Senin, 25 Februari 2013

mendatangi madrasah aliyah

Babak I
Menceritakan setting di Aliyah sebelum dan ketika diserang gerombolan Cinta Muslimah.
“Assalamualaikum….” sapa 20 siswi Aliyah putri Nur Solehah kepada Bu Wasilah pagi itu. Damai dan tenang keadaan di kelas III sekolah khusus putri yg sebentar lagi akan ujian akhir nasional, ketika tiba2 terdengar letusa senjata api yg menggelegar dari jarak yg tidak terlalu jauh. “Aaaaaaiihh….” teriak siswi2 muslimah itu serempak. Belum sadar apa yg sedang terjadi, tiba2 ada 15 preman berpakaian tentara dan semuanya bersenjata lengkap mendobrak pintu kelas mereka dan kembali menembakkan beberapa peluru ke arah foto presiden dan wakil presiden yg tergantung di depan kelas mereka, hingga kedua bingkai foto berkaca tadi jatuh dan memecah keheningan.
“Diaam semuaaa!!!” teriak sang komandan.
“Kalau kalian mau selamat, ambil kartu pelajar kalian dari dompet atau tas, lalu bawa kartu pelajar itu maju berdiri di depan kelas, Semuaaaa…..!”
Keduapuluh siswi2 muslimah berusia 17-18 tahun itu dengan gugup dan gemetar membuka dompet dan tas masing2, mengeluarkan kartu pelajar dan dengan tubuh yg masih gemetar berjalan perlahan ke depan kelas. Sementara bu Wasilah sudah dilumpuhkan dengan mudah oleh 1 orang preman saja, yg sekarang sedang memegangi tangannya dengan keras di belakang punggungnya.


Dan akhirnya lengkaplah 20 remaja akhwat itu berdiri membuat 2 baris di depan kelas, dengan gemetar dan beberapa di antara mereka menangis sesenggukan. Betapa suatu pemandangan indah dan mengharukan sekaligus menggairahkan, 20 remaja muslimah yang baru mekar, dengan tubuh2 padat berisi di dalam pakaian muslimah hem lengan panjang putih, rok panjang semata kaki juga berwarna putih, serta jilbab lebar di kepala yang juga berwarna putih, betapa sucinya mereka.
Babaik II
“Hmmmm… huuuuu…” tangis Syifa tak beraturan sambil dadanya kembang kempis menahan rasa takut dan malu, ketika bang Ucok menggunting rok putih panjangnya sebatas pantatnya, hingga kini rok panjang tersebut hanya 10 cm tingginya, memperlihatkan dengan lantang celana dalam tipis krem di bagian depan, serta buah pantat bulat padat di bagian belakang.
Tidak hanya sampai di situ, kini bang Ucok menggunakan guntingnya untuk memotong pendek hem seragam Aliyah Syifa perlahan tapi pasti, hingga hem putih lengan panjang itu kini hanya sampai tepat di bawah BH akhwat vokalis Nasyid Putri tersebut. Begitu mencengangkan, begitu indah dan merangsang pemandangan ini, seorang remaja muslimah 17 tahun, berdiri dengan jilbab lebar putih yg masih lengkap, tetapi di bagian dadanya mengintip dua bongkah BH krem berenda yg siap dijamah oleh siapapun. Yang lebih dahsyat di bagian bawah remaja ini, kini terpampang pemandangan indah, sepasang paha putih mulus berisi yg di pertemuannya terbungkus daging padat berisi yg secara menerawang mempertontonkan segitiga kemaluan akhwat tanpa bulu2 jembut itu.
Begitu bang Ucok selesai “meminimaliskan” Syifa, komandan berteriak kepada semua anak buahnya, agar melalukan hal yg sama kepada semua akhwat siswi Aliyah kelas III itu.
“Pasukan…. sekarang minimaliskan semua siswi berjilbab ini!…”
Dengan semangat aku langsung menyerbu Khairunnisa, siswi incaranku.
Mataku melotot ketika sebagian tubuh Khairunnisa yang selama ini tersembunyi dalam pakaian yang rapat tertutup, mulai terlihat dari dekat bersamaan dengan tersingkapnya rok putih panjang yang dipakai remaja muslimah berjilbab lebar ini. Bentuk sepasang betis remaja muslimah berjilbab lebar asal Sumedang ini sangat indah namun sayang betis indah ini masih terbungkus kaus kaki yang membungkus hingga mendekati lututnya membuat aku tidak bisa menikmati kemulusan betis remaja muslimah berusia 17 tahun ini. Aku kian bernafsu untuk mengangkat ujung rok putih itu kian ke atas dan perlahan kemudian paha putih mulus remaja muslimah berjilbab lebar ini mulai terlihat yang membuat libidoku kian menggelegak.
Nafasku mulai tersengal menahan birahi melihat pemandangan indah di depan matanya yang merangsang birahinya. Sepasang paha remaja muslimah berjilbab lebar yang terlihat putih mulus dan sangat menggiurkan. Paha Khairunnisa yang putih mulus itu terlihat sangat kontras dengan warna kaus kaki yang membungkus betisnya. Baru kali ini aku melihat kemulusan paha remaja muslimah yang nyaris tanpa cacat seperti paha Khairunnisa ini. Sebuah keberuntungan yang teramat langka bisa melihat kemulusan paha seorang remaja muslimah berjilbab lebar yang padat baru mekar seperti Khairunnisa ini.
Tanganku terus menyingkap rok putih panjang yang dipakai akwat alim ini kian ke atas. Kain rok putih panjang itu kian terangkat kian tinggi hingga beberapa saat kemudian sampailah mataku ke area segitiga pertemuan kedua paha putih padat itu, dan hampir2 saja aku pingsan dibuatnya, Khairunnisa tidak memakai celana dalam!
“Komandaaann…..” teriakku
“Akhwat ini gak pake celana dalam!….”
“Huahahaha….” serempak semua preman tertawa terbahak2 bahkan beberapa mengomentari dengan nakal:
“Udah siap diperawanin tuuh..”
“Akhwat2 emang gatel…. dasar lonte”
“Memeknya cakep gak boss?”
“Huuuu…. nggakk… tadi aku pipis trus CD aku kena najis… jadi aku lepas” tutur Khairunnisa membela diri.
“Gak apa2 sayang… gak apa2… nanti juga kena najis pejuh abang… banjir malah di memek kamu ini, hahaha..”
Memek remaja muslimah berjilbab lebar yang tanpa celana dalam mulai terlihat. Dengan libido yang kian menggelegak, aku mengangkat rok putih panjang Khairuniisa kian ke atas dan sekejap kemudian ujung rok putih yang dikenakan akhwat alim ini tersingkap nyaris ke pinggang remaja muslimah ini sehingga seluruh memek dan pantat akhwat berjilbab lebar ini kini terpampang di depan mata keduaku. Mulutku menyeringai penuh nafsu sementara mataku nyaris tak berkedip memandang pantat Khairuniisa yang mulus dan montok dengan keadaan tanpa celana dalam sama sekali.
Ketika pantat Khairuniisa yang montok dan besar dalam keadaan tertutup rok putih panjang, telah membuat para lelaki terangsang dan ingin meremasnya, apalagi saat pantat remaja muslimah berjilbab lebar ini terlihat tanpa tertutup oleh celana dalam seperti yang aku lihat sekarang. Belahan pantat yang menggiurkan itu terlihat sangat jelas dan merangsang birahi bahkan karena posisi Khairuniisa yang aku suruh membungkuk sedikit menungging menyebabkan pantat akhwat Partai ini kian terlihat montok membukit dan merangsang birahi ku. Bahkan ketika mataku menyusuri belahan pantat tersebut hingga ke arah kemaluan remaja muslimah berjilbab lebarr ini, aku jelas melihat belahan kemaluan akhwat alim ini. Gundukan kemaluan Khairuniisa tidak terbalut celana dalam terlihat membukit mulus tanpa bulu membuat libidoku ini menggelegak. Bulu-bulu kemaluan Khairuniisa ternyata tidak terlihat sebab telah habis dicukur oleh remaja muslimah berjilbab lebar asal Sumedang ini.
Khairunnisa gemetaran ketika dari belakang ada yang menarik tali bra-nya seperti kusir menarik tali kendali kuda. Payudara Khairunnisa terguncang-guncang. Sampai akhirnya merojol keluar lewat bawah cup.Pada saat bersamaan, si kusir tetek membetot bra Khairunnisa sampai putus.
“Aiihhhhh…” Khairunnisa terpekik, apalagi dua lelaki yang mengapitnya langsung menyerbu payudara telanjangnya.
Kedua lelaki itu langsung melahap pucuk payudara dara yang selalu berjilbab lebar itu. Suara bibir keduanya ketika melumat puting Khairunnisa sungguh menggairahkan. Payudara yang putih mulus itu jadi terlihat kemerahan karena terus diremas. Sang dara tak henti merintih dan sesekali memekik.
“Lihat ukhti… putingmu jadi panjang begini…” kata lelaki di kanannya sambil menggenggam payudaranya sehingga mengacung. Puting Khairunnisa yang mungil tampak basah kuyup dan runcing.
“Awwwhhhh…” Khairunnisa memekik, sebab lelaki itu menyentil putingnya agak keras. Ditambah lagi, dua lelaki di belakang juga berebut meremas-remas payudara kanannya.
Khairunnisa makin tersiksa. Sebab lelaki di sebelah kiri sambil terus menyedot-nyedot putingnya juga berupaya menjamah pangkal pahanya.
Marpaung menyusupkan telapak tangannya ke balik celana dalam Kahirunnisa.
“Hmmm… akhirnya aku bisa juga megang memek akhwat….” kata lelaki berjenggot itu sambil meremas-remas vagina Khairunnisa. “Jembutmu sedikit ya?” lanjutnya. Khairunnisa menggeliat-geliat.
Payudara kirinya kini juga sudah jadi mainan lelaki di jok belakang.
“Boleh aku masukin jariku ke dalam memekmu, ukhti Khairunnisa yang cantik ?” kata lelaki di sebelahnya. Satu ruas jari sudah terselip di mulut liang kemaluannya yang mulai lembab
“Iiihh…. jangan… jangan…” sahut Khairunnisa lirih.
“Kenapa ? kamu masih perawan ?”
“I…iya…”
Dari belakang aku coba membantu melepas baju yang dipakai Maisaroh dan dengan perlahan aku mengelus bagian punggungnya yang kini terpampang, mulai dari pangkal leher dengan perlahan tanganku menjalar ke bagian pundak, pangkal ketiak terus kebagian pinggang, sekitar 5 menit aku melakukan itu dan kini aku mulai meraih pengait BH yang dikenakan Maisaroh dan dengan sekali tarik terlepas BH yang dipakainya dan kini pelan-pelan Bhnya aku lepaskan dari tangan Maisaroh yang agak menghalangi saat kami berempat mulai menyaksikan tubuh Maisaroh yang setengah telanjang.
Dan kesempatan ini tidak kami sia-siakan untuk menjamah payudara Maisaroh yang kini tergantung bebas tanpa penutup dada tergantung bebas dengan posisi Maisaroh yang kini merangkak dengan mulut bergantian mengulum 3 penis yang mengelilinginya, depan kanan dan kiri.
Sementara tangan Aris, Andi dan Wawan sibuk menggerayangi payudara Maisaroh, tanganku dengan perlahan mulai menarik kebawah rok sekolah yang dikenakan Maisaroh, pelan tapi pasti rok sekolah yang dikenakan Maisaroh kini sudah setengah turun dan menutupi sebagaian pantatnya yang padat berisi.
Sementara aku biarkan dulu dalam keadaan seperti ini, tanganku ingin merasakan kelembutan pantat Maisaroh, demikian juga tangan Andi dan Wawan yang bisa meraih pantat Maisaroh, sementara tangan mereka berdua yang lain masih sibuk meremas remas payudara Maisaroh.
Dan seperti sangat menikmati tangan- tangan kami, Maisaroh sesekali merintih kenikmatan.
Puas dengan itu, aku lagi menurunkan Rok sekolahs yang tadi masih setengah tiang di pantat Maisaroh, perlahan kini Rok sekolahs itu turun dikakinya dan dengan tarikan lembut kini Rok sekolahs itu sudah terlepas dari kaki Maisaroh.
Dan sekarang dia dengan merangkak dan tubuh telanjang dikelilingi kami berempat yang sudah dengan penis tegak berdiri mengelilinginya.
Agar lebih jelas melihat apa yang tersembunyi di balik pangkal pahanya, tanganku dengan pelan melebarkan kaki Maisaroh yang merangkak dan terlihat makin jelas belahan vaginanya yang terselip tanpa rambut kemaluan tersembunyi diantara pahanya yang putih mulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...