Minggu, 30 September 2012

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA, Perkenalkan namaku, Leo, seorang karyawan perusahaan swasta. Aku ingin bercerita tentang bagaimana awalnya ku menikmati seks dengan gadis berjilbab. Ada beberapa gadis yang sempat dekat denganku. Dulu, ketika SMA ada gadis Majelis Ta’lim yang dekat denganku, aku memanggilnya Lina, tentunya dia berjilbab dan alim. Namun begitu dekat denganku, dia merasa nyaman, mungkin baru pertama kali suka terhadap lawan jenis. Hari demi hari kami semakin dekat dan akhirnya kami pun berpacaran. Ada temannya yang tidak suka dengan hubungan kami yang semakin dekat, namun dia tetap dekat denganku dan tak menghiraukan apa kata temannya. Sedikit saja tentang dirinya, dia memiliki postur 165cm, beratnya aku tidak tahu, tapi waktu dia berada di atasku tidak terlalu berat juga (hehehe...), dengan pantat yang cukup menantang dan selalu buat ku tegang, ukuran payudaranya 36B (besar gak tuh?yang jelas waktu aku meremasnya, telapak tanganku hampir tidak muat). Ketika sekolah dia selalu menggunakan jilbab, walaupun tidak lebar juga sih, tapi dari dia berpakaian saja membuatku ingin bersikap ramah (rajin menjamah).


Seusai pulang sekolah aku biasa mengantarkan dia. Dia ku bonceng di belakangku dan tangannya memegang erat pinggangku. Dan,,astaga yang tak pernah terpikirkan olehku, dia memelukku erat seakan tak ingin terjatuh dan otomatis payudara 36B di balik jilbabnya itu menempel banget di punggungku. Aku yang sedikit kaget dikejutkan oleh suaranya,
”kenapa yo?ko ga jalan?apa Lina harus duduk mundur lagi nih?”, kata dia.
Ya ampun, gadis alim berjilbab yang ku kenal adalah anggota dari Majelis Ta’lim sekolahku itu ternyata dengan sengaja menempelkan dadanya pada punggungku.
”eh,..iya Leo antar kamu pulang.gitu aja deh duduknya”, kataku sambil nyengir, ”nakal Leo..”
dan akhirnya aku pun mengantarkannya sampai rumahnya. Aku langsung memarkirkan kendaraanku di halaman rumahnya dan segara masuk ke dalam rumahnya yang ternyata dalam keadaan sepi.
 ”orang tua kamu kemana lin?”,kataku
”lagi pergi kerumah nenek,tadi mama telpon waktu aku masih disekolah”,kata lina padaku,
”owhh..bebas dong kita..”,kataku lagi,
”emang kenapa?”,dia bertanya padaku,
”ya gapapa,Cuma kan kita berdua aja sayang sekarang.”, aku menambahkan...
”Leo mau minum apa?”,dia bertanya padaku,
”apa aja deh,yang penting itu buatan kamu..susu juga boleh,,hehehe”,sambil sedikit tersenyum nakal,
 ”susu lina?”. aku melotot waktu Lina berkata seperti itu.
Dia pun mendekati aku, ”emang Leo ga mau susu Lina ya?”.
Lina pacarku, seorang gadis SMA yang masih menggunakan seragamnya lengkap dengan jilbabnya segera rebah di sampingku.
”Leo, Lina sayang Leo”,dengan mata sayu dia mengatakan itu,
”Leo juga sayang Lina”.
Seketika itu juga aku beranikan diri mencium bibirnya,
 ”ccuuuuuppp,,,mmmmmmmmm....”,
Lina tidak membalas ciumanku, justru dia bergerak mundur, 

”Lina belum pernah ciuman yo.Leo mau ajari Lina?”.
satu hal lagi yang membuatku semakin nafsu terhadap gadis berjilbab didepanku ini, dia masih polos sekali. Dan akhirnya ku ajari dia berciuman, dwngan masih menggunakan seragam sekolah dan jilbabnya kami berciuman. awalnya dia suka mengigit lidahku. Namun akhirnya dia makin berani menyedot bibirku dalam-dalam, serta memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku. Hingga akhirnya kamipun melakukan French Kiss yang begitu bernafsu. Aku baru menyadari pacarku ini sangat bernafsu sekali saat dia mencium bibirku, melumatnya, menyedotnya juga. Dan tiap hari setiap ada kesempatan kami selalu berciuman, dan dia pun semakin berani menciumku..
”mmmmmm,,,,ssshshhhhhh,,,Leooo,,mmmmmmm” desahnya saat kami berciuman dan sungguh bikin aku nafsu.
Sore itu dirumahnya di ruang tamu rumahnya kami berciuman dengan penuh birahi. Sore itu dia yang menggunakan jilbab pink, kaos panjang ketat serta celana panjang katun ada dalam dekapanku menikmati ciumanku.
 ”mmmmm,,,cccruuuuuppppp....sssshhhhhh,,...aaahhhhhh...Lleooooo....”, dia mendesah ketika mulutku turun ke lehernya dan menyingkapkan jilbabnya serta mencium lehernya dengan penuh nafsu. Dia melingkarkan kedua tangannya ke belakang leherku dan menekannya ke lehernya yang sedang kunikmati.
 ”ccccccuuuuuuuuuppppppppppp.....mmmmmmmmmmhhhhhhh”, ku tinggalkan bekas cupang di lehernya hingga merah,
”aaaaaakkkkkkkhhhhhhhhh...ssssssfffffffffffffhhhhhh Leeeeoooooooo....”..
dia makin bernafsu ketika ku cium di bagian depan lehernya.
”mmmmmmhhhh,,Leo maaaauuu ngaaa...paiiinn?”,
dia sedikit sadar ketika telapak tanganku sudah berada di depan dadanya dan agak sedikit menekan dadanya.
”aaaakkkkkhhhhhh........Leeeeeeoooooo”,dia mendesah ketika kutekan dan kuremas lembut dadanya.
”sakit yank?”, dia menggelengkan kepalanya.
Dalam hatiku bersorak gembira, tanda lampu hijau sudah kudapatkan darinya. Aku semakin berani meremas dadanya. Itu semua kulakukan dengan masih berpakaian lengkap. Dan aku menikmati dadanya dari balik jilbabnya yang terjatuh ketika kucium lagi bibirnya. Dia semakin menikmati remasanku itu, terbukti dari tangannya yang berada di atas tanganku yang meremas tanganku, seolah dia tidak ingin hal itu berhenti. Dan sore itu pun kami melaluinya dengan ciuman juga remasan, tidak lupa ku tinggalkan bekas merah di leher di balik jilbab pinknya, yang menandakan gadis berjilbab ini sudah ku jamah.
”krrrrrriiiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg...........”
wah, ada telpon tuh...next time lagi ya..Leo sayang,,lagi apa?ke rumah Lina dunk….”
 Itulah sms yang kuterima dari Lina, pacarku yang cantik berjilbab alim itu…
Dan sore itupun aku lasngsung ke rumah Lina. Dan sesampainya di rumahnya,ku ketuk pintunya dan Linapun membukakannya untukku dan betapa terkejutnya diriku melihat pacarku ini yang sungguh cantik. Dia memakai jilbab pink kesukaannya, celana bahan warna putih yang membuat kakinya terlihat dari balik celananya itu karena sinar matahari sore itu, juga kaos lengan panjang yang menurutku cukup ketat sehingga membuat dadanya yang 36B itu terlihat tercetak jelas dari balik kaosnya yang sedikit tertutup oleh jilbabnya.
“kamu cantik banget sayang….”
“kan kamu mau datang saying, jadi Lina mau tampil cantik di depan kamu..”
“makasih sayang…”
Dan kami pun masuk langsung ke ruang kluarganya dimana biasanya keluarganya kumpul. Di situ aku baru tau dia memilik kakak perempuan juga yang tak kalah cantik dengannya,dan pastinya berjilbab juga. Karena Lina ini hidup di lingkungan yang taat agama, terbukti di sekolahnya dia adalah anggota dari Majelis Ta’lim dimana aku dan dia bersekolah.
Sore itu adalah malam minggu dan aku pun tak mau melewatkannya begitu saja. Aku ingin berdua dengan kekasihku yang cantik ini dibalut jilbab pink kesukaannya.
“papa mama kemana saying.?”
“Lagi pergi ke luar kota sayang ma mba Leni juga. Ga tau ada urusan apa.”
“owhh…”
Akhirnya dari sore itu kami melewatkan dengan jalan-jalan memutari kota, sempat nongkrong sebentar di alun-alun kota dan aku juga mengajaknya nonton di bioskop di kotaku. Dan dalam kami nonton film mataku tak pernah lepas dari dadanya yang montok di balik jilbabnya itu. Dan saat film berjalan aku memeluknya dan dia merebahkan kepalanya di bahuku dan serta merta tercium wangi rambutnya yang baru dikeramas. Dan ketika ia mangangkat wajahnya segera kucium bibirnya yang lembut itu.
“mmmmhhhhhhh…”
Dia menyambut ciumanku itu dengan penuh nafsu. Kami beradu lidah dan juga bibir kami basah.
‘mmmmmhhhhh…sssshshhhhhhhh”
Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Dan tanganku pun tak mau tinggal diam.karena ku merangkul dirinya dengan leluasa tanganku dapat meraih dada sebelah kanannya. Ku usap lembut dadanya itu, sehingga Lina pun mendesah. Aku angkat jilbabnya sedikit agar tak ketahuan orang juga. Untungnya yang menonton saat itu hanya sedikit, jadi aku lebih leluasa menjamah dadanya yang indah itu.
‘mmmmhhhh…aaahahhhhhhh sayyyyaaaaaannngggggg……ennnaaaaaaakkkkkk”
Tanganku berusaha masukke dalam kaosnya karena ku ketahui ternyata kaosnya itu berleher rendah. Kuusap dada atasnya itu. Pelan-pelan ku masukkan tanganku ke dalam kaosnya. Dia agak bergerak sedikit demi membuatku leluasa menjamah dadanya. Dan segera keremas lembut dadanya itu dari balik branya.
“aaahhhhhhhhhhhhhhhhh….sssssssssshhhhhhhhhhhh” desahya perlahan.
Lalu tiba-tiba dia berdiri dan bukannya marah, dia menarik tanganku,,
“kita pulang aja..”
Dan tanpa berkata lagi kuikuti dia..
Dan sepanjang perjalanan dia terus menempelkan dadanya ke punggungku sehingga tarasa empuk sekali. Dia pun memelukku erat. Dan situasi itu ku manfaatkan. Tangannya kutarik dan kuletakkan dia atas celanaku. Dan betapa kagetnya dia sehingga tanpa sadar dia meremas kontolku yang sudah cukup tagang itu.
“aakkkkkhhhhh….Leo nakal ya.”
Dia sekarang meremas dengan lembut. “punya Leo gede ya”
Dan akhirnya kami pun sampai dirumahnya. Segera pintu gerbang dikunci dan kami masuk rumahnya dan kami kunci. Dia segara mendekapku dan menciumku penuh dengan nafsu. Bibirnya melumat habis bibirku. Tapi untungnya tidak dimakannya,,hehehe. Angannya merangkul kepalaku dan menekannya seakan tak mau terlepas. Akupun tak mau tinggal diam, ku balas ciumannya itu dengan penuh nafsu juga dan lidah kami pun saling bertaut.
“mmmmhhhh scccccuuuuppppp …..ccruupppppp sssshhhhhhh aaaahhhhhh”
Desahnya yang semakin membuatku nafsu. Dan tanganku mulai membelai kepalanya yang masih tertutup jilbab itu dan turun hingga ke lehernya dengan mengangkat jilbabnya sedikit dan peerlahan masuk kedalam kaosnya dan membelai lembut dadanya. Ku remas lembut dadanya itu dan dia makin mendesah merasakan nikmat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
“aaahhhhhh Leooooo…enneaaaaaaakkkk….”
“Leo,,,male mini Lina pengen merasakan nikmatnya seks. Lina cuma tahu dari teman Lina yang pernah ngesex, katanya nikmat banget. Lina pengen Leo..”
“Lho, emang Lina selama ini gimana?”
“ga gimana-gimana, Cuma Lina tahan aja kalo lagi pengan banget. Waktu Leo remas dada Lina itu, begitu Leo pulang pas Lina ganti baju, celana dalem Lina basah sayang..”
“kalo sekarang..??” sambil tanganku meremas memeknya dari luar celananya..
“aaakkhhhhhhhhh…Leo nakal. Leo lihat sendiri aja..”
Senyumnya begitu mengisyaratkan bahwa pacarku yang alim ini sudah mengijinkan diriku untuk menikmati tubuhnya. Dan matanya betul-betul penuh dengan nafsu.
“Leo ko bengong?’
“gapapa ko Lin…”
“Leo…”
“knapa Lina sayang…”
“Lina pengan tau kemaluan cowo,,punya Leo”
Kaget sekali waktu ku dengar dia berkata begitu.
“ayo dunk Leo sayang…”
Seorang gadis berjilbab di depanku yang tak lain pacarku sendiri, yang ku kenal sangat alim saat ini sedang bernafsu didepanku dan ingin sekali tahu kontolku.
“hmm,,Lina buka sendiri ya…”
:oke deh..”
Dia begitu senang ketika kuijinkan melihat kontolku. Segera dia berjongkok di depanku dan tanganny membuka celanaku.
“ikkhhhhh….”
“kenapa Lin?”
“nongol di atas cd tititnya…”
Dia begitu polos sehingga dia menyebutnya dengan titit. Dia makin mebuka celanaku dan akhirnya menyisakan celana dalamku saja. Dia mengusap kontolku dari luar celana dalamku.
“Leo,,tititnya gede banget”
Padahal ga gede-gede banget sih, panjangnya Cuma 15cm dan diameternya cuma 4cm aja. Tapi mungkin baru pertama kali dia melihat kontol itu seperti apa, dia bilang besar.
“aaakkkkkkhhhhh…..” aku begitu menikmati sentuhannya..
Dia pun akhirnya membuka celana dalamku. Dan dia melirikku ke arahku dan tersenyum nakal di depan kontolku.
“titit Leo item, beurat,,,hehehehe.
“pegang dong sayang..”
Dia pun memegang kontolku dengan tangan mungilnya. Dan sungguh pemandangan yang indah. Pacarku yang alim berjilbab ini sekarang sedang menggenggam kontolku dengan masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Da mulai mengaocok-ngocok kontolku.
“Leo..titit Leo tambah gede” dengan tetap mengocoknya.
“itu namanya kontol Lina sayang…coba bilang”
“hmmm..Lina mau emut kontol Leo boleh?’
“boleh sayang….”
Dia mulai mengecup kontolku dengan lembut dan menjilat ujung kontolku.
“mmmmmmhhhh,,,ssssllluuururrrrrrrppppppp…aaaaahhhhhh”
“asin Leo,,hehehehe…….”
“enak banget Lina syang…”
Dan akhirnya dia mulai belajar mengoral kontolku. Dengan penuh nafsu dia terus menjilat, mengulum, mengocok kontolku seakan dia mendapat mainan baru. Dan maki hari dia makin mahir memainkan kontolku. Dan tak tahu kenapa dia suka sekali mengoral kontolku. Dia pernah berkata padaku dia ga bias tidur kalo sahari saja tidak mengoral kontolku. Dia pun suka sekali meminum pejuku yang dia sendiri keluarkan menggunakan mulutnya. Kami pun pernah melakukannya di toilet sekolah. Saat itu dia sms mengatakan dia horny dan ingin mgoral kontolku dan mngajakku ke toilet.akupun segera mnyusulnya ketika dia sudah duluan ke toilet.
Dan di dalam toilet itu dia segera membuka celanakku dan dengan penuh nafsu dia menjilat, mengulum, mngocok kontolku hingga akhirnya akupun klimaks dimulutnya. Itu semua dilakukan tanpa melepaskan jilbabnya itu dan hebatnya lagi, cairan spermaku tak pernah mengotori jilbabnya itu karena selalu ditelannya habis…
“aaakakkkkkkhhhhhhh,,,ccrooootttt,,,,ccrrrtoooooooootttttt”
Pejuku akhirnya keluar di dalam mulutnya…….agi nih....
Aku dan Lina makin mesra. Hampir tiap hari dia minta jatah jus peju padaku. Dan seringnya di sekolah dia selalu merajuk padaku agar mau diemut olehnya. Pernah pada suatu hari dia sangat bernafsu sekali menyedot kontolku hingga aku mau tak mau keluar sampe 2x olehnya, dia bilang kalo kontolku enak sekali dan kalo satu hari saja dia tidak minum peju dari kontolku, dia sangat pusing.
Malam minggu itu aku dirumahnya namun seluruh keluarganya ada semua dirumah. Kami berdua duduk di taman belakang rumahnya dan malam itu dia memakai rok panjang dan kaos putih panjang sehingga bra hitamnya sedikit menerawang dan aku sempat memperhatikannya.
“Leo suka tete Lina ya.?”
Dia sadar ketika kuperhatikan dadanya.
“suka banget sayang, apalagi tete kamu gede gitu, enak banget buat diemutin”
Walaupun tertutup dengan jilbab pink kesukaannya, namun tetap saja dadanya begitu menonjol di balik jilbabnya itu. Di taman itu kurangkul dirinya dan tangan kananku ada disamping tubuhnya. Perlahan kususupkan tangan kananku ke balik jilbabnya itu dan sedikit kuremas.
“Leo,,nanti ketahuan sama mama.”
“kan mereka di dalam..”
“mmmmhhh…sssshhhhhhhhh,,kerasan dikit Leo”
“enaaaaakkkkkk……aaahhhhhh”
Dia mulai mendesah tanda dia mulai terangsang..
“Linaaaaa……” suara mamanya memanggil Lina. Kami terkejut dan segera kami membenahi diri.
‘ganggu aja ni nyokapnya’ umpatku dalam hati..
“mama sama papa pergi dulu. Kamu kalo mau pergi jangan lupa pintunya dikunci, mba Desi bawa kunci ko tadi. Leo, jagain anak tante ya”
“iya tante.”
Setelah orang tuanya pergi, Lina segara mengunci pintunya.
“Leo sayang, sekarang kita bebas. Katanya tadi mau nenen ya.”
“hmm,,Leo sayang, Lina kangen ma kontol Leo nih…”
“ia sayang…ukkkhhhhh.” Dia berkata sambil meraba selangkanganku yang tentunya si kontol uda ngaceng.
“Leo uda ngaceng ya?”, “kangen ma mulut Lina ya?” dia tersenyum nakal sambil membuka resleting celanaku.
“hmmm,,,,shhhh…Leo. Lina jadi pengen nih…” sambil mengocok-ngocok lembut kontolku di genggamannya.
“aaahhhhhh….Leo kontolnya gede banget sih…Lina jadi pengen coba masukin ke punya Lina nih.”
Kaget aku mendengar hal itu, namun senang juga. Karena selama ini aku memang ingin sekali ngentot dengan pacarku ini, tapi selalu ku tahan karena kuingin dia sendiri yang memintanya. Dan akhirnya saat ini dia memintanya padaku.
“Lina mau kontol Leo masuk ke memek Lina?”
“iya sayang,,Lina mau ngerasain kontol Leo di memek Lina. Di mulut Lina aja enak, apalagi di mulut memek Lina.” Sambil tetap mengocok kontolku Lina berbicara seperti itu.
Dan ini kesempatan bagiku untuk menikmati seorang akhwat, anggota Majelis Ta’lim di sekolahku yang dalam berpemanpilan selalu berjilbab rapih.
“mmmmmmhhhhh……aaaaauuummmmhhhh…sssssshhhhhhhh.eeeeellllmmmm”
Dia mulai menjilati kontolku dari mulai kepalanya hingga batangnya yang berurat itu..
“aaaahhhhhhhhh Linaaaaa…..nikmat banget sayang…..”
“mmmmmhhhhhhhhh……..”
Pemandangan yang sunggguh menggairahkan di depanku dimana pacarku yang alim berjilbab ini sedang mengulum kontolku dengan penuh nafsu. Kepalanya naik turun mangeluar masukkan kontolku ke dalam mulutnya, hingga menimbulkan suara berdecak-decak.
“cccckkkkkk…clllloookkk….cclllluuuupppp…sssslluuuurrrrrpprpppp…aaaahhhhhh”
“Leooo,,,,sssslsuuuuurrrrrrrrrrrrpppppppp…eeeeellllllllllllllmmmmmmm…enak..”
Dia yang madih berpakaian lengkap itu segara ku tarik ke atas dan langsung berhadapan denganku dan langsung ku lumat habis bibirnya..
“mmmmmmhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………”
“aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…….Leoooooooommmmmmmmmmm…”
Kami saling lumat dan lidahku bertaut dengan lidahnya hingga kami melakukan yang kata orang,French Kiss yang begitu hot dan penuh nafsu. Tanganku tak tinggal diam, ku usap lembut dadanya yang sudah mengeras tanda Lina sudah tarangsang berat.
“mmmmhhhhhhh…..” desahnya tertahan oleh mulutku.
Ku angkat kaosnya dari bagian bawah dan kususupkan tanganku ke dalam kaosnya menuju bra hitamnya. Ku angkat bra hitam itu ke atas hingga akhirnya tanganku langsung bersentuhan dengan dadanya yang kenyal itu dan ternyata putting susunya pun sudah menegang. Langsung kuremas lembut dadanya itu dan memainkan putting susunya. Awalnya ku remas dada kirinya sambil memilin putting susunya dengan jari ibu dan telunjukku. Dia mendesah makin tak karuan, nafasnya kini menjadi berat karena rangsangan yang pacarku terima dariku.
“leeoooo…berenti.”
Aku kaget takut dia marah atau bahkan teriak. Namun dugaanku salah, dia mengangkat kaosnya dan melepasnya tanpa melepas jilbabnya.
“Lina selalu berjilbab dan Lina ga mau lepas jilbab Lina ya Leo.kan Leo selalu liat Lina pake jilbab.”
Aku yang mendengar hal itu makin terangsang karena di depanku kini,Lina gadis SMA yang selalu memakai jilbab dalam kesehariannya, mau bertelanjang dada di hadapanku. Dan dia pun melepas bra hitamnya.
“Leo jangan diliatin, Lina malu..hmmmmm,,katanya mau nenen…??!!!”
Segera ku peluk tubuhnya erat-erat seakan ku tak mau melepasnya dan kulumat lagi bibir mungilnya itu. Tanganku kini leluasa menjamah dadanya yang tanpa penghalang lagi. Ku remas dadanya kirinya dan putingnya ku pilin mesra.
“aaaaahhhhhhhhhhhhhhhh Leeeeoooooooo…………”
Ciumanku turun ke lehernya dan ku tinggalkan bekas merah yang cukup lebar disitu. Dan ku makin turun ke dadanya. Kujilati dada atasnya sementara tangan kananku tak berhenti meremas dada kirinya. Dia makin mendesah tak karuan dan kedua tangannya menekan kepalaku hingga terbenam di kedua dadanya yang  putih mulus itu. Tak kusangka malam minggu ini ku dapat sesuatu yang sangat mengasyikkan. Ciumanku kini menuju dada kanannya, pertama-tama kujilati bagian luar dadanya melingkar dan ku tinggalkan bekas merah juga disitu. Lina makin mendesah hebat ketika putting susunya kusenggol dengan lidahku.
“aaaaaaaakkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………………….”
“Leeeeeeeeeeeeooooooooooooooooo eeennnnaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk……….”
Dan aku pun tak tinggal diam, segera ku emut kuat-kuat putingnya itu dan dia semakin menjerit merasakan nikmat yang tak pernah dia rasa sebelumnya. Dan akupun melanjutkan aksiku. Dari dada kanannya mulutku berpindah dan begitu seterusnya hingga ciumanku turun ke perutnya sedikit menggelitik hingga dia merasa geli. Tanganku mengelus-elus pahanya dari luar rok panjangnya itu dan sedikit demi sedikt kusingkapkan roknya ke atas dan kuraba betisnya yang mulus itu dari ujung kakinya. Dan tanganku makin ke atas hingga pahanya yang mulus itu dapat kurasakan dengan tanganku. Roknya sudah tersingkap hingga ke perutnya dan menampakkan pahanya yang mulus itu serta celana dalam krem yang tampaknya sudah lembab juga.
“mmmmmmmmmmmmhhhhhhh……ssssssssssssssssssssshhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh Leeeeeeeeeeeoooooooooooo……………..”
Desahnya saat ku sentuh lembut memeknya dari luar celana dalamnya yang sudah lembab itu. Aku mencium bau khas dari cairan cinta yang selalu kluar dari memek. Dan akupun menciumnya.
“aaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………….”
“ccuuuuppppp cccuupppppppp mmmuaaccccccchhhhhhhhh……..”
“aaaaaaakkkhhhh aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhh Leeeeeeeeooooooooo Lina mau pipiiiiiisssss niiiiiihhhhhhhhh…..aaaaaaaaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhh…..”
Itulah orgasme pertama Lina. Celana dalamnya kini basah oleh cairan orgasmenya sendiri yang pertama kalinya ia rasakan.
“Leo,,,tadi enak banget..basah y memek Lina.?”
“iya Lin, celana dalam kamu juga jadi basah banget nih. Leo buka ya”
Dia mengangkat pantatnya dan waaahhhhh jembutnya tercukur rapi.
“Leo kenapa?suka memek Lina ya?bulunya Lina cukur rutin ko, jadi ga lebat.”
“memek kamu indah banget say…hmmmmmmm…………….”
Aku pun berdiri melihat pacarku ini. Sungguh indah sekali apa yang aku lihat ini, seorang gadis berjilbab kini hanya jilbabnya yang masih rapi. Sementara dadanya sudah terbuka dan kemaluannya pun sudah disajikan untukku yang pacarnya ini. Akupun tersenyum melihat wajah cantik pacarku ini. Dia ikut berdiri dan sedikit terpaku didepanku.
“ikkkkhhhh….Leo jahat. Masa Lina udah telanjang, Leo belum sih…?”
Dia pun melucuti bajuku dan kini aku telanjang di hadapannya dengan kontolku yang menggantung. Dia pun segera membuka roknya dan akhirnya hanya jilbabnyalah satu-satunya yang tersisa di tubuhnya. Dia memelukku dan mencium bibirku lagi serta melumatnya dengan penuh nafsu. Tanganku mulai menjelajahi dadanya dan meremasnya juga dengan penuh gairah. Dia makin mendesah merasakan nafsunya sudah mulai naik lagi. Dan aku merebahkan dia di sofa ruang keluarganya dan kujamah tubuhnya tak henti-henti. Dia makin menggeliat dan mendesah-desah tak karuan saat tanganku mulai menyentuh memeknya dan mengelusnya. Dia makin meranggangkan kakinya saat kucoba mencari itilnya.
“aaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh………..”
Dia menyentakkan tubuhnya saat kutemukan itilnya dan kuelus-elus lembut. Aku memainkan itilnya dengan jariku dan Lina pun mendesah makin keras. Untungnya rumahnya agak besar, jadi kalaupun dia menjerit agak keras tetangga tak akan mendengarnya karena tembok rumahnya cukup tinggi.
“aaaakkkkkhhhhh,,,,aaakkkkkhhhhh Leoooooooo aaaakkkkhhhhh…..”
Ku lumat puting susunya dan tanganku tak henti-hentinya memainkan memeknya hingga kini memeknya makin basah dan becek. Dia terus mendesah-desah merasakan nikmat yang begitu nikmatnya bagi dirinya yang mungkin baru pertama kalinya dia rasakan itu.
“Leeeeeooooooooo….aaaakhhhhh aaaakkkhhhhhh akkkkhhhhhh…..”
Kini mulutku ada di depan memeknya dan lidahku mulai menjilat-jilat memeknya itu juga memainkannya di bibir memeknya. Dia menjerit-jerit penuh gairah hingga membuatku makin bernafsu. Aku terus menjilati memeknya itu dan jariku mngusap-usao itilnya yang makin tegang itu.
“ssslllllluuuuuuuurrrrrrrrrppppppppp aaaaaaakkkkkkkkkkkhhhhhhhhh…..”
“Leeeeeeooooooooooooooooo aaaaaaaaaakkkhhh aaakkhhhhh aaakkkhhhh….”
Dia makin tak karuan desahnya dan ….
“Leooooooooooooooooooooooooooooooooo aaaaaaaaaakkkkkkkkh Lina ga tahan…”
Dia makin mendekati puncaknya dan akupun makin bernafsu memainkan lidahku di memeknya ini. Hingga satu saat,,,
“Leeeeeeooooooooooooo Linaaaaaaaaaaaa kllluuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr.."
Terasa olehku cairan asin gurih kluar dari memeknya yang legit itu. Cukup banyak juga..
“aaakkkhhhhh akkkkhhhhh cccrrruuuuuuuttttttt ccrrruuuutttt aaahhhhhhh…”
Dia begitu menikmati orgasmenya yang kedua hingga bibirku basah terkena cairan cintanya.
“aaaakkkkhhh Leooooooo,….ennaaaaakkkkkk banggeeeeeeetttt sayang…..”
“Lina suka ya.?”
“suka banget Leo,,enak banget neh…akkkhhhh Leoooooo…mmmuuaaacccchhhhhh…”
“makasih ya Leo sayang….”
“sama-sama Lina….
Seketika saja dia langsung mendorongku jatuh di sofa dan segera mengulumm kontolku yang masih lemas itu dan tak ayal kontolku jadi tegang..
“akkkkhhhhhh…..”
‘Linnnaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,pintunya ko dikunci?” itu teriak kakaknya, Desi.
Kami langsung membenahi diri dan aku pun pura-pura ke kamar kecil.
‘siaaaallll banget dah tu kakaknya,,,,terpaksa tunggu kesempatan lain dah…

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : LINA

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : AGNES

CERITA PANAS SEKS JILBAB SERU : AGNES, Agnes Nur Zahara adalah seorang mahasiswi berjilbab dari sebuah universitas negeri ternama yang mencetak calon-calon guru berdedikasi dan berkualitas dikota M yang terkenal dengan julukan S***o E**nnya. Saat ini dia tengah menempuh KKN disemester pendek disebuah desa didaerah persemayaman sang tokoh proklamator. Disana dia selama 2,5 bulan bersama beberapa orang temannya membantu warga desa untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hari ini dia mengenakan jilbab putih sepanjang dada, dengan kaos lengan panjang berwarna putih pula yang sedikit ketat karena semua kaosnya belum kering yang disebabkan beberapa hari ini hujan terus mengguyur dan dipadukan dengan rok panjang warna hitam. Agnes ada janji bertemu dengan bapak sekertaris desa untuk membahas data-data kependudukan.

Setelah berjalan cukup jauh karena jalannya melewati persawahan akhirnya dia sampai disebuah rumah yang cukup asri dan tenang karena jarak antar rumah sedikit berjauhan. Sampai disana dia mengetuk pintu rumah yang terbuat dari lembaran kayu kokoh itu beberapa saat. Tak berapa lama pintu itu terbuak. Seorang pria tua berdiri di depan Agnes. Pria itu bertubuh gemuk dan pendek, jauh lebih pendek dari Agnes. Kepalanya sudah nyaris botak, hanya sebagian rambut di dekat telinga saja yang masih ada, itupun semuanya sudah memutih. Sebuah kumis sebesar pensil melintang di wajahnya yang gemuk dan berminyak. Dialah Sarta, sekretaris desa. “Mbak Agnes ya?” kata Pria tua itu mengagetkan Agnes yang dari tadi terkesima dengan penampilannya. “Eh.. iya Pak Sarta..” jawab Agnes tergagap. Dalam hatinya Agnes juga bertanya kenapa tiba-tiba dirinya dilanda kegugupan yang luar biasa. Pak Sarta mempersilakan Agnes masuk ke rumahnya. Agnes tertegun menatap ruang depan tempat sekarang dia dan Pak Sarta duduk. Ruangan itu tidak terlalu besar, didominasi oleh meja dan kursi kayu tua yang sekarang mereka duduki. Tidak ada hiasan apa-apa di dinding rumah sebagian terbuat dari kayu itu, kecuali sebuah tengkorak kerbau besar dengan tanduknya yang sangat panjang melengkung mencuat ke atas. “Maaf ya Mbak, rumahnya kotor.” Kata Pak Sarta pelan. “Soalnya istri sama anak saya pergi ke rumah orang tuanya, sudah seminggu lebih. Jadi saya sendirian di sini.” Agnes hanya menjawabnya dengan ‘O’ pendek karena tidak tahu harus ngomong apa. “Saya sudah siapkan semua Mbak.” Pak Sarta menunjuk ke tumpukan map dan kertas yang ada di meja. “Sesuai dengan permintaan Mbak Agnes.” Pak Sarta lalu membuka map di depannya satu-persatu dan menyerahkannya pada Agnes. “Yang ini data penduduk, yang ini data tanggal kelahirannya, yang ini data kepemilikan harta benda...” Pak Sarta memilah-milah kertas yang tadi tersusun rapi sehingga sekarang semuanya bertebaran di atas meja. Keduanya mulai terlibat pembicaraan serius mengenai data-data desa yang ada di meja. Agnes mendengarkan setiap penjelasan Pak Sarta dengan serius sambil sesekali menunduk melihat data yang dimaksudkan.

Tanpa disadarinya, setiap kali dia menunduk jilbabnya yang ringan (model paris) jatuh terjuntai kebawah, memperlihatkan kaosnya yang berleher rendah membuat sebuah celah lebar yang memungkinkan siapapun yang ada di depannya untuk melihat ke dalamnya. Pak Sarta tertegun tiap kali menatap apa yang ada di balik kaos itu. Sepasang payudara putih mulus yang terbungkus BH warna merah tipis berenda begitu jelas terlihat menggantung seperti buah melon lunak yang siap dimakan. Disengaja atau tidak, gejolak birahi Pak Sarta yang sudah seminggu lebih ditinggal istrinya mudik langsung melonjak tinggi membuat tubuhnya panas dingin dan gemetar. Celakanya, sampai sekian lama dipelototi, Agnes tidak juga sadar kalau cara berpakaiannya membuat Pak Sarta blingsatan menahan dorongan seksualnya yang setiap saat siap meledak. Agnes sendiri kemudian mulai memperhatikan kalau pandangan Pak Sarta mulai tidak fokus lagi. Dilihatnya Pak Sarta kelihatan gelisah seperti sedang menyembunyikan sesuatu. “Pak..” Agnes menegur pelan. “Pak Sarta nggak apa-apa kan?” Untuk beberapa detik Pak Sarta seperti melamun seoah pikirannya berada di tempat lain. Baru setelah Agnes mengulangi pertanyaannya agak keras Pak Sarta langsung tersadar. “Eeh.. iya.. A.. apa tadi..?” tanyanya gugup menyembunyikan keadaan dirnya yang sesungguhnya. “Bapak nggak sakit kan..?” tanya Agnes lagi. “Dari tadi saya lihat Bapak gelisah sekali.” “Eh.. tidak.. um.. yah.. “ Pak Sarta menjawab kebingungan. “Memang.. tadi sih Bapak agak tidak enak badan.” Jawabnya berbohong. Sesekali pandangannya melirik ke tubuh Agnes. “Wh.. saya jadi nggak enak sudah mengganggu istirahat Bapak.” Kata Agnes. “Oh.. nggak.. nggak apa-apa kok Mbak.” Pak Sarta menjawab cepat. “Saya senang bisa membantu Mbak Agnes.” Katanya tenang meskipun pada saat yang sama, otaknya mulai sibuk memikirkan sebuah siasat. Maka setelah mambulatkan tekadnya, Pak Sarta berdiri dari duduknya. “Tunggu sebentar ya Mbak, Bapak ambilkan minum dulu.” Kata Pak Sarta sambil berlalu. Agnes sempat mencegah, tapi Pak Sarta sudah terlanjur masuk ke ruangan sebelah dalam. Hampir sepuluh menit lamanya Pak Sarta di ruangan dalam, terdengar suara berkelontangan seperti benda logam jatuh ke lantai. Pak Sarta kemudian keluar sambil membawa dua buah gelas berisi teh hangat yang masih mengepulkan uapnya. “Jadi ngerepotin nih Pak..” Agnes tersenyum malu sambil menerima gelas yang disodorkan padanya. “Ah.. cuma air teh ini..” jawab Pak Sarta sambil tersenyum aneh. “Diminum Mbak.” “Eh.. iya Pak..” kata Agnes yang tidak menaruh curiga sedikitpun. Dia memang sebenarnya sudah haus karena obrolan panjang lebar tadi. Diminumnya seteguk air teh dari gelasnya, rasa hangat mengalir di dalam tenggorokannya.



Tanpa disadari, Pak Sarta tersenyum memandang setiap gerakan Agnes. Agnes kemudian minum beberapa teguk lagi membuat isi gelasnya berkurang separuh. Mereka kemudian meneruskan membahas data-data desa, tapi perlahan Agnes mulai merasakan ada yang salah dengan dirinya. Matanya sekarang mulai menjadi berat sekali, tubuhnyapun mendadak menjadi lemas dan pandangannya mulai mengabur membuat pemandangan yang ada di sekelilingnya menjadi bayangan abu-abu samar. Dalam keadaan itu, Agnes sempat melihat Pak Sarta terenyum lebar padanya sebelum akhirnya Agnes terkulai pingsan di meja. Agnes tidak tahu apa yang dilakukan oleh Pak Sarta di dalam. Pak Sarta, yang didorong oleh keinginan nafsu liarnya, mencampurkan obat tradisional yang tidak berbau dan berasa ke dalam minuman Agnes. Pemandangan payudara Agnes yang indah yang dilihatnya lewat kerah kaos Agnes karena jilbabnya sedikit tersingkap membuat dorongan seksualnya bangkit dengan sangat menggebu, hal itu yang membuatnya nekad melaksanakan rencana dadakan yang disusunnya dalam sekejap. Perlahan Agnes membuka matanya, kepalanya masih terasa berat, pandangannya masih kabur, membuatnya tidak bisa melihat dengan begitu jelas.

 Agnes hanya merasa keadaannya sekarang menjadi tidak biasa. Dia merasa saat ini sedang terbaring terlentang di atas sesuatu alas yang agak keras, semacam kasur tua yang sudah tidak bisa menahan berat badan secara sempurna. Dirasakannya pula posisi tangan dan kakinya seperti terlentang ke empat arah yang berbeda. Saat kesadarannya pulih sepenuhnya barulah Agnes terkejut bukan main. Dia berada dalam sebuah kamar tertutup. Tubuhnya terbaring di atas sebuah ranjang kayu beralas kasur tua dengan posisi tangan dan kaki terpentang ke empat penjuru membuat tubuhnya seperti membentuk sebuah huruf X di atas kasur. Agnes mencoba menarik tangan dan kakinya tapi tidak bisa. Dia baru sadar kalau kaki dan tangannya diikat oleh seutas tali yang ditambatkan pada pingiran ranjang. Tali itu meregang kuat sekali merentangkan tangan dan kakinya sehingga membuat Agnes nyaris tidak bisa bergerak. Agnes perlahan merasakan hembusan angin seperti membelai langsung pada kulit pahanya. Seketika dia menjerit, rok panjangnya ternyata sudah tersingkap sebatas pinggang menampakkan kulit paha yang begitu mulus terawat dan juga celana dalam merah berenda menutupi memek Agnes yang terlihat menggembung dibalik celana dalam itu. Kaosnya pun juga turut tersingkap sehingga payudaranya yang lumayan besar berukuran 36B dan terbalut BH merah itupun juga terlihat dan jilbabnya sudah disampirkan kepundaknya. Sungguh sebuah pemandangan yang menggugah birahi, gadis alim berjilbab namun auratnya terlihat jelas. Agnes meronta kuat-kuat mencoba menarik tali yang mengikat tangan dan kakinya, tapi sia-sia, tali itu terlalu kuat untuk tenaganya yang terbatas. “TOLONG!” Agnes menjerit sekuat tenaga.dengan harapan ada yang akan datang menolongnya. “TOLONG!” Agnes kembali berteriak sekuatnya sampai tenggorokannya seakan pecah. “To......” Sekali ini teriakan Agnes berhenti di tengan jalan ketika dilihatnya Pak Sarta masuk ke kamar dan menutup pintunya pelan nyaris tanpa suara. “Eh.. sudah bangun ya Mbak..” katanya seolah tidak terjadi apa-apa pada Agnes. “Apa maksudnya ini Pak..? Kenapa saya dibeginikan..?” Agnes bertanya dengan nada bergetar. Rasa takut mulai menjalari tubuhnya membuat badannya gemetar. Pak Sarta dengan santainya duduk di tepi ranjang tepat di samping Agnes. “Tidak apa Mbak, Bapak tidak akan menyakiti Mbak Agnes kalau Mbak Agnes tidak melawan.” Kata Pak Sarta kalem sambil menyeringai seperti seekor srigala lapar menghadapi mangsanya. “Bapak cuma minta sesuatu dari Mbak Agnes.” Tubuh Agnes seperti disengat listrik, Pak Sarta berkata demikian sambil membelai-belai pahanya yang putih dengan gerakan lembut, seolah sangat menikmati setiap jengkal kulit paha Agnes yang mulus. “Jangan Pak.. jangan.. atau saya akan teriak.” Agnes mencoba mengancam. “Teriak saja Mbak. Bapak tidak keberatan kok..” Pak Sarta berkata kalem. “Tapi Bapak yakin tidak ada yang mendengar Mbak teriak.” “TOLONG!” Agnes melaksanakan ancamannya. “TOLONG SAYA!” Tapi setelah berkali-kali berteriak sampai serak, tidak ada sesuatupun yang yang datang menolong gadis berjilbab cantik ini, tidak ada yang datang untuk menolongnya. Jangankan manusia, hewanpun tidak ada yang lewat di sekitar situ. Agnes makin putus asa. Benar kata Pak Sarta, sampai suaranya habis tidak ada satupun yang menolongnya. Perlahan Agnes mulai tegang dan ketakutan, air matanya meleleh karena putus asa. “Benar kan Mbak.. tidak ada yang dengar..” kata Pak Sarta penuh kemenangan. “Saya ini Sekretaris Desa Mbak, orang kedua setelah Pak Kades, jadi saya punya pengaruh di sini, warga di sini tahu siapa saya, karena itu mereka tidak akan berani ikut campur apapun yang terjadi di rumah saya.” Kata-kata itu bagai vonis kematian bagi gadis berjilbab ini. Ketakutannya makin menjadi-jadi, dia makin putus asa sehingga tidak bisa lagi berpikir jernih. “Jangan Pak.. Ampun... jangan sakiti saya.” Agnes hanya bisa menohon dengan nada memelaskan.

“Bapak kan sudah bilang Mbak, kalau Mbak menurut, Bapak nggak akan menyakiti Mbak.” Kata Pak Sarta sambil pelan-pelan membelai jilbab dan wajah Agnes. “Bapak sudah seminggu lebih ditinggal istri Mbak, Bapak cuma minta Mbak mau Bapak ajak begituan.” Katanya sambil menunjuk ke arah selangkangan Agnes. “Jangan Pak.. Jangan.. Jangan lakukan itu.. saya mohon..” Agnes menangis sejadi-jadinya. Tapi Pak Sarta yang sudah kehilangan akal sehatnya makin tidak sabar menghadapi Agnes yang melawan. Maka dia segera naik ke atas ranjang. Dengan gerakan pelan dia mulai menyobek kaos Agnes dan menyingkapkannya ke samping. Seketika itu payudara Agnes yang masih terbungkus BH merah tipis mencuat menggemaskan. Agnes terbaring dengan tubuh hanya tertutup BH dan celana dalam tipis. “Ohh.. puting yang baguss..” kata Pak Sarta tanpa menghiraukan tangisan Agnes. Perlahan diremasnya payudara Agnes dari luar. Agnes menegang merasakan sentuhan tangan Pak Sarta yang kasar pada kedua belah payudaranya. Selama ini hanya teman sekelasnya saja yang pernah menyentuh payudaranya dan itupun dulu sewaktu dia masih SMA. Sekarang seorang tua buruk rupa dan tidak tahu diri yang melakukannya. “Ohhh.. puting yang lembut.” Ujar Pak Sarta dengan ekspresi begitu menikmati setiap jengkal payudara Agnes. Lalu tangannya merogoh ke dalam mangkuk BH Agnes dan meremas payudara itu dengan lembut. “Oohh....” Agnes merintih lirih saat tangan Pak Sarta benar-benar menyentuh payudaranya. Sebuah sensasi menyenangkan segera menjalari tubuhnya yang menegang. “Ohh.. lembut sekali..” Pak Sarta mengomentari payudara Agnes. “Mimpi apa ya semalam, bisa dapat puting gadis berjilbab sebagus dan selembut ini?” gumamnya tidak jelas. Agnes hanya bisa menangis mendapat perlakuan buruk itu. Remasan tangan Pak Sarta pada payudaranya terasa menyakitkan, tapi herannya Agnes juga merasakan sebuah perasaan aneh. Perasaan yang mengatakan sentuhan tangan ini berbeda dengan sentuhan tangan temannya dulu, karena itu meskipun mulutnya menolak, tapi tubuh dan pikirannya berkata lain. Perasaan itulah yang menyebabkan Agnes membiarkan perlakuan Pak Sarta pada payudaranya. “Ohh.. sekarang kutangnya dibuka ya Mbak..” kata Pak Sarta pelan. Agnes hanya diam saja mendengarnya. Sebagian pikirannya sudah mulai dirasuki nafsu birahi yang perlahan meninggi. Melihat hal itu Pak Sarta makin bersemangat, dengan satu sentakan kasar, BH Agnes ditariknya sampai putus. Sekarang payudaranya mencuat telanjang, begitu putih, mulus dan kenyal siap untuk dinikmati oleh Pak Sarta. “Ohhh.. “Pak Sarta terpesona mengagumi bentuk payudara Agnes yang indah. “Ini baru yang namanya puting.. sudah montok, putih, mulus pula..” Lalu pelan-pelan dirabanya kedua belah payudara mulus itu, kemudian dengan gerakan seperti orang mencuci kaos, payudara Agnes diremasnya dengan kekuatan penuh. “Ahhk..” Agnes menegang, tubuhnya melengkung ke atas membuat payudaranya makin membukit, hal itu tidak disia-siakan oleh Pak Sarta, dia makin gencar meremas-remas payudara Agnes. Lalu pelan-pelan giliran bibirnya yang berkumis tebal yang maju, dengan gerakan lembut, dijilatinya kedua puting payudara Agnes dengan lidah dan bibirnya, sesekali dikulumnya puting payudara itu seperti gerakan bayi yang minum susu ibunya. Gerakannya sangat lembut membuat Agnes terlena. Perlahan desahan nafasnya mulai tidak teratur, gerakannya juga mulai liar. Beberapa kali Agnes melenguh penuh perasaan saat bibir Pak Sarta mengulum puting payudaranya. Perlahan Pak Sarta mulai mengarahkan sentuhan tangan dan bibirnya ke bagian bawah tubuh Agnes menyusuri perut Agnes yang licin dan berhenti di selangkangan Agnes yang terkuak lebar. Perlahan digosoknya begian selangkangan Agnes dengan jarinya, sentuhan jari pada bibir vaginanya membuat Agnes menjerit tertahan. “Bapak pingin tahu nih gimana sih bentuknya tempik cewek kota.” Maka dengan gerakan kasar, Pak Sarta merobek celana dalam Agnes, celana itu sangat tipis dan nyaris transparan sehingga tidak perlu tenaga besar untuk merobeknya. Sekarang Agnes sudah sempurna bertelanjang bulat. “Uoohh..” Pak Sarta terpana melihat belahan bibir vagina Agnes yang masih sempurna,dihiasi oleh jembut yang tipis. “Tempiknya bagus bangeet.. Mbak pasti belum pernah ngentot ya.. tempiknya masih bagus nih..” Agnes menggeleng ketakutan, dia memang belum pernah melakukan hubungan badan. “Belum pernah ngentot? Kalau bagitu bapak beruntung bisa memperawani cewek kota yang secantik Mbak.” Kata Pak Sarta dengan senyum puas. Dia lalu menunduk menempatkan wajahnya tepat di depan liang vagina Agnes yang terbuka.

Matanya menatap tajam kearah kemaluan yang sudah basah itu, hembusan nafasnya makin terasa bersamaan dengan wajahnya yang makin mendekat. “Aahhh…Pak !” desahan halus keluar dari mulut Agnes saat Pak Sarta menyapukan lidahnya pada bibir kemaluannya. Gerakan lidah Pak Sarta seperti ular yang menggeliat menyapu seluruh permukaan bibir vagina Agnes. Agnes merintih merasakan tubuhnya seperti didesak oleh kekuatan dari dalam, seperi gunung berapi yang tersumbat. Hal itu membuatnya makin tidak terkendali, desahannya sudah berubah dari desaha ketakutan menjadi desah nikmat. Lidah Pak Sarta semakin liar saja, sadar kalau korbannya sudah mulai goyah, kini lidah itu memasuki liang vagina Agnes dan bertemu dengan klitorisnya. Badan Agnes bergetar seperti tersengat listrik dengan mata merem-melek Bukan saja menjilati, Pak Sarta juga memutar-mutarkan telunjuknya di liang itu, sementara tangan lainnya mengelusi paha dan pantatnya yang mulus. Permainan mulut Pak Sarta pada daerah yang paling pribadinya itu mau tidak mau membawa perubahan pada dirinya. Geliat tubuhnya sekarang tidak lagi menunjukkan perlawanan, dia nampak hanyut menikmati perlakuan Pak Sarta, hati kecilnya menginginkan Pak Sarta meneruskan aksinya hingga tuntas. Dibawah sana Pak Sarta makin meningkatkan serangannya menjilat dan mengisap vaginanya. “Mmmhh…tempiknya Mbak emang hebat banget, rajin dirawat yah ?” gumam Pak Sarta ditengah aktivitasnya. Agnes tidak mendegarkan ocehan Pak Sarta, seluruh perasaannya kini tertumpah pada sensasi yang didapatkannya dari perlakuan Pak Sarta. Sepuluh menit kemudian, tanpa dapat ditahan lagi cairan pelumas membanjir keluar dari vaginanya diiringi erangan panjang, tubuhnya menggelinjang dan menegang tak terkendali. “AHHHKKHHH...” diiringi jeritan tertahan, Agnes mengalami orgasmenya yang pertama, perasaannya bagaikan gunung berapi yang sumbatnya telah lepas, meledak dengan begitu dahsyat melontarkan apa yang sedari tadi ditahannya. Tubuh Agnes kembali lemas dengan nafas terengah-engah, sensasi orgasmenya benar-benar membuat tubuhnya seperti melayang di angkasa. Melihat itu Pak Sarta makin yakin kalau Agnes sudah sepenuhnya ada di dalam genggamannya. Maka dia mulai membuka pakaiannya sampai telanjang, dn penisnya yang sedari tadi memang sudah menegang sekarang mengacung begitu sangar di hadapan Agnes. Perlahan Pak Sarta mulai menindih tubuh mulus Agnes yang basah olah keringat. Aroma parfum mahal yang dipakai oleh Agnes membuat nafsu Pak Sarta makin menggelora. Perlahan diciumnya bibir Agnes dengan lembut beberapa kali, lalu dipeluknya tubuh mulus itu sambil berusaha mendesakkan penisnya di kemaluan Agnes. “Oohhh.....” Agnes merintih menahan nyeri saat penis besar itu menyeruak ke dalam kemaluannya yang sempit, demikian juga Pak Sarta meringis menahan sakit merasakan penisnya tergesek dinding vagina Agnes. Dengan beberapa kali gerakan tarik dorong yang keras maupun lembut, penis itu akhirnya terbenam seluruhnya di dalam vagina Agnes. Mata Agnes sudah basah oleh air mata, tangisan yang disebabkan rasa putus asa, nyeri, dan ketidakberdayaannya dalam pelukan seorang pria tua. “Ohh.. masuk juga akhirnya..” Pak Sarta mendengus lega. “Gila, tempiknya Mbak Agnes seret banget lho..” Lalu Pak Sarta mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, mula-mula pelan, tapi setelah beberapa saat setelah dirasakannya vagina Agnes terbiasa menampung penisnya, gerakan Pak Sarta makin teratur, Vagina Agnes yang masih sempit mulai licin dan lancar meskipun masih sangat menjepit. Pak Sarta melakukan persetubuhan dengan gerakan yang liar, kadang pelan dan lembut, kadang kasar dan sangat cepat seperti dikejar setan. Gerakan-gerakan liar itu membuat Agnes makin tersapu oleh sensasi liar di dalam tubuhnya. Setelah mengalami orgasme, desakan seksualnya menjadi makin liar mambuatnya terlihat sangat menikmati persetubuhannya dengan Pak Sarta. Setelah hampir sepuluh menit mereka bersatu, Agnes tidak tahan lagi, dorongan nafsu seksualnya sudah mangalahkan akal sehatnya, diapun mengerang dan mendesah seirama gerakan penis Pak Sarta yang menggenjot vaginanya. "AAAAhhhhhh….."Agnes mengerang keras, dia kembali mengalami orgasme, meskipun tidak sehebat yang pertama, tapi cukup kuat untuk membuat vaginanya berdenyut kencang. Pak Sarta merasa penisnya seperti dicengkeram tangan baja yang membetotnya seperti mau dicopot dari badannya. Sensasi jepitan vagina Agnes yang begitu kuat membuatnya tidak tahan lagi. “AAAAhhh mau keluar nih, aaaahhhhh… Bapak mau keluar nih….." erang Pak Sarta kuat-kuat, dijambaknya rambut Agnes, lalu dengan satu dorongan terakhir yang membuat penisnya membenam total di dalam vagina Agnes, Pak Sarta melepaskan orgasmenya, menyemburkan sperma yang begitu banyak ke dalam rahim Agnes. Tubuh-tubuh telanjang itu terkulai lemas saling bertumpuk, menciptakan pemandangan yang sangat menggairahkan dimana sosok Agnes yang putih mulus dan bagitu ramping ditindih oleh tubuh gendut dan hitam Pak Sarta. Setelah puas mereguk kenikmatan birahi dari tubuh Agnes yang sexy itu, Pak Sarta kemudian bangkit dari ranjang. Diliriknya tubuh telanjang Agnes yang terikat dan tergolek tanpa daya di ranjang. Pak Sarta tertegun sambil sekaligus senang ketika dia melihat bercak darah di sekitar selangkangan Agnes. Berarti Agnes memang benar-benar masih perawan sebelum diperkosa olehnya. Karena itulah Pak Sarta kemudian mencium kening Agnes sambil berujar, “Terima kasih Mbak sudi memberikan keperawanannya sama Bapak.” Agnes hanya bisa menangis mendengarnya, kesadarannya perlahan pulih, membuat dirinya merasa diperlakukan secara hina. Tapi dalam keadaan seperti ini, Agnes benar-benar tidak sanggup melawan keinginan Pak Sarta. Pak Sartapun yakin kalau Agnes tidak akan melawannya lagi, karena itulah dia memutuskan untuk melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Agnes. Agnes sendiri tidak berbuat apa-apa meskipun dirinya sudah tidak terikat. Dia hanya bisa tergolek di atas ranjang, menunggu nasib selanjutnya. Melihat tubuh yang mulus dan telanjang dengan jilbab yang masih dikenakan namun acak-acakan itu tidak berdaya di atas ranjang rupanya membuat birahi Pak Sarta kembali meninggi. Masih dalam keadaan bugil, Pak Sarta mengocok-ngocok penisnya sendiri, lalu dia kembali menaiki ranjang. Ditariknya tangan Agnes sehingga Agnes sekarang tersimpuh di ranjang. Tiba-tiba Pak Sarta menyorongkan penisnya yang setengah berdiri ke wajah Agnes. “Sekarang Mbak Agnes tolong emut punya Bapak dong..” kata Pak Sarta sambil menyodorkan penisnya yang hitam ke wajah Agnes dengan gaya santai. Agnes menggelengkan kepalanya dengan ekspresi jijik melihat penis yang legam itu seperti pistol yang menodong wajahnya. “Jangan takut Mbak, entar juga enak kok..” kata Pak Sarta masih dengan gaya santai, seolah menyodorkan permen kepada anak kecil. Agnes kembali meneteskan air mata menggeleng, hal itu membuat Pak Sarta tidak sabar, ditariknya jilbab Agnes sampai wajahnya mendongak, lalu digesek-gesekkannya penisnya ke wajah Agnes. Agnes pelan-pelan menurut, dibukanya mulut mungilnya dangan enggan, lalu seperti menelan permen besar, penis Pak Sarta meluncur masuk ke mulutnya. Terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian dihisap dan dikulumnya penis itu dengan lembut, sesekali Agnes mengocok-ngocok penis itu dengan tangannya juga, lama kelamaan Agnes mulai terbiasa dengan penis Pak Sarta dan mulai dapat menyesuaikan diri, Agnes menjilati samping-sampingnya hingga ke buah pelirnya, Agnes bahkan memainkan ludahnya sedikit di penis itu, kemudian Agnes kembali memasukkan kepala penis itu ke mulutnya. Pak Sarta mendesah merasakan kehangatan mulut Agnes, sentuhan lidahnya memberi sensasi nikmat padanya. “Uuhhh…gitu Mbak, enak…mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepala Agnes dan memaju-mundurkan pinggulnya. Agnes merasakan wajahnya makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Pak Sarta yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongannya. Pak Sarta yang merasakan kehangatan dari bibir dan mulut Agnes makin meledak, lalu dengan menahan kepala Agnes diselangkangannya menggunakan kedua tangannya, dengan kasarnya Pak Sarta menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penis itu menggenjot mulut Agnes. “Aggh..aggh... .” suara Agnes terdengar tersedak oleh penis Pak Sarta. Tangan Agnes berusaha menahan pinggul Pak Sarta agar tidak bisa memompa penis besar itu ke dalam mulutnya. Tapi usaha Agnes sia-sia saja, Pak Sarta dengan kuat mencengkeram kepala Agnes dan mennyodok-nyodokkan penisnya dengan kasar membuat Agnes menggelepar berusaha untuk bernafas dengan baik Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan hal itu, sampai Pak Sarta menekan kepalanya sambil melenguh panjang. dirasakan sebelumnya. Pak Sarta masih terus menggenjotnya selama beberapa menit ke depan, dan akhirnya dia pun mencabut penisnya lalu buru-buru mendekati wajah Agnes. “Arrghhh... Oohhhh...” Pak Sarta kembali melenguh bagai banteng terluka, seketika Aly amerasakan wajahnya tersiram oleh cairan hangat yang kental dan lengket dan berbau. Pak Sarta menyemprotkan spermanya ke wajah Agnes dengan deras. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan rambut gadis itu. “Ohhhh..” lenguh Pak Sarta yang kali ini benar-benar puas telah berhasil melepaskan keinginan seksualnya pada gadis cantik itu. Pak Sarta akhirnya terkapar di ranjang karena kelelahan, dibiarkannya Agnes yang terdiam sambil menangis.
Tamat 

CERITA PANAS WANITA JILBAB : ERNI

CERITA PANAS WANITA JILBAB : ERNI , Namaku Doni, lajang 36 tahun bekerja sebagai asisten manager pada sebuah perusahaan swasta nasional. Aku mempunyai pengalaman menarik pada saat aku sedang berakhir pekan di Anyer, Banten beberapa waktu lalu. Biasanya akhir pekan kuhabiskan dengan clubbing dengan teman-temanku. Tapi kali ini aku ingin sendirian menikmati hari libur yang hanya singkat itu. 

Nah, sewaktu disana aku ceroboh saat bermain di pantai hingga hp kesayanganku nyemplung di air laut. Gara-gara itulah aku mendapatkan pengalaman menyenangkan yang tak terduga.

Singkat cerita esoknya hari Sabtu aku meluncur dengan sedanku menuju pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Cilegon untuk membeli pengganti ponselku yang rusak. Sesampainya disana aku langsung menuju ke lantai atas yang merupakan lokasi pusat perdagangan hp disana. Setelah cari merek dan model terbaru yang memang sudah kuincar dari kemarin akhirnya kudapatkan disalah satu gerai yang cukup besar disitu. Sambil duduk, kucoba-coba fitur yang ada pada ponsel yang baru kubeli. Saat asyik mengutak-utik barang baru tersebut, sales gerai yang berada dihadapanku sekonyong-konyong berucap,”Cari apa mbak?”. Refleks kepalaku menoleh samping. Sosok yang disapa tadi berdiri disamping agak kebelakang.

Seorang gadis berseragam hem putih lengan panjang dengan rok abu-abu panjang semata kaki mengenakan jilbab putih. Yang disapa hanya menjawab,”Ah, nggak mbak. Cuma lihat-lihat”, sambil tersenyum kecut. Sekilas dari pengamatanku sosok gadis tersebut mempunyai tinggi 160cm dan berwajah cukup manis dan cantik. Sepertinya ia tertarik pada ponsel yang baru kubeli ini. Aku tahu itu karena pada saat melihatnya, dia seperti sedang berdiri memperhatikan hp yang sedang kuutak-utik.

Tak lama kemudian gadis itu beranjak pergi. Entah kenapa aku jadi ingin melihat sosoknya sekali lagi. Sambil bergaya seperti hendak menelpon dengan hp baru, kutolehkan kepalaku sedikit.

“Wah! Boleh juga nih cewek”, ujarku dalam hati. Walau siswi itu berbusana serba tertutup namun karena seragam yang ia kenakan itu nampak ketat membalut maka setiap lekuk tubuhnya nampak jelas terpampang. Pinggulnya ramping sedangkan pantatnya bulat dan sekal. Pikiran nakalpun mulai singgah di kepalaku membangkitkan libidoku. Sekalian ingin mencoba kemampuan hp baru, kuarahkan kameranya untuk memotret siswi itu walau hanya nampak dari belakang. Pertama aku kupotret seluruh badan dan yang kedua sengaja aku zoom bagian pinggul dan pantatnya.

“Wow, bohai bener nih pantat! garis cd-nya aja keliatan”, ujarku dalam hati begitu melihat hasil jepretan kamera ponsel.

Setelah beres urusan hp, aku segera menuju food court yang ada di lantai bawah untuk makan siang. Sambil menunggu makanan yang kupesan datang iseng kubuka lagi file foto yang kujepret tadi. Melihat foto itu fantasi liarku mulai melayang jauh. Entah kenapa baru kali ini aku merasa begitu terangsang oleh penampilannya.

Padahal selama ini aku biasa-biasa saja melihat setiap gadis berjilbab. Mungkin selama ini aku tidak menyadari seperti ada daya tarik tertentu dari wanita yang berpakaian seperti itu. Kubayangkan diriku sedang leluasa menjamah dan menikmati tubuh siswi berjilbab itu. Lagi asyik-asyiknya aku melamun, pelayan food court yang mengantarkan makan siangku membuyarkan itu semua. Buru-buru kusimpan ponselnya ke saku celana.

Baru saja mau makan, tiba-tiba mataku menangkap sosok yang kubayangkan tadi berada tidak jauh dari tempatku duduk. Nampaknya ia sedang asyik melihat-lihat pernak-pernik dan asesori perhiasan yang berada di counter dekat food court ini. Segala gerak gerik gadis itu tak lepas dari pengamatanku. Saat tubuhnya berbalik hendak beranjak meninggalkan gerai tersebut, tiba-tiba pandangannya beradu dengan tatapanku. Nampaknya ia sedikit kaget melihat keberadaanku. Seakan malu melihatku, kepalanya langsung ditundukkan menghindari tatapanku. Tapi seakan penasaran tidak yakin yang dilihatnya itu aku, sekali lagi ia menoleh sedikit kearahku. Kulemparkan senyumku sambil melambaikan tangan kearahnya seakan menggoda sikapnya yang malu-malu kucing. Gadis itu seakan menjadi kikuk atas sikapku kepadanya. Ia hanya tersenyum malu lalu menundukkan pandangannya kebawah seakan tidak berani beradu pandang denganku. Beberapa saat ia hanya berdiam disitu sambil kepalanya celingak-celinguk seakan takut ada yang mengenalinya berada disekitarnya.


Perlahan aku bangkit dari duduk dan kuhampiri dia. Siswi berjilbab itu kulihat semakin salah tingkah dan grogi ketika aku mulai mendekat.

“Halo dik, ketemu lagi kita disini. Lagi ngapain? Mau belanja asesoris?”, sapaku. Yang disapa hanya tersenyum simpul dengan kepala sedikit tertunduk malu sedangkan tangannya memegang erat tas ransel dipunggungnya. Perlahan dengan suara pelan ia menjawab,

“Ah, nggak om cuman liat-liat aja koq”, dengan pandangan menunduk kebawah.
Lalu dengan segala keramahan kucoba mengajaknya makan siang bersamaku. Mula-mula ia tampak sedikit ragu atas ajakanku. Tapi akhirnya dengan sedikit bujuk rayuku ia mau juga.

Setelah berbasa-basi, kami berkenalan. Namanya Erni Widyaningsih berumur 16 tahun duduk di kelas 2 salah satu SMK swasta disana. Setelah itu kami lanjutkan perkenalan ini dengan santap siang. Disini mengalir bermacam-macam obrolan mulai dari dirinya sampai unek-unek dan permasalahan yang ia hadapi saat ini. Dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Bapaknya pegawai honorer pemda sedangkan untuk membantu menambah penghasilan keluarga ibunya bekerja sebagai karyawan sebuah toko. Erni sengaja masuk SMK (SMEA) karena begitu lulus ingin bisa langsung kerja membantu orang tuanya. Namun keinginannya itu bisa kandas ditengah jalan karena sekarang keuangan orangtuanya yang sedang sulit sehingga ia masih menunggak SPP. Sedangkan teguran dari sekolah hampir tiap hari diterimanya. Bahkan hari ini ia dipaksa pulang lebih awal dari sekolah karena masih belum . Yang membuatnya sakit hati yaitu sikap beberapa teman kelasnya yang terus mengejek dan menyindir keadaan sulit yang sedang dialaminya. Dia merasa heran dan bingung karena beberapa siswi yang suka mengejeknya justru berkeadaan sama dengan dirinya. Meskipun begitu penampilan mereka justru layaknya seperti orang yang berkecukupan. Mulai dari tas, sepatu bahkan hp bagus mereka punya. Di depan Erni mereka selalu bergaya memamerkan barang-barang tersebut. Terus terang terkadang ia merasa iri dengan mereka. Sampai disitu, kutanyakan padanya apakah dia tahu bagaimana teman-temannya itu mampu membeli barang-barang tersebut. Mendengar pertanyaanku itu sejenak ia diam sambil menunduk seakan tahu tapi malu menjawabnya. Setelah kudesak secara halus akhirnya keluar pengakuan bahwa ia pernah mendengar kabar bahwa teman-temannya itu menjual diri demi mendapatkan materi. Mulanya ia tidak mempercayainya tapi kemudian secara tidak sengaja ia memergoki salah seorang rekannya itu sedang digaet pria berumur sewaktu pulang sekolah. Mendengar pengakuannya sambil tersenyum kutanyakan pendapatnya tentang perilaku teman-temannya itu. Sambil diam sejenak kemudian ia berkata kalau sebenarnya kesal juga sedikit iri dengan mereka yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.

“Lha kalau nggak begitu, mungkin mereka juga akan mengalami nasib yang sama dengan kamu. Habis mau gimana lagi minta sama orang tua sulit, yah satu-satunya cara mungkin yang seperti kamu bilang itu.”, ujarku sembari menunggu reaksinya. Siswi berjilbab itu hanya diam tertunduk mendengar kata-kataku. Nampaknya pernyataanku menusuk kedalam sanubarinya.

Melihat ia yang masih diam saja yang tidak membantah atau mengiyakan pernyataanku tadi, otakku mulai berputar mencari siasat untuk menggiring gadis yang sedang dalam kesempitan ini kearah yang kumau. Dengan lembut kutanya, “Erni, kamu masih mau sekolah kan?”. Dia hanya mengangguk pelan mengiyakan.
“Kalau om tolong bayarin SPP-mu kamu mau nggak?”, tanyaku lanjut.

“Ah, yang benar? Masak sih om?”, sahut Erni sambil memandangku dengan tatapan kaget seolah tidak percaya.

“Ya iya dong. Om serius mau ngebantu kamu. Masak bercanda?”, jawabku berusaha meyakinkannya. Terkesima akan tawaranku gadis itu berkata heran,

“Aduh om baik sekali! Koq mau nolongin Erni? Om kan baru kenal sama Erni”.

“Saya nggak tega kalau kamu putus sekolah. Kasian kan kalau cita-cita kamu kandas di tengah jalan. Kasihan orang tua Erni yang punya harapan besar sama”, ujarku sambil tersenyum. Sejenak ia terdiam.
“Kenapa? Kamu masih nggak percaya?”, tanyaku.

Lalu ia menjawab, “Bukan begitu om, tapi rasanya Erni nggak bisa membalas kebaikan hati om. Rasanya bantuan yang diberikan om terlalu besar buat Erni. Kayaknya terima kasih aja nggak cukup buat membalas semuanya.”, dengan wajah sedikit bingung.

“Ah, kamu nggak usah bingung. Kalau pengen balas budi gampang koq, asal kamu ngerti caranya.”, timpalku sambil tersenyum penuh arti. Dengan pandangan penuh tanda tanya ia berkata.
“Caranya gimana om?”, seolah penasaran ingin tahu kemauanku.

“Er, di dunia ini tidak ada yang gratis. Kalau ingin mendapatkan sesuatu kita harus berusaha. Begitu juga dengan teman-temanmu. Mereka tahu kalau hanya mengandalkan orang tua segala keinginan yang terpendam tidak akan mereka dapatkan. Jadi walau banyak yang tidak suka cara mereka, mungkin termasuk kamu, mereka ambil jalan yang paling gampang. Caranya ya itu tadi yang seperti kamu ceritakan. Jadi… kalau kamu ingin membalas kebaikan om, yah caranya seperti yang seperti teman-temanmu itu”, paparku sambil tersenyum penuh arti. Sekilas raut wajah remaja putri itu kaget sekaligus gelisah mendengar penjelasanku tadi. Ia cuma terdiam sambil tertunduk. Wajahnya yang manis nampak penuh kebimbangan.

Melihatnya dalam keadaan bimbang kulancarkan rayuan sambil mengiming-iminginya untuk membelikan segala macam barang bagus. Sekilas kemudian sambil menatapku dengan tatapan bimbang ia bertanya dengan suara pelan,

“Tapi om kalau… saya nanti hamil gimana?”.

“Oh.. itu sih gampang. Kamu nggak mungkin sampe hamil. Banyak cara buat mencegahnya koq. Tenang, om ngerti caranya.”, jawabku tersenyum seraya meyakinkan dirinya yang sedang bimbang. Gadis itu kemudian menurunkan pandangannya ke atas meja sambil menaruh kedua tangannya diatas meja. Jemari kanannya meremas jemari kirinya pertanda ia sedang berpikir keras.

Setelah membiarkannya sejenak untuk berpikir, kulancarkan kalimat pamungkas untuk meruntuhkan kebimbangannya. Seraya memandang tajam wajahnya perlahan tanganku menyentuh jemarinya sambil berkata,

“Om tidak akan memaksa Erni. Kalau kamu mau om senang sekali, tapi kalau nggak ya nggak apa-apa. Tapi coba pikirkan sekali lagi, apa ada cara yang lebih baik lagi buat menyelesaikan masalah kamu sekarang….. hmmm”, seakan mengarahkan pikirannya kalau tidak ada cara lagi selain yang kutawarkan tadi. Erni hanya bisa memandangku dengan tatapan sayu seakan pasrah mengiyakan ucapanku. Beberapa saat kami saling bertatapan seraya kedua tanganku meremas kedua jemarinya. Gadis itu seolah sudah berada dalam genggamanku karena ia tidak menolak jemarinya yang halus diremas olehku. Merasa semua sudah berjalan dengan rencanaku, kuajak ia berlalu dari situ.

Singkat cerita, selama dalam perjalanan menuju bungalow tempatku menginap pandangan dan pikiranku tidak lepas dari sosok siswi SMK disampingku ini. Tangan kiriku tidak henti-hentinya bergerilya mengelus pipi, dagu, tangan dan bahkan pahanya. Namun karena sudah pasrah ia diamkan saja perlakuanku itu. Rasanya tidak sabar lagi untuk segera beraksi. Kularikan kendaraanku secepat mungkin agar cepat sampai tujuan.

Sampai ditujuan keluar dari mobil, bagai sepasang kekasih kurangkul pundaknya dengan tangan kiriku. Kubawa ia menuju kamar tidur utama. Kemudian setelah menutup pintu kamar kutarik kedua lengannya dan kuletakkan diatas pundakku. Sedangkan kedua tanganku mendekap erat tubuhnya. Wajah kami saling berhadapan amat dekat. Wajah yang cantik manis dengan tatapan sayu serta bibirnya yang mungil agak sedikit terbuka seperti meminta untuk dilumat. Segera kucium dan kulumat bibirnya dengan gemas sedangkan kedua tanganku mulai beraksi mengelus punggung dan pinggangnya bergantian.

Beberapa saat kemudian tanganku beralih turun kepantatnya. Kuelus dan kuraba terasa kenyal dan padat bongkahan pantat gadis ini. Dengan gemas kuremas-remas pantatnya sambil sesekali mencengkram dan mendorongnya ke arah selangkanganku. Wajah Erni mengernyit kaget dengan perlakuanku itu. Apalagi dia merasakan benda aneh yang keras dari balik celanaku menekan-nekan selangkangannya. Puas melumat bibirnya ciumanku perlahan turun ke dagu kemudian leher menuju payudaranya. Sepasang payudara yang montok menggelembung padat meyembul dari balik hem putih lengan panjangnya. Segera kupagut dan kukulum payudara yang masih tertutup oleh kemeja putih seragamnya. Tangan kananku segera meraih dan meremas payudara kirinya sedangkan tangan kiriku masih asyik meremas pantatnya. “Ohh…. mmmhhh”, kepala siswi berjilbab itu mendongak sambil melenguh menikmati perlakuanku. Kedua tangannya meremas-remas kepalaku.

Perlahan tangan kananku mulai membuka kancing baju seragamnya satu persatu sambil menarik bawahan kemeja itu dari balik roknya. Terpampang dihadapanku sepasang buah dada yang montok berukuran 33 dengan BH yang nampak kekecilan untuk menampungnya. Lalu kulucuti hem putih lengan panjang beserta BH yang masih dikenakannya itu. Kini Erni hanya tinggal mengenakan rok abu-abu panjang semata kaki dengan jlbab putihnya. Sengaja kubiarkan begitu karena bagiku hal tersebut merupakan sesuatu yang amat menggairahkan.

Melihat pemandangan yang indah ini segera kulanjutkan aksiku dengan menghisap dan menjilati sepasang puting susu miliknya yang sudah menegang dengan rakus. Terkadang tanganku ikut bermain dengan memiting dan memilin puting yang berwarna coklat muda itu.

“Ouhh… ahhh… ahhh”, desah bibir mungil yang setengah terkatup sambil meremas kepala dan pundakku.
Nafasnya naik turun menahan nikmat. Semakin lama desahannya semakin kencang membuatku semakin bergairah. Sambil membalikkan tubuh ABG ini hingga membelakangiku segera kulepas semua pakaian yang kukenakan tinggal celana dalamku. Kemudian sambil memeluk dari belakang kuraih wajahnya dan kulumat kembali bibir mungilnya, sementara kugesek-gesek penisku yang sudah menegang di dalam cd-ku kearah pantatnya. Sedang tangan kiriku asyik memilin puting dan meremas buah dadanya bergantian, jari tengah tangan kananku mulai mengorek-ngorek kemaluan Erni dari luar rok abu-abu panjangnya.

“Emmhh… mmhh..”, desahnya tertahan oleh ciumanku sedangkan kedua tangannya pasif memegangi tangan-tanganku yang sedang bereksplorasi seakan mengikuti permainan ini.

Beberapa menit kemudian kusuruh Erni membungkuk sambil tangannya memegang pinggiran meja hias yang ada di depannya. Lalu kusingkap roknya keatas sampai sepinggang. “Wauw indah sekali…”, desahku perlahan melihat pemandangan yang ada dihadapanku ini. Pantat yang bulat sekal ditopang sepasang paha dan betis mulus dan bersih. Kutarik celana dalamnya kebawah. Mataku menatap kagum keindahan pantatnya yang putih mulus. Sejenak kuelus dan kuremas bokong indah itu sambil sesekali menciuminya dengan gemas. Erni hanya bisa menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar mendapat perlakuan seperti itu.

Setelah itu kurentangkan sedikit kedua pahanya dan kulihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus menebarkan baunya yang khas. Kusibakkan vagina gadis ini dan dengan jari tengahku kukorek-korek.
“Emmmhh….”, tiba-tiba tubuhnya menggelinjang hebat sambil pahanya bergerak seolah hendak menjepit tangan kananku yang sedang memainkan liang surganya.

Terus kukorek-korek sampai jariku mulai kebasahan oleh cairan kewanitaan yang keluar dari sana. Nafas dan desah kecilnya memburu membuat gairahku meningkat. Kurasa ini saat yang tepat untuk mulai beraksi karena penisku sudah menuntut untuk dimasukkan. Kutarik jariku, lalu kurebahkan tubuhnya ke ranjang. Matanya menatap sayu kearahku yang tinggal bercelana dalam.

“Ihhh..!!”, pekiknya pelan sambil menutup wajahnya begitu melihat kemaluanku yang besar tegak mengacung didepannya. Perlahan kudekati Erni sembari menarik kedua belah tangannya.

“Kenapa sayang?”, tanyaku sambil tersenyum.

“Takut om, punya om besar sekali. Nanti sakit.”, ujarnya ketakutan.

“Tenang sayang nggak sakit koq. Cuma kayak digigit semut sebentar”, jawabku sembari mencium bibirnya untuk meredakan ketakutannya.

Kedua tanganku tidak ketinggalan memainkan payudara dan liang vaginanya.
“Mmmhh.. cupp.. cupp”, desahnya tertahan oleh ciumanku. Sedangkan nafas gadis ini mulai memburu pertanda ia semakin terangsang. Tak lama kemudian kurasakan ujung jariku semakin basah oleh cairan yang keluar dari kemaluannya.

“Ah, ini dia saatnya”, ujarku dalam hati lalu kurentangkan kedua pahanya lebar-lebar. Lalu sambil bertumpu dengan lengan kiriku, tangan kananku membimbing sang penis memasuki kemaluannya.

“Ouhh… sshhh..!”, desisnya sambil menyeringai menahan rasa sakit saat penisku perlahan memasuki liang kenikmatannya. Kedua tangannya menggenggam erat seprei ranjang seakan bersiap untuk menerima kejutan lebih lanjut. Luar biasa! Penisku terasa kesulitan menembus vaginanya. Perlahan senti demi senti kemaluanku menembus lubang sempit siswi SMK ini. Akhirnya aku berhasil membenamkan seluruh batang kejantananku kedalamnya. Kurasakan nikmat luar biasa ketika penisku terasa seperti diurut oleh denyutan dinding kemaluan gadis ini. Sesaat bisa kurasakan kalau ada sesuatu yang menetes keluar dari kemaluannya. Nampaknya keperawanan gadis ini jebol sudah.

Kemudian perlahan kupompa maju mundur. Paras cantik Erni nampak mengernyit menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya. Namun lama kelamaan seiring dengan makin lancarnya genjotan penisku, mimik wajahnya berubah seperti mulai menikmati permainan ini.

“Shhh.. hehh.. hhhh”, desah kecil bibir mungilnya sembari kedua tangannya mencengkeram erat lenganku yang sedang bertumpu disamping tubuhnya.

Melihat wajah yang cantik sedang berdesah ini membuatku semakin bergairah. Segera kulumat bibir itu sambil memainkan lidahku di dalamnya dan ternyata ia juga membalas dengan memainkan lidahnya.
“Mmmhh… cupp… cupp…”, bunyi ciuman kami berdua yang diselingi permainan lidah.

Semakin lama semakin cepat genjotanku dan secara refleks Erni melingkarkan kedua kakinya ke pinggulku. Hampir sepuluh menit lamanya kami bersenggama dengan posisi ini dan tidak lama kurasakan lubang senggamanya semakin basah.

“Ouuhhh…. ohhhh…. Omm…. Err.. nnii.. mo.. pipisss..”, getar suaranya menahan suatu dorongan luar biasa dari tubuhnya. Nampaknya dara bertubuh sintal ini akan mencapai klimaksnya. Dan benar saja, tubuhnya bergetar melengkung ke belakang sedangkan pahanya yang melingkar di pinggulku menjepit erat. Terasa sesuatu yang hanyat menyemprot keluar dari dalam vaginanya membasahi penisku. Sejenak kuhentikan genjotan sambil mencabut penisku dari liang senggama dara montok ini.

Nampak penisku dibasahi oleh cairan vagina bercampur darah. Begitu juga vaginanya dan dengan secarik tisu kubersihkan kemaluan kami berdua. Beberapa menit kemudian kurangsang Erni kembali untuk menuntaskan hasrat birahiku yang belum tuntas. Tak lama kemudian vaginanya mulai basah pertanda dia sudah kembali terangsang.

Kemudian dengan mesra kuajak ia turun dari ranjang. Lalu kusuruh dia agar membungkuk membelakangiku. Tangannya bertumpu dipinggir ranjang sedangkan kedua kakinya menjejak ke lantai. Rok abu-abu panjangnya yang sempat terjurai kebawah kuangkat lagi sampai sepinggang. Sambil mencengkeram pantatnya yang montok dengan tangan kiriku, tangan yang kanan mengarahkan penis yang tegak mengacung ke arah vaginanya. Sejenak kugesek-gesekkan di bibir kemaluannya yang mulai basah tadi.

“Ohhh…”, desahnya pelan sambil menundukkan kepala sambil tangannya meremas-remas seprei.

Kini ujung penisku benar-benar terasa basah oleh cairan kewanitaan yang mengucur dari dalam kemaluannya. Perlahan dengan bantuan tangan kanan aku mulai melakukan penetrasi. Tidak seperti tadi, sekarang walau masih terasa sempit kemaluanku dengan lancarnya menerobos masuk sampai pangkal penisku menyentuh bokongnya. Kubiarkan penisku yang terbenam penuh didalam liang senggama gadis ini sejenak. Lalu dengan perlahan kumaju mundurkan selangkanganku. Kulakukan dengan tempo lambat untuk beberapa saat lalu secara bertahap kupercepat sodokanku.

“Ahhh… ahhh… uhhh… uhhh”, desah Erni yang semakin lama semakin kencang. Tubuhnya terguncang-guncang karena sodokanku yang makin lama makin cepat. Sambil menyetubuhinya dari belakang kedua tanganku beraksi meremas dan mencengkeram pantatnya.

“Plakkk… plakkk…”, bunyi selangkanganku saat berbenturan dengan bokongnya. Terkadang kuremas kedua buah dadanya dari belakang

“Ohhh… Errrnnniii… sayyyanggg… ennakk… khammuu… memang… nikmaatt.. sshhh..”, racauku sembari menggenjot pantatnya dengan cepat.

“Emmmhhh… ohhh… omm… mmhh”, desah siswi berjilbab itu seakan merespon racauanku sembari kepalanya bergoyang kanan kiri terkadang menunduk kebawah menahan nikmat. Tubuh kami berdua kini benar-benar basah kuyup bermandikan keringat. Jilbab dan rok sekolah yang melilit dipinggang Erni juga ikut basah karenanya.

Tak terasa lebih dari 10 menit kami berdua bersetubuh dalam posisi ini. Lama kelamaan dorongan berejakulasi tidak dapat kutahan lagi. Sedangkan gadis yang sedang kugenjot ini juga mulai menampakkan tanda-tanda akan orgasme.

“Ouhh… omm… Errrhhh… nnnii… mauh… pipisss lagihhh…”, kata dara manis ini dengan nafas terengah-engah.

“Ssshh… tahhann… sedikitt… llagii… sayyyaaangg. Ommh… jugga… mo.. nyampee..”, ujarku sembari mempercepat laju sodokanku.

“Ohhhh….”, erang Erni dengan tubuh menegang dengan kepala mendongak seraya vaginanya megucurkan cairan. Bersamaan dengan orgasmenya Erni akupun mencapai klimaks. Lalu kupeluk pinggangnya erat-erat sembari membenamkan penisku dalam-dalam.

Dan,”Ahh….!”, lenguhku nikmat seraya memuntahkan air maniku. Liang senggamanya sekarang dipenuhi oleh campuran spermaku dan cairan vaginanya. Kemudian kami berdua terkulai lemas sisi ranjang dengan posisi aku menindihnya dari belakang. Kubiarkan sejenak kemaluanku yang masih tegang didalam vaginanya.

Hari menjelang sore, tak terasa kami terlelap puas. Saatnya aku mengantar Erni pulang. Tak lupa sebelumnya kuberi dia pil pencegah kehamilan. Dan sesuai dengan janjiku padanya tadi, kami mampir dulu di pusat perbelanjaan dan kuberikan semua yang ia mau plus uang untuk kebutuhan sekolahnya.

Dalam perjalanan mengantarkannya pulang aku sempat menikmati tubuhnya sekali lagi. Di tempat yang sepi dan gelap jauh dari keramaian kutepikan sedanku. Sembari menyuruh Erni pindah kepangkuanku kugeser mundur tempatku duduk. Sambil ia duduk membelakangiku kusingkap rok abu-abu panjangnya dan kusibak celana dalamnya. Lalu bersetubuhlah kami sampai klimaks. Setelah puas kulanjutkan perjalanan mengantarnya pulang. Sebelum sampai ditujuan aku berjanji padanya untuk meghubunginya kembali bila aku cuti atau libur.

Petualanganku dengannya berlanjut beberapa bulan kedepan. Dan sekarang gadis remaja itu menjadi mahir bermain seks dengan berbagai macam posisi. Sampai akhirnya aku memutuskan kontak dengannya karena ingin mencari petualangan yang baru lagi

CERITA IBU WANITA JILBAB HOT : DIAN INDRI

CERITA IBU WANITA JILBAB HOT : DIAN INDRI, Indri adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 25 tahun. Wanita cantik ini terlihat alim dengan jilbab lebar serta jubah panjang dan kaus kaki sebagai ciri Muslimah yang taat, apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang bukan mahromnya. Dalam kehidupan seharinya wanita berjilbab ini bekerja sebagai karyawan counter HP yang cukup ternama di Karanganyar. Karena kesibukannya mengurus rumah tangganya, maka indri memohon agar ditempatkan di tawangmangu yang notabene dekat dengan rumahnya. Dalam counter TZN ditawangmangu tersebut hanya dikelola oleh indri dan 2 orang laki-laki rekan kerjanya.

Pagi hari sekitar pukul 8.00 pagi, suasana counter TZN ditawangmangu sangat sepi, tidak seperti hari biasanya banyak yang beli pulsa atau transaksi jual beli HP. Dengan jilbab putih yang lebar warna putih, serta pakaian panjang sampai diatas lutut berwarna biru dipadu dengan celana panjang warna hitam serta kaus kaki berwarna krem membuat indri tampak sangat cantik dan alim.  Kebetulan hari itu indri tidak memakai jubah yang biasa dikenakannya. Indri duduk dibelakang etalase bersama teman laki-lakinya yang bernama nanda  karena kebetulan hari itu jatahnya temannya yang bernama nanang libur. Nanda sudah beristri yang juga berjilbab yangditempatkan di TZN pusat di karanganyar.
Pagi itu suasana counter TZN tawangmangu memang sangat sepi. Belum ada satupun pelanggan yang beli pulsa atau sekedar melihat-lihat HP baru.
Sebentar kemudian Nampak mendung tebal bergayut diatas kota kecamatan yang terletak dilereng lawu tersebut. Jarum jam menunjukkan jam 8.30 pagi, tiba-tiba saja terlihat kilat disertai Guntur kemudian disusul hujan yang lebat. Air hujan bagai tercurah dari langit diatas bumi tawangmangu. Suasana tersebut menambah sepi suasana counter tersebut, karena jam segitu adalah jam kerja dan jam sekolah. Sementara orang yang tidak beraktifitasmenjadi malas keluar karena hujan deras.
Tak sengaja Indri menoleh kesamping, Ups..hati Indri tergetar ketika menyadari nanda ternyata juga sedang memperhatikanya.Laki-laki tersebut  terlihat gugup ketika mata Indri memergokinya.  Segera  aja dia membuang muka, di mata Indri nanda terlihat cukup baik dan santun, usianya mungkin sekitar 29 tahunan. Indri hanya tersenyum melihat kegugupannya.
“Malah hujan mas?’ Indri mengawali pembicaraan.
 Nanda menoleh dan tersenyum,lantas mengangguk. Entah mengapa kemudian Indri menjadi sangat akrab dengan teman kerjanya tersebut,padahal Indri bukan seorang wanita yang mudah akrab dengan laki-laki lain.
 
Dalam perbincangan itu,entah mengapa diam-diam Indri membandingkan Nanda dengan suaminya. Indri melihat tubuhnya lebih tinggi dibanding dengan suaminya, nanda lebih atletis dan tegap. Dengan  dada berdesir,Indri akhirnya menyadari kalau wajah Nanda mirip sekali dengan suaminya. Wanita berusia 25 tahun ini bagaikan lupa keadaan dirinya ketika berbincang kian akrab dengan Nanda. Ketika berulangkali laki - laki ini memuji kecantikan wajahnya, Indri menjadi salah tingkah. Ibu rumah tangga yang aktif ikut pengajian salah satu ormas besar disolo ini merasa tersanjung dengan pujian laki-laki tersebut.
“Ah mas Nanda..”desis Indri dengan wajah terasa panas mendengar pujian itu walaupun dalam hati Indri merasa senang.
“Bener kok mbak..mbak begitu cantik, manis apalagi pakai jilbab seperti ini,jadi kian anggun beruntung deh yang jadi suami Mbak..”kata Nanda seraya lekat memandang wajah wanita berjilbab lebar ini.

“Aihh..mas Nanda..udah..udah”seru Indri gemas,dan tanpa sadar jemari wanita berjilbab ini mencubit lengannya yang membuat Nanda meringis.
Namun sesaat Indri kemudian tersadar,kalau dia adalah seorang wanita bersuami, apalagi dia adalah seorang wanita muslimah yang mengenakan jilbab.  Wajah Indri terasa memanas ketika wanita berjilbab ini melihat Nanda tersenyum-senyum setelah dicubit.
“Jari mbak Indri…halus..lentik..”desisnya sambil tersenyum, namun ibu muda satu anak ini tak lagi menanggapinya. Indri mulai merasa dia mendapat pengaruh aneh dari laki - laki di sampingya itu, sehingga dia begitu mudahnya akrab dengannya, atau mungkin kemiripan wajah Nanda dengan suaminya  yang membuat Indri bagaikan hanyut.
Pukul  9.30 pagi menjelang siang,  suasana counter HP TZN dan sekitarnya semakin sepi.  Hujan begitu deras di luar counter menimbulkan suara deru yang cukup keras.  Wanita berjilbab ini melihat jalan raya tawangmangu yang menjadi sepi kecuali mobil yang berseliweran.  Indri melirik ke sebelah, Indri  kembali terhanyut wajah rekan kerjanya  yang mirip sekali dengan suaminya. Baru sejenak pikiran Indri menerawang, mendadak wanita berjilbab ini dikejutkan oleh elusan yang merayap di pahanya.  Indri bagai tersengat arus listrik karena terkejutnya, namun sedetik kemudian Wanita berjilbab lebar ini membeku bagaikan menjadi patung es, ketika menyadari tangan yang merayap dipahanya adalah tangan laki - laki di sampingnya.  Tubuh wanita muda ini menjadi kejang ketika tangan kanan Nanda mengelus perlahan pahanya yang masih tertutup baju dan celana panjang warna hitam yang dikenakannya. Entah kenapa, Indri hanya mampu menggigit bibir ketika tangan Nanda mulai nakal melepas kancing baju yang dikenakannya pada bagian dada, ,sehingga beberapa kancing baju yang dikenakan ibu muda berjilbab  inipun terlepas bagian dadanya.
Badan Indri kian menggigil,ketika tangan Nanda mulai menyusup di balik baju yang kenakannya. Perlahan wanita berjilbab ini merasakan tangan laki - laki itu mengelus dan meremas buah dadanya beberapa kali.  Lantas wanita berjilbab lebar  ini merasakan tangan laki - laki ini baju bagian bawahnya kemudian bergerak mengelus bagian bawah perutnya. Sesaat kemudian kedua tangan nanda  membuka pengait celana panjang yang dikenakan oleh indri dan membuka restling celananya sekaligus  kemudian mulai mengelus elus bagian selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam warna putih.
 Ingin rasanya Indri menepis tangan laki-laki kurang ajar yang tengah menggerayangi daerah terlarang miliknya  itu,namun entah mengapa semuanya terasa beku, tubuhnya hanya mampu menggigil  menahan birahi ketika tangan Nanda mengelus-elus selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam hingga ke duburnya..beberapa kali Indri merasakan kemaluannya yang masih terbungkus celana dalam itu dielus- elus tangan Nanda dan diremas-remasnya lembut.Tanpa sadar Indri  justru membuka kedua pahanya  kian lebar sehingga tangan Nanda kian leluasa menggerayangi kemaluannya  beberapa saat.

Indri mulai mendesah perlahan, ketika tangan Nanda terasa menyusup ke balik celana dalam yang dikenakannya lantas menarik-narik rambut kemaluannya yang tumbuh lebat tak tercukur. Jemari tangan Nanda menyusuri gundukan bukit kemaluan wanita berjilbab ini kian ke bawah hingga sampai celah lubang kemaluannya. Wanita berjilbab lebar ini  nyaris histeris menahan nikmat ketika bibir lubang kemaluannya itu diusap pelan oleh jemari tangan Nanda.  Rasa birahi ternyata telah membutakan kenyataan bahwa tangan laki-laki yang tengah menyentuh kemaluannya bukanlah suaminya.  Indri mulai menggelinjang saat jemari tangan Nanda mengelus-elus perlahan bibir kemaluannya beberapa
saat lantas wanita berjilbab ini merasakan bibir kemaluannya itu dibuka dan jemari tangan Nanda pun segera melesak ke dalam lubang kemaluan yang telah mengeluarkan satu orang anak tersebut. Tubuh Indri gemetaran dan mulutnya mendesah saat kemudian kelentit dalam kemaluannya disentuh oleh jemari tangan Nanda lantas dipilinnya lembut membuat wanita berjilbab lebar  ini nyaris terlonjak dari tempat duduknya.
“Ohh..aahhhh…mmhhh…enghhh..sshhh”‘desah Indri lirih dengan tubuh menggelinjang,  menahan nikmat di daerah selangkangannya.
Indri tak lagi menghiraukan keadaan counter  yang pintunya terbuka lebar apabila tiba-tiba ada  pelanggan yang masuk. Yang dirasakan wanita berjilbab lebar  ini adalah kenikmatan yang menjalar ke
sekujur tubuhnya, oleh jemari tangan Nanda di lubang kemaluannya.
“Ahh..sshh…mas Nandaa..jangaaan”rintih Indri lirih namun terasa nikmat luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang di kursi counter yang kecil tersebut. Untunglah hujan begitu deras, sehingga desahan dan rintihan wanita berjilbab ini tertelan gemuruh oleh hujan di luar.
Sembari menggeliat menahan kenikmatan yang dirasakannnya, mata Indri
melirik ke wajah Nanda. Namun betapa terkejutnya indri ketika melihat ternyata laki - laki ini sedang tersenyum-senyum memandangnya penuh birahi dengan nafas yang memburu.

“Mas Nanda!!”pekik Indri lirih karena kaget.
”jangaan..ohhh..mas nanda..jangaan” Namun Nanda tak menghiraukan pekikan wanita berjilbab lebar  ini. Wanita  ini merasakan jari-jari tangan Nanda kian dalam memasuki lubang kemaluannya.  Indri menjadi semakin kian gila,ketika dirasakannya jari-jari tangan Nanda menyentuh dinding lubang  kemaluannya itu. Rasa  nikmat yang luar biasa terasa di sekujur tubuh Wanita berjilbab lebar ini yang membuatnya kian tersengal. Indri merasakan bagian terlarangnya kian berdenyut- denyut seiring gerakan pinggulnya yang menggeliat penuh nikmat.

“ohh ..jangaaaan… jangaan..mas…”desah Indri lirih.
 Wanita berjilbab lebar ini masih menyadari bahwa dia berada di counter yang pintunya terbuka lebar  sehingga Indri  khawatir jika tiba-tiba ada pelanggan yang masuk meskipun diluar hujan justru  bertambah deras. Namun derasnya hujan dan posisi tempat duduk mereka yang tertutup oleh etalase HP , membuat kekurang ajaran Nanda ini leluasa dinikmatinya. Wanita berjilbab lebar ini hanya pasrah dalam kenikmatan, ketika bagian terlarangnya itu diobok-obok Nanda dengan tangannya.  Mata wanita berjilbab ini merem melek menahan kenikmatan yang luar biasa pada kemaluannya itu. Hanya desahan lirih penuh nikmat dan gelinjangan tubuh yang kian liar di atas kursi kecil dalam counter tersebut, Indri hampir mencapai puncak kenikmatannya , ketika mendadak sebuah sepeda motor yang parkir didepan counterTZN.  Kemudian Nampak seorang pemuda melepas jas hujan kemudian masuk kedalam counter nya.
“monggo mas…” ujar indri dalam bahasa jawa ketika pemuda tersebut masuk kedalam counter.
Sementara nanda bergeser ke belakang lemari kasir yang tertutup kaca tinggi, membersihkan jari tangannya yang penuh lendir kewanitaan indri setelah hampir 30 menit lebih mengobok obok kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut.
“Pulsa mbak, XL 5000” Jawab pemuda tersebut sambil memandang aneh wajah indri karena masih membayang diraut wajah wanita berjilbab lebar ini seperti habis menahan perasaan sesuatu.
“oh ya ini silahkan ditulis nomornya mas” Balas indri sambil meraih HP server pengisi pulsa.
Beberapa saat kemudian pemuda tersebut minta diri setelah membayar pulsa yang dibelinya , sementara hujan diluar masih tercurah dari langit justru semakin deras. Bahkan beberapa saat kemudian jalan raya tawangmangu tersebut tergenang oleh banjir  akibat curah hujan yang cukup deras. Indri berniat untuk duduk dikursi semula ketika tiba-tiba kedua tangan nanda melingkar dipinggang wanita berjilbab lebar ini.
“Udah mas… malu nanti jika ada pembeli masuk secara tiba-tiba” Ujar indri sembari tangannya mencoba melepas tangan nanda yang melingkari pinggangnya.
“Gak usah khawatir mbak, hujannya tambah deras kok. Orang males akan keluar, mending kita menikmati  hari ini dengan puas mumpung ada kesempatan mbak”  Balas nanda sambil menarik tubuh indri agak ke belakang etalase.
“mas … jangaan” desah indri ketika nanda mengajaknya duduk dilantai  bawah  yang beralaskan karpet warna hijau.  
Indri pun akhirnya menyerah ketika nanda membantunya duduk dengan kedua kaki diselonjorkan dengan posisi mengangkang sedikit ditekuk pada lututnya sementara kepala dan tubuh indri bersandar pada etalase yang agak tinggi.. Nanda kemudian menarik celana panjang  yang dikenakan indri hingga terlepas, sehingga kelihatan kemaluan yang masih tertutup celana dalam serta paha mulus dan kaki  wanita berjilbab lebar ini.
“Aih .. masss..jangann ..!!”jerit Indri spontan ketika celana  panjangnya dilepas oleh nanda.  Badan Indri menggigil melihat rekan kerjanya tersebut mulai mengelus-elus kemaluannya yang terbungkus celana dalam.
“mas.. bagaimana nanti jika ada yang datang..malu…” Desah wanita berjilbab lebar ini ketika menyaksikan tangan nanda melepas celana dalamnya.  Beberapa saat kemudian nanda tersenyum lebar menyaksikan kemaluan rekan kerja wanitanya yang berjilbab tersebut terpampang bebas memamerkan bulu-bulu kemaluannya yang lebat.
Nanda kemudian menggeser duduknya bersandar lemari kasir yang besar dan tinggi,  kemudian menarik tubuh indri yang sudah telanjang bagian bawahnya. Diletakkannya tubuh indri disela kedua kakinya yang terjulur terbuka, sehingga pantat indri melekat pada selangkangan nanda.  Indri pun pasrah apa yang dilakukan oleh rekan kerjanya tersebut, disandarkan kepalanya di dada nanda sementara tangannya bertumpu pada paha nanda yang mengangkangi pantatnya.
“Mas…” desah indri ketika sesaat kemudian,Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian dia merasakan, tangan kiri Nanda itu menyusup ke balik jilbab lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup BH.  Lantas salah satu tangan nanda turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya yang telah terbuka.

“Jangaan.. mas Nandaa..”desah Indri dengan cemas dan khawatir jika ada pembeli yang datang.  Namun laki- laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 25 tahun ini. Indri menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan
suaminya ini dalam posisi duduk membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. mas Nandaa….sebentar lagi hujan reda..” desah Indri masih dengan wajah cemas.
Nanda terpengaruh dengan kata-kata Indri, diliriknya suasana didepan counter.  Memang hujan mulai surut tidak sederas satu setengah jam yang lalu. Indri menggigil dengan tubuh kejang ketika kemudian wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan lelaki rekan kerjanya itu semakin dalam mengobok obok lubang kemaluannya.  selama ini memang Nanda selalu melihat Indri dalam keadaan memakai pakaian panjang tertutup rapat dan jilbab yang lebar, namun Nanda dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan kemontokan pantatnya yang terlihat. Nanda tidak menyangka kalau bagian tubuh Indri yang selama ini tersembunyi, pagi  ini dapat dinikmatinya. Celana panjang dan celana dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di disamping etalase. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya yang cukup  lebat. Nanda kagum melihat kemaluan Indri yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan..mass..hentikaaan… “ pinta Indri dengan suara bergetar menahan nikmat , ketika wanita alim ini merasakan tangan Nanda meremas-remas bongkahan pantatnya yang telanjang. Mulut Indri mulai merintih dan tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika wanita ini merasakan tangan kanan rekan kerjanya tersebut mengelus-elus dan menelusuri celah di pangkal pahanya. Dengan bernafsu Nanda menguakkan bibir kemaluan Indri yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita berjilbab lebar  ini mengejang hebat saat tangan kanan  lelaki itu menyeruak ke lubang kemaluannya.  Tubuhnya bergetar ketika jari tangan laki-laki tersebut menyentuh klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 25 tahun ini tak kuasa menahan erangannya ketika tangan lelaki itu menyentuh dan mengorek-orek klitorisnya,dan menit-menit selanjutnya Indri semakin mengerang jalang  .
“Hmmm…, bagaimana  Mbak Indri….enak kan..” kata Nanda itu sambil terus menusuk-nusukkan jarinya kedalam  kemaluan wanita berjilbab lebar  rekan kerjanya tersebut.
“Mmmfff…enak kan Mbak ….nnghhh…” kata Nanda di belakangnya sambil menggerakkan jari tangannya keluar masuk lubang kemaluan wanita berjilbab lebar ini  dengan napas terengah-engah. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Indri, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita berjilbab lebar  yang alim ini menggigit bibirnya.
Indri tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi tangan kanan lelaki itu kini kembali menyusup ke balik baju panjangnya, lalu ke balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka.

“Ayo Mbak Indri….ahhhh… …nikmati…oohhhh….nikmat sekali kan….?” Nanda  terus menggerakkan jari tangannya  yang terjepit lubang kemaluan wanita muda yang alim ini.
Indri menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa nikmat dan malu.  Tapi ia tak mampu, Indri mendesah dan mengerang dengan  tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita berjilbab lebar ini menjerit  tertahan saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu  yang cair kental menyembur keluar dari dalam rahimnya sehingga meleleh melalui lubang kemaluannya dan menetesi karpet dibawahnya.Tubuh Indri langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya terus mengaduk lubang kemaluannya dengan jari tangannya. Indri kembali mendesah, saat perlahan Nanda menarik keluar jari tangannya yang digunakan mengobok-obok kemaluan wanita berjilbab lebar ini.
Sesaat kemudian nanda berdiri dan berjalan keluar untuk melihat suasana, ternyata hujan kembali deras mengguyur tawangmangu. Jalanan masih banjir , sementara jam menunjukkan pukul 11.45.
“Mbak kita istirahat bentar, kemudian makan trus sholat kemudian nanti kita lanjutkan lagi. Mumpung sepi dan hujan deras mbak, jadi gak ada yang mengganggu.” Ujar nanda sambil tersenyum.
“Lanjutkan apa mas…?” Tanya indri tergagap
“He..he… saya kan belum merasakan nikmatnya kemaluan saya menyodok kemaluanmu mbak, tanggung mbak mumpung ada kesempatan…” kata nanda sambil meremas remas buah dada indri, sementara indri menjadi bingung.
“Nanti kita melakukannya di kamar belakang itu aja mbak..” kata nanda sambil menunjuk kamar kecil dibelakang etalase yang hanya muat untuk tidur 2 orang tersebut. Kamar tersebut sebenarnya digunakan untuk sholat dan tidur nanang dimalam hari jika tidak libur.
Indri pun hanya bisa pasrah, sesaat kemudian indri keluar counter seperti biasa untuk beli makan siang para pegawai counter. Sementara indri pergi, nanda segera menyiapkan minuman yang sudah ditaburi obat perangsang sex. Sepuluh menit kemudian indri kembali ke counter membawa 2 bungkus nasi. Mereka berdua pun segera makan, kemudian bergantian sholat dzuhur.
Hujan masih turun justru semakin deras seolah memberi  kesempatan laki laki dan ibu muda berjilbab tersebut untuk melanjutkan perselingkuhan. Setelah sholat nanda menengok keluar memastikan suasana aman dan mendukung, karena nanda berniat menikmati tubuh montok rekan kerjanya tersebut sampai puas. Setelah merasa aman nanda masuk dan melihat indri sedang menghitung stok vhoucer, tanpa berkata sepatah katapun nanda langsung memeluk indri dari belakang.
Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian dia merasakan,kedua tangan Nanda itu menyusup ke balik jilbab lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup baju
dan bra. Lantas salah satu tangan lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar baju panjang yang dipakainya.
“Masss.. ahh,,hh..”desah Indri sambil menghentikan pekerjaannya menghitung stok voucher.
Nanda tersenyum, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 25 tahun ini. Indri menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan
suaminya ini dalam posisi berdiri membelakangi laki-laki itu.
“Aahhh.. enghh….mmhh.. .ohhh” desah Indri merasakan kenikmatan pada kemaluan dan buah dadanya .
Nanda  berlutut di belakang pantat Indri, sementara kedua tangan indri berpegangan pada lemari khusus kasir tersebut.   Indri menggigil dengan tubuh kejang ketika kemudian wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan lelaki rekan kerjanya itu  menarik turun celana panjang sekaligus celana dalamnya. Tubuh Indri gemetar oleh rasa malu dan nikmat ketika tanpa diduganya, Nanda menyingkap bagian bawah baju birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang bulat karena dirinya sudah tidak memakai celana dalam lagi. Nanda kembali merasa takjub melihat istri rekan kerjanya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat kemulusan tubuh indri  yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat. Pertama kali Nanda melihat Indri, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih ini walaupun sebenarnya Nanda juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan
dengan Indri wajah istrinya tidak ada apa-apanya. Namun kealiman wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya merasa segan juga disamping Indri adalah istri teman
pemilik TZN. Tetapi seringkalinya dia bertemu  membuat Nanda semakin terpikat dengan kecantikan
wanita berjilbab lebar ini. selama ini memang Nanda selalu melihat Indri dalam keadaan memakai pakaian panjang dan jilbab yang lebar, namun Nanda dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini
melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan kemontokan pantatnya yang terlihat. Nanda tidak menyangka kalau bagian tubuh Indri yang selama ini tersembunyi, hari ini dapat dinikmatinya.
Muka Indri merah padam ketika diliriknya, mata Nanda masih melotot melihatnya yang setengah telanjang. Celana dalam dan celana panjang  yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah
kakinya setelah ditarik turun oleh Nanda. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Nanda. Belahan pantat Indri yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta
putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat indri terlihat belahan bibir kemaluan wanita rekan kerjanya yang kemerahan terlihat menggiurkan.
“Mbak Indri..Kakimu direnggangkan. Aku ingin melihat memekmu lagi …” desis Nanda sambil berjongkok menahan birahinya melihat bagian kehormatan wanita rekan kerjanya.
Wanita berjilbab lebar ini pasrah, ia  merenggangkan kakinya.  Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan.  Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya yang cukup lebat namun terlihat rapi. Nanda kagum melihat kemaluan Indri yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Masss..ohhh..emmmhh…sudah mas… “ pinta Indri dengan suara bergetar menahan nikmat, ketika wanita alim ini merasakan tangan Nanda meremas-remas bongkahan pantatnya yang telanjang.
 Namun Nanda seolah tak mendengarnya justru  tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat Indri lantas mendekatkan wajahnya menciumi pantat mulus yang montok itu. Indri menggeliat ketika lidah Nanda mulai menyentuh anusnya. Mulut Indri mulai merintih dan tubuh ibu muda berjilbab ini
mengejang ketika wanita ini merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya. Dengan bernafsu Nanda menguakkan bibir kemaluan Indri yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita berjilbab lebar ini mengejang hebat saat lidah lelaki
itu menyeruak ke lubang kemaluannya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya.  Semakin lama wanita berjilbab berusia 25 tahun ini tak kuasa menahan erangannya ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya, dan menit-menit selanjutnya Indri semkin mengerang  jalang  oleh birahi ketika nanda seakan mengunyah- ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Indri belum pernah diperlakukan seperti ini  oleh suaminya.
“Hmmm…, nikmat sekali kan  Mbak Indri….?” kata Nanda sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri wanita berjilbab lebar tersebut. Sementara  itu tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin wanita berjilbab lebar tersebut.

“Aihhhh…eungghhhh….” Indri mengerang dengan mata mendelik, ketika beberapa saat kemudian sesuatu yang besar,panjang dan hangat mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab ini mengejang ketika menyadari kemaluannya tengah dimasuki penis Nanda  sementara wanita berjilbab lebar  ini hanya bisa pasrah. Hingga sekejap kemudian Indri merasakan batang penis Nanda yang jauh lebih besar dan panjang di banding milik suaminya, telah bersarang di lubang kemaluannya hingga menyentuh rahimnya. Tubuh Indri hanya mampu menggelinjang ketika Nanda mulai menggerakan penisnya  dalam jepitan kemaluannya.
“Mmmfff…enak juga bersetubuh sambil berdiri….nnghhh…oohhh ” kata Nanda di belakangnya sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah.
Indri dapat merasakan penis Nanda yang kini tengah menusuk-nusuk lubang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Indri tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar
kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik bajunya, lalu ke balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka.
“Ayo Mbak Indri….ahhhh… …nikmati…ahh….nikmati….” Nanda itu terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit lubang kemaluan wanita muda yang alim ini. Indri memejamkan matanya,  menikmati  terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa nikmat  dan malu. Indri mendesah dan mengerang dengan tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita berjilbab lebar
ini menjerit saat ia meraih puncak kenikmatan. Tubuh Indri langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya
selangkah lagi sampai ke puncak. Nanda terus mengaduk lubang kemaluan indri dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Indri yang padat dan montok dengan
kuat. Sesaat kemudian nanda menyingkap dan melepas semua kancing baju yang dikenakan  indri hingga terlihat bra yang dikenakan indri, kemudian kembali diremas-remasnya buah dada yang ranum tersebut hingga indri meintih-rintih dan mendesah.
“Ohhh …mmhhh …enghhh”desah indri ketika sekali cairan kemaluannya menyembur menyiram penis nanda yang sedang mengaduk aduk kemaluannya.
Indri  yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam lubang kemaluannya gantian disembur cairan hangat mani dari penis Nanda yang terasa banyak membanjiri lubang lubang kemaluannya. Indri kembali merintih, saat perlahan Nanda menarik keluar penisnya yang lunglai.
Sementara  hujan diluar turun semakin deras disertai dengan Guntur.
Rupanya nanda belum puas setelah menyetubuhi tubuh montok wanita berjilbab lebar yang menjadi rekan kerjanya tersebut. Sesaat kemudian nanda meremas remas buah dada indri  yang menegang seperti dua buah gunung kembar.
“mas sudah mas… aku lelah banget” pinta indri sambil menoleh kebelakang
“satu ronde lagi aja mbak… tanggung nih..” kata nanda sambil meremas buah dada wanita berjilbab lebar tersebut. Kemudian sambil terus meremas remas buah dada indri dari belakang, nanda mengajak indri berjalan ke kamar belakang tanpa memperhatikan celana  panjang dan celana dalam milik indri yang masih teronggok di samping lemari kasir. Setelah sampai di kamar belakang etalase tersebut, Nanda menelentangkan indri dalam keadaan hanya memakai jilbab lebar warna putih dan baju panjang warna biru yang sudah terbuka hampir semua kancing bajunya. Sekejap kemudian tangan nanda terulur kembali meremas-remas kedua susu mengkal milik wanita berjilbab lebar tersebut.
<!--[if gte vml 1]>
Tanpa membuang waktu nanda kemudian melucuti baju panjang dan BH yang dipakai indri sekaligus. Mata nanda  melotot buas ketika memperhatikan lubang kemaluan indri yang tampak membukit.  Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol membuat penis nanda terasa kian keras menegang oleh birahi dan nanda  tak tahan mengulurkan tangannya  meremas-remas bukit kemaluan yang montok milik  Indri. Indri tersentak ketika tangan nanda meremas-remas bagian selangkangannya yang masih berlepotan cairan kewanitaannya, namun pengaruh obat perangsang sex  yang diminumnya membuat wanita berjilbab lebar ini hanya bisa mendesah. Tubuh ibu muda yang alim ini hanya menggeliat-geliat saat selangkangannya diremas remas oleh tangan nanda tanpa jemu. Mulutnya mendesah-desah dengan ekspresi yang membuat libido nanda kembali  semakin terangsang. Nanda terkekeh melihat gelinjangan ibu muda berjilbab  yang alim ini saat bagian selangkangannya diremas remas-remas. Puas meremas-remas tonjolan bukit kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut, mata nanda kembali  memandang wanita berjilbab lebar ini yang terlentang di atas kasur ini dari ujung
kepalanya yang masih terbalut jilbab hingga ke kakinya.
 Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan muncul sebuah sensasi sendiri saat nanda berhasil melihat bagain kemaluan wanita berjilbab lebar  yang cantik seperti Indri.  Tangan nanda  memang telah merasakan kekenyalan bukit kemaluan Indri,  saat meremas-remas sebelumnya.
Tetapi ketika melihat  bentuknya pada saat terlentang dalam keadaan telanjang  ternyata sangat merangsang birahi. Nanda memperhatikan wajah Indri yang terlentang di depannya, wajah ayu berbalut jilbab lebar itu terlihat semakin ayu menggemaskan.
Wajah  wanita berjilbab lebar tersebut memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Nanda menyeringai sejenak sebelum kemudian membenamkan wajahnya  di tengah
selangkangan Indri yang terasa hangat. Hidungnya mencium bau kewanitaan Indri yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya dibanding bau kewanitaan istrinya. Nanda semakin mendekatkan wajahnya ke
arah bukit kemaluan Indri, bahkan hidungnya telah menyentuh kelentit  pada kemaluan indri.  Dengan nafas yang terengah-engah menahan birahi, lidahnya terjulur menjilati kelentit yang menonjol di antara bibir kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut.  Saat lidahnya mulai menyapu kelentit Indri,  tiba-tiba pinggul wanita berjilbab ini menggelinjang dibarengi desahan ibu muda berjilbab ini.
“Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Indri yang membuat libido nanda semakin menggelegak.
Nanda semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan Indri yang semakin becek oleh cairan kemaluannya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kemaluan Indri atau bibir nanda menciumnya dengan penuh nafsu, wanita berjilbab  berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah- desah penuh birahi.  Lidah dan bibir nanda seakan berebut merambah sekujur permukaan bukit kemaluan Indri .
“Ouhhhh….Mbak Indri……”desis nanda melihat gundukan bukit kemaluan Indri yang kini tak lagi tertutup celana dalam tersebut.
Bibir kemaluan Indri terlihat merekah kemerahan dengan kelentit menonjol kemerahan di tengahnya.
Bulu-bulu kemaluan yang lebat, tampak kontras dengan putihnya bukit kemaluan wanita berjilbab  tersebut. Nanda melihat kemaluan Indri sudah basah oleh rangsangan  sebelumnya, bahkan ketika nanda menguakkan bibir kemaluan wanita PKS ini cairan kenikmatan nya jatuh menetes membasahi kasur. Nanda menjadi sangat terangsang melihat hal ini.  Dengan birahi yang kian menggelegak lidah nanda menyapu kemaluan telanjang di antara paha wanita alim ini. Nanda merasa paha   Indri bergetar lembut ketika lidahnya mulai menjalar mendekati selangkangan wanita berjilbab lebar ini. Indri  menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah nanda sampai di pinggir bibir kemaluannya yang telah terasa menebal. Ujung lidah nanda menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah becek kemaluan  yang
memang telah basah itu. Terengah-engah Indri mencengkeram kasur menahan nikmat yang tiada tara. Indri menggelinjang  hebat ketika lidah dan bibir nanda menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut wanita berjilbab  ini mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya di kuak lebar-lebar dan lidah nanda  terjulur masuk menjilati bagian dalam kemaluannya. Bahkan ketika lidah nanda menyapu kelentit Indri yang telah mengeras itu, kemudian di teruskan dengan menghisapnya dengan lembut  Indri merintih hebat. Tubuhnya mengejang sampai punggungya melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya yang montok membusung.
“Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Mbak Indri dengan jalangnya disertai tubuh yang menggelinjang.
Kembali cairan kenikmatan membasahi kemaluan wanita berjilbab  ini, hal ini lidah dan bibir nanda  makin liar menjilati di daerah paling pribadi milik  Indri yang kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih kemerah- merahan itu menjadi berkilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan wanita berjilbab ini pun menjadi basuh kuyup oleh jilatan nanda. Lidah nanda  menyusuri belahan kemaluan yang telah membengkak lantas ke sekujur permukaan kemaluan yang membukit
montok hingga ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah hingga ke belahan pantat yang tampak montok. Nanda menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Indri yang terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu nanda membalikkan tubuh wanita berjilbab  yang terlentang menjadi tengkurap. Mata nanda melotot liar melihat pemandangan indah setelah wanita berjilbab lebar tersebut  tengkurap.  Pantat wanita berjilbab  yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan. Nanda   terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar
Indri yang putih mulus itu. Dengan gemas nanda meremas-remas bukit pantat wanita alim tersebut   dengan tangan lantas nanda mendekatkan wajahnya  pada belahan pantat wanita berjilbab tersebut . Lidahnya  terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan bernafsu nanda mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus tersebut.  Indri mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang
menahan birahinya, saat lidah nanda menyusuri belahan pantatnya hingga belahan kemaluannya yang kemerahan.  Belahan pantat mulus Indri yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidah nanda.
Kemudian bibir dan lidah nanda secara bergantian menyusuri sekujur pantat montok wanita berjilbab tersebut. Tangannya juga menguak belahan pantat ibu muda tersebut dan selanjutnya lidahnya menyapu daerah anus dan sekitarnya yang membuat wanita berjilbab lebar tersebut  mengerang penuh birahi.  Puas menikmati pantat Indri yang montok, nanda kembali menelentangkan ibu muda berjilbab lebar ini.  Mata nanda terarah pada sepasang payudara montok yang seperti gunung hendak meletus. Tangan nanda dengan lincah jari-jari tangannya meremas remasbuah dada indri yang tegak bagai gunung kembar tersebut.  Buah dada Indri nampak sangat montok dan indah.  Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang kemerahan membuat nanda tak sabar untuk meremas dan menyedot putting susunya.  Sedetik kemudian, payudara wanita berjilbab ini telah berada dalam mulut nanda yang menyedot dengan nafsu secara bergantian. Puting susu yang telah tegak mengeras tersebut di hisap dan diremas-remas membuat Indri terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya.  Payudara Indri yang
putih mulus itu dalam sekejap basah oleh liur nanda. Nanda sudah tak tahan menahan nafsunya.
Nanda tidak menyangka kalau saat ini nanda berhasil menelanjangi wanita rekan kerjanya  yang tampak alim ini dengan jilbab dan pakaian yang tertutup rapat. Birahinya sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang mengeras. Nanda melihat ibu muda berjilbab ini mempunyai tubuh yang
indah dan terlihat masih kencang.Nanda menyusuri keindahan tubuh telanjang wanita  muda rekan kerjanya tersebut  dari wajah yang terbalut jilbab  hingga ke kakinya. Kemudian mata nanda kembali menatap kemaluan Indri yang indah itu, tangan nanda kembali terulur menjamah bagian kewanitaan wanita alim yang telanjang ini. Nanda merasakan kewanitaan indri berdenyut liar, bagai memiliki
kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut-rambut lebat di sekitarnya. Dari jarak yang sangat dekat, nanda dapat melihat betapa lubang kewanitaan wanita berjilbab lebar tersebut membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Indri telah pindah ke bawah. Nanda juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Indri menegang seperti sedang menahan sakit.
Begitu hebat puncak birahi melanda indri, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit tertahan , lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya
terengah-engah. Batang kejantanan nanda segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya  yang berdegup keras. Indri masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan
pemandangan sangat seksi di atas kasur ini.
Tangan ibu muda berjilbab  ini mencengkram kasur bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya yang terbalut jilbab mendongak menampakkan ekspresi wajah  menggairahkan, jilbabnya bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi.  Nanda menempatkan dirinya di antara kedua kaki Indri, lalu mengangkat kedua paha wanita berjilbab ini, membuat kemaluan indri  semakin terbuka.

Sesaat kemudian  dengan cepat penis nanda  yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Indri melalui
lubang kemaluannya. Nandapun segera menunaikan tugasnya  dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya  dengan cepat.  Gerakannya  begitu ganas  dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh Indri yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal  ampun, batang penis nanda menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme.  Wanita alim ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan.  Nanda  mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhi wanita yang alim ini.  Otot-otot bahu dan lengannya terasa menegang dan terlihat berkilat-kilat karena keringat. Pinggang nanda bergerak cepat dan kuat
bagai piston mesin-mesin di pabrik.  Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Indri, di sela-sela desah dan erangan indri.  Indri merintih dan mengerang begitu
jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar.  Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-ototnya  menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan
kenikmatan yang tak terlukiskan.  Dengan mata merem melek, Indri mengerang dan merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi.  Nanda merasakan batang kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya.
Nanda tak mampu menahan lagi, Kenikmatan yang didapatkan dari jepitan kemaluan wanit alim ini tidak mungkin dilukiskan. Dengan geraman liar nanda memuncratkan seluruh isi penisnya  dalam lubang kemaluan Indri, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan wanita berjilbab lebar  yang sedang megap-megap dilanda orgasme.  Indri mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penis nanda ke dalam dasar kemaluannnya. Nanda merasakan jepitan Indri kian ketat berdenyut-denyut pada batang penisnya  dan cairan kewanitaan wanita alim ini terasa mengguyur batang penisnya yang  datang bergelombang. Nanda menggeram liar disusul Indri yang mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur. Nanda menyusul roboh menimpa tubuh motok Indri yang licin oleh keringat itu.  Nafas nanda tersengal-sengal ditingkahi nafas  Indri
yang juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang.  Tubuh nanda lunglai di atas tubuh telanjang Indri yang juga lemas.
“Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Indri akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.
“bagaimana mbak indri… nikmat kan? Bagaimana jika sekali lagi mbak…” ujar nanda sambil terengah-engah sementara kedua tangan sibuk meremas – remas buah dada indri.
“jangan mas… aku dah gak kuat… kapan-kapan lagi aja mas” sahut indri diantara nafasnya yang memburu. Sementara tubuhnya sudah bagaikan kehilangan tulang.
Tetapi nanda yang tengah asyik meremas-remas payudara indri seolah tak mendengar keluhan indri, nanda justru tersenyum buas sambil tangan kanannya bergerak mengelus-elus paha dan kemaluan indri yang berlepotan sperma. Diperlakukan seperti itu indri hanya bisa pasrah, matanya merem melek sementara tubuhnya sudah tak berdaya.
Nanda menjadi tak tahan. Laki - laki ini segera menindih Indri yang tengah pasrah. Indri sempat melirik penis besar Nanda sebelum penis besar dan panjang itu mulai melesak ke dalam lubang kemaluannya untuk yang ketiga kalinya. Wanita alim ini mengerang dan merintih kenikmatan saat dirasakannya penis nanda menyusuri lubang kemaluannya kian dalam, dan wanita ini terpaksa kembali  membuka pahanya lebar-lebar untuk menerima sodokan penis yang besar dan panjang sperti milik Nanda. Tak berapa lama kemudian, Nanda menaik turunkan pantatnya diatas kemaluan Indri. Kini Nanda mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam lubang kamaluan wanita alim yang hangat itu. Lubang yang sudah sangat becek itu berdenyut- denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Nanda mendekatkan mulutnya menciumi wajah ayu indri. Tangan Nanda juga menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas- remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian putting susu yang sudah mencuat ke atas. Pinggul wanita alim yang besar ini ikut bergoyang-goyang sehingga Nanda merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara lubang kemaluannya sendiri semakin  berlendir dan gesekan alat kelamin kedua manusia lain jenis ini itu menimbulkan bunyi yang seret-seret basah.
“Prrttt… prrrttt… prrttt.. ssrrrtt… srrrttt… srrrrttt… ppprttt… prrrttt…”
Penis besar Nanda memang terasa sekali, membuat kemaluan Indri seperti mau robek.  Lubang kemaluan wanita berusia 25 tahun ini menjadi semakin membengkak besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam lubang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kepala penis laki - laki ini. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan Nanda membuat Indri merasakan nikmat yang luar biasa.  Meski agak pegal dan nyeri Karen sudah ketiga kalinya disetubuhi oleh nanda tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar.  Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada wanita alim ini. Ketika Nanda membenamkan seluruh batang kemaluannya,Indri merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut- denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi laki - laki ini menyodok- nyodokkan penisnya dengan keras.
Indri kini mulai menuju puncak orgasme.  Lubang kemaluannya kembali  menjepit-jepit dengan kuat penis Nanda.  Kaki wanita berjilbab ini diangkat menjepit kuat pinggang Nanda dan tangannya mencengkram kasur.  Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, Indri memuncrakan cairan dari dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan Nanda disertai erangan panjang penuh kenikmatan. Setelah itu Indri terkulai lemas di bawah tubuh berat Nanda. Kaki wanita berjilbab lebar tersebut  mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Nandai yang semakin cepat.
Tanpa merasa lelah Nanda terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut kemaluan wanita alim ini. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena lubang kemaluan Indri itu kini sudah dibanjiri lender kental yang membuatnya agak lebih licin. Indri mulai merasakan pegal di kemaluannya karena gerakan Nanda yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncang-guncang ketika nanda menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat.
“Plok.. plokk… plok.. plookk…
crrppp… crrppp… crrrppp… srrrpp… srrppp…” Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ketiga kalinya oleh nanda dan indri .
“Mas Nanda….. ouhhh pelan, …!” desis Indri sambil meringis kesakitan.
Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas Nanda yang seperti kuda liar. Akhirnya Nanda mulai mencapai orgasme.  Dibenamkannya wajah nanda pada buah dada Indri
dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuh Indri ikut terdorong. Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut.  Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan kasur
Kedua mata indri  terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Nanda Cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Indri yang lembut.  Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita alim  ini. Indri  hanya bisa terlentang tak berdaya, meskipun hanya sekedar memakai pakaiannya kembali. Melihat tersebut nanda tersenyum puas karena niatnya menyetubuhi wanita rekan kerjanya tersebut terbayar sudah. Nanda kemudian bangkit berdiri memakai pakaiannya kembali dan pergi ke kamar mandi dibagian belakang. Beberapa saat kemudian kekuatan indri sudah mulai pulih, tapi indri jadi bingung karena celana panjang, celana dalam dan BHnya tergeletak diluar kamar. Mau keluar indri tidak berani karena takut jika ada pembeli yang masuk. Lima belas menit kemudian nanda masuk kedalam kamar dan menyerahkan celana panjang indri tanpa BH dan celana dalamnya.
“BH dan celana dalammu tak cuci di kamar mandi mbak, tadi kotor kepakai ngelap sepermaku tadi….” Ujar nanda sambil tersenyum.
Indri terpaksa memakai pakainnya tanpa celana dalam dan BH, sehingga tampaklah cetakan pantat dan buah dadanya. Dengan gontai indri berjalan ke kamar mandi untuk mandi karena jarum jam menunjukkan pukul 3.00 sore. Setelah mandi tubuh indri Nampak segar, kemudian duduk disamping nanda yang tersenyum memandangnya dengan mesum. Sementara hujan diluar sudah mulai reda, dan jalan mulai ramai oleh pejalan kaki.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...