Jumat, 15 Februari 2013

Curhat Indah 6 : Apakah Aku Hiperseks

Dua hari ini aku merasa ada yang aneh dengan diriku. Sebenarnya ini dimulai ketika aku dikenalkan dengan Ajie, salah satu teman Andi. Entah kenapa setelah aku bersalaman dengan Ajie, aku merasa diriku seperti menjadi orang lain. Aku seperti merasa asing denan diriku sendiri. Apalagi kegiatan seks yang aku lakukan selama 2 hari ini sangat diluar pemikiranku.

Awalnya dimulai kemarin pagi saat Andi mengajak lari pagi bersama di Senayan. Aku dikenalkan dengan seseorang yang bernama Ajie. Anehnya aku tidak ingat apa yang terjadi saat setelahnya. Yang aku ingat setelah aku bersalaman, kami mengobrol sebentar lalu kami perpamitan. Namun setelah itu aku merasa seperti ada yang aneh dalam diriku.

Setelah lari pagi, Andi mengajakku check in di hotel di kawasan Senayan juga. Aku juga heran kenapa aku seperti menurut saja.
Setelah kami masuk kamar, Andi terlihat gelisah, tidak seperti biasanya dia tidak langsung menggumuliku tetapi menelpon beberapa temannya.

Sekitar setengah jam kemudian, datanglah 2 orang teman Andi ke kamar kami. Awalnya mereka agak kaget melihatku.
"Lho ini toh pacarmu yang namanya Indah, kok pake jilbab?"
Aku tidak mengerti arah pertanyaan itu, tetapi kemudian aku mengetahui jawabannya.
"Ayo, silakan saja, seperti yang sudah aku janjikan...", kata Andi.
"Emang kamu janji apa sama mereka Ndi?", aku bertanya.
"Pokoknya bakalan asyik deh in, percaya sama aku", jawab Andi sambil kemudian mulai menciumku. Entah mengapa kali ini aku tidak protes, malah sepertinya aku menikmati cumbuan Andi.
Andi kemudian mulai melucuti pakaianku satu persatu, sampai akhirnya aku telanjang bulat. Anehnya kali ini aku tidak merasa malu sama sekali meskipun ada 2 orang teman Andi ikut menonton.
Rupanya ciuman Andi benar-benar menaikkan birahiku, aku merasa vaginaku berdenyut-denyut. Nikmat sekali rasanya...apalagi jika ada yang masuk.

Tanpa disuruh 2 orang teman Andi (terus terang aku tidak sempat berkenalan dan bertanya siapa nama mereka) mulai membuka bajunya. Lalu mereka ikut mencumbuiku.
Salah seorang yang berambut agak keriting langsung menindih tubuhku dan memasukkan penisnya. Entah kenapa biarpun aku tidak kenal mereka, aku membiarkannya malah menyambut inisiatif mereka dengan begitu bernafsu, seakan aku melayani suamiku sendiri.
Kami melakukan hubungan seks secara bergantian, dan setiap kali aku merasakan orgasme yang begitu hebat... sampai-sampai aku menggigil karena orgasme pada saat kedua kalinya teman Andi yang berambut lurus mengeluarkan spermanya dalam vaginaku. Aku mengapitkan kedua kakiku menjepit pantatnya agar penisnya terus menancap dan mengeluarkan spermanya yang terakhir.
Akhirnya setelah beberapa kali orgasme, aku berbaring kelelahan di tempat tidur. Andi dan kedua temannya masih mengelus-elus badanku. "Indah, kamu hari ini menyenangkan sekali", kata Andi sambil mencium dahiku.
"Sama-sama Ndi, aku juga puas sekali...", jawabku.

Sekitar jam 8 Andi pamit sebentar keluar mengantar kedua temannya itu. Aku segera menelpon meminta room service untuk makan malam.
Sambil menunggu, aku mengelap vaginaku yang basah dan terus mengeluarkan lelehan sperma dengan tissue. Tak berapa lama, bel berbunyi. Aku segera membuka pintu tanpa berpakaian lagi. Ini pasti Andi, pikirku.
Ternyata aku salah, yang datang adalah pelayan yang membawa pesananku, dia kaget melihatku membuka pintu sambil telanjang. Tidak seperti sebelumnya lagi-lagi aku tidak sungkan-sungkan bertelanjang didepannya. Kusuruh dia masuk dan meletakkan makanan di meja, sementara aku menandatangani bon, kulihat celananya seperti menonjol. Pasti penisnya mulai tegang karena melihatku telanjang bulat.
Setelah menanda tangani bon, aku mendekatinya lalu meremas celananya yang menonjol.
"Kenapa mas, ngaceng ya..."
"Nggak mbak...nggak kok...", jawabnya gugup
"Kalo udah tegang, keluarin aja ntar sakit lho...", kataku sambil menurunkan retsletingnya. Lalu ku keluarkan penisnya yang sedari tadi tertahan celana dalam. Melihat penis yang sudah tegang, tanpa berpikir lagi, aku mendorong pelayan itu ke tempat tidur dan kunaiki. Penisnya aku masukkan ke vaginaku, lalu aku menggoyang pinggulku. Aku merasakan kenikmatan luar biasa, sementara kulihat pelayan itu tampak tegang.
"Mbak, pintunya belum ditutup... ntar kalo suami mbak datang gimana?", katanya agak panik
Aku tidak menjawab melainkan mempercepat goyanganku. Sayangnya baru semenit kemudian dan belum sempat aku orgasme aku sudah merasakan penisnya menyemburkan sperma dalam vaginaku. Croot..Croot..Croot... si pelayan tampaknya tidak bisa menahan lagi dan memegang pinggulku.
"Aku belum dapet nih...", kataku kecewa. Si pelayan nampak makin gugup dan bingung.
"Ya udah deh mas... makasih ya udah dibawain makanan. Ini penisnya dilap dulu", kataku sambil menjilati penisnya yang mulai mengecil.
Setelah bersih, aku tutupkan retsletingnya. Pelayan itu nampak malu-malu dan mohon pamit.
"Sa..saya pergi dulu ya mbak..terima.. kasih ..mbak..."
Pelayan itu kemudian pergi, dan aku menikmati makanku sambil telanjang.

Sekitar pukul 11 Andi datang kembali, kali ini bersama beberapa orang lagi. Anehnya seperti sore tadi, aku tidak merasa malu sama sekali. Dan aku melayani mereka sepenuh hati dan merasakan orgasme berkali-kali. Entah berapa kali kami melakukan hubungan seks, yang jelas Andi sempat memberikan semacam obat perangsang padaku. Namun menjelang pagi, aku sudah kelelahan orgasme dan pingsan. Aku masih sempat tersadar beberapa kali dan merasakan mereka masih menikmati tubuhku, namun aku merasa lelah dan lemah sekali jadi kubiarkan saja mereka.

Pagi harinya sekitar jam 8, aku terbangun. Kulihat Andi tertidur di sofa, sementara masih ada 2 orang temannya tidur di lantai telanjang bulat.
Aku merasa sedikit perih di vagina dan anusku. Kulihat ceceran sperma dimana-mana, bercampur sedikit darah. Di kasur, bantal, vagina, anus dan badanku pun rasanya lengket dan belepotan sperma. Pasti semalam mereka berpesta dengan tubuhku.

Aku agak terhuyung ke kamar mandi. Pipis...kali ini agak perih rasanya. Aku menekan bagian bawah perutku, cairan seperti lendir keluar dari vaginaku. Cukup banyak sepertinya, pasti mereka mengeluarkannya dalam vaginaku...

Keluar dari kamar mandi, aku lihat mereka masih tidur. Jadi kupakai baju dan trainingku, BH dan CD aku masukkan tas. Lalu kupakai jilbabku pulang...

Selama dalam taksi dan setelah sampai di tempat kost, aku berpikir...apa yang terjadi dengan diriku... kenapa aku tidak takut, malu telanjang bahkan begitu bernafsu melakukan hubungan seks pada teman-teman Andi yang belum aku kenal...
Aku bingung...
Apa aku ini hiperseks...
Kenapa aku begitu menikmatinya...
.....
Aku bingung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...