Jumat, 15 Februari 2013

Curhat Indah 10 : Jadi PSK

Ya Tuhan...

Entah apa yang kulakukan ini...
Aku melakukannya demi uang...uang...

Beberapa lama memang aku tidak mengisi diaryku ini karena aku begitu sibuk. Sibuk? ya aku sibuk melayani tamu-tamuku.

Beberapa minggu lalu aku mendapat telpon dari Adikku di Bandung. Ayah sakit kanker katanya!! Dan butuh biaya operasi dan pengobatan. Minimal Rp 120 juta... Aku terhenyak, saat ini memang hanya aku dan Ayah yang bekerja. Artinya jika Ayah sakit akulah yang menjadi tulang punggung keluarga, padahal aku baru saja di PHK.

Akhirnya Joe yang menjadi penolongku. Aku dicarikan pelanggan yang mau membayar mahal, umumnya mereka adalah para pendatang baru di dunia petualangan seks. Jadi mereka masih takut. Hampir tiap hari aku melayani tamuku, malahan terkadang 2 - 3 orang dalam sehari. Hati kecilku menangis, tubuhku pun terasa remuk. Himpitan dan lenguhan tamuku menjadi makananku, meskipun aku mencoba tetap tersenyum.

Hanya Joe yang bisa jadi pelarianku. Biasanya setelah melayani tamuku, aku mampir ke tempat kost Joe. Disana aku bisa menangis, merebahkan kepalaku ke dadanya, dan biasanya setelah itu kami mulai saling membelai, mencium dan kemudian melakukan hubungan seks. Joe memperlakukan aku dengan lembut, itulah yang menenangkan hatiku. Setelah melayani tamu, aku bisa merasakan orgasme bersama Joe. Terkadang Joe malah ikut membersihkan lelehan sperma yang keluar dari vaginaku. Hampir semua tamuku tidak biasa mengenakan kondom, karena mereka terbiasa melakukannya dengan istri mereka di rumah.

Begitulah, aku tidak mencoba menghitung lagi berapa lelaki yang sudah merasakan tubuh dan vaginaku ini....

Aku baru mengumpulkan sekitar 15 juta setelah hampir sebulan aku menjalani profesi ini. JAdi minimal 6 - 7 bulan lagi aku harus melakukannya, belum lagi aku masih harus membayar kost dan makan. Mungkin bisa jadi 10 bulan.

Aku malu, bingung, takut... vaginaku rasanya sudah longgar. Setiap penis yang masuk tidak lagi terasa peret atau perih, semua masuk begitu saja tanpa halangan...
Lubang anusku rasanya sudah sebesar bola pingpong. Aku sudah tidak merasa kesakitan lagi jika melakukan anal seks. Demikian pula, oral seks adalah hal biasa bagiku meskipun penis itu baru saja keluar masuk anusku... bau tai tidak lagi menjadi halangan, aku langsung bisa melumat penis yang masih belepotan kotoranku sendiri...

Untung masih ada Joe yang perhatian padaku... tapi aku sampai kapan aku harus seperti ini???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...