Kami sudah menikah dengan,pernikahan yang kami murni adanya cinta
kasih.Namun saat suatu hari ada kejadian yang sungguh tidak
terbyangkan Istriku tercinta di entot oleh orang Negro.Seram sekali
bukan?orang berkulit hitam berbadan kekar dan sedikit menampakkan
kejantanannya.Apalagi denger-denger dan lihat vidio porno alat kelamin
mereka sungguh besar 20 cm minim.Siapa cewek yang tidak ingin lubang
memek di masuki konthol besar.PAstinya enak!samapi-sampai instriku juga
merasakan batang penis negro men Namaku Toni umur 30th, nama istriku
Diah umur 27th. Diah mempunyai bentuk tubuh yang sangat proporsional,
dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya benar-benar sangat
serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta rambut lurus
panjang sebahu dengan kilau hitamnya.
Waktu
itu sehabis melahirkan anak pertama kami, Diah terlihat bodynya
menjadi mekar semua. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya salah
satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya
seperti semula. Namun kata Diah menyarankan nanti aja kalo sesudah anak
kami umur 1th, dimana Diah sudah tidak menyusui lagi.
1
tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju
salah satu salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya
sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia.
Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita.
Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama
kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal
dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon
tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar
untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.
Pada
awal bulan memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat proses
perawatan tubuh pada istri saya, karena laki-laki dan salon tersebut
memang diperuntukan bagi wanita. Akhirnya mereka menawarkan kepada saya
sebagai pelanggan tetap, bahwa di salon tersebut juga ada sebuah
penginapan yang letaknya dibagian dalam salon tersebut. Penginapan itu
berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga privasinya. Dengan
fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa springbed yang
nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang suami bisa
ikut menemani didalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain
khususnya wanita. Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil.
Selesai
reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan didepan.
Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan
tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata
datang juga orang yang kita tunggu. Seorang wanita namanya Ani,
kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga menurutku. Ternyata
selama ini Ani lah yang sering menangani perawatan tubuh istriku. Waktu
aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih muda dari saya,
akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Ani aja.
“Mbak Diah ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?” tanya Ani.
“Yach sekedar relaksasi aja An, dah lumayan lama ndak kesin.i” jawab Diah.
“Yach sekedar relaksasi aja An, dah lumayan lama ndak kesin.i” jawab Diah.
Lalu
Ani mengusulkan kepada Diah kalo massage ringan disertai luluran
keseluruh tubuh. Sebelumnya Ani mempersilahkanku duduk disofa didalam
kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu
kepadaku. Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah
ditubuh, sambil menunggu istriku. Datang juga akhirnya minuman tersebut
agak hangat dan rasanya ternyata manis, saya pikir pahit karena jamu.
Ani menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi untuk menambah suasana
yang nyaman dan rilex. Kemudian Diah disuruh melepaskan semua
pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh.
Setelah tubuh istriku Diah telanjang total serta merta Diah berbaring diatas kasur memunggungi Ani. Mulailah Ani melumuri punggung hingga kekaki Diah dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat Diah mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Ani menyuruh istriku berbalik menghadap kedepan, terlihat bukit payudara Diah yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Diah oleh Ani dari atas sampe
bawah tak luput payudara dan meqinya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun kedada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat Diah merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
Setelah tubuh istriku Diah telanjang total serta merta Diah berbaring diatas kasur memunggungi Ani. Mulailah Ani melumuri punggung hingga kekaki Diah dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat Diah mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Ani menyuruh istriku berbalik menghadap kedepan, terlihat bukit payudara Diah yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Diah oleh Ani dari atas sampe
bawah tak luput payudara dan meqinya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun kedada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat Diah merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
“Gimana mbak Diah, enak yaaa?” tanya Ani.
“Iya An, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan.” jawab istriku.
“Iya An, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan.” jawab istriku.
Dengar
hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex
sepertinya pikiranku cuex aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi
pikirku. Ani melanjutkan pijatannya sampe kebawah dan sekarang tidak
hanya memijat paha dan kaki Diah saja tetapi jari-jemari Ani yang
lentik memainkan bibir vagina dan klitoris Diah. Digosok-gosok dan
dielus dengan lembut membuat klitoris Diah makin menonjol dan keliatan
sebesar biji kacang tanah. Sebelumnya memang sejak melahirkan istriku
Diah selalu mencukur rambut disekitar vaginanya biar nampak bersih.
Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi Diah
perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Ani ini bener ahli dalam
merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya
merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi
anehnya diperlakukan oleh Ani seperti itu diem aja yaaa?
“Mbak Diah, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?” tanya Ani.
“Boleh aja ndak apa-aappapa kok An” jawab Diah terbata-bata oleh kenimatan.
“Mas ngijinin khan, kalo Vagina mbak Diah juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas” kata Diah kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu.
Jawabku “boleh aja kok”, khan juga suatu proses terapi pikirku.
“Boleh aja ndak apa-aappapa kok An” jawab Diah terbata-bata oleh kenimatan.
“Mas ngijinin khan, kalo Vagina mbak Diah juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas” kata Diah kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu.
Jawabku “boleh aja kok”, khan juga suatu proses terapi pikirku.
Aneh
juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang
melihat perlakuan Ani kepada Diah. Mungkin karena minuman tadi atau
aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex.
Setelah mendapat ijin, Ani melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk
Ani mulai keluar masuk meqi Diah. Pelan-pelan dengan gerakan yang
lembut, sedang ibu jari Ani menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak
terlalu lama dan keliatannya Diah juga belum orgasme, Ani menyudahi
permainannya. Ani mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual
rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut
muka Diah akan ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Ani meminta Diah
mandi untuk membersihkan badan. Tadinya Diah ogah-ogahan beranjak dari
tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi Ani berkata katanya
ini baru sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga
Diah mandi dijacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan
mengeringkan badannya dengan handuk, Diah duduk disofa disampingku
sambil berbalut handuk saja.
Ani sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya, “apa mau dilanjutkan atau istirahat dahulu?”
Belum sempat aku jawab ehh Diah udah nggak sabar ngomong duluan, katanya “ok aja selagi seger badannya.”
“Apa ndak sebaiknya mbak Diah minta pendapat dan ijin dari mas Toni sebagai suami?” Pinta Ani kepada Diah.
“Gimana mas boleh ndak tawaran Ani tadi?” pinta Diah.
“Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya” jawabku. Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya.
Belum sempat aku jawab ehh Diah udah nggak sabar ngomong duluan, katanya “ok aja selagi seger badannya.”
“Apa ndak sebaiknya mbak Diah minta pendapat dan ijin dari mas Toni sebagai suami?” Pinta Ani kepada Diah.
“Gimana mas boleh ndak tawaran Ani tadi?” pinta Diah.
“Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya” jawabku. Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya.
Kemudian aku menanyakan pada Ani, “sebetulnya proses selanjutnya seperti apa?”
Ani menerangkan “untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Toni mengijinkan”, terang Ani kepadaku.
“Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan” jawabku.
“Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Toni bener-bener menyetujui” kata Ani. “Kira-kira seperti apa syarat tersebut?” tanyaku.
Ani menerangkan “untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Toni mengijinkan”, terang Ani kepadaku.
“Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan” jawabku.
“Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Toni bener-bener menyetujui” kata Ani. “Kira-kira seperti apa syarat tersebut?” tanyaku.
Ani
menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu Ani
menyuruhku tetap diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau
Ani tidak menjamin akan kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal
bisa menyenangkan istriku ndak apa-apa untuk mengambil resikonya.
Setelah semua setuju akhirnya Ani meminta Diah melepaskan ikatan handuk
yang melingkar menutupi keindahan tubuh sexy nya. Dan menyuruh Diah
untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan menghadap kedepan.
Perlahan-lahan tapi pasti Ani mulai memijat kembali seluruh tubuh Diah.
Tak lupa kedua payudara Diah ikut diremas-remas dan dipilin putingnya
hingga tegak berdiri. Dan tak lupa meqinya Diah juga digosok dan
lubangnya dimasukin jari telunjuk Ani, dengan gerakan yang simultan,
mulai kelihatan desahan-desahan Diah. Terlihat meqinya mulai basah dan
licin. Desahan kenikmatan dan racauan Diah mulai terdengar sangat
jelas. Sebentar lagi terlihat istriku Diah akan orgasme, secara
disengaja Ani menghentikan aktifitasnya.
“An kekenapa berberhenti? Aaku hampir nyampee nichh” kata Diah.
“Tenang aja mbak Diah, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau tidak” jawab Diah.
“Mas boolehh yaa diterusin, aaku dah nanggung nich please yaaa please banget” Diah merayuku. “Gimana mas toni?” tanya Ani.
“Tenang aja mbak Diah, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau tidak” jawab Diah.
“Mas boolehh yaa diterusin, aaku dah nanggung nich please yaaa please banget” Diah merayuku. “Gimana mas toni?” tanya Ani.
Akupun
mengiyakan karena kulihat Diah sudah bener Birahi Tinggi. Kemudian Ani
tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk dikursi kayu
biasa dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke kursi.
Sebelum hilang kagetku Ani mencoba menenangkanku, katanya ini sebagai
jaminan kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya. Setelah itu
Ani keluar kamar, didalam aku lihat Diah sepertinya sudah tidak
memperdulikan aku lagi. Kulihat kedua tangannya sibuk meremas payudara
dan menggosok bibir meqinya, seakan-akan sudah tidak sabar. Sesaat
kemudian Ani masuk, dan yang bikin aku kaget dibelakangnya dia mengajak
2 orang laki-laki tinggi sekitar 180 cm, berkulit hitam dan berotot
kekar. Keduanya memakai piyama. Ani memperkenalkan bahwa keduanya
adalah asistennya dan ini adalah service plus dari salon. Belum sempat
hilang kagetku, Ani memberi isyarat kepada keduanya. Serta merta mereka
melepaskan piyamanya. Busyet ternyata dibalik piyama, mereka tidak
mengenakan selembar kainpun. Terlihat penisnya belum berdiri tapi sudah
lumayan besar.
Ani menggandeng
tangan Diah istriku untuk turun dari tempat tidur. Sesaat kemudian
seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Diah langsung berjongkok
dihadapan mereka. Tanpa ada perintah, Diah langsung menghisap salah
satu penis pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira
besarnya sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 20 cm. Aku
lihat Diah hanya berhasil mengulum topi bajanya tidak sampai bisa masuk
semua di mulutnya yang mungil. Salah seorang laki-laki negro tersebut
mengangkat Diah dan membaringkannya diatas tempat tidur. Ditempelkan
penisnya yang besar dibibir meqi istriku, secara perlahan-lahan dan
pasti penis itu dipaksa masuk kelubang meqi Diah. Bleeezzz masuk juga
penis tersebut disertai erangan, desahan kenikmatan Diah. Mula-mula
penis tersebut dimaju mundurkan secara perlahan-lahan hingga meqi Diah
terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat sangat jelas sekali penis
orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk meqi Diah. Terlihat wajah
Diah hanya sesaat sudah akan mencapai orgasmenya yang tertunda.
“Aaaahhhaaahhh aakuuu keeluarrr ssssstttttt” teriak Diah.
Melihat
Diah yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen mendekatkan
penisnya kemulut Diah. Tanpa ada perintah, langsung penis hitam dan
besar dikulum walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk. Gerakan
penis sinegro dalam meqi Diah yang beraturan keluar masuk membuat Diah
semakin larut dalam nafsu sexnya.
Sambil
mengulum penis sesekali dikeluarkan serta meracau, “ohhhoohhhh yesss
eennakk teeruusss… kenthuuu akku sepuaassmu aahhhhaaahhh… aakuu.. aku
mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh.” Seiring teriakan, akhirnya Diah orgasme
yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit.
Ani dan aku hanya menonton dari dekat.
“Gimana mbak Diah, enak mana dikenthu suamimu apa merasakan penis orang negro ini?” tanya Ani.
“Eeenakkk baangettt An, aaku… akuuu pengen terruuusss… aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn.” jawab Diah.
“Eeenakkk baangettt An, aaku… akuuu pengen terruuusss… aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn.” jawab Diah.
Seperti sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Diah istriku.
“Wah mas Toni terangsang jugaaa yach liatin istrinya dikerjain orang laen.” kata Ani.
Memang
jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan
menyembul didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum penisnya
gantian menggantikan temannya untuk merasakan meqinya Diah. Sekarang
Diah disuruh Dogstyle, tak kalah besar penis yang kedua ini dengan
mudah masuk dan mengobok-ngobok meqi istriku. Karena meqinya Diah sudah
basah dengan sperma kewanitaannya yang telah 2 kali orgasme.
“Gimana
mbak Diah, tuh lihat suami kamu juga terangsang liat mbak dientotin
orang, liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana hehehe…”
canda Ani.
“Maaasss… masss suka yaaa liat Diah diiientotin ama orang laen sssshhhhhh…” kata Diah sambil mendesah keenakan.
“Ngomong aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe…” rayu Ani.
“Maaasss… masss suka yaaa liat Diah diiientotin ama orang laen sssshhhhhh…” kata Diah sambil mendesah keenakan.
“Ngomong aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe…” rayu Ani.
Mau ndak mau aku
mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku liat Diah sedang
diDogstyle dan dari depan Diah mengulum penis negro yang satunya.
Dengan sangat bernafsu, Diah mengulum penis si negro hingga keluar air
liur dan terdengar suara-suara srruuuupp… sruuuup… seperti orang sedang
makan sup. Setelah itu Ani menyuruh kedua negro tadi melakukan
penetrasi ke anus dan meqi Diah. Mendengar itu Diah kaget dan berusaha
menolak.
“Tenang aja mbak Diah, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah panas?” rayu Ani.
Belum
sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa penisnya dalam meqi
Diah langsung mengeluarkan penisnya dan mengarahkan ke anusnya Diah.
Sedang yang seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu Diah
memasukan penisnya kedalam meqinya. Blezzzz dua penis melakukan
penetrasi saling bergantian di anus dan di meqi istriku Diah.
Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat Diah kehilangan
kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh
mengagetkan.
“Ooohhhh yaaaa
teerruuusss… terruuus eenntooot aakuuu ssoodomi akkku enntottt
meqiiikkuuu… ohhh yeeeesss ooohhhh maasss Toooniii aaakkuuu… aaakkkuuu
uuddaahhh jadddiiii buudakkksex akuuuu udddaaahhh jaaddiiii LONTHEEE…”
teriak Diah.
Entah berapa kali Diah
mengalami orgasme dan saya liat kedua negro sudah sekitar satu jam
menyetubuhi istriku. Melihat itu Ani hanya senyum-senyum, kemudian dia
melepaskan ikatanku karena aku juga merasa tidak akan mengganggu.
Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan orgasme, dengan komando Ani
kedua negro itu mencabut penisnya sejurus kemudian membaringkan Diah
terlentang diatas tempat tidur. Dan satu persatu mereka menyemprotkan
air maninya ke dalam mulut istriku dan dipaksanya untuk menelan.
Terlihat sperma kedua negro itu putih kekuning-kuningan serta lengket
dan agak bau. Mau tidak mau istriku menelannya, bener-bener bagaikan
seorang pelacur. Selesai kedua negro itu memakai piyamanya dan ngeloyor
keluar kamar.
“Gimana mbak, puas dengan permainan tadi?” tanya Ani.
“Puas sekali An makasih yaaa..”
“Buat mas Toni juga makasih mas” jawab Diah.
“Tenang mbak Diah, Ani masih punya hadiah juga buat mas Toni” jawab Ani.
“Puas sekali An makasih yaaa..”
“Buat mas Toni juga makasih mas” jawab Diah.
“Tenang mbak Diah, Ani masih punya hadiah juga buat mas Toni” jawab Ani.
Belum
hilang rasa penasaranku hadiah apa yang bakal aku terima. Tiba-tiba
Ani melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat didepanku.
“Tadi mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas saya hadiahi tubuh Ani, mau khan mas?” tanya Ani.
Tanpa
menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel dibadanku.
Aku ciumi bibirnya Ani terus turun ke bukitnya yang putih dan montok.
Aku remas-remas dan sedikit digigit, sedang tangan kananku
mengexplorasi meqinya Ani. Aku masukin satu jari telunjuk kemeqinya,
tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok meqinya Ani.
Kini Ani hanya bisa mendesah dan meracau kenikmatan.
“Mass… masss Toni aakuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh” teriak Ani pada orgasme pertamanya.
Tanpa
menunggu foreplay yang lebih lama karena saat itu adikku sudah berdiri
tegak walaupun tak sebesar punya kedua negro tadi, aku masukin ke
meqinya Ani. Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar suara
plokk… ploookkk ketika buah pelirku memukul-mukul bibir vaginanya Ani.
Aku terlentangkan Ani sambil aku kulum kedua bukit payudaranya
bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi Dogystyle hingga Ani
mencapai 2kali orgasme.
“Teruuusss
maasss ooohhh nikmat banget masss…. terruuuussss entoott akuuu masss
ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr…” teriak Ani.
Setelah
sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan penisku mulai berdenyut tanda
mau orgasme. Cepat-cepat aku minta Ani untuk mengulumnya aaahhh..
akhirnya aku keluarin spermaku kedalam mulut Ani dan ditelan oleh Ani.
Selama percintaanku dengan Ani, istriku Diah hanya melihat disamping
kami. Tidak mengganggu atau melarang seperti aku melihat Diah saat
bersetubuh dengan 2 pria negro.
“Wah mbak Diah, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali keluar.” Puji Ani.
Diah
hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian Ani
mengingatkan kalo tadi sepertinya Diah berkata lonthe untuk dirinya.
Mendengar itu Diah jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit Ani. Posisi
kami bertiga saat ini sedang telanjang semua. Ani akan memberi hadiah
lagi kepada Diah, pikirku ini hadiah kagak ada habis-habisnya.
“Semoga
mbak Diah dan mas Toni tetep berkunjung ke salon kami. Maka Ani kasih
hadiah spesial buat mbak Diah, semoga mbak Diah tidak tersinggung.”
kata Ani.
Sesaat Ani merogoh tas
yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung berwarna silver,
ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut dan diujung kalung
tersebut di sambungkan oleh 2 cicin mirip anting. Ani langsung
menelpon ke recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua negro tadi.
Kaget juga aku dan Diah, apa mau ada percintaan lagi pikir kami berdua.
Sebelum kami bertanya Ani langsung menenangkan kami.
“Jgn takut mas, Ani hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok.” kata Ani.
Akhirnya
datang juga kedua negro tadi. Ani meminta istriku Diah berbaring
terlentang di atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro itupun naik ke
kasur dan tanpa aba-aba mereka menjilati kedua puting susu istriku.
Terlihat kedua puting susu istriku semakin mencuat menegang tanda
istriku mulai terangsang. Ani langsung memerintahkan mereka berdua
memegangi kedua tangan dan kaki istriku. Ani juga meminta istriku
menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi istriku ini.
“Jangan khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya.” kata Ani.
Belum
sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat Ani sudah memegang
jarum, dan keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang
piercing. Langsung bles… bles… dua kali Ani menusukan jarum tersebut ke
kedua puting Diah yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, Ani
memasukkan ujung kalung tadi yang ada antingnya, masing-masing ujung ke
satu puting. Terlihat istriku Diah meronta kesakitan sambil menggigit
pelindung giginya yang diberikan oleh Ani. Sekarang istriku diminta
berkaca dan di dadanya tergantung sebuah kalung perak bertuliskan nama
salon tersebut dan di balik nama salon pada gantungan kalung
bertuliskan dengan huruf kapital “LONTHE”
Sebelum
Ani dan kedua negro tersebut pergi, Ani mengajakku untuk menonton
adegan percintaan kembali Diah dengan si negro. Aku dan Ani hanya
menonton Diah disetubuhi untuk yang kedua kalinya dan sekarang kedua
negro tersebut menyetubuhi Diah bergantian hingga satu jam lebih.
Dengan tehnik bergantian saling menggantikan, bila sang negro satu mau
keluar dia berhenti dan digantikan rekannya begitu terus berlanjut.
Terdengar racauan, teriakan dan desahan kenikmatan Diah yang tak
terlukiskan hebatnya. Sambil mengeluarkan kata-kata jorok seperti Diah
teriak-teriak menyebut dirinya bener LONTHE.
Hal
ini mendapatkan tepuk tangan dari Ani dan berkata “sekarang mbak Diah
bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Toni yang sudah
menjadi germonya.” Plok… plok… plok… suara tepuk tangan Ani.
Memang
itu dikatakan Ani dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak sampe
rasanya aku pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua negro
itupun mencapai orgasmenya dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam
rahim istriku Diah. Akhirnya Ani mengucapkan terima kasih pada kami
berdua atas kunjungannya dan kami pun chekout. Dalam perjalanan
kerumah, kami bercerita tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak
lupa istriku Diah terus memandangi kalung barunya yang menggantung
didada, tepatnya menggantung dikedua puting susunya. Karena pulangnya
ternyata Diah hanya mengenakan baju yang sedikit longgar tanpa
memakai Bra.
memakai Bra.
“Mas, lain kali kita kesana lagi yaaa.” pinta Diah.
Aku jawab, “ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang cantik-cantik.”
Aku jawab, “ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang cantik-cantik.”
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar