Kelima berandal yang bertubuh kekar itu mengendap-endap memasuki pekarangan rumah. Mereka berniat membalas akhwat bertampang melankolis yang memergoki mereka mencuri minuman keras tempo hari dan melaporkan mereka kepada satpam. Mereka berencana berpesta memperkosa akhwat itu habis-habisan sebagai balasannya.
“Sssstttt….. hati-hati jangan berisik….. ayo sini….” bisik Embong sambil memberi aba-aba.
Mereka segera maju bersembunyi di kebun rumah Aisyah yang penuh semak-semak. Sementara itu, Aisyah tidak mengetahui kalau dirinya diikuti oleh para berandal sejak sepulang kerja tadi. Ia tidak menaruh curiga sama sekali. Akhwat itu menyalakan keran air mandi lalu menuju ke kamarnya. Aisyah menyalakan lagu disko, sambil melepaskan baju kerjanya.
Di kebun para berandal sudah mulai mengendap- endap sambil menyusun rencana untuk masuk ke dalam rumah. Edi dan Jackie mendapat tugas mengawasi jalanan, sedangkan Embong membuka pintu depan, Johny dan Boker mencari jalan masuk lewat belakang. Pada saat itu secara tidak sengaja Johny melewati jendela kamar Aisyah yang lagi membuka baju kerjanya. Roknya berada diatas ranjang, sementara Aisyah yang tubuhnya cuma terbungkus kemeja kerja dan celana dalam sambil berdisko membuka kancing kemejanya. Johny segera memanggil Boker untuk melihat pemandangan itu. Mereka menelan ludah melihat Aisyah yang meliuk-liuk merangsang menari disko. Ukuran dadanya yang sekitar 34b keliatan jelas banget belahannya tatkala Akhwat itu sudah melepas kemejanya.
“Wow, Johny..liat toketnya tuh….aku ingin segera mencicipi tubuhnya….” bisik Boker tanpa melepaskan padangan matanya menatap tubuh Aisyah yang hanya mengenakan baju dalam.
“He…he….he…sabar, ker…nanti kita cicipi sama-sama, sampai pagi!” sahut Johny yang makin bernapsu melihat hal itu.
Beberapa saat kemudian Aisyah beranjak menuju ke kamar mandi. Sementara itu Embong yang berhasil membuka pintu depan segera memberi aba-aba pada teman-temannya untuk masuk. Para berandal itu sudah memperhitungkan segalanya, mereka mengunci pintu dari dalam sehingga nanti mereka bebas bertindak. Kabel telpon sudah mereka putus, Akhwat itu tinggal sendirian dan lagi badai yang akan datang sangat menguntungkan rencana mereka. Dengan leluasa mereka masuk ke kamar Akhwat itu. Jackie membuka kulkas, yang lain masuk ke kamar Aisyah. Edi memeriksa lemari pakaian Aisyah.
“Hai….lihat apa yang kutemukan!” sambil menunjukkan barang temuannya. Johny segera menyahut celana dalam itu.
“Hmmmmm….mmmm…” Johny mencium celana dalam.
“Ingat aku yang pertama bercinta dengannya!” sahutnya sambil tersenyum penuh arti.
Para berandal itu tak sabar membayangkan apa yang akan mereka nikmati. Mereka mengambil posisi untuk bersembunyi. Aisyah yang baru saja selesai mandi menuju ke ruang tengah. Tubuhnya hanya terbalut oleh baju dalam dan kemeja putih, duduk menikmati acara tv kabel. Waktu itu pukul 20:30, akhwat itu tidak menaruh curiga bahwa ada orang lain dalam rumahnya. Tiba-tiba, dari arah belakang salah seorang berandal maju mendekap tubuhnya. Aisyah terkejut dan segera berontak melepaskan diri.
“Ever been gang raped baby? Don’t know what you been messink you still remember us don’t you……” ejek Edi.
Aisyah yang mengenali wajah itu menjadi sangat ketakutan, ia tak menyangka kalau para berandal itu benar-benar melaksanakan ancamannya. Johny maju menerkamnya tiba-tiba, akhwat itu menjerit ketakutan ketika berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta dan menendang Johny. Tanpa disadarinya tendangannya mengenai selangkangan Johny hingga membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya. Aisyah segera melepaskan diri dan lari menuju pintu depan. Para berandal itu mengejarnya sambil menyorakinya. Dengan sekuat tenaga pintu depan itu berusaha dibuka, tetapi usahanya sia-sia.
“Wooooo……Woooooo……ha…ha…ha….ayo sayang, mau lari kemana kamu hah….ayo sini…ha…ha….ha…” ejek para berandal yang mengejarnya dari belakang.
Aisyah segera dikepung oleh para berandal itu. Mereka menyoraki ketidak berdayaannya. Aisyah didesak terus hingga merapat kEdinding, Johny yang tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada saat akhwat itu hampir putus asa, ia berhasil berkelit dari kepungan berandal itu, lolos dan lari menuju ke dapur. Aisyah bermaksud lari lewat pintu belakang. Para berandal segera mengejarnya lagi. Nasib sial bagi Aisyah, begitu tangannya berhasil menyentuh gagang pintu, para berandal berhasil menangkapnya kembali. Rambut Aisyah yang panjangnya sebahu dijambak, sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Aaaahhhh….aammpun…aaah” iba Aisyah, sementara para berandal tersenyum sinis memandangnya.
“Sayang…. Kami akan memberimu pengalaman yang tak akan kau lupakan. Kau tadi telah merusak acara pesta kami, sekarang kau harus membayarnya dengan tubuhmu yang indah itu……ha…ha..ha…, Oya kau juga akan menyesal telah menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai mampus ” Johny maju dari kerumunan temannya.
Aisyah tak berdaya, rambutnya dijambak sementara tangannya dilipat kebelakang. Dari dapur ia diseret menuju ruang tamu saat itu pukul 20:45. Di sana ia dikelilingi oleh kelima berandal sambil didorong-dorong.
“Sayang, kita akan berpesta denganmu” seru Edi tak sabar sambil mendorong ke arah Boker.
“Ha…..ha…ha…. Kau tak akan bisa lolos kali ini….” ejek Boker sambil mendekap tubuh Aisyah. Mereka berteriak-teriak membuat Aisyah makin ketakutan.
“Kemarikan dia bill….hey babe, i bet my cock would feel real good warped up in your pussy” seru Jackie tak sabar, sambil mempraktekkan gaya bercinta penuh napsu. Aisyah didorong ke arah Jackie yang segera merangkul nya dari depan. Mulutnya segera mencari tetek akhwat itu, sementara pinggulnya bergerak maju mundur seakan sedang bercinta dengannya.
“Wooooo…. Wooooou…..fuck you girl, fuck you…..” Jackie menggerayangi akhwat itu.
“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aaahhhhkkk” jerit Aisyah ketakutan.
Tiba-tiba dengan satu sabetan, tangan salah satu berandal merobek kemeja putih Aisyah, membuat Akhwat itu terpelanting. Embong segera mendekap dari belakang. Sekarang tubuh Aisyah hanya mengenakan BH dan celana dalam saja, membuat mereka makin menjadi-jadi.
“Ah…aahh…aahhk” jerit Aisyah ketika tangan Embong yang mendekap tubuhnya dari belakang mulai menggerayangi pahanya.
“Kita akan memberimu pengalaman yang tak terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Embong.
Para berandal lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi meremas remas tetek Aisyah. Jackie memburu memek Aisyah, sementara Boker dan Johny membuka baju dan celana panjang mereka sambil tertawa sinis. Tubuh para berandal itu terlihat begitu kekar dan berotot.
“Hey, somebody get behind the bitch and hold her arms, i’m fucking her first” Johny memberi aba-aba yang langsung disetujui teman-temannya. Akhwat itu meronta-ronta di bopong kelima berandal itu ke ruang tengah.
“Jackie, Embong, kau pegangi tangan dan kakinya, terlentangkan dia di meja ini” perintah Johny.
Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00. Di sana Aisyah diterlentangkan di atas sebuah meja bundar. Masing-masing tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh para berandal. Sinar lampu diatas meja membuat Akhwat itu silau, Aisyah hanya bisa melihat tubuh-tubuh kekar mengerubunginya dan tangan-tangan berotot meraba-raba teteknya. Wajah sinis dan suara tawa para berandal mengejek ketidak berdayaannya. Lidah Johny menelusuri lehernya yang jenjang. Aisyah berontak berusaha melepaskan diri, tetapi apa daya tenaga seorang Akhwat dibanding dengan lima laki-laki yang kesetanan. Jackie dan Edi memegangi kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Aisyah dipegangi erat-erat oleh Embong dan Boker. Johny mencumbunya dengan kasar dan penuh napsu, tangannya dengan liar meremas-remas tetek Aisyah.
“I can see the nipples poking at her bra” kata Johny yang langsung disambut oleh tawa para berandal.
“Hey, cut that bra off man. What’s wrong with you?” sahut Embong sudah tidak sabar lagi.
“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkhk” jerit Aisyah ketika dengan satu hentakan kasar tangan Johny merobek BH yang dikenakannya. Para berandal makin seru menyorakinya. Mulut Johny segera melumat tetek Aisyah yang sintal, sementara tangan kirinya masih meremas-remas tetek sebelah kanan Aisyah.
“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Aisyah mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh lidah Johny.
“Ha….ha….ha…. Kau sungguh mengiurkan sayang” tawa Boker menelan ludah tak sabar ingin segera menikmati gilirannya. Johny sekarang membuka celana dalamnya sendiri, kontolnya yang hitam besar 20 inci itu terlihat tegak siap beraksi.
“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Johny sambil menerkam dan mulutnya menciumi tetek akhwat itu dengan buas. Tubuh Aisyah menggeliat-geliat membusur, sementara teteknya diremas-remas sampai merah. Lidah Johny menelusuri tetek Aisyah, lalu turun ke daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa saat kemudian sambil tersenyum sinis, mata Johny memelirik kearah paha Aisyah.
“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” iba Aisyah ketakutan tidak berani membayangkan diperkosa oleh kelima berandal kekar dan berotot.
Lalu tangan Johny mulai memerosotkan celana dalam Aisyah. Akhwat itu berusaha mempertahankannya,
“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis” ejek Johny ketika Aisyah berontak sekuat tenaga, tetapi Boker dan Embong makin erat memegangi tangan Aisyah, perlahan-lahan celana dalamnya terlepas, jembut Aisyah terlihat ketika celana dalam berwarna pink itu dari pinggul diperosotkan turun kepahanya dan akhirnya terlepas.
“Cihuuuiiii……ha…ha…ha….party times… Ha…ha…ha….” teriaknya sambil memutar-putar celana dalam itu, lalu dicium dalamydalam menikmati aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Johny jelalatan memandangi Aisyah yang telanjang bulat terlentang diatas meja. Aisyah lemas karena ketakutan, ia tak berani membayangkan para berandal itu akan ‘menelan tubuhnya ramaiyramai’. Para berandal makin ramai menyorakinya, mata mereka jelalatan memandang setiap lekuk tubuh Aisyah. Embong yang tadi memegangi tangan Aisyah digantikan oleh Boker.
“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang…an…aaahh..” iba tangis Aisyah.
“Diam….there’s going to be a big party in your pussy tonight…..ha…ha…ha…kita lihat siapa yang paling hebat bercinta denganmu” ejek Embong mendekati Aisyah sambil mengeluarkan pisau lipat. Aisyah ketakutan ketika Embong memainkan pisau itu diantara kedua teteknya sambil tersenyum sinis memandang tubuhnya. Pisau itu bergerak ke arah puting susunya dan diputaryputar mengelilingi belahan tetek Aisyah yang naik turun karena napasnya tak beraturan. Hal itu membuat para berandal benar-benar terangsang. Pisau itu terasa dingin di tetek Aisyah, lalu pisau itu bergerak kearah perut Akhwat itu dan turun ke daerah bawah pusar Akhwat itu. Edi menyeringai penuh arti ketika mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Embong dengan pisau lipatnya.
“Ayo milo, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…” seru Edi kegirangan.
“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Aisyah sambil berontak, tetapi para berandal itu makin mempererat pegangannya, sementara pisau lipat itu dengan buas mulai beraksi mencukur rambut kemaluannya.
“ha…ha….ha… Kesempatan yang langka ini tak akan kami lewat begitu saja. Ayo manis berteriaklah semaumu, tak akan ada yang mendengarmu saat ini.” ejek Johny sambil menerkam tetek Aisyah.
Tetek Akhwat itu diremasnya kuat-kuat hingga membuat Aisyah mengerang kesakitan sementara Embong mencukur rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga Aisyah merasa perih. Boker, Jackie dan Edi yang memegangi kaki dan kedua tangan Aisyah tertawa melihat Akhwat itu meronta-ronta.
“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh…” desah Aisyah tatkala teteknya diremas-remas oleh Johny.
Suara desahan itu membuat para berandal itu makin terangsang. Dengan buas pisau Embong beraksi, dalam beberapa menit saja rambut kemaluan Aisyah telah tercukur habis. Daerah kulit bawah perut Aisyah yang tadinya ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Embong tersenyum puas, Johny segera maju sambil mementang kaki Akhwat itu lebarylebar, sekarang ia berada diantara pahanya , memandang memek Aisyah yang terlihat jelas karena rambut disekitar daerah itu habis tercukur.
“Ha…ha…ha…tetekmu sungguh lezat, now i’ll eat your pussy” kata Johny sambil menjilatkan lidahnya sementara matanya melirik ke arah memek Aisyah.
“oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooooaahhk” tangis Aisyah terhenti ketika Johny mulai menjilatinya. Lidah itu seakan menjulur panjang menjelajahi lubang memek Aisyah. Tubuh Akhwat itu mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Johny bergerak seperti cacing menggali lobang.
“oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…aaaah…” desis Aisyah sementara kepalanya hanya bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Tubuh Aisyah bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Embong menciumi leher dan daerah sekitar ketiak, sambil tangannya mencubit puting susu akhwat itu. Jackie melepaskan kaki Akhwat itu, dan ikutan mencumbu perut Aisyah. Lidah Jackie menjilati pusar Akhwat itu.
“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah Aisyah makin keras, ketika lidah Johny masuk makin dalam di memeknya.
“ha…ha…ha….percuma kau berontak sayang, mau tak mau kau akan menikmati pesta ini” ejek salah satu berandal.
Tetek Aisyah memerah dan mengembang karena remasan tangan Embong. Johny makin bersemangat, ketika memek Aisyah mulai berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalam bersamaan dengan pekik desah Aisyah. Embong masih mengulum tetek akhwat itu. Putingnya disedot kuat-kuat, membuat akhwat itu mengeliat menahan rasa nikmat dan sakit yang bercampur menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting tetek Aisyah keluar cairan putih seperti susu. Embong lebih bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara tangannya meremas-remas tetek Aisyah agar keluar lebih banyak.
“Uuuuggghhhh……uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhhhhh….” desis Aisyah dengan napas tersedak-sedak.
“Ha…ha…ha….ternyata tubuhmu menghianatimukan?” Diam-diam kau menikmatinya……dasar perek” ejek Embong sambil menyedoti tetek Aisyah, kanan dan kiri.
Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30. Rupanya para berandal itu senang bermainymain dengan tubuhnya dan berniat melakukan warming-up sebelum memperkosanya. Aisyah hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para berandal yang kekar. Lidah Johny dengan lahapnya menjilati memek Aisyah. Tidak puas hanya lidah, sekarang jari tangan Johny ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk Johny masuk di lobang memek akhwat itu, diputar-putar seolah-olah mengaduk-aduk memek Aisyah, sementara lidahnya ikut menjilati bibir memek Aisyah.
“aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah Akhwat itu makin keras, membuat para berandal itu tertawa mengejek ketidak berdayaannya. Jari tangan Johny menusuk masuk dan bermainymain dengan klitorisnya, membuat Aisyah mengelinjangygelinjang. Mata Aisyah terpejam, kepalanya menggeleng ke kiri kanan, Jackie menciumi pusarnya, tangan Embong meremas-remas teteknya. Setelah puas bermainymain, Johny mementang kedua kaki Aisyah.
“Johny mau pakai kondom?” tanya Boker. Johny menolak usul Boker.
“No way….ha…ha…ha….i want to feel skin to skin…ok sekarang saatnya manis… Now lets see just how tight your cunt is” Johny mengangkat pinggul Aisyah tinggi-tinggi. Kontolnya sekarang digesek-gesekkan disekitar bibir memek Aisyah berusaha menyibak belahannya. Mata Akhwat itu terbelalak kaget ketika merasakan kepala kontol Johny yang besar dan hangat. Batang kontol itu berdenyutydenyut dibibir kemaluannya.
“Ohhh…ohhhh sekarang saatnyak” pikiran Aisyah melayang jauh ketika Johny mulai beraksi menindih tubuhnya.
“Ayo Johny cumbu dia sampai mampus……cihuuui” para berandal itu memberi semangat.
Johny merasakan rasa hangat yang mengalir pada kepala batang kemaluannya yang sudah menancap tepat pada pintu gua kenikmatan milik Akhwat itu. Johny menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluannya mulai terbenam ….Aisyah menahan napas …. Ditekan lebih dalam lagi …. Separuh dari bagian kepala kontolnya melesak masuk …. Dengan lebih bertenaga Johny mendesak batang kontolnya untuk masuk lebih dalam lagi.
“Ayo Johny sEdikit lagi masukin saja semuak biar dia rasain Johny” Embong menyoraki Johny sambil meremas-remas tetek Aisyah.
“Aaaggghkkkk” pekik Aisyah merasakan sesuatu yang menyakitkan dipangkal pahanya ketika seluruh kepala kemaluan Johny sudah terbenam kedalam liang hangat miliknya, dengan satu hentakan yang kuat, kontol Johny menyeruak masuk ke dalam memek Aisyah membuatnya memekik kesakitan.
Sementara badai diluar mulai turun dengan deras dimulailah pesta perkosaan itu. Aisyah terlentang diatas meja bundar diruang tengah, tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh Boker dan Edi, teteknya dijilati, disedoti oleh Jackie dan Embong, sementara kontol Johny mengoyak-koyak memeknya dengan ganas.
“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih Aisyah seiring dengan gerakan ayunan pinggul Johny yang kuat. Senti demi senti batang kontol Johny menelusur masuk menerobos keketatan memek Aisyah yang sudah basah berlendir itu. Setiap ayunan Johny membuat tubuhnya mengelepar kesakitan karena kontol yang besar itu berusaha masuk lebih dalam. Suara desahan Aisyah membuat para berandal itu makin bernapsu menikmati tubuhnya.
“Ayo Johny…..genjot terus sampai mampus….. Ha…ha…ha…” seru salah satu berandal.
Johny merasakan begitu ketatnya ujung kontolnya terjepit di dalam memek Aisyah, selang beberapa saat kontol itu terhenti menerobos keluar masuk.
“Can’t seem to get my cock deep enough into you baby” Johny mengatur posisi pinggulnya, “you so damn tight.” kemudian dengan satu hentakan yang kuat membuat batang kontol itu hilang tertelan memek Aisyah.
“Aaaaaaaggggkkkkk” suara lolong histeris Aisyah ketika dengan satu hentakan kuat tanpa masalah kontol itu beraksi lagi di lubang memek Aisyah yang berlendir, rupanya selaput perawan Aisyah robek.
“Uuuugggghhhh…. So you’re still a virgin? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan pengalaman ini” ejek Johny, kontol itu dengan mudah menerjang keluar masuk dengan cepat, sementara tubuhnya menghentak hentak barbar diatas Aisyah yang mendesah-desah tak berdaya. Memek Aisyah terasa akan robek oleh desakan kontol Johny yang menyeruak masuk keluar dalam-dalam seperti membor kilang minyak. Johny melengkuh-lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun memompa, kontol itu keluar masuk. Kaki Aisyah terangkat tinggi di atas meja terayun-ayun seirama gerakan pinggul Johny menghujamkan keluar masuk kontolnya yang dengan barbar beraksi dimemeknya.
Aisyah berharap ia dapat pingsan saat itu juga supaya tidak merasakan sakit yang tak terlukiskan itu. Para berandal itu menyanyikan lagu “row your boat”.
“Aaaahhh… Aaaahh…. Ammm…. Pun…. Aahh… Aaahh… Aaahh…. Sakit.. Ahhhhh.. Aaaahhh….” jerit Aisyah. Pinggul Johny bergerak seperti pompa. Kontolnya keluar masuk seiring desahan Aisyah.
“Ayo Johny coblos terus, coblos…coblos…woooo…wooooo baby….” teriak Embong sambil menciumi dada akhwat itu.
“Delapan puluh delapan…… delapan puluh sembilan…. sembilan puluh… ayo…” dengan semangat Edi menghitungi setiap hujaman kontol Johny.
“Pediiiih bang stoooop…..” pekik Aisyah, sementara Johny berayun-ayun diatas tubuhnya. Akhwat itu hanya bisa terisak-isak. Suara petir menyambar di sela-sela badai.
“Yeaaahhh. How’s it feel, babe, how’s it feel with a real man’s big cock in your belly? Ooooooooooooo you feel so good, so hot.” ejek Johny sambil memaksa Aisyah yang mendesah untuk melihat kontolnya mengenjot keluar masuk lorong memeknya. Aisyah bisa merasakan setiap inci dari otot dibatang kontol Johny bergerak menelusuri lubang memeknya.
“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Johny, sudah sekitar setengah jam dia berayun-ayun di atas akhwat itu, keringat membasahi tubuh keduanya, tetapi gerakan pinggulnya tetap ganas, kontolnya menyodok-nyoodok memek Aisyah, tangannya menggerayangi pahanya dengan liar.
Sementara itu Embong membuka celana panjang dan celana dalamnya sendiri, kontolnya panjang, stetapi tidak sebesar Johny sekitar i.h incit sudah tegak menegang. Jackie masih asyik menyedoti puting tetek Aisyah. Sesekali Akhwat itu berusaha memberontak, tetapi Edi dan Boker mempererat pegangannya. Johny melengkuh-lengkuh nikmat di atas tubuh Aisyah yang mengeliat-geliat menahan berat tubuh Johny yang menindihnya.
“Seratus enam puluh enam…… Seratus enam puluh tujuh…..seratus enam puluh delapan…..ayo Johny taklukan dia…. ha… ha… ha…” Edi menyemangati yang langsung diikuti oleh para berandal yang lain.
“Seratus tujuh puluh tiga…. seratus tujuh puluh empat… seratus tujuh puluh lima….” para berandal yang lain ikutan menyemangati Johny.
Tubuh dan tetek Aisyah berguncang-guncang seirama dengan hentakan genjotan Johny yang makin liar. Memeknya terasa terbakar oleh gesekan kontol Johny yang buas.
“Aaaaaaahhhh….. Stoooop…. aaaaaahh….. perihhhhh” Aisyah melolong menahan sakit.
“Ayo……. Ayo…. seratus delapan puluh delapan….. seratus delapan puluh sembilan…. seratus sembilan puluh…. ha… ha… ha…” Edi memberi semangat.
“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…tubuhmu nikmat sekalik” Johny mengejek Aisyah yang mengigit bibirnya menahan sakit. Pinggulnya maju mundur diantara selangkangan akhwat itu. Jackie dengan gemas mengigit puting tetek Aisyah, sementara tangannya yang satu meremas-remas tetek sebelah kanan.
“Aaaaahh…… sudah bang ampuuuuun…. Ssssakittt….” rintih Aisyah, sementara gerakan Johny mulai pelan, tapi mantap.
“Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan puluh tujuh….” semua berandal menyemangati Johny. Batang kontolnya keluar masuk dengan barbar.
“”I’m coming, baby” lengkuh Johny.
“Ampuuun bang jangan akkkkkh……..” kepala Aisyah terjengkang keatas, sementara terdengar suara lolong kesakitan ketika batang kontol itu menghujam dalam-dalam dimemeknya. Dengan satu hentakan kuat Johny mencapai klimaks, kontolnya menyemburkan sperma dalam lubang memek Aisyah.
“Uuuuuugggh….. ha… ha… ha…. bagaimana?” ejek Johny sambil mencabut kontolnya dengan perkasa.
“Kau akan digilir sampai pagi….. ha… ha… ha…next” seru salah satu berandal.
Sementara itu kilat diluar menyambar-nyambar, waktu itu pukul 22:25. Aisyah hanya bisa terisak-isak, Embong maju sambil menyeringai. Tanpa perlawanan yang berarti, Embong sudah berada di antara selangkangan Akhwat itu.
“Ha… ha… ha… is my time to ride, baby i’m gonna take my time and fuck you nice and slow. Let’s see how long i can keep my dick hard in this wonderfully tight cunt of yours. See how long i can keep you moans….. ” ejek Embong, sementara batang kontolnya dengan mudah masuk ke memek Aisyah.
Embong memulai gerakannya, pinggulnya bergerak memutar, memastikan kontolnya masuk penuh, lalu bergerak maju mundur perlahan tapi dalam. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan mantap, diantara kedua paha Aisyah yang terbuka lebar, sambil meremas-remas teteknya. Kadang jari-jari tangan Embong memelintir puting susu akhwat itu, tubuh Aisyah hanya bisa mengeliat-geliat, sementara dari bibirnya yang terbuka terdengar suara erangan dan desah.
Kontol itu beraksi di memeknya, pinggulnya diangkat ke antara pinggang Embong yang maju mundur. Jackie meninggalkan kerumunan menuju kulkas di ruang makan. Johny duduk disofa, sambil melihat teman-temannya beraksi diatas tubuh Aisyah. Boker masih dengan erat memegangi tangan kanan dan kiri Aisyah, juga Edi yang memegangi kedua kaki Aisyah. Suara desah erangan akhwat itu bagai musik merdu ditelinga mereka. Tubuh Aisyah basah kuyup karena keringat, sementara Embong melengkuh-lengkuh nikmat.
“Ooooooooohhhhhh……. Uuuuuuhhhhh….. Uuuhhhh….. Uuhhh….. Ha… Ha… Ha….” suara Embong, kontolnya yang panjang tanpa ampun terus mengenjot memek Aisyah.
Teteknya dijadikan bulan-bulanan oleh Embong. Giginya mengigiti putingnya dengan gemas, membuat Aisyah menjerit kesakitan. Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada Aisyah.
“Aaaahhh….. aaaaoooohhh…. ooooohhhhhh… ampuuuun…..” desah Aisyah merasakan kontol Embong menusuk keluar masuk dimemeknya. Sudah sekitar lima belas menit Embong beraksi, tubuh Aisyah berguncang-guncang seirama ayunan pinggul Embong.
“Hai lihat apa ini…..” seru Jackie yang baru kembali dari kulkas sambil membawa sebotol selai.
“Oh… ho… ho…hooo… sayang kita sekarang benar-benar menikmati tubuhmu” teriak Edi girang. Beberapa saat kemudian tubuh Aisyah diolesi selai, Embong mengolesi teteknya sambil terus menggarap memek Aisyah.
“Ha…ha…ha… Bagaimana? Kau masih kurang puas? Kau tidak suka punyaku?…… Manisku cepat atau lambat kau akan menikmati pesta ini” ejek Embong sambil menatap Aisyah yang terengah-engah tak berdaya. Johny yang duduk disofa tersenyum sinis melihat teman-temannya mengerjai Aisyah. Matanya jelalatan memandangi setiap lekuk tubuh akhwat itu.
“Hei Johny…… ayo ikutan ha…. ha… ha.. wow… tubuhmu sungguh mengairahkan…..woooo…. Woooouuuu….” ajak Jackie sambil mengoleskan selai di paha Aisyah.
Johny bangkit dari sofa menuju ke teman-temannya yang menikmati tubuh Aisyah. Kontolnya mulai tegak lagi, melihat adegan didepannya. Johny segera ikutan mengoleskan selai di dada, sementara Jackie meratakan keseluruh tubuh Aisyah. Suara erangan akhwat itu membuat mereka begitu bernapsu. Edi melepas celananya, kepala kontolnya besar ( 11 inci ) maju ikutan mengolesi tubuh Aisyah dengan selai.
Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar, membuat jalanan bertambah sepi.
“Hah… Hah…. Hah…… uuuggghhh…”lengkuh Embong, sekarang ayunannya tidak perlahan seperti pertama, tetapi berirama cepat dan dalam. Memek Aisyah terasa perih terbakar oleh gesekan kontol Embong.
“Ha…. ha… ha….. Tunggu punyaku manis, you will love it” seru Edi sambil mengolesi kontolnya sendiri dengan selei sehingga kepala kontol itu terlihat mengkilat dan lebih besar dari yang sebelumnya.
“Uuuuuggghhhh……. uuuuuggghh…… Uuuugggghhhh……”desah Aisyah pendek seirama keluar masuk kontol Embong di kemaluannya.
Edi meremas-remas kontolnya sendiri, sambil memandangi setiap lekuk tubuh Aisyah.
“Ha… ha… ha…. Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya Boker sambil matanya terkagum melihat kontol Edi yang makin besar, sehingga kepala kontol itu seperti jamur.
“Oooooohhhhhh…. Uuugggghhh….. Oooohh…… Oooohh…….. Here I cameee…… “jerit klimaks Embong, kontolnya menghujam dalam-dalam sambil menyemprotkan cairan putih.
“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh…… Oooohhh……” pekik Aisyah diantara lengkuhan nikmat Embong.
Embong mencium kening Aisyah yang terlentang terengah-engah diatas meja.
“Fuck you babe…..ha…ha..ha….” ejek Embong sambil mencabut kontolnya.
Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala kontol yang besar itu digesek-gesekkan di antara paha Aisyah. Edi memandangi tubuh Aisyah yang sintal dan mulus basah oleh keringat.
“Let’s go to heaven, manis… ha… ha… ha….” bersamaan dengan kata itu Edi menciumi tetek Aisyah, sementara tangannya mengesek-gesekkan kontolnya di bibir kemaluan akhwat itu.
Teriakan Aisyah tertelan badai yang ganas, pukul 23.45. Aisyah, meronta-ronta tubuhnya membusur digumuli Edi yang penuh napsu, sementara para berandal yang lain tertawa terbahak-bahak. Tangan Aisyah yang dipegangi oleh Boker membuatnya tak bisa melawan, sehingga dengan leluasa Edi menciumi tubuhnya. Dari leher, lidah Edi terus menelusur turun ke teteknya, disedotnya kuat-kuat tetek Akhwat itu, membuatnya mengerang kesakitan. Lidahnya menjilati dengan lahap cairan yang keluar dari puting susu Aisyah. Tiba-tiba dengan hentakan yang kuat kontol Edi menerobos masuk memek akhwat itu.
“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Aisyah berteriak kesakitan saat ia merasakan kepala kontol yang besar itu berusaha masuk lebih dalam di memeknya.
“Uuuuugggghhhhh….. sempit sekali…. uuuuaahh… hhhaaaa….”seru Edi sambil terus mendorong masuk kontolnya.
“Ayo….. Ed,…… ha…. ha… ha…. masukkan semuanya….biar mampus dia” teriak Johny menyemangati Edi.
Sekarang kepala kontol itu sudah masuk, Edi diam sebentar merasakan otot memek Aisyah yang berusaha menyesuaikan diri dengan kontolnya. Dinding memek Aisyah serasa meremas-remas kontolnya hingga membuatnya lebih tegang.
“Ha…. ha… ha…. kulumat kau, manis” bisik Edi sambil mulai menggenjotkan kontolnya dengan barbar.
Johny menciumi leher Aisyah, Jackie meremas-remas teteknya, Embong meratakan olesan selai, sedangkan tangan Edi membentangkan paha akhwat cantik itu agar kontolnya bisa lebih leluasa maju mundur di lubang memek Aisyah.
“Aaaahhhh…… aaahhhhhh….. aaaggghhhh… aaahhhhh…” lolongan desah Aisyah digarap ramai-ramai.
Suara desah dan erangan Aisyah terdengar bagai musik merdu ditelinga para berandal itu. Tanpa menghiraukan Aisyah yang sudah kelelahan, mereka terus berpesta menikmati tubuh akhwat cantik itu. Bagai menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan menjilati tubuh Aisyah yang basah, mengkilat karena olesan selai dan keringat. Kontol Edi menerobos keluar masuk dengan cepat, sementara disetiap hentakan tubuhnya terdengar erangan Aisyah menghiba kesakitan. Jackie yang meremas-remas teteknya sekarang mulai menjilatinya penuh napsu, sedangkan putingnya disedoti hingga keluar cairan seperti susu. Johny terus menciumi leher Aisyah yang jenjang, sementara Embong meratakan olesan selai.
“Uuugggh……. uuuuggghhh…….. aauughh….. uuugghhh…. uuuuggghhh….” rintih Aisyah.
Sudah sekitar lima belas menit Edi berpacu dengan birahi. Peluh membasahi tubuhnya. Edi melengkuh-lengkuh penuh napsu, menikmati setiap inci hujaman kontolnya di lubang memek Aisyah.
“Haaah….. haaah…. uuuggh….. bagaimana manis, asyik bukan….. kau akan digilir sampai pagi… ha… ha… Ha….haah….haaah….” seru Edi sementara pinggulnya bergerak seperti memompa diantara kedua paha Aisyah.
Tetek akhwat itu memerah diremas-remas dengan kasar oleh para berandal tersebut. Tubuh Aisyah berguncang-guncang dengan ganas seirama ayunan Edi.
“He… He… He….. tetekmu lezat sekali, ya….. kau akan membayarnya dengan tubuhmu sayang” ejek Jackie sambil menjilatkan lidahnya keudara sementara, tangannya meremas-remas tetek akhwat itu dengan penuh nafsu. Aisyah hanya bisa terisak-isak sambil menahan sakit disekujur tubuhnya yang basah kuyup karena keringat dan selai. Kontol Edi makin ganas menggenjot akhwat itu.
CERITA SERU DEWASA AKHWAT BERJILBAB : MEMPERKOSA AISYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar