Kami tersadar dari tidur setelah rasa haus dan lapar membangunkan kami berdua. Ketika kulihat jam tanganku, waktu menunjukkan jam 8 malam. Pantas saja, apalagi kami baru saja melakukan pertarungan yang banyak menguras energi.
“Keluar..yuk..! kita makan ..” Ajakku padanya.
Fitria mengangguk sambil berkata..”Ayo…, tapi aku mandi dulu..yach ! nggak enak nich.. lengket sekali rasanya oleh keringat…”
Lalu segera Fitria bangkit dan berdiri serta berlenggang menuju kamar mandi. Ouh… betapa indahnya tubuh cewe berjilbab lebar ini apabila sedang berjalan sambil telanjang bulat. Aku terpana memandang keindahan ini. Sambil pikiranku melayang membayangkan apa yang baru saja kualami. Betapa beruntungnya aku dapat menikmati persetubuhan yang luar biasa nikmat dan melelahkan dengan seorang cewe berjilbab lebar yang tak terbayangkan akan dialami olehku tetapi memiliki kemampuan sex alami yang luar biasa Sehingga tanpa terasa gairahku bangkit lagi, hal ini ditunjukkan dengan bangkitnya penisku secara perlahan-lahan dari ketertidurannya setelah kelelahan bekerja keras.
Perlahan aku bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Kulihat Fitria sedang menyabuni seluruh tubuhnya. Kedekati dia sambil berkata..
“Mari kubantu menyabuni dirimu…” sambil tangan meraih tangannya yang sedang memegang sabun. Lalu aku sabuni seluruh tubuhnya sambil merasapi keindahan dan kemulusan kulit tubuhnya. Dan mulutkupun mulai aktif bekerja menciumi seluruh tubuhnya sambil berdiri dibawah shower…. yang terus memancurkan air membasahi tubuh kami berdua.
“Aahh.. Wan …jangan ach… aku suka tak tahan kalau diciumi seperti… gairahku begitu cepat bangkit…” katanya dengan napas yang mulai memburu…
“Baguslah ..kalau begitu…” sahutku sambil terus menciumi dirinya dan tanganku yang tadinya menyabuni dirinya menjadi meremas-remas buah dadanya yang selalu terlihat menggemaskan.
“Ouh wan…. Ayolah ….tapi jangan lama-lama … karena aku lapar banget….Oohhh.. Auw….auw.. sshhhtttt….” Katanya mulai kacau… dengan mata mendelik-delik.. Tangannya mulai mempermainkan penisku dengan meremas, memijit dan mengocoknya sehingga membuat penis ku semakin tegang dan keras dan siap tempur.
Kaki kanannya dia angkat mulai mengarahkan ujung penisku ke arah liang vaginanya. Agak susah … karena tubuhku lebih tinggi darinya dan akhirnya kutekukkan kedua kakiku dan kedua tanganku kuletakan dipantatnya turut membantu menekan agar pantatnya kearah selangkanganku agar penisku bisa segera menembus liang vagina Fitria yang luar biasa nikmatnya..
Blessshh…kembali kurasakan lendir berpasir serasa mengesek seluruh simpul-simpul syaraf disekujur batang dan kepala penisku.. ditambah dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang terasa seolah memijat dan menghisap-hisap penisku.
“Ouhhh… hohh… hohhh..” aku melenguh menahan nikmat yang tak terperi. Dan kakiku melonjak-lonjak lurus sehingga membuat badan Fitria terangkat dan kakinya tergantung bertumpu pada penis tegangku yang mendonkrak dan mencantol tubuh Fitria sehingga membuatnya tubuhnya tergantung dan terlonjak-lonjak.
Keadaan seperti itu, rupanya membuat Fitria menjadi semakin nikmat sehingga gerakann semakin menggila dengan mengaitkan kedua kakinya kepinggangku dan melonjak-lonjakkan tubuhnya sambil pantatnya ditahan olehku..
“Auw..auw..auw.. ohhhh ssssthh… auw..” katanya terus menerus… tiada henti
Akupun merasakan hal yang sama, karena pangkal penis terasa ditekan-tekan membuat orgasmeku cepat menghampiri…Fitripun sama … gerakan dan teriakannya sudah tak terkendali sehingga secara bersamaan kamipun melenguh dan menjerit serta tubuh kaku dengan pikiran yang melayang-layang jauh ke atas dan akhirnya terhempas jatuh… hilang tenaga dan hilang keseimbangan…
Tubuhku limbung karena kehilangan tenaga dan menahan beban tubuh Fitria yang masih dalam posisi dipangku.. Aku hilang keseimbangan dan badan jatuh kedepan …untunglah dibelakang Fitria adalah dinding kamar mandi sehingga kami tidak jatuh terjerembab…
“Ouhh… huih… benar-benar very excelent …” kata Fitri sambil mencium lembut bibirku dan cepat tersadarkan karena pancuran shower masih terus mengucurkan air dan menimpa tubuh kami berdua selama kami bersetubuh di kamar mandi sambil berdiri ini.
Akhirnya kami selesaikan mandi dan mengenakan pakaian. Dan seperti biasa dia mengenakan kembali jilbab lebar dan baju longgarnya. Kami keluar hotel untuk mencari makan sekitar jam 9.30 malam dan menemukan rumah makan sunda. Dan kami berduapun makan dengan lahap seperti orang yang sudah seminggu tidak makan. Setelah makan-makan kami jalan-jalan kelilingkotaSumedang menikmati suasana malamkotaSumedang sambil menurunkan nasi yang ada di perut.
Kami kembali ke hotel sekitar jam 10.30 malam. Di dalam kamar sambil bermesraan Fitria bercerita bahwa sudah 3 bulan suaminya tak pulang karena alasan pekerjaan , sedangkan gairahnya semakin hari semakin menumpuk perlu penyaluran ditambah lagi dengan bacaan-bacaan cerita dewasa yang sering aku berikan padanya. Membuat libidonya tak tertahankan dan akhirnya ambrol. Disamping itu secara jujur Fitria mengakui bahwa akhir-akhir ini dia semakin sayang dan cinta padaku. Perasaan itu tidak bisa dia tolak dan terus datang padanya tanpa permisi.
Sambil mengobrol kami saling membelai dan memeluk bahkan terkadang saling cium sehingga membuat berahi kami bangkit lagi…Dan pencarian kenikmatanpun berlangsung kembali berulang-ulang hingga dini hari yang membuat tulang-tulang kami serasa dilolosi dan kami tertidur sambil bertelanjang bulat tidak menghiraukan keadaan sekeliling kami.
Kami tersentak bangun ketika adzan subuh terdengar berkumandang dan suara adzan itu benar-benar menyadar kami apa yang sebenarnya telah kami lakukan. Aku termenung teringat anak dan istriku sehingga timbul penyesalan dan perasaan dosa yang mendalam. Demikian pula Fitria… Dia menangis sesengukan … mengingat dosa yang kami lakukan. Kami terdiam cukup lama sampai akhirnya Fitria bangun dan mandi. Kemudian dia melakukan sembahyang dan dilanjutkan dengan berdoa memohon ampun atas dosa-dosa yang dilakukannya.
Setelah itu dengan lirih dia berkata padaku : “Wan … mandi, sembahyang dan berdoalah kamu memohon ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan. Walaupun aku mencintaimu, tapi yang telah kita alkukan adalah suatu kesalahan besar..”. kemudian kembali dia menangis menyesali dosa yang telah dilakukan…
Hatikupun tergerak…dan aku pergi untuk mandi dan kemudian melaksanakan apa yang Fitria sarankan padaku.
Sekitarjam 6.30 pagi, Fitria berkata padaku “Wan… aku nggak akan kerja hari ini… aku ingin merenung di rumah…Dan nanti aku akan menelepon ke kantor bahwa aku sakit..”. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya “Aku mau pulang sekarang …, kamu nggak perlu nganter… aku mau pake elf aja… sehingga dijalan aku bisa merenungi kesalahan yang kita lakukan..” . Kamipun keluar dari hotel…. Fitria pulang keBandungsedangkan aku kembali ke kantor.
Setelah kejadian itu, tiga hari Fitria tidak masuk kantor. Dan pada saat dia masuk kantor dan berpapasan denganku. Pandangannya seolah memancarkan rasa malu dan bersalah… Aku jadi iba melihatnya. Saat itupun kami hanya saling diam tidak tahu harus mengatakan apa..
Dua minggu setelah kejadian itu, nampaknya kekakuan kami sudah mencair dan kami bisa kembali mengobrol pada saat Fitria menunggu jemputan, walaupun agak kaku.
Sebulan setelah kejadian..pada saat sedang menunggu jemputan, Fitria menggamit lenganku seraya berkata “ Yuk kita ke ruang kerjamu… ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.!”
Setelah di dalam ruang kerjaku, Fitria berkata : “ Wan…, kejadian di hotel saat itu sangat aku sesali….., Tapi… “ dia tidak melanjutkan kata-katanya.
“Tapi apa Fit ?” tanyaku heran.
“Selama seminggu aku tak bicara denganmu saat itu.., ternyata merupakan masa-masa penyiksaan bagi rasa dan hatiku…”
“Emangnya kenapa ?”tanyaku penasaran.
“Aku ingin bicara jujur padamu. Tapi kamu jangan mentertawakanku apalagi mengejekku setelah kamu tahu apa yang akan kusampaikan.. OK !”
“Siip…lah..” jawabku mantap sambil memandangnya penuh tanda tanya didalam hati
“Sebenarnya aku telah lama memendam rasa sayang padamu, rasa sayang dan rindu bukan selayaknya terhadap seorang sahabat…, tapi lebih dari itu. Sudah lama aku berjuang untuk menepis perasaan ini, karena aku tahu yang aku rasakan ini adalah suatu yang salah dan tidak boleh dilakukan …tapi aku selalu kalah.. Tiap malam yang ada dalam benakku hanya dirimu… bukan bayangan suamiku yang jauh diseberangsana…”
“Ohh Tuhan apa yang terjadi dengan diriku ini…?” kemudian terisak meneteskan air mata seolah sedang menahan beban yang sangat berat.
Aku tertegun mendengar pengakuannya. Rupanya Fitria merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan selama ini…
“Jika ada di depanmu, aku selalu merasa tenang, damai dan bahagia, seperti remaja yang sedang jatuh cinta… Dan puncaknya adalah kesalahan yang kita lakukan saat itu. Aku benar-benar tidak dapat mengendalikan diriku. Aku benar-benar merasa malu pada diriku dan sangat menyesal..”
“Tapi bila malam tiba…, tetap hanya bayanganmu yang selalu ada dalam pikiranku. Aku benar-benar tidak mengerti. Bahkan pernah terbersit dalam pikiranku untuk rela menanggung semua dosa ini asal dilakukan denganmu… Bukankah itu merupakan suatu pikiran yang gila ?” tanyanya padaku yang sedang termangu mendengar penuturannya.
Lalu akupun berkata padanya : “Apa yang bisa kukatakan padamu Fit ?, Karena akupun merasakan hal yang sama dengan yang kamu rasakan. Akupun merasakan beban dosa ini. Mungkin karena kita selalu bersama sehingga rasa cinta ini semakin dalam sehingga bisa mengalahkan norma dan dosa sekalipun. Apalagi setelah kejadian itu. Walaupun timbul rasa penyesalan dan perasaan dosa yang mendalam, tapi pesonamu dan kebahagian yang kau berikan padaku telah membuat aku mabuk kepayang dan melupakan akal sehatku”
Dan sambungku lagi “Kamu benar-benar spesial….kemampuanmu sungguh luar biasa….Hanya denganmu aku merasakan hal seperti saat itu…”
“Stop jangan kamu teruskan….” Fitri memotong ucapanku
“Swear Fit.. kamu sungguh luar biasa. Aku jadi membayangkan betapa bahagianya suamimu karena selalu kau suguhkan suatu permainan yang tak terbandingkan kenikmatan dan kepuasannya..”
“Sudahlah Wan… jangan merayu dan memulainya lagi…!” Katanya
Kami diam sejenak, lalu Fitria melanjutkan ucapannya
“Sebenarnya.. ucapanmu tentang suamiku barangkali tidak sepenuhnya benar..”
“Mengapa ?”tanyaku.
“Setiap kami berhubungan suami istri. Suamiku selalu melakukannya dengan biasa saja, tidak se-hot dirimu… Jangan GR lho !” aku tersenyum mendengarnya, lalu Fitria melanjutkan lagi ucapannya
“Walaupun dia selalu melakukan pemanasan sebelum coitus, Tapi nampaknya pemanasan itu sepertinya hanya untuk dirinya… dan belum pernah kami lakukan berulang-ulang dalam satu malam, Sedangkan kamu lain.. kamu begitu hot…ciuman bibirmu begitu memabukkan…dan yang kamu lakukan seolah-olah memberikan sepenuhnya kenikmatan padaku. Dan malam itu .. benar-benar hal yang paling gila yang pernah aku lakukan…aku sampai nggak bisa menghitung berapa kali kita main pada malam itu dan entah berapa puluh kali aku mengalami orgasme… Huhhh..”
Kata-katanya membuat nafsuku bangkit mengalahkan rasa yang lain, lalu aku pegang pundaknya dan kuarahkan wajahku untuk menciumnya. Rupanya Fitriapun sudah terangsang dengan kata-kata yang dia ucapkan sendiri, sehingga matanya terpejam seolah-olah pasrah menerima ciumanku untuk menikmati apa yang aku lakukan padanya. Akhirnya bibirku mencium dan menghisap bibirnya dengan dalam sambil kupeluk erat tubuhnya.
Fitriapun membalas ciumanku dengan ganas sehingga kami terlibat dengan adegan perciuman yang panjang dan menggairahkan. Tanganku sudah meremas-remas dengan penuh nafsu buahdadanya yang montok dari luar bajunya . Tangan Fitripun tidak diam dengan membuka kancing bajuku satu persatu. Dan setelah terbuka, bibir dan lidah Fitria dengan ganas menelusuri dagu, leher, seluruh permukaan dada hingga akhirnya mengulum-ngulum putting susuku yang kiri dan kanan secara bergantian dengan penuh kenikmatan dan membuatku melayang-layang tinggi entah kemana.
Sambil menikmati apa yang dilakukan Fitria padaku, aku perhatikan seorang cewe berjilbab lebar dengan baju panjang yang longgar sedang asyik memberikan kenikmatan padaku.. Ohhh seksinya…..benar-benar suatu pemandangan yang penuh sensasi.
Penisku sangat tegang dan menekan celana panjangku dengan keras sehingga membuat penisku kesakitan. Lalu tanganku membuka seleting celana panjang dan mengeluar penisku dari CD sehingga tampaklah penisku yang tegang nongol dari dalam celana panjangku. Fitria tersenyum lalu tangannya mulai mempermainkan penisku dengan cara meremas dan mengocok membuat aku semakin melambung..
Lalu kubisikan padanya ; “Fit di emut dong…!” pintaku
Fitria memandangku dan berkata “Maaf Wan… aku nggak biasa.. perasaanku belum mengizinkan…. Kuremas-remas aja yahh !” tawarnya. Akupun mengangguk memakluminya. Mungkin nanti jika sudah siap dia bersedia mengoral penisku.
Tanganku yang masih mempermainkan buahdadanya, aku arahkan kebawah untuk menarik baju longgarnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat dan aku susupkan tanganku ke balik cd-nya dan mulai mengorek-ngorek liang vagina Fitria yang sudah basah dilamuri oleh lendir berpasir yang khas milik Fitria dan terkadang aku permainkan klitorisnya..
Tangan Fitria yang meremas penisku terdiam kaku dan Fitria mulai mengerang dangan erangan yang khas pula..
“Auw..auw…. ouh… Wan… ouhhhh…Wan….. aku tak tahan…aku tak tahan” katanya terbata-bata..dengan napas yang tersengal-sengal.
Tubuhnya yang masih berpakaian lengkap aku balikkan tubuhnyamembelakangiku dan kusuruh dia memegang pinggir meja kerjaku sehingga dalam posisi yang nungging. Aku singkapkan baju panjangnya ke atas sampai sebatas pinggang dan kutarik cd-nya hingga lepas sehingga tampaklah pantat montok dan seksi serta putih mulus. Mulutku langsung menjilati seluruh permukaan pantat Fitria yang seksi sedangkan jari tengahku mengocok dan mengorek liang vaginanya..
Hal ini membuat nafsu Fitria semakin menggila dan kenikmatan yang diterimanya semakin membuatnya melambung tinggi.
“Ouhh..Ouhh..terus…terussss …ouh….hekkk…”
Badannya menegang kaku dengan tangan yang seperti mencakar pinggir meja dan tak lama kemudia dia menjerit panjang…”Aaaahhhhhhh…” Pantatnya berkontraksi dan aku merasakan jari tengahku seperi dihisap-hisap oleh lobang yang berlendir pasir.
Cukup lama jari tengahku merasakan hisapan itu sehingga akhirnya perlahan-lahan terhenti dan badannya lemas lunglai tidak kaku lagi…
“Ouhh Wan… kamu memang bisa membuat aku gila dan rela melakukan apa saja…” katanya dan lanjutnya “Ayo dong Wan… kita lanjutkan ke babak berikutnya supaya kenikmatan ini menjadi sempurna…” pintanya padaku.
“Luar biasa cewe berjilbab ini baru mengalami orgasme yang hebat saja, bukannya minta istirahat tapi malah minta nambah yang lain lagi.” Gumanku dalam hati.
Lalu kuarahkan penisku ke vaginanya Fitria dan Fitria membantuku dengan tangan kanannya yang menuntun penisku ke arah lobang vaginanya. Dan blesss…. Penisku telah masuk menelusuri lobang berpasir milik Fitria yang nikmat luar biasa. Aku mulai mengocoknya perlahan..dan makin lama makin cepat. Fitria membantuku dengan memaju mundurkan pantatnya dan terkadang dia putar-putarkan pantatnya membuat penis seperti yang dipelintir.
“Ouh..oh…hoh….” Lenguhku menahan nikmat..
“Ayoo.. Wan .. jangan lama-lama….” Katanya sambil bergerak semakin erotis.
Jilbab dan baju panjangnya bergerak dengan cepat dan tak berpola…dan gerakan itu membuat kenikmatan yang kurasakan semakin hebat
“Hhhehh ….ohh..” lenguhku..
“Auw…auw… aku pi…ngin ke….luar Wan…. Ayo…bareng… wan..” katanya terbata-bata dengan napas yang semakin memburu dan gerakan yang tak terkendali. Aku sudah mau menuju puncak hingga akhirnya pantatku aku tekankan keras-keras kearah pantatnya sambil melenguh dan mendesis..”Ooohhh…ssst….”
Pantat Fitriapun menekan keras penisku dan tubuhnya menegang kaku dan menjerit “Aaahhhhh…..” lalu
Cret…cret… spermaku terpancar deras tak terkendali membasahi rongga liang vagina Fitria dan disambut dengan kedutan-kedutan keras vagina berlendir pasir milik Fitria. Kami menuju puncak secara bersamaan. Suatu persetubuhan yang sensasional antara aku yang masih berpakaian lengkap dengan Fitria yang masih mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang.
Akhirnya tubuh kami perlahan-lahan melemas dan Fitria berdiri kemudian berbalik padaku dan memelukku dengan erat sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang kami rasakan sambil berdiri.
Kami berpelukan sambil berdiri cukup lama sampai semua kesadaran kami pulih kembali. Dan tak lama kedengar Fitria terisak…
“Kenapa Fit..?”Tanyaku hati-hati..
“Inilah yang kutakutkan Wan…” Jawabnya
“Apa maksudmu ?”tanyaku lagi
“Setelah melakukan denganmu, aku selalu didera rasa bersalah dan dosa……Tapi aku sepertinya tak sanggup untuk tidak melakukannya denganmu.. Wan… Aku-aku benar-benar mencintaimu…”Sahutnya lagi…
Kemudian Fitria merapihkan pakaiannya dan kulihat jam telah menunjukkan pukul 3.15 sore. Kami lanjutkan pembicaraan dengan isi pembicaraan antara rasa sesal dan dosa tapi terkadang diselingi dengan bisikan-bisikan mesra. Ohh.. suatu perselingkuhan yang sangat aneh… kupikir.
Tak lama kemudian teman Fitria datang menjemput dan dia pulang keBandungdengan temannya meninggalkan aku sendiri melamunkan perselingkuhan yang aneh ini.
Perselingkuhanku terus berlanjut dan selalu diisi dengan persetubuhan yang penuh gairah dan bervariasi sehingga setiap persetubuhan selalu saja mendapatkan kesan kenikmatan yang tak sama dengan sebelumnya dan anehnya setiap selesai melakukan persetubuhan selalu diakhiri dengan tangis penyesalan dan dikejar rasa berdosa.
Hingga suatu hari Fitria berkata padaku
“Wan… sebelumnya aku minta maaf padamu..”
“Adaapa pake minta maaf segala padaku ?” tanyaku
“Aku sudah mengajukan pindah keBandungbeberapa waktu yang lalu. Dan permohonanku dikabulkan. Mungkin minggu depan sudah tidak ada disini lagi “ katanya
Aku terhenyak dan terdiam
“Mengapa diam ?” tanyanya
“Aku… aku… “ aku tak mampu berkata-kata
“Ini adalah yang terbaik bagi kita Wan…” katanya, lalu sambungnya “sebab mencintaimu adalah sesuatu yang salah dan yang kita lakukan selama inipun secara sadar kita akui.. itu adalah sesuatu yang sangat salah… tapi kita tidak bisa menghindar dari rasa cinta ini bila kita selalu bertemu. Pasti kita akan selalu mengulangi perbuatan kita yang salah itu… maafkan aku Wan… Kuharap kamu bisa memahami hal ini…” jelasnya
Aku hanya terdiam… tak berkata-kata sambil berpikir mungkin inilah yang harus kami lakukan, yaitu berpisah dan tidak bertemu untuk menghindari dosa dan menyelamatkan rumah tangga kami masing-masing.
Seminggu kemudian Fitria benar-benar pamitan pada seluruh rekan-rekan kerja kami di kantor dan sejak itu Aku tidak pernah bertemu dengannya. Pernah aku menghubunginya dikantornya yang baru dan kami mengobrol bagaikan dua orang sahabat. Dan dia selalu mengingatkan ku untuk jangan pernah lagi bermain api. Cukup dengannya saja kesalahan ini dilakukan.
Dia tak pernah mau bila kuajak bertemu langsung, alasannya
“Jangan ach..Wan… Aku tidak sanggup untuk tidak mengulangi lagi dosa itu jika sudah berhadapan denganmu “ katanya..
“Pesona seksualmu begitu hebat sehingga mengalahkan akal sehat dan kehormatanku” sambungnya lagi.
“Dan Wan …perlu kamu tahu… hanya dengan kamu aku dapat melayang-layang tinggi dan terhempas tak berdaya dalam suatu persetubuhan… Ouhhh… aku jadi pingin lagi…..denganmu… Udah ach Wan” putusnya
Oh Fitria…Fitria… semoga engkau bahagia.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar