titis.

Ibu Titis tingginya kira-kira 170cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Ibu Titis bekerja di sebuah perusahaan swasta di jogja. Sejak pertama kali masuk kerja di radio itu, aku udah kepincut dengan Ibu Titis. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. Tinggi kira-kira 170cm, berat 50kg. Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil.

Cerita STW : Pengorbanan seorang Ibu

Sebenarnya aku ingin kuliah di Yogya, karena kelihatannya kota tersebut sangat nyaman untuk kuliah, tetapi akhirnya aku kuliah di Semarang, tempat masa kecilku dulu, karena dalam UMPTN aku diterima di sebuah PTN di sana pada pilihan kedua.

Sejak percintaanku dengan Mbak Yuni, aku menjadi terobsesi untuk bercinta dengan wanita yang usianya sama dengan Mbak Yuni, terutama ibu-ibu muda yang sudah mempunyai anak, daripada wanita yang seusia atau lebih muda dariku. Jika sedang berjalan-jalan di Mal, aku selalu mencari pemandangan ibu-ibu muda yang sedang berjalan-jalan bersama anak dan suaminya. Ingin rasanya aku bercinta dengan mereka. Tetapi hasratku itu hanya sebatas angan semata karena aku tidak mempunyai keberanian untuk malakukannya dan bagaimana caranya, hingga saat-saat yang kuimpikan akhirnya datang juga. Kejadian ini terjadi pada waktu aku di semester 4.

Cerita Setengah Baya : Ibu Mia

Nama saya Red. Umur 24 tahun, dan saat ini bekerja di negara A sebagai Creative Director dari suatu perusahaan advertising/multimedia. Kesibukan saya di kantor menghalangi keinginan saya untuk bersosialisasi secara luas, kecuali dengan teman-teman sekerja saja. Hampir seluruh waktu saya berada di depan komputer.

Atas rekomendasi teman, saya menemukan situs 17Tahun ini, dan berharap dapat menjalin persahabatan dengan saudara-saudari sebangsa dari manca negara. Beberapa hari terakhir saya mengambil cuti setelah menghabiskan 5 malam non-stop bersama rekan-rekan sekerja untuk menyelesaikan suatu proyek yang amat rumit dan riskan. Waktu cuti tersebut saya habiskan untuk membereskan lemari arsip di rumah saya yang memang sangat berantakan, penuh dengan notes-notes, sketsa dan buku-buku referensi. Dari notes-notes tersebut, ternyata saya menemukan fragmen-fragmen kisah hidup saya semasa ber-SMA di kota asal saya di kota X.

Cerita STW : Tante Titik Tetanggaku

Namaku Didi. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J sejak tahun 1995. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Titik yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.

Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Titik dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Titik tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Titik sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.

Cerita STW : tante meri mama temenku

Perkenalkan namaku Jacky (teman-teman biasanya memanggilku Jack). Umurku 29 tahun. Postur tubuhku standar bule. Tinggi 185 cm, berat 82 kg. Wajahku biasa-biasa saja. Sekarang aku bekerja di salah satu perusahaan garmen di Medan, bagian marketing. Aku tinggal sendiri di sebuah tempat kost di Medan karena orangtuaku tinggal di Pematang Siantar.

Awal cerita, aku berkenalan dengan seorang cowok sebut saja Hendrik. Kebetulan Hendrik satu kantor denganku dan dia adalah manager saya. Sejak perkenalan itu, akhirnya kami semakin akrab dan akhirnya bersahabat. Itu karena kami mempunyai banyak persamaan pada diri masing-masing. Kami suka clubbing (dugem). Setiap malam minggu kami selalu menghabiskan waktu untuk dugem bersama cewek kami masing-masing. Yah, double date begitulah. Hendrik termasuk keluarga orang berada. Itu terlihat dari rumahnya yang megah dan beberapa mobil mewah yang nongkrong di garasinya. Maklumlah, orang tuanya pengusaha furniture antik untuk dikirim keluar negeri tapi dia lebih suka bekerja di luar daripada membantu orang tuanya.

Cerita STW : Tante Kos

Kebiasaanku tidur ngelantur belum bisa dibuang. Sejak aku SMA aku sulit sekali dibangunkan pagi-pagi, apalagi sekolahku selama kelas 1 dan kelas 2 selalu siang hari. Ini pula yang menjadi kebiasaanku sewaktu mulai kuliah. Waktu aku menginjak kota Bandung pertama kali, udara dingin kota itu benar-benar membuatku masih terbuai mimpi meski sudah terang. Aku kuliah di salah satu PTS yang hampir semua kegiatannya di waktu sore hari, sehingga bagiku hidup dengan tertidur lelap di pagi hari cerah merupakan kebiasaan. Kawan-kawan satu kost-ku biasanya sudah sunyi waktu aku bangun untuk sarapan dan mandi, tapi kebiasaanku adalah sarapan sambil nonton TV, baru mandi.

Tante kost-ku termasuk yang baik, tak jarang untukku sengaja disiapkannya secangkir kopi atau kue untuk sarapan, atau semangkuk mie rebus hangat. Aku disayangnya, karena bila pagi hari rumah kost itu kosong dan akulah yang menemaninya mengurus segala sesuatu, menyapu, masak, atau apa saja. Walau aku suka tidur ngelantur, tapi aku termasuk anak yang rajin kerja di rumah. Tante ini masih muda, tetapi sudah janda. Ia hanya punya satu orang anak dan sudah bekerja di Sumatera. Praktis, ia hanya seorang diri di rumah. Namun kecantikannya tetap ia pelihara, sehingga di usianya yang mendekati kepala lima ia masih tetap cantik dan kencang.

Cerita Setengah baya : tante Juliet

Waktu itu, aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaannya.

Aku lihat kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar 30-an deh. Tapi dia cantik sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya seksi banget. Pake tank top warna putih, yang kayaknya kekecilan buat dadanya sehingga terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tapi aku takut dia marah.

Cerita Setengah Baya : Tante Dewi

Kisah ini terjadi beberapa waktu yang lalu, saat saya masih kuliah, ini adalah awalnya kenapa saya lebih menyukai wanita yang lebih tua, mungkin karena mereka lebih matang dan berpengalaman dalam hal bermain sex, tetapi saya selalu berhati-hati dalam memilih wanita/Tante untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Nah! semoga para pembaca dapat menikmati cerita saya.

Saya bernama Andre (22 tahun) mahasiswa, sedang menyelesaikan mata kuliah terakhir dan bersiap untuk mengambil skripsi, karena hanya tinggal 2 mata kuliah yang masih harus kuperbaiki nilainya jadi aku sudah mulai jarang ke kampus, hanya seminggu 2 kali, sekarang aku akan mulai menceritakan kejadiannya.

Cerita Stw : Tanda Terima Kasih

Suasana malam minggu ramai memang banyaknya orang yang hadir membuat Rony pemuda yang memang sedang berjojing ria membuatnya gerah, pengunjung bar banyak yang membawa pasangan, Rony tidak sendiri dia datang dengan Igor yang tengah asyik berjojing dengan seorang wanita yang juga pengunjung diskotik Shinta.

"Hai, boleh aku duduk?!" suara wanita menyapa.

Rony menoleh tersentak dari perhatiannya pada Igor.

"Please..?" balasnya mempersilahkan wanita itu duduk disebelahnya.
"Sendiri?" sapa wanita itu yang memang agak teler mungkin karena terlalu banyak menenggak minuman keras.
"Akh nggak? bareng temanku, tuh" tunjuk Rony pada Igor yang saat itu sedang mendekatinya.
"Hai Ron.. Kenalin dong" sergah Igor.
"Boleh juga boncegan lo.." bisik Igor pada Rony.
"Gila lo.. gue aja belum kenal"
"Ron..?! Kenalin Vira.."
"Vira.." kata wanita itu sambil mejulurkan tangannya.
"Rony..?!" balas Rony.
"Ron sorry nich aku bakal jalan duluan sama Vira, disini terlalu ramai"
"Terus gue gimana?" Tanya Rony.
"Lo disini aja dulu?! Motor gue yang bawa, mana kontaknya?"
"Dasar gila lo, nich?!" Maki Rony.

Cerita STW : Sial Membawa Nikmat

Seharian ini aku tidak karuan bekerja, suntuk benar rasanya hari ini, seharian dimarahi melulu sama boss karena kerjaanku salah terus, "Teet.." bel pulang sudah berbunyi, kesempatan ini tidak kusia-siakan, "langsung ngacir". Sore itu cuaca masih mendung karena sebelumnya hujan mengguyur dengan sangat deras. Aku berjalan keluar halaman kantor, kulihat jalanan sebagian tergenang air. Aku berdiri di trotoar jalan menunggu angkutan umum yang lewat. Hari ini memang aku tidak naik motor karena motorku sedang ada di bengkel. Entah kenapa hari ini aku sial terus dari rumah pas mau kerja motorku mendadak ngadat tidak mau distater. Sial, mana hari ini aku pagi-pagi sekali harus sudah menyerahkan laporan bulanan kepada boss. Sial benar-benar sial.

Saat aku asik melamunkan kesialanku hari ini, tanpa sadar tiba-tiba sebuah Baleno warna silver metalik melintas di depanku dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba.. "Craasshh..!" air genangan menyemprot ke seluruh tubuhku, mukaku, baju, celanaku semuanya basah kuyup. Shiit, sekali lagi shiit, lengkap sudah kesialanku hari ini. Aku memaki-maki tidak karuan. Tiba-tiba Baleno itu berhenti beberapa puluh meter dari tempat aku berdiri dan langsung mundur menuju ke arahku. "Cari penyakit," gerutuku. Aku sudah bersiap-siap mau mendampratnya jika orangnya keluar, paling tidak kumaki-maki dulu. Urusan maaf-memaafkan belakangan. Aku sudah bersiap-siap ketika pintu Baleno itu terbuka, aku terkejut ketika sebuah kaki indah terbungkus sepatu kets menapak di aspal yang basah. Sesaat kemudian munculah mahluk yang menurutku sangat cantik. Tingginya kira-kira 165 cm, kulitnya putih, kalau ditaksir-taksir umurnya sekitar 35-an, tetapi penampilannya modis sehingga tidak terkesan dewasa, tapi yang paling menarik perhatianku adalah bentuk bodinya yang sangat proporsional, "Gitar Spanyol Cing". Terbalut kaos ketat lengan cekak warna abu-abu dan legging warna hitam selutut menambah tonjolan-tonjolan tubuhnya semakin nampak nyata, sampai-sampai aku meneguk air liurku, "Glek.. glek,".

Cerita Setengah Baya : Tante Ana

Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan.

*****

Diawali dengan masuknya aku ke salah satu kampus yang kebetulan memang tempat cita-citaku sebagai ahli komputer. Pada tahun 1994, kepindahanku dari Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku, dan sekarang aku tinggal bersama pembantu dan seorang anak kecil.

Beranjak dari kehidupanku yang jauh dari kedua orang tua dan aku baru saja memiliki motor untuk mendukungku berangkat ke kampus. Aku mulai terbiasa dengan kehidupan bertetangga dan aku sering dipanggil untuk membantu tetangga dekat yang kadang kuperhatikan sepertinya adalah seorang wanita beranak satu dan suaminya jarang di rumah. Usianya kira-kira 32 tahun, di sini namanya aku samarkan saja yaitu Anna. Aku memanggilnya Tante Anna.

Cerita STW : Sepanjang Jalan Kenangan

Para netters tentunya pasti ingat apabila tersebut atau tertulis sebuah kalimat seperti di atas, akan tetapi yang aku alami bukanlah seperti itu. Dan yang aku maksud adalah kisah nyata sepanjang jalan antara Temanggung - Semarang.

Aku adalah lelaki berumur 29 Tahun, namaku sebut saja Andi dan sudah menikah bahkan mempunyai seorang anak laki-laki 3 tahun. Cerita ini berawal ketika aku mengantar istriku dalam rangka liburannya (dia seorang dosen) ke salah satu kabupaten di Karesidenan Banyumas sana dan aku sendiri bekerja sebagai "officer" di salah satu perusahaan PMA di Surabaya. Sekembalinya aku dari Banyumas itu aku lewat jalur Wonosobo karena untuk ke arah Semarang lebih cepat. Saat bus berhenti di agen Temanggung teringatlah aku memory dengan bekas pacarku saat aku kuliah di Semarang dan karena kedua orangtuanya tidak setuju akhirnya kami berpisah secara baik-baik.

Cerita Setengah Baya : Sensasi Selingkuh

Sebagai pasangan suami istri muda yang baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dengan tenang, apa adanya dan tanpa masalah.

Saya, sebut saja Ratna (23), seorang sarjana ekonomi. Usai tamat kuliah, saya bekerja pada salah satu perusahaan jasa keuangan di Solo. Sebagai wanita, terus terang, saya juga tidak bisa dikatakan tidak menarik. Kulit tubuh saya putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34B. Cukup bahenol, kata rekan pria di kantor. Sementara, suami saya juga ganteng. Rio namanya. Umurnya tiga tahun diatas saya atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Rio orangnya pengertian dan sabar.

Cerita STW : Selingkuh Yang Bermanfaat

Saya ibu rumah tangga berumur 36 tahun yang sehari-sehari mempunyai kegiatan terkait dengan kegiatan sosial yang kadang-kadang menyelenggarakan kegiatan di luar rumah, termasuk rapat-rapatnya. Suami bekerja di pemerintahan. Anak kami dua yang tertua berumur 14 tahun. Saya sewaktu masih muda kadang-kadang ikut sebagai peragawati dan kadang-kadang juga foto model, dengan tinggi badan 165 cm. Dengan bagian-bagian tubuh depan dan belakang termasuk bagus. Berat badan sekitar 47,5 kg. Orang bilang saya punya penampilan yang menarik dan seksi terutama juga bibir saya. Apa yang saya akan ceritakan adalah pengalaman saya yang menarik yang telah menjadikan hidup saya terpuaskan lahiriah dan batiniah. Dan telah memperkuat kehidupan perkawinan kami.

Ceritanya berawal pada suatu peringatan ulang tahun suami kakak saya kurang lebih dua tahun yang lalu, dimana banyak sudara-saudara yang membantu dalam persiapannya. Ikut pula membantu keponakan saya Martin, anak kakak saya yang lain lagi. Martin berumur 25 tahunan, masih kuliah, berperawakan tegap atletis tinggi kurang lebih 1,7 m. Tampangnya cakep dengan rambut hitam bergelombang. Termasuk seksi juga. Genit juga. Suka mencuri-curi memandangi saya, sepert mau menelan. Kalau bertatap pandang matanya sepertinya tersenyum. Kurang ajar juga pikiran saya, tetapi terus terang saya juga senang. Anaknya simpatik sih. Kadang-kadang ada juga pikiran, enak barangkali kalau mencium Martin atau memeluknya/dipeluk. Kelihatannya ada setrum dan chemistry di antara kami.

Cerita Setengah Baya : Sebuah Kesalahan

Pengirim cerita adalah Ibu Reni sendiri, dengan pertimbangan bagi para pembaca jika memiliki istri yang bekerja dan terpisah biar kejadian yang menimpa dirinya tidak terulang lagi.

*****

Namaku Reni, usia 27 tahun, kulit kuning langsat dan rambut sebahu dengan tinggi 165 cm berat 51 kg, dan telah menikah setahun lebih. Aku berasal dari keluarga Minang yang terpandang. Aku bekerja pada sebuah Bank Pemerintah yang cukup terkenal. Sedang suamiku Ikhsan adalah seorang staf pengajar pada sebuah perguruan tinggi swasta di kota Padang ia memiliki beberapa usaha perbengkelan. Kami pun menikah setelah sempat berpacaran kurang lebih 3 tahun. Perjuangan kami cukup berat dalam mempertahankan cinta dan kasih sayang. Diantaranya ketidak setujuan orangtuaku dan orangtua suamiku, juga sebelumnya aku telah di jodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pengusaha, namun kami dapat melaluinya dengan keyakinan hingga kami bersatu. Lalu kami memutuskan menikah dan kamipun sepakat untuk menunda dulu punya anak karena aku dan Bang Ikhsan cukup sibuk takut nanti tak dapat mengurus anak.

Cerita Setengah Baya : Yanti

Yuli, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Herman, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Yuli sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Herman yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Yuli pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Yuli karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Yuli tentang cinta..

Cerita Setengah Baya : Wanita Karir

Entah kenapa, semakin aku sering melakukan Making Love dengan seseorang, membuat kehidupan sex aku bersama istriku semakin romantis saja. Dan entah semua itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak dari terlalu tingginya libidoku sehingga saat aku lagi mood, tidak jarang setelah siangnya atau sorenya aku melakukan dengan teman kencanku, malamnya aku ganti menservice istriku.

Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam urusan bercinta. Ditambah pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film BF, buku-buku sampai obrolan-obrolan dengan teman di kantor, membuat aku semakin bisa menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam menerjemah apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making love aku. Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan dalam masalah sex.

Cerita Setengah Baya : Tante Yanti

Persahabatanku dengan Feris begitu dekatnya dan secara kebetulan kami juga punya pengalaman pernah berhubungan intim dengan Tante Yanti, Bibi Feris sendiri. Disini kubuka ceritaku dengan pengalaman Feris terlebih dulu.

Sewaktu keluarga Tante Yanti pindah dari Yogya ke Jakarta, Feris keponakannya ikut dibawa untuk bersekolah di Jakarta dan di situlah aku mulanya bergaul akrab dengan Feris. Hubungan intim antara Feris dengan tantenya, berawal sejak mereka masih sama-sama di Yogya. Dari situ berlanjut secara rahasia sampai kemudian dengan alasan ingin bersekolah di Jakarta, Feris kemudian ikut dengan keluarga Tante Yanti. Dan cerita bagaimana hubungan itu terjadi yaitu ketika Feris yang meningkat remaja selalu datang ke rumah tantenya karena sekolahnya kebetulan jaraknya dekat dengan rumah tantenya itu. Dia masih tinggal bersama orang tuanya tapi lama-lama mulai sering menginap di rumah Tante Yanti di mana dia juga diberi kamar tersendiri oleh tantenya itu. Feris senang di situ karena selain tantenya, Paman Budi suami Yanti juga menyayanginya sebagai anaknya sendiri.

Sabtu, 18 Mei 2013

Cerita Setengah Baya : Ibu Kepala Sekolah

Sebelumnya perkenalkan diriku terlebih dahulu namaku Dodi. Ketika kisah ini terjadi aku berumur kira-kira 18 tahun, aku termasuk seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan baik di kampus maupun diluar kampus termasuk di didalamnya kegiatan Pramuka yang memang sejak kecil aku suka. Nah karena kegiatan Pramuka inilah terjadilah kisah yang sampai saat ini masih aku kenang. Untuk wajah memang aku nggak jelek-jelek amat malah terbilang agak cakep itu kata temen-temenku. Dan terbukti ada beberapa cewek yang naksir kepadaku.

Hingga suatu saat aku mendapat surat yang berisi permintaan batuan untuk ikut menjadi salah satu pembina di SD Negeri di dekat rumahku. Murid-murid SD itu akan melaksanakan perkemahan sabtu minggu atau persami. Merasa mendapat kepercayaan dan hitung-hitung untuk tambahan uang saku maka dengan hati senang aku terima tawaran tersebut. Lagipula aku adalah salah satu alumnus dari SD tersebut.

Kami berangkat ke lokasi hari sabtu pagi, dan sampai ke lokasi kira-kira jam 10. Setelah sampai lokasi kami mendirikan tenda dan mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan kegiatan persami. Kegiatan demi kegiatan kami lakukan, dan ternyata anak anak terlihat suka padaku karena mungkin dimata mereka aku lucu dan menarik. Itu semua mungkin karena aku aktif di berbagai organisasi sehingga aku pandai mengatur suasana. Permasalahan yang ada adalah air. Lokasi kami berkemah agak jauh dari rumah penduduk. Air yang kami dapatkan berasal dari sungai yang mengalir di dekat lokasi. Dan untuk mandi kami harus kerumah penduduk yang ada disekitarnya walaupun agak jauh.

Cerita Setengah Baya : Mbak Ati

Pertama-tama perkenalkan nama saya Harnowo, berasal dari sebuah kota J di Jawa Tengah. Sekarang ini saya bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Adapun kisah ini terjadi kurang lebih 6 tahun yang lalu saat saya masih kuliah tingkat akhir di kota yang sama.

Sebagaimana kebiasaan kota-kota di Jawa Tengah dimana masyarakatnya hidup saling membantu, demikian juga dengan keluarga saya. Sebagai salah seorang yang memiliki kedudukan relatif tinggi di kantor-nya, bapak saya memiliki beberapa anak buah, yang pada saat ada acara-acara keluarga seperti syukuran, arisan, dll datang ke rumah untuk membantu tanpa diminta sekalipun.

Dari beberapa anak buah bapak saya yang sering berkunjung itu ada seseorang yang sering saya perhatikan, sebutlah namanya Mbak Ati yang berusia kurang lebih 8 tahun diatas saya. Orangnya biasa-biasa saja, tidak terlalu cantik bahkan, tetapi menurut saya memiliki sex appeal yang tinggi. Perawakannya, menurut istilah Jawa lencir, artinya badan agak kurus namun tinggi semampai dengan buah dada tidak begitu besar tetapi mengkal. Dari beberapa kedatangan ke rumah saya itulah saya semakin akrab dengan Mbak Ati, yang untungnya juga sangat supel untuk bergaul dengan siapa saja, mungkin juga karena saya anak boss-nya.

Cerita Setengah Baya : Bonus Mengintip

Aku Andy. Beberapa waktu lalu aku pernah bercerita tentang nenek Elsa yang cantik (istri dari adik kakekku). Setelah membuat affair dengan nenekku, aku juga merasakan kenikmatan adik dan sepupu nenek. Salah satunya dengan Tante Wine, usianya 38 tahun. Sekarang aku mau berbagi cerita nyata tentang affairku dengan Tante Wine ini.

*****

Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek Tante Wine ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wine. Raut muka yang cantik (nggak berbeda jauh dengan nenek Elsa) dengan postur yang semampai lagipula putih bersih membuat orang tidak mengira kalau Tante Wine adalah wanita desa. Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Wine orang desa adalah logat bahasanya yang bener-bener medok.

Akupun langsung akrab dengan Tante Wine karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari nenek Elsa, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya tapi cukup besar untuk menyembul dari balik daster.

Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Wine haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan nenekku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan.

Cerita Setengah Baya : Warung Langganan

Namaku Otong (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua. Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya.

Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?, Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., "Mana yang jualan", batinku.


"Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna", lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

Cerita Setengah Baya : Wanita Berkeringat

Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela. Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium. Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain, tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.

"Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin." kata seorang wanita setengah baya di depanku pelan.


Aku tersentak. Masih melongo.


"Itu jendelanya dirapetin dikit..," katanya lagi.


"Ini..?" kataku.


"Ya itu."


Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi, setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil tempat duduk.

Cerita Setengah Baya : Tetangga Baru

Panggil saja aku Ade, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan "or-kay" kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitardua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga?tetangga sekitar. Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Yana. Anaknya bernama Anita, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Yana adalah janda seorang bulekalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang "mengundang". Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak "terbuka", malah jadi muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana ituhypersex. Kalau Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.

Cerita Setengah Baya : Tante Yeni

Tante Yeni seorang keturunan chinese dan jawa. Orangnya mungil dengan tinggi 155 cm dan berat 50 kg. Cukup seksi untuk seorang berusia 35 dengan tiga orang anak. Payudaranya berukuran 36A. Rambutnya lurus dan berkacamata minus. Tante Yeni cukup cantik karena sebagai pengusaha dia sangat memperhatikan penampilan dan kebugaran tubuhnya. Orangnya teliti, tegas, agak acuh dan tipikal wanita yang mandiri

Setelah aku menyelesaikan program mini marketnya, aku mengantarkannya ke rumahnya yang hanya berjarak sepuluh menit dari rumahku. Tante Yeni tidak ada dan di rumahnya hanya ada si bungsu Cynthia dan pembantunya, Mbak Ning. Cynthia yang masih kelas 4 SD sedang bermain-main boneka. Aku sangat menyukai anak kecil. Melihat Cynthia, aku jadi ingin bermain-main dengannya. Beralasan menunggu Tante Yeni pulang, aku kemudian meluangkan waktuku untuk bercakap-cakap dengan Mbak Ning dan bermain boneka dengan Cynthia.

Tak lama aku mulai akrab dengan Mbak Ning dan Cynthia. Mbak Ning ini, biar pun pembantu rumah tangga, tetapi sikap dan cara berpikirnya tidak seperti gadis desa. Dia cukup cerdas dan bagiku, hanya kemiskinanlah yang membuatnya harus rela menjadi pembantu. Seharusnya dia bisa menjadi lebih dari itu dengan kecerdasannya.

Setelah hampir satu jam aku di sana, Tante Yeni pulang. Kulihat dia agak heran melihatku bermain-main dengan Cynthia dan mengobrol santai dengan Mbak Ning.

Cerita Setengah Baya : Tante Linda

Disini saya akan mengulas sedikit mengenai pengalaman pribadi saya sendiri, dan hal ini masih menghantui saya sampai cerita ini saya muat. Okey deh, saya perkenalkan diri dulu. Nama saya Bojach, atau biasa dipanggil Jach, tinggi badan 180 cm dengan kulit putih bersih, maklum peranakan atau istilahnya indo. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga miskin, dimana saya sebagai anak sulung yang dapat dikatakan lain dari adik-adik saya.

Sebenarnya ayah saya asli orang Indonesia dan ibu juga, tapi dari cerita yang saya dapatkan dari kelurga, bahwa ibu saya pernah kerja di USA atau di Houston sebagai pembantu rumah tangga. Waktu itu ada pamilik yang tinggal di Huston memerlukan seorang pembantu untuk mengurusi anaknya. Pendek cerita ibu saya sudah 2 tahun di Huston mendapat masalah, dimana dia pernah diperkosa sama orang Bule di sana, dan karena sudah trauma dengan kejadian yang menimpanya, maka dia minta pulang ke Indonesia.

Sesampainya di Indonesia dia langsung mendapatkan jodoh, yaitu ayah saya sekarang, dan ternyata ibu saya telah hamil dengan orang Bule yang pernah memperkosanya. Itulah pendek cerita mengenai latar belakang saya, kenapa saya jadi keturunan indo.

Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya. Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta. Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.

Cerita Setengah Baya : Bi Nah

Pengalaman ini terjadi sekitar tujuh tahun lalu. Saat itu aku masih bujangan dan tinggal bersama orang tuaku di kota X. Di sebuah kawasan yang tergolong padat penduduk. Jarak antara satu rumah dengan lainnya berhimpitan dan cenderung kumuh. Maklum kebanyakan yang tinggal dari kalangan ekonomi papan bawah.

Persis di belakang rumahku, tinggal keluarga Pak Was. Pria yang berprofesi sebagai penarik becak ini hidup bersama Bi Nah istrinya dan anak bungsunya Karni yang masih balita. Sedang kedua anak mereka yang lain, Sri dan Drajat, telah merantau ke Jakarta dalam usia yang masih cukup belia.

Bi Nah punya usaha sampingan menjual kupon judi, semacam "Togel" yang populer sekarang ini. Hingga di rumahnya selalu banyak orang baik untuk merumus maupun memasang taruhan. Termasuk aku yang sering diminta untuk menulis dan mencatat taruhan pemasang dengan upah beberapa ribu rupiah. Sedang Pak Was, kalau sedang tidak narik becak lebih senang mabuk dengan Pak Dal, temannya yang berprofesi sebagai tukang kayu. Rumah Pak Dal berjarak sekitar delapan rumah dari rumah Pak Was.

Lama bergaul dengan keluarga Pak Was aku merasakan adanya keganjilan. Yakni soal hubungan Pak Dal dan Bi Nah. Keakraban keduanya, sepertinya tidak lazim. Di samping mereka sering ngobrol intim dan berbisik-bisik, beberapa kali aku memergoki tangan Pak Daliri meraba dan meremas pantat Bi Nah. Tentu saja saat Pak Wasjud tidak di rumah.

Cerita Setengah Baya : Obat Awet Muda Part 3

Mataku gelap rasanya seperti mau pingsan karena enak sekali. "OK, kamu coba Man," katanya ke Herman, dan Herman dengan semangat menggoyang klitorisku dan ia juga bereksperimen menjepit klitorisku dengan kedua jari dan memilin-milin. Pantatku menggelinjang-gelinjang liar dan Tony aku lihat sepintas ternganga melihat kelakuanku. Andi sementara itu tak tinggal diam, ia memeperhatikan kedua anak itu sambil meremas-remas memerah buah dadaku. Aku lemas dengan nafsu yang sudah memuncak sekali. Pahaku sudah ngangkang lebar sekali dan bau mesum dari vaginaku memenuhi kamar. Badanku terasa hangat sekali dan betapa lubang vaginaku mengharapkan batang panas, tapi aku masih mengikuti semua permainan anak-anak ini. "OK, sudah!" katanya setelah Toni juga mendapat giliran. "Sekarang seperti ini kalian harus tahu bahwa lubang vagina ini sangat sensitif jadi tidak boleh kasar kalau mau memeriksa." Andi memasukkan jari tengahnya yang kasap ke dalam lubang vaginaku dan begitu masuk dinding vaginaku langsung mendenyut mencengkeram, "Senut... senuttt..."

Cerita Setengah Baya : Obat awet muda part 2

Tiba-tiba aku bertanya,


"Eh kamu hari Minggu koq tidak pergi main-main sih? kan bisa besok nagih."


"Aa.. aku pengen beresin ini Bu..." katanya.


"Masih banyak yang mesti ditagih?" tanyaku lagi.


"Tidak, ini terakhir."


"OK, ini uangnya dan terima kasih ya," kataku sambil berdiri.


Terlihat mukanya kecewa karena mungkin inginnya sih apa ya? (mana aku tahu dia mikir apa, yang jelas tegangnya masih tuh di balik celana pendek jeansnya).

Dia berdiri dan cepat ditutupkannya lagi tasnya di depan kemaluannya.


"Eh Banu, mau bantu Mbak tidak?" tanyaku.


Dengan sergap ia menjawab, "Mau..." katanya senang.


"Ini Mbak mau pakai krim tapi susah kalau di belakang punggung. Mau tidak kamu bantuin oleskan."


Wah kalian mesti lihat ekspresi mukanya, seperti orang menang lotere 1 juta dolar tuh.


"Ayo sini naik ke kamar Mbak deh!" ajakku.


Berdebar-debar aku membayangkan ini semua. Lubang vaginaku sudah bukan main gatelnya. Aku berbaring telungkup tanpa melepas handuk setiba di kamar.

"Itu Ban, ada di meja hias yang warna putih botolnya."

Cerita Setengah Baya : Obat Awet Muda Part 1

Etty **** (edited), umurku saat itu hampir 35 tahun, dan 2 bulan terakhir setelah waktuku di pengadilan untuk mengurus perceraian dan perebutan harta. Ida masih di SMP kelas 1, untunglah sekolahnya pintar dan selalu dapat beasiswa, saat itu uang merupakan komoditas yang langka. Sungguh yang amat melelahkan dan tidak perlu sebetulnya, karena aku bukanlah orang yang gila harta, aku punya usaha sendiri, kelima kamar di paviliun samping dan belakang sudah terisi penuh dengan mahasiswa yang belajar di kota ini, apalagi aku tak perduli atau mementingkan materi dengan hidup sederhana.

Minggu pagi ini aku bangun pertama kali dengan senang karena semua sudah berakhir dan tak usah dipikirkan lagi. Dua bulan sudah aku tidak menikmati kebutuhan badan karena tiap hari boleh dikata berakhir di kantor pengacaraku, untung Mbak Maureen itu mengerti sekali problema rumah tangga yang menghimpit itu. Dia akhirnya menjadi teman dan penasihat yang tangguh banyak sekali menolongku.

Sambil meregangkan badan aku melepas selimut dan aku merasakan sentuhan kain satin dasterku di puting buah dadaku dan entah kenapa rasanya nikmat dan merinding kulitku dibuatnya. Terasa putingku membesar dan keras. Cepat aku pergi mandi di shower, aku mandi air dingin. Air membuat kesegaran tersendiri dan aku merasa vaginaku merebak terkena air sejuk yang mengalir mengenai klitorisku. Kulitku meremang dan uhhh... aku tiba-tiba sadar bahwa aku menginginkan batang panas untuk mengisi lubang nikmatku. Ahhh... dua bulan tanpa garukan-garukan di situ. Lagi di tengah urusan itu kok tidak selera sekali ya.

Aku pakai handuk melilitkan di badanku dan menyisir. Dari jendela kamarku yang di atas ini aku bisa melihat ke bawah dan Andi sedang mencuci motornya, ahh... keponakan jauhku (dari sisi sex-ku) itu memang rajin. Walau dia sibuk dengan kuliahnya di kedokteran dia suka dan rajin mengurus kebun luas di rumah ini juga. Tiba-tiba ia ke belakang pohon dan membuka celana pendeknya, mau kencing! Aku berhenti menyisir dan mengamati, astaga besar benar batang penisnya. Ia tak sadar ada yang meperhatikan dan diguncang-guncangnya menghabisi sisa urine-nya dan terasa kakiku melemah, lututku gemetar setelah 2 bulan tidak melihat penis lelaki. Aku cepat ganti daster tipis pendek, BH dan CD tak sempat lagi kukenakan, dan nafasku menderu berlomba dengan nafsu yang sudah tak tertahan lagi geloranya.

Kubuka jendela dan...

Cerita Setengah baya : mertuaku mama mona

Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Virni usia 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Mona, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Mona merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Mona bersibuk diri dengan berjualan berlian.

Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di "Pondok Mertua Indah". Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Mona juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Mona jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.

Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

"Eh, Mama.. belum tidur.."

Cerita Setengah Baya : Mbak Sum

Umurku baru 28 tahun ketika diangkat jadi manager area sebuah perusahaan consumer goods. Aku ditempatkan di Semarang dan diberi fasilitas rumah kontrakan tipe 45. Setelah 2-3 minggu tinggal sendirian di rumah itu lama-lama aku merasa capai juga karena harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti nyapu, ngepel, cuci pakaian, cuci perabot, bersih-bersih rumah tiap hari. Akhirnya kuputuskan cari pembantu rumah tangga yang kugaji sendiri daripada aku sakit. Lewat sebuah biro tenaga kerja, sore itu datanglah seorang wanita sekitar 35 tahunan, Sumiyati namanya, berasal dari Wonogiri dan sudah punya dua anak yang tinggal bersama ortunya di desa.

"Anaknya ditinggal dengan neneknya tidak apa-apa, Mbak?" tanyaku.


"Tidak, pak. Mereka kan sudah besar-besar, sudah SMP dan SD kelas 6," jawabnya.


"Lalu suami Mbak Sum dimana?"


"Sudah meninggal tiga tahun lalu karena tbc, pak."


"Ooo.. pernah kerja di mana saja, Mbak?"


"Ikut rumah tangga, tapi berhenti karena saya tidak kuat harus kerja terus dari pagi sampai malam, maklum keluarga itu anaknya banyak dan masih kecil-kecil.. Kalau di sini kan katanya hanya bapak sendiri yang tinggal, jadi pekerjaannya tidak berat sekali."

Cerita Setengah Baya : Teh Tita

Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya.
Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satupersatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

Blarrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Abi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.

Cerita setengah baya : Chatting membawa nikmat

Baik lah aku ingin menceritakan tentang pengalaman nyataku yang aku alami semenjak berkelut dengan yang namanya chatting dunia maya.
Sebelumnya biar aku beri anda sedikit bayangan tentang diri aku. Umurku 20 tahn, tinggi ku ya ampir 170cm, dgn berat 50kg. Aku keturunan chinese dan banyak orang bilang aku ini lumayan tampan dan aku juga banyak diincar gadis-gadis.

Baiklah begini kisah ku
Tanggal 25 july kemarin sekitar jam 1 siang aku berkenalan dengan seorang wanita dalam chatting yang
berusia 35 tahun.
Dia berinisial M.. Kami berkenalan, berbincang-bincang saling bertukar cerita tentang hobby masing-masing. Tambah lama aku semakin penasaran dengan dia dan mulai memancing dengan cerita-cerita yang bersingungan dengan seks. Dia membalas nya juga dengan berani tanpa menutup-nutupi.

Akibatnya semua cerita kami berhujung ke seks, dan kami sempat melakukan chatting seks sekali. Tambah penasaran, aku pancing dia untuk ketemuan pada tanggal 27 july jam 5 sorean di CL di McD, dia menyetujuinya. Dia juga memberikan aku no hp nya dan ciri-ciri tinggi badannya. Kuberitaukan ciri-ciri pakaian dan tinggi badankau ke dia agar mudah dikenali.

Cerita Skandal : Selingkuh Di Siang Hari

Malu sebenarnya aku untuk menceritakan ini tapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa dari pengalaman yang satu ini. Tak tahan rasanya kalau terus-menerus dipendam sendiri saja. Aku seorang ibu rumah tangga Melayu yang tinggal di daerah Gombak, di sebelah Utara Kuala Lumpur. Usiaku 26 tahun. Kami sudah berumah tangga selama dua tahun tapi sampai saat ini belum dikaruniai anak. Suamiku bekerja di sebuah perusahaan perhutanan.
Hari itu hari Jumat di tahun 2006. Sebelum pergi kerja paginya suamiku bilang kalau dia akan singgah di rumah untuk makan siang sebelum outstation petangnya. Dia minta saya masak untuk dia dan beberapa kawannya.

Pukul 12.30 tengah hari suami saya sampai di rumah dengan Trooper kantor. Bersama dia ada 4 orang lagi. Semuanya katanya kawan sekantor yang harus pergi outstation.
“Mau makan dulu, Bang?” tanyaku.
“Ah, nantilah, dik… sekarang sudah telat. Harus pergi sembahyang Jumat dulu. Balik sembahyang nanti, baru makan,” kata suamiku.
Sehabis makan nanti mereka mau terus berangkat ke Penang. Dari empat orang, salah seorangnya tak pergi sembahyang Jumat sebab dia Hindu. Namanya Balan. Orangnya jangkung kurus dan hitam. Kumisnya cukup tebal. Di pergelangan tangannya melingkar gelang seperti layaknya orang India. Jadi dia ini menunggu di rumah. Balan menonton TV di depan sambil duduk atas sofa.

Cerita Selingkuh : Jhon Bule dari Italia

Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat.
John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur.
Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC.

Cerita Erotis : Istriku dengan Negro

Kami sudah menikah dengan,pernikahan yang kami murni adanya cinta kasih.Namun saat suatu hari ada kejadian yang sungguh tidak terbyangkan Istriku tercinta di entot oleh orang Negro.Seram sekali bukan?orang berkulit hitam berbadan kekar dan sedikit menampakkan kejantanannya.Apalagi denger-denger dan lihat vidio porno alat kelamin mereka sungguh besar 20 cm minim.Siapa cewek yang tidak ingin lubang memek di masuki konthol besar.PAstinya enak!samapi-sampai instriku juga merasakan batang penis negro men Namaku Toni umur 30th, nama istriku Diah umur 27th. Diah mempunyai bentuk tubuh yang sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya.
Waktu itu sehabis melahirkan anak pertama kami, Diah terlihat bodynya menjadi mekar semua. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya salah satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya seperti semula. Namun kata Diah menyarankan nanti aja kalo sesudah anak kami umur 1th, dimana Diah sudah tidak menyusui lagi.
1 tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salah satu salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.

Ceria Jilbab : Namaku Hanifah

Namaku Hanifah Citra Nurkhasanah,umur 28 tahun telah bersuami namun belum
dikaruniai seorang anak.Aku adalah lulusan sebuah Universitas Terkenal di
Bogor). Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia
sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya
air ledeng.
Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua
istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika
di rumahku kalau aku melewat didepannya, seringkali matanya jelalatan
melihat padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik
pakaianku.Padahal aku wanita yang selalu mengenakan ****** dan baju
panjang sampai mata kaki.
Tak pernah kelihatan oleh orang lain selain suamiku,karena hanya wajahku
yang cantik dan kedua telapak tanganku ini saja yang kelihatan.Wah wah
wah.....Dengan pakaian muslimahku ini saja...ia masih melotot seolah
pandangannya mampu menembus ke balik ****** dan baju panjangku,apalagi
kalu dia nglihat aku pas pakai celana pendek di dalam romah...pasti ngiler
deh orangf ini,pikirku dalam hati.
Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi
laki-laki, berarti ia mengagumiku sebagai sosok wanita alim yang
berpakaian rapi.No problem gitulah...bukankah aku telah menutup seluruh
tubuhku dan hanya wajah dan telapak tanganku saja yang bisa ia lihat?
Sebagai wanita dewasa yang telah bersuami aku tahu persis bahwa di otaknya
pasti diisi oleh fantasi2 jorok mengenai lekuk liku tubuhku yang tertutup
rapat itu.

Cerita Jilbab STW : Icha part 3

Marisa haque masih sibuk membereskan pakainnya di villa sebelum yoris yang menggilirnya seharian mengijinkannya kembali ke Jakarta. Tubuhnya terasa meriang karena semalaman bercinta dengan yoris… Usai membersihkan tubuhnya, dia berusaha memakai kembali pakaiannya dan berdoa agar sesegera mungkin dirinya bisa meninggalkan tempat terkutuk itu. Tapi baru saja dia mengenakan celana dalam krem yang berenda, tiba-tiba pintu menjeblak terbuka. Spontan Icha mendekap payudaranya yang telanjang.
“Yoris.!” Icha menjerit ngeri melihat yoris sudah berdiri di ambang pintu. “Mau apa lagi kamu..?”Icha nyaris menangis saking kesalnya melihat yoris yang berdiri cengar cengir.
Pria kekar dan hitam itu hanya memakai celana boxer kumal, sepertinya sudah siap tempur.
“Ke sini!” bentak yoris membuat Icha mengkeret seolah ukuran badannya menyusut seukuran botol.
Dengan lemas Icha menurut. Tubuhnya yang hanya tertutup sehelai celana dalam tipis membuat yoris meneguk ludah. Ketika Icha mendekat, seketika yoris segera mendekap tubuh putih mulus itu erat-erat.
“Kenapa buru-buru cha.?” Katanya kalem sambil mencumbui payudara Icha yang mencuat ketat.
“Engh.. “Icha melenguh pelan. “Apa maksud kamu ? Bukankah saya udah kamu ijinkan pulang?”
“Oh. Ya..” Yoris menjawab pendek. “Tapi tidak sebelum kamu melakukan salam perpisahan.” kata pria itu. “Ayo ikut.” perintahnya sambil membawa Icha meski wanita cantik setengah baya itu belum menyatakan persetujuannya. Icha dibawa ke ruang tengah, dimana disitu Robert, anak buah yoris yang juga berpostur kekar menunggu, dia mengenakan kaus singlet dan celana pendek dan terlihat duduk santai di sofa ditemani minuman kaleng dan rokok.

Cerita Jilbab STW : Icha part 2

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Cerita Jilbab STW : icha part 1

CHAPTER I
Marisa haque, 44 tahun, adalah seorang artis senior di perfilman Indonesia, juga seorang dosen dan seorang politikus wanita yang cukup diperhitungkan di dunia politk akhir akhir ini.. Marisa Handayani atau sering dipanggil Icha itu memiliki wajah yang cantik, berkulit putih dengan bibir yang merah merekah, tubuhnya berisi, padat dan sekal. Orang-orang mengenalnya sebagai seorang wanita yang berani dalam memperjuangkan kaum wanita, dan juga sebagi seorang wanita yang taat beribadah dan rumah tangganya yang tidak pernah diterjang gosip perselingkuhan.
Tinggi badannya 170 cm, membuat wanita cantik itu berpenampilan anggun dan terhormat. Usia nya yang hampr setengah baya tidak menyurutkan kecantikan dirinya, icha dahulunya adalah mantan model, artis layer lebar, produser dan sekarang , panggung politik. Walaupun dirinya seorang wanita, icha tidak surut dalam berkiprah di panggung politik Indonesia. Karena icha adalah wanita hasil blasteran sunda dan prancis, dua buah kiblat suku bangsa yang terkenal akan kecantikan kaum hawanya. Sadar akan usianya yangsudah tidak muda lagi, belakangan icha lebih sering memakai jilbab dan pakaian tertutup saat tampil di depan public maupun dalam kesehariannya
Di kancah percaturan pokitik yang sekarang digeluti icha, wanita cantik itu terkenal sebagai seorang wanita yang tegas dan yakin akan pendirian politk yang dianutnya, sosoknya yang cerdasa dan kritis selalu berani menghujat dan mengecvam pemerintah maupun para rival politiknya tanpa basa basi. Seperti kasus pemalsuan ijazah seorang wanita yang merupakan saingannya dalam memperbutkan kursi kepala daerah suatu kabupaten, dengan gamblang icha memperkarakan keaslian ijazah rivalnya itu kehadapan public melalui media massa. Hal ini sempat membuat icha terseret kepengadilan dan hasilnya adalah keputusan pengadilan bahwa icha dituduh melakukan pencemara nama baik dan hasilnya ia didenda dalam perkara itu, namun icha berhasil lepas dan tetap pada pendiriannya, ia menjadi oposisi dan mengkritisi kebijakan wanita yang bernama R*******H itu. Hal ini mengakibatkan banyak dating terror dan ancaman pada icha agar icha menghentikan sepak terjangnya, hingga terjadi lah peristiwa naas itu,

Cerita Incest : Imma dan Ayahnya

“Aaahhh !” gadis lugu berjilbab itu memekik tertahan saat kontol ayahnya yang besar menerobos memeknya yang sempit dari arah belakang. Imma menggigit bibirnya, menahan perih yang selalu dirasakannya saat ayahnya mulai menggagahinya.
Hujan turun dengan deras sore itu saat Imma Aulia, seorang gadis cantik berjilbab berlari memasuki rumahnya. Karena tidak membawa payung, seluruh tubuh gadis itu basah kena hujan, dari ujung jilbabnya sampai rok panjangnya. Imma membuka pintu rumahnya, dan cepat-cepat masuk ke dalam.
“Imma”? terdengar suara seorang pria memanggilnya.
“Ya, Papa” jawab Imma sembari ia menutup pintu. Gadis itu kemudian berjalan menuju dapur.
“Oh, kamu kehujanan, Sayang” kata ayah Imma sembari memeluk anak gadisnya yang cantik dan berjilbab itu. Tangannya membelai kepala Imma yang tertutup jilbab, yang basah karena hujan. Lalu ia mendongakkan dagu anaknya, dan dengan lembut ia mencium bibir gadis remaja berjilbab kesayangannya itu, seraya memagut bibir bawahnya. Gadis berjilbab itu sesaat mendesah menerima kecupan ayahnya sendiri yang lembut tapi memberi rangsangan hebat padanya.

Cerita Dewasa Jilbab : Nadya dan Ayahnya

Nadya adalah seorang gadis yang cantik berusia 17 tahun. Wajahnya yang cantik dan kulit yang bersih ditunjang oleh tubuh yang seksi dan sekal. Semua lelaki yang memandangnya pasti melotot karena kecantikannya, sehingga membuat Nadya semakin lama semakin merasa risih.
Suatu saat, ia bertemu dengan kakak – kakak kelasnya di ROHIS di sekolahnya, yang selalu menggunakan jilbab besar dan baju panjang lebar. Dikatakan, Nadya merasa tertarik dengan perasaan nyaman yang ia rasakan saat memakainya, sehingga sejak itu, ia selalu memakai jilbab besar dan baju terusan saat pergi keluar rumah. Tidak lupa ia juga selalu mengikuti pengajian2 yang diadakan kakak kelasnya.
Namun ternyata, walaupun jilbab dan paju panjang itu menghindarkan Nadya dari pelototan laki2 nakal, bapaknya sendiri tetap bisa melihat keindahan tubuh anak kandungnya itu, karena dirumah, Nadya tidak pernah memakai jilbab. Ibunya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu, membuat bapaknya kurang mebdapat belaian wanita. Akhirnya sang bapak melarkan diri ke alkohol, namun Nadya tidak mengetahuinya. Justru alkohol itu semakin membangkitkan napsu sang ayah untuk menikmati tubuh indah sang putri. Tak jarang ia mengintip putri sekalnya itu saat ia sedang mandi, sambil ber-onani.
Pada suatu hari Nadya mendapati bapak sedang mabuk di ruangan kerjanya. Ketika itu Nadya kaget dan segera menghampiri bapak untuk menegurnya. Entah kenapa tiba-tiba bapak menarik Nadya dan mencumbuinya dengan paksa. Dia memaksakan memasukkan lidahnya ke mulut Nadya sambil tangan kanannya meremas pantat Nadya yang tertutup baju terusan pink dan tangan kirinya meremas payudaranya dari balik jilbab lebarnya.

Cerita Panas Jilbab : Noviah

Namanya Noviah. Cerita ini adalah pengalaman sewaktu Noviah masih duduk di bangnya SMA kelas 1. Hari ini pelajaran yang diberikan belum terlalu banyak karena mereka masih dalam tahap transisi dari murid SMP menjadi murid SMU. Tak terbayang olehnya dapat masuk ke SMU yang masih tergolong favorit di ibu kota ini. SMU yang sangat sarat dengan nuansa keislaman. Di SMU ini, banyak sekali gadisnya yang memakai jilbab. Begitu juga Noviah. Dari masuk SMU ini, ia sudah memutuskan untuk memakai jilbab. Jilbab yang lebar, yang menutupi dada dan pungungnya. Rok SMUnya pun panjang, dan baju putihnya juga longgar. Namun itu tidak bisa menyembunyikan tubuhnya yang sedang ranum2nya, dan kecantikan alami yang terpampang di wajahnya. Banyak pria di sekolahnya ingin jadi pacarnya, namun sebenarnya Noviah tertarik pada hanya satu orang. namanya Indra. Membayangkan wajahnya saja bisa membuat Noviah melambung.
Pada suatu hari, tiba-tiba Noviah mendapatkan sebuah surat di lacinya. “nov, jangan pulang dulu yah, nanti. Ada yang ingin kukatakan padamu. Indra.” Jantung Noviah berdegup kencang. Baju abu-abu putih lebar dan jilbab yang selalu ia gunakan terasa semakin membuatnya gerah. Apakah Indra juga merasakan cinta seperti yang ia rasakan? Mau apa Indra menemuinya? Apakah mau mengutarakan cinta? Selama jam pelajaran pikirannya tak menentu, berbagai pertanyaan terus mengalir di otaknya. Untungnya pelajaran belum begitu maksimal. Bel pulang pun berdering, jantungnya berdegup cepat. Noviah hanya duduk menunggu di bangkunya. Agak lama ia menunggu, dan tak terasa sekolah sudah sepi.

Cerita Panas daun muda : ayah temanku

aku punya temen yang seumuran dengan aku, orangnya cantik dan sexy banget. Kalo dia pake pakean yang ketat menempel dibadannya, pasti lelaki yang ngeliatnya akan nelen ludah dan jadi ngeres, hampir bisa dipastikan bahwa dipikiran lelaki itu adalah bagaimana bisa menggeluti temenku itu di ranjang. Temenku punya papa, katanya si papa tiri. Orangnya si keren, atletis lagi badannya, tinggi gede. Suka banget aku liat papanya, tipeku banget, bodinya keker dan atletis banget, pasti perutnya sixpack deh. Orangnya ganteng, umur 40am lah, kumisan lagi. Si om juga suka senyum2 kalo ketemu aku dirumahnya. Matanya kayanya laper banget menelusuri bodiku, padahal aku orangnya imut, jadi bodiku biasa2 ja dengan tonjolan2 yang biasa2 ja, bedalah ma temenku, tapi si om jelalatan juga mengelus badanku dengan pandangan yang kayanya laper, apa kurang kali ladenan tante (mama temeneku) diranjang. Kayanya si om si mudaan dari mama temenku deh. Si tante ah kliatan deket 50 taon, wah tante dapet daon muda dong yang dah alot ya hihi. “Papamu keren deh, aku mau jadi ceweknya”, pernah aku becanda ketemenku. “Hus, ngawur kamu”, jawab temenku sembari ketawa juga.
Satu weekend, temenku ngajak aku tidur dirumahnya, nemenin dia karna ortunya sedang kluar kota nengokin neneknya, mama si tante yang sakit. Temenku gak ngikut karna banyak kerjaan skolah yang harus kita selesaikan weekend ini. Waktu aku sampe dirumahnya ortu temeku blon brangkay, masi sibuk ja beberes, gak tau deh ngeberesin apa, bukan urusanku. Karna aku ngantuk, aku tidur ja dikamar temenku. Aku tidur pules banget, maklum semalem aku begadang nyelesaiin kerjaan yang jadi bagianku sehingga rencananya sore ini mo digabungkan dengan kerjaan temenku.

Rabu, 01 Mei 2013

Mahasiswi Yang NIkmat

liva, begitulah namanya, seorang mahasiswi hukum disalah satu perguruan tinggi di kota x yang ditengah gelombang derasnya mode dan fesyen, dia tetap bertahan dengan prinsipnya dalam balutan jilbab panjangnya, liva, banyak mahasiswa yang kagum dengan daya tariknya, wajahnya bagai pualam, banyak pria tergoda ingin memacarinya. tapi jilbabnya yang panjang itu mengatakan dengan tegas bahwa dia menolak jenis hubungan yang dinamakan pacaran.
suatu ketika dia mendapatkan sms dari doni, teman satu jurusannya, kebetulan dia, doni, dan desi, jadi satu kelompok dalam suatu tugas kuliah, . mendengar nama desi, maka liva tidak kahwatir, maka dia segera berangkat kerumah doni.
tidak sampai 10 menit(karena memang tidak jauh), dia telah sampai didepan rumah kontrakan doni yang disekitar rumahnya hanya berisi tanah kosong. “Assalamu’alaykum!” sahut liva.
doni lalu keluar, dengan ramah dia menyuruh liva masuk. dengan agak ragu liva masuk. “mana desi don?” tanya liva.


“oh, dia bentar lagi datang, tunggu aja di dalam” sahut doni santai.
saat masuk pintu, ternyata doni membekapnya dari belakang, dan dari kamar doni, dito teman dikampusnya juga keluar.
saat itu liva terkejut ketakutan. “umph…”. “hahaha…heh, dit, tutup pintunya cepet, takut ada orang yang lihat!”
liva meronta-ronta sambil menangis, dia lalu ditarik dito keruang tengah, tempat nonton tv, ternyata tv tersebut sedang menyala dengan adegan ranjang didalamnya.
saat itulah liva sudah tahu apa yang akan menimpanya, dia berteriak sekencangnya, tapi apalah daya tiada yang mndengarnya.
dengan penuh nafsu doni lalu merobek baju liva dengan pisau dapur, karena gerakan berontak liva proses menelanjanginya membutuhkan waktu 3 menitan..
jubah yang dikenakan sehari-hari teah lepas, sekarang yang ada di tubuh liva ialah pakaian dalam dan kaus kakinya.. melihat pemandangan itu doni dan dito langsung menahan air liurnya. melihat kemolekan tubuh liva yang mulus dan putih yang selama ini menjadi rasa penasaran dikalangan cowok-cowk dikampusnya.
giliran pertama adalah doni, tanpa basa basi dia langsung melucuti bh liva dengan kasar, lalu mencium bibir liva dengan paksa, awalnya kepala liva berontak, tapi doni dengans segala keahlian dan pengalamannya selama ini mulai meremas payudaranya dan memilin putingnya dengan lembut tapi mantap. merasakan serangan yang nikmat itu, liva tak kuasa manahan kejolak birahinya mulutnya mulai terbuka dan menerima terpaan lidah doni.
setelah puas di bibir liva lalu doni mulai menjajah selangkang liva, cdnya telah basah. doni mulai melepas cd liva sampai lututnya, saat irulah doni dan dito terpukau melihat kemaluan liva yang bersih dan terawat.
“jangan, tolong, jangan….” rintih liva. “banyak bacot! nih terima pistol gue!” kata dito yang telah membuka celananya dan alngsung memasukkan penisnya kemulut liva. “umh..” dengan perasaan jijik dia menerima penis dito.
sidoni gak mau kalah, dia menjilati vagina liva dengan gerakan vertikal yang mau gak mau liva merasa amat terangsang dengan tindakan doni itu.
“ummmmhhhhhh” terdengar dengusan liva, yang merasakan kenikmatan yabng baru kali ini dirasakannya. tak kuasa menahan terpaan kenikmatan itu, akal pikirannya telah dikalahkan oleh nafsu, diapun menikmatinya dengan menghisap penis dito. ” ahhhhh, ya gitu, betul,,, wah ternyata kamu punya bakat jadi perek liva…”
segala atribut ‘alim’ yang disandang liva telah dia lepas semuanya, dia lupakan karena kenikmatan yang ada dihadapannya saat ini telah mengalahkan akal sehatnya.
lalu doni mengubah posisi liva dengan bentuk dogi style.
tanpa membantah lagi liva menurut saja, kini badannya tidak adalagi dihalangi sehelai benangpun, berkali2 dito dan doni mengagumi lekuk tubuh liva yang selama ini disembunyikan dengan rapat dalam balutan jilbab panjangnya. ” gile, bodi lu ngalahin si miske yang tercantik dikelas kita, ternyata lu yang paling cantik….!”ujar dito penuh kagum.
tanpa lama-lama penis dito langsung diarahkan kemulut liva. liva pun menyambutnya dengan memainkan lidahnya, dan sepertinya dia mulai terbiasa dengan penis dito tersebut.
begitu pula doni, melihat pantat yang begitu indah didepan matanya membuat penisnya berteriak dengan liarnya… liva tiada malu lagi terhadap semua hinaan ini, karena pikiranya saat ini dikuasai nafsu kewanitaannya, dia telah melupakan segala ilmu agama yang dia pelajari sejak kecil..
pelan-pelan doni mulai menggesekkan penisnya dilubang kewanitaan liva, lalu bles! masuk lah seluruh penis doni di vaginanya. cairan merah keluar dari dalam lubang vaginanya, itu artinya liva memang masih gadis.
kesucian yang dia agungkan selama ini kini telah terampas, tapi dia saat ini tidak begitu sedih karena nafsu saat ini sedang menguasainya.” ahhhh… memekmu enak banget liv, masih seret, bener-bener jago kamu merawat memekmu…” ujar doni.
lalu doni pelan-pelan mulai menggerakkan pinggulnya. “umm….um…ummm…” liva yang menerima serangan dari doni sungguh tak kuat menahan rangsangannya. dito pun mulai mempercepat ayunan pinggulnya, “liv, terima spermaku yaa… telen abis!” sahut dito “crot,,” sperma dito keluar banyak dari mulut liva dan sebagian langsung ditelan liva tapi sebagian lagi lolos keluar dari mulutnya.
dito duduk dilantai sambil menaikkan lagi adiknya yang baru layu. tapi doni mulai mempercepat goyangan pinggulnya, “akh.. akh…. enak… terus don…. terus…. kenapa begini enak don… kenapa?” ceracau liva.
menjawab panggilan ‘welcome’ dari liva doni mempercepat lagi gerakannya “ah…liv… semangat!!!!”. gerakan mereka semakin buas, dito yang melihat adegan itu terbit kembali birahinya, lalu dia meremas payudara liva ukuran 34b yabng menggantung itu.
“liv, aku mau keluar nih… terima yaaaa……” teriak doni, semburan sperma doni memenuhi liang kewanitaan liva yang selama ini belum pernah kemasukan sperma lelaki manapun. setelah keluar spermanya doni segera menarik penisnya, karena dito minta giliran.
dengan tubuh lemas liva ditarik pinggulnya oleh dito dan dito mengangkangkan kaki liva, lalu tanpa lam-lama penis dito langsung masuk ke vagina liva dengan mudah karena vagina liva telah licin dan memang penis ito tidak sebesar penis doni. dito tidak berbasa-basi, dia langsung menggerakkan pinggulnya dengan kencang,”pelan-pelan dit, akh..” ceracau liva, tapi segera dibungkam dengan ciuman dari dito yang memainkan lidahnya. “ummm…ummm” rintih liva, meski penis dito kecil, tapi ciuman dito benar-benar kelas master, membuat liva merasa seperti terbang.
doni tidak tinggal diam, dia mengambil adengan yang seru tersebut dengan kameranya.
selama sepuluh menit, akhirnya dito berteriak, “liv, aku mau keluar!” lalu dito menarik penisnya dan diarahkan ke wajah liva dan “croot…” keluarlah sperma dito memenuhi wajah liva. setelah itu mereka bertiga dengan lemas terlentang di lantai dengan keadaan masih telanjang tiga-tiganya. tiba-tiba tanpa diketuk pintu dulu, irwan, ivan, sadat, beno, dan toni masuk sambil tepuk tangan.
mereka ternyata telah dihubungi doni sebelumnya untuk ikut pesta ini, melihat begitu banyaknya orang, liva ketakutan, karena membayangkan akan melayani mereka semua, itu lah takdirnya.
liva, mahasiswi berjilbab,  akan melayani teman-taman sekelasnya dan akan melayani seluruh laki-laki di kelasnya…

Gadis SMU

Beberapa hari aku sendiri tanpa ada kegiatan, aku mendapat sms menarik di hp ku. Dari rekanku sesama hunter, bunyinya, “ternyata cewek sma sekarang gampang diajak ML. Cuman modal nekat, sedikit rayuan dan uang bisa kita dapatkan. Coba aja. Kalo gak bisa, cari target lain, gampang kan..” katanya. Wah, benar, aku yang suka akan tantangan langsung tertarik. Buat apa bingung, mending langsung cari, kalo ditolak ya cari lagi..
Segera kupacu mtorku berputar kota. Jam tanganku menunjukkan pukul 16 ketika aku menjumpai sesosok gadis sma bewrjilbab sedang sendiri disudut jalan. Rok panjangnya terlihat ketat, juga baju putihnya. Tubuhnya nampak  sekal membuatku tergiur. Segera aku datangi. Persetanlah, nekat aja.
“permisi, ke pantai lewat sini ya?” tanyaku saat sudah didekatnya. Gadis itu melihatku dan tersenyum. “iya mas, terus saja nanti kira2 1 jam lagi sampai.” Jawabnya. Wah, dia mau nanggepin, “ee.. lagi mau pulang ya? Mau gak nemenin kesana? Gak asyik ni, sendirian..” kataku lagi mancing2. Dia terlihat sedikit berpikir, lalu menjawab, “gak lama kan? Kalo gak lama mau aja..” katanya sambil tersenyum daqn mendekat. YESS!! Akhirnya gadis SMA berjilbab itu ikut denganku setelah terlebih dahulu kami berkenalan. Namanya Nindya, siswa kelas dua sma islam didekat situ.


Sesampainya diwilayah pantai, segera kubawa gadis berjilbab itu kesebuah losmen yang bagian dalamnya ada sebuah café taman yang indah dan bisa melihat ke pantai. Segera kuambil tempat yang strategis dan memesan minuman, mengajaknya ngobrol. Ternyata dia gadis yang asyik dan nyaman untuk diajak bicara. Walaupun targetku bukan hanya bicara heheheh.
Beberapa menit berlalu, akhirnya siasatku berhasil. Obat bius dosis rendah tidak berbahaya yang tadi kutitipkan lewat pelayan untuk mengerjainya mulai bereaksi. Gadis berjilbab itu terlihat agak pucat dan memegang kepalanya. “kenapa nin?” tanyaku pura2 gak tahu. Wahm aku harus memberi uang tips ni, ke pelayan tadi. “aduh.. gak tahu mas.. tiba2 pusing..” jawabnya. “kok bisa?” tanyaku sambil pura-khawatir. “Mau istirahat disini apa pulang aja?” tanyaku lagi sambil memegang pundaknya sok menenangkan. Kayaknya pulang aja deh mas..” kata gadis berjilbab bertubuh sekal itu. “ya gapapa kalo kuat..” kataku sambil berdiri. Ketika gadis manis berjilbab itu akan ikut berdiri, terlihat obat bius itu sudah bereaksi sepenuhnya. Tubuhnya oleng dan segera kutangkap agar tidak jatuh (CIHUI!! MANGSA!!) “wah, kok kamu lemes gini? Udah, istirahat bentar disini, tar kalo sudah baikan kuantar pulang.” Kataku sambil menuntunnya ke salah satu bangunan di losmen itu dimana ada kamar kosong.
Sampai didalam kamar, kurebahkan Nindya di tempat tidur. Kuambilkan air putih yang sudah kucampur obat penetral sehingga bisa segera pulih. “kupijit ya..” kataku sambil memijit2 pundak gadis manis itu yang tidur tengkurap. Beberpa lama, terdengah desahan gadis itu karena keenakan kupijat. Kudekati wajah mulus gadis itu dan kukecup pipinya, dia diam saja. Segera kubalikkan tubuhnya yang masih lemas, dn kulahap bibirnya. Nindya berusaha mengelak, namun tenaganya yang belum pulih tidak mampu mengimbangi tenagaku. Siumanku semakin ganas dan semakin turun, membuat gadis manis sma berjilbab itu mendesah-desah keras sambil merntih menolak namun tanpa daya upaya. Sampai didepan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya dari luar jilbab dan baju smanya, aku elus-elus. Si Nindya hanya diam dan memejamkan matanya.. kusibakkan jilbabnya dan ku buka dengan cepat baju seragam sekolahnya serta BH biru langitnya, lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Nindya mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya dari luar rok abu2 smanya. Pertama gadis berjilbab itu mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku menyibakkan roknya dan memasukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa bisa ditahan oleh Nindya aku buka rok dan CD-nya, gadis berjilbab itu hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “jangan Mas..” Kini baju Nindya sudah terbuka siap untuk kusantap, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 16 tahun (SMA kelas 2). Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, gadis berjilbab itu mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”
Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung kuseret tangan Nindya untuk memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh gadis berjilbab itu untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Nindya nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Nindya menjilati penisku, lama-kelamaan gadis berjilbab itu mau untuk mengulum penisku sambil kupegangi kepalanya yang masih terbungkus jilbab putih. Namun pas pertama dia kulum penisku, gadis berjilbab itu mau muntah “Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya. “Isep lagi saja Nin..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Nindya.
Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Nindya. “Nindya.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Nindya bilang, “Jangan Mas.. aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Gadis berjilbab itu merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, “Mas.. Mas.. jangan..” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Nindya menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”
Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Nindya menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan..” Lalu Nindya menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.
Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Nindya sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. Mas..” Dan aku merasakan vagina Nindya mengeluarkan cairan. Rupanya gadis berjilbab itu sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Nindya. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Nindya mengisapnya. Nindya mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Nin.. aku mau keluar nich..” Nindya mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Nindya. Nindya segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan jilbabnya. “Ah.. ah.. Nindya.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nin.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. nindya juag enak kok mas..” Lantas Nindya bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Nindya dengan penuh kesayangan. Beberapa saat kemudian birahi kami berdua bangkit lagi dan kembali kusetubuhi gadis smu berjilbab itu dikamar losmen dipinggir pantai itu.

Mbak Mayang

Halo rekan pemburu gadis berjilbab, salam ketemu lagi dengan aku, wawan sang pemburu gadis berjilbab heheheh. Nah, pada kesempatan ini aku mau cerita tentang kemudahanku menggaet gadis berjilbab melalui media yang sedang in pada waktu ini yaitu internet. Heheheheheh. Nhaaa seperti yang banyak kita ketahui, internet sekarangs eperti lampu bagi laron2 yangs edang etrbang. Hampir semua orang di dunia ini tersambungkand engan internet. Tak terkecuali gadis2 berjilbab yang jadi sasaranku heheheheheh. Nhaaa mudahnya dengan internet, semua bisa kita tulis dan biasanya orang lebih jujur dengan dirinya. Jadi, kalo kita sedang menargetkan seorang gadis berjilbab, lebih mudah dan cepat mendapatkan kepercayaannya kalo kita lewat internet karena memang lebih mudah bicara dari hati ke hati. Tapi, biasanya kalo kita salah tebak dan salah ambil tindakan, juga mudah hilangnya.
Nhaaa ini kisahku dengan target baruku. Target baruku adalah seorang wanita muda berjilbab bernama Mayangsari Arumadewi, yang kupanggil mbak mayang karena memang usianya lebih tua dariku. Kukenal wanita manis berjilbab berkulit agak gelap namun cantik ini melalui jejaring sosial facebook. Dia berusia 28 tahun dan telah bersuami yang bekerja diluar kota sehingga seringkali hanya seminggu sekali pulang kerumah. Untungnya sang suami tidak tahu account facebook yang Mbak mayang pakai berhubungan denganku, sehingga aku dengan mudah bisa melancarkan rayuan2 mautku berkedok curhat2 palsu heheheheheh. Setelah beberapa waktu DKT, akhirnya mbak mayang mulai mau membuka rahasianya bahwa dia eorang wanita yang mempunyai libido tinggi dan ia selalu kesepian jika suaminya tidak ada dirumah. Wah, kebetulan ni heheheehheeh. Terus kukorek, akhirnya aku dapat no hpnya, juga alamat rumahnya. Ingin ku segera kerumah mbak mayang yang ternyata masih bersama orangtuanya, namun kupending beberapa saat lagi, karena kupakai untuk semakin memantapkan PDKTku melalui telepon.


Sejak saat itu aku selalu menemani mbak mayang melalui line telepon ketika Mbak Mayang kesepian. Bahkan aku akhirnya seringkali berhasil menggiring pembicaraan kami untuk menyerempet hal-hal yang agak “nakal”. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Mayang berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku semakin yakin untuk segera meksekusinya eheheheh.
Tak terasa satu bulan sudah kami berhubungan melalui facebook dan dilanjutkan telepon tanpa pernah bertemu muka. Suatu malam, ketika aku sedang menelpon Mbak Mayang dan suara gadis berjilbab itu terdengar mulai berat dan mendesah yang kuyakini karen aterangsang karena pembicaraan “nakal” kami, aku segera mengambil kesempatan.
“mbak Mayang, boleh gak aku main kerumah?” tanya diriku langsung.
“emm… kapan..” tanya wanita berjilbab itu balik setelah berpikir sebentar.
“sekarang..” jawabku cepat, mumpung momen tepat eheheheh.
“gila kamu..” jawab mbak mayang pelan. Suaranya terdenagr semakin berat.
“ya nggak gila mbak.. gapapa yah.. aku kesana..ortu juga dah tidur kan..” kataku karena sudah tahu kalau ortunya sudah tidr pada jam itu.
“ehh.. tapi.. iya deh… tapi.. motornya dimatiin sebelum sampai rumah ya.. malu kalo dlihat orang..” kata wanita berjilbab itu lagi.
“ok bos..” jawabku sambil segera bergegas kerumahnya, mumpung dia mau eheheheh.
Sekita 30 menit kemudian, jam 21.15 malam aku sampai ke kampungnya, yang ternyata memang sudah sangat sepi. Nampak semua orang sudah masuk kerumah mereka masing2, dan diluar sudah tidak nampak tanda2 orang diluar. Aku segera mengendarai motorku ke arah rumah mbak mayang. Untung aku seorang petualangs ejati, sehingga arah2 yang wanita berjilbab itu berikan padaku, aku tahu betul. Sekitar 4 rumah sebelum sampai didepan rumahnya, kumatikan mesin motorku dan kutuntun kerumahnya. Ternyata sang wanita berjilbab yang kesepian itu sudah menunggu dengan diam didepan rumahnya.
“wawan ya?” sapa wanita berjilbab itu sambil mengulurkan tangan.
“Ya, mm.. Mbak Mayang ya.. salam kenal.. belum pernah ketemu yah.,” aku membalas dengan senyum. Kalo cuman nampak cool didepan cewek mah keciiiiiil eheheheh..
“Maaf ya, rumahnya jauh yah..” katanya kemudian.
“Nggak apa-apa kok Mbak, saya juga sekalian jalan2.”, jawabku santai.
Sosok tubuh Mbak Mayang lumayan tinggi saja, tingginya 165 cm, berat sekitar 50 kg, kulitnya agak gelap namun halus. Jilbab yang ia pakai membuatnya semakin cantik. Wajah wanita berjilbab itu ayu memancarkan kelembutan dan senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis membuat aku ingin segera melumatnya. Saat itu mbak mayang memakai jilbab kecil hijau dengan bahan tipis, kaos ketat lengan panjang dan rok hitam, nampak cantik dan manis.
“Kita kesamping rumah yuk, motornya dituntun kesamping rumah aja..”, ajak mbak mayang sambil berjalan didepanku menunjukkan jalan.
Rumah mbak mayang yang terlihat besar terlihat khas, sama seperti rumah gaya desa dikampungnya, tidak memakai pagar besi yang tinggi dan rapat. Pekarangannya hanya dipagari dengan pagar tembok setinggi sekitar 1 meter tanpa pintu gerbang. Segera kutuntun motorku kesamping rumah mbak mayang, yang didepannya banyak tumbuh pepohonan buah2an dan semak sehingga tidak terlihat dari jalan kampung.
Aku diajak masuk ke teras samping rumahnya, yang agak masuk kedalam. Sepertinya tempat itu bukan teras yang biasa dipakai menerima tamu karena disitu hanya ada sebuah kursi bambu yang biasa dipakai tiduran, dan tidak ada perabot lain.
“duduk wan..” kata mbak mayang pelan. “disini aja ya… gak enak kalo didepan tar dilihat orang, dan dekat dengan kamar bapak ibu..” kata mbak mayang, lalu dia masuk sebentar, keluar lagi dengan dua gelas muniman jahe hangat.
“Jadi, ada apa, malam2 maksa main kesini?” tanya mbak mayang setelah duduk di sebelahku. Tempat duduk yang sempit membuat bada n kami berdekatan.
“ooh, aku kan cuman mau nemeni mbak…”
akhirnya kami bercakap-cakap dan terlarut dalam percakapan kami. Kemmapuanku dalam menguasai suasana juga nampaknya membuat mbak mayang rileks dan walaupun kami masih harus berbisik2 karena takut terdengar orang tuanya, mbak mayang sudah nampak lebih santai.
Pelan2 tubuhku kugeser lebih merapat ketubuh Mbak Mayang, lalu dengan santai tanpa gerak kejut, kusentuh tangannya dan kubelai. Mbak mayang tertegun, memandang tanganku, lalu memandang mataku. Dari kerutan di dahinya, wajah cantik mbak mayang berusaha menolak perbuatanku namun bibir tipisnya tidak mengucapkan sepatah katapun.
Pelan2 kuremas tangan kiri mbak mayang yang ada paling dekat denganku sambil terus menatap matanya. Wanita berjilbab itu memandangku terus, namun kudengar nafasnya mulai kembali berat. Terlihat wanita berjilbab yang sudah beberapa minggu tidak disentuh suaminya karena ada tugas keluar daerah itu mulai menikmati rangsangan lembutku.
Kemudian kurangkul perlahan pundak mbak mayang, lalu kutarik kepalanya yang terbungkus jilbab agar menyandar di bahuku dan kupegang tangan kanannya sambil terus memandangnya. Mbak mayang menggelengkan kepalanya sambil sedikit meronta, namun rontaan itu lenyap dengan segera karena aku mengusap jari-jariku ke pipinya, dan ke kepalanya yang terbalut jilbab. Tatapan Mbak Mayang kepadaku berubah dari tatapan marah, menjadi sayu. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Mayang memejamkan mata diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekali-kali mengulumnya.
Akhirnya Mbak Mayang bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Mayang menghentikannya sambil mendesahkan namaku.
“jangan wawan..mbak udah bersuami..” kata mbak mayang dan sedikit berontak, tapi tak mampu menahanku. Kutarik tangannya, lalu kuciumi jari2nya. tidak hanya kuciumi, aku juga mulai memasukkan jari halus wanita cantik berjilbab itu ke dalam mulutku dan mengulumnya dengan disertai jilatan-jilatan halus dan kugigit-gigit kecil.
“jangan waan.. ada yang liat..”, bisiknya.
“gak ada mbak.. tenang aja..”, bisikku sambil melepas tangannya dan berganti mengecup pipinya lalu kugigit2 telinganya dari luar jilbabnya. Mbak Mayang menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif wanita alim berjilbab itu. Akhirnya istri alim berjilbab yangs edang kesepian itu mulai takluk juga, kurangsang diters rumahnya digelapnya malam.
“Aaahh Wawan..” Mbak Mayang mendesah lagi.
“Kamu nakal..”
“Tapi suka kan..?” kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibirnya. Pelan2 Kali ini Mbak Mayang membalas ciumanku dengan bergairah sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling berpagutan. Tangan Mbak Mayang mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah, kuusapkan tangan kiriku pada daerahdadanya dari luar kaos ketatnya, lalu tanganku menyusup ke dalam blusnya.
“Hmm..” terdengar Mbak Mayang menggumam dalam kuluman bibirku.
“Ouuhh.. uuhh..” desah wanita berjilbab itu sambil tangannya mencengkeram leherku ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH.
“aduuh,, jangan dibuka, waan..” kata Mbak Mayang ketika aku menyingkap kaos dan BH-nya dan kurogoh dadanya yang kenyal. Tak sabar, kutarik tangan kanan Mbak Mayang agar selangkanganku. kuremas-remaskan tangannya ke batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana. Mbak mayang semakin keras  mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Mayang dengan jari-jariku sambil meremas dadanya. Ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Mayang pun kini tanpa kupaksa sudah dengan sendirinya mengusap dan meremas selangkanganku.
“Buka dong Waan..” desah Mbak Mayang sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Akhirnya wanita berjilbab itu tidak tahan juga. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Mayang memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas biji-biji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.
Mbak Mayang lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Mayang ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusap-usapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku. Ternyata wanita alim berjilbab ini pandai juga melakukan hand job eheheheh.
Karena tak kuat menahan nafsuku, kurengkuh wajah Mbak Mayang dengan tangan kiriku dan kucium bibir wanita berjilbab itu yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Mayang semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulut wanita berjilbab itu sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif dibuah dadanya yangs ekarang sudah terbuka tanpa penutup apapun karena kaos dan Bhnya sudah kusingkapkan.
Tangan kiriku meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jari-jariku. Mbak Mayang merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya.
“Aaahh.. oouuhh..” Mbak Mayang medesah ketika aku kembali memilin kedua puting susunya yang telah mengeras dan kemudian kulihat tangan kanan wanita berjilbab itu bergerak ke bawah menggosok-gosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya. Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.
“Mbak pengen, Wawaan..” desah wanita berjilbab itu sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.
“pengen banget ya mbak?” tanyaku. Mak mayang hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya menahan nafsu. Wajah wanita berjilbab itu merah padam karena birahi. kurebahkan dengan perlahan-lahan tubuh indah di kursi bambu diteras samping rumahnya itu dan kukecup bibirnya, wanita manis berjilbab itu diam saja, dengan nafas yang masih berat menahan nafsu birahi. Targetku turun ke kedua bukit padat dengan putingnya yang mengeras tapi nikmat. Kusingkap jilbabnya dan terlihat jelas dadanya yang sekal. Desahan nikmat terdengar dari mulutnya ketika aku menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua puting susunya.
“Ooohh.. Waan.. teruuss Wawaanhh..!” jerit wanita berjilbab itu perlahan dan tertahan-tahan, aku terus mengulum susunya dan putingnya dengan kegilaan yang memuncak.
Bibirku menyapu kedua susunya, terus turun ke arah perut, pusar, kujilat sekeliling pusarnya sambil tanganku meremas lembut kedua susunya yang montok serta putih itu. Tangannya Mbak Mayang menggenggam dengan kuat pada rambutku yang pendek serta tipis itu sambil menjepitkan kedua kakinya yang indah ke badanku.
Wanita berjilbab itu mendesahdan merintih tidak kuat akan rangsanganku. aku tetap berusaha menguasai diriku jangan sampai aku lepas kendali. Kulepaskan remasan tanganku pada kedua susunya yang montok itu, kusingkap rok panjang hitamnya sampai kepinggangnya dan kutarik lepas CD yang berwarna kuning pupus yang terlihat basah pada bagian bawah. Sekarang semua bagian sensitif mbak mayang sudah terbuka bebas menunggu untuk aku jamah, dengan jilbab yang masih terpakai. Perlahan-lahan aku turun menciumi pusarnya, lalu berpindah di atas vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang aslinya lebat. Rupanya mbak mayang amat rajin mengguntinginya sehingga terasa halus dan rapih terlihat. Kujilati dengan lembut, terus turun menyentuh belahan vagina indah itu, kunikmati bibir indah itu perlahan-lahan dengan tangan kiriku membuka kedua belah bibir vagina itu.
Tiba-tiba, dengan disertai jeritan kecil, Mbak Mayang menekan kepalaku ke arah vaginanya sambil mendesah, “Wawan.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. Waanhh..!”
Aku mulai merasakan denyutan yang tidak teratur di balik CD-ku, dengan tangan kananku kuturunkan celanaku dan CD-ku sampai lutut sehingga penisku bebas bergantung dan aku yakin dengan ketegangannya mulai mencapai titik atas. Sementara mulutku, lidahku terbenam di antara bibir vagina Mbak Mayang yang terasa basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin, kental dan kunikmati, kuhisap serta kutelan tanpa pikir panjang. Kukecup klitorisnya yang mungil. Dia menjerit kecil. Mbak Mayang menggoyangkan pantatnya naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. Sementara kepalaku tetap dengan tangan kanan wanita berjilbab itu ditekannya di atas vaginanya yang kunikmati habis-habisan sementara tangan kiri wanita berjilbab itu meremas dan memuntir susu dan putingnya sendiri disertai desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya.
Dia mengerang panjang, “Ooohh Wawan.. aku keluaarr.. mmff..” sambil menjepitkan kedua pahanya yang mulus di kepalaku sampai aku sulit bernafas.
Akhirnya terasa jepitan itu berangsur-angsur melemah dan Mbak Mayang tergeletak sambil membukakan kedua pahanya dan aku bisa menghirup udara segar sejenak.
Ini saatnya, pikirku. Segera aku bangun, naik ke kursi panjang bambu dan merayap di atas tubuh indah yang masih mengenakan jilbab itu, penisku yang bergelantung di pangkal pahaku terasa bertambah tegang serta berdenyut-denyut, kugesek-gesekkan dengan bulu-bulu vaginanya Mbak Mayang.
“mbaak.. aku juga sudah nggak tahan.. sekarang yaa..?” jawabku sambil memegang penisku yang kuarahkan ke vagina wanita berjilbab itu yang merekah karena pahanya sudah terbuka lebar-lebar.
“Pelan-pelan Wawan.. penismu besaarr, oohh..” rintih wanita alim berjilbab yang cantik itu lirih.
Kutempelkan kepala penisku ke bibir indah itu dan perlahan-lahan kutekan masuk sedikit demi sedikit, bukan main sempitnya seperti vagina perawan, mbak mayang mengeluh pendek.
“pelan pelaan.. mmff..Terus Wawan.. emmff.. teruus Wawan.. enaakk, oohh..” desah kenikmatan terdengar lembut di kupingku.
“Bleess..!” akhirnya masuk semua 16 cm batang penisku ke dalam vagina Mbak Mayang yang memang sempit dan terasa agak dalam.
Aku merasakan ujung penisku tertahan sesuatu dan berdenyut-denyut karena mbak mayang sepertinya merasakan nikmatnya sambil mempermainkan otot vaginanya. oohh nikmat sekali rasanya, dan aku mulai menggerakkan turun naik pantatku, Mbak Mayang refleks menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatku.
“Aaahh.. Sayaangg.. enak sekali goyanganmu, teruuss.. oohh..” aku sendiri merintih penuh nikmat.
Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan berpagut. Kukecup bibir wanita berjilbab itu yang tipis dan berwarna merah muda basah itu dan mbak mayang membalas dengan gigitannya yang menambah gairahku. Kukecup kedua puting susunya bergantian dan rintihannya tiada henti-hentinya terdengar dan kurasakan aku tidak tahan lagi.
“Ooohh.. sayaangg.. aku nggak tahan lagi..” rintihku dekat telinganya yang harum.
Tiba-tiba Mbak Mayang menjepit pinggangku dengan kedua belah pahanya dengan kuat disertai jeritan kecil yang tertahan.
“Wawan.. oohh.. akuu.. mmff..!” penisku terasa berdenyut-denyut dan tersedot dengan hebat, terasa hangat, geli-geli basah.
Dia telah mencapai orgasme, aku pun tanpa sadar memeluk wanita berjilbab itu dengan erat sambil mengecup bibirnya, kami berpagut entah berapa lama seolah-olah tidak akan saling melepaskan. Kutekan pantatku sedalam-dalamnya sehingga penisku tenggelam habis ke dalam vagina seret wanita berjilbab itu, tenggelam habis.
Dan, “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak air maniku yang kusemprotkan di dalam vagina Mbak Mayang. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama, Aku masih tertelungkup lelah di atas tubuh indah yang cantik itu. Peluh sudah membanjiri tubuh kami berdua, bahkan jilbab yang mbak mayang masih kenakanpun basah karena keringat. Kami berdua terdiam beberapa saat, berbaring kelelahan di kursi panjang bambu di teras samping rumah mbak mayang yang sunyi. Setelah beberapa saat mengumpulkan tenaga, kami segera membenahi baju kami kembali. Mbak mayang memakai kembali celana dalamnya yang jelas akan basah oleh spermaku yang tadi kusemprotkan ke vaginanya. Untuk beberapa saat, kami terduduk membisu berdampingan, masih terengah2 mengumulkan tenaga. Kulirik mbak mayang, yang nampak kelelahan namun masih cantik memakai jilbabnya. Dia nampak bingung harus marah karena aku telah menzinahinya, atau tersenyum karena aku telah memberinya kenikmatan. Aku tahu wanita berjilbab yang sudah bersuami itu telah aku taklukkan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...