CERITA IBU GURU BERJILBAB MESUM : INAYAH, Sore hari itu, dari sebuah sudut bangunan sebuah sekolah dasar yang terletak di pinggir kota metropolitan, sayup-sayup terdengar suara desah halus yang nyaris tak terdengar. Desahan itu terdengar seperti ditahan-tahan. Di balik pintu toilet khusus guru-guru SD , nampak sosok seorang pria tengah berdiri menempelkan kupingnya . Dengan seksama ia mendengarkan desahan yang terdengar amat merangsang itu. Pria itu bernama Parman, penjaga sekolah yang umurnya sekitar 43 tahun.
Di dalam toilet sesosok wanita dengan setelan blazer dan rok panjang coklat muda nampak sedang terduduk di pinggir bak mandi, jilbab panjang berwarna putih membalut kepalanya. Rok panjang semata kakinya telah tersingkap, jemarinya yang lentik meraba-raba klitorisnya. Matanya tertutup seakan sedang melayang ke dunia lain. Dari bibir tipis guru cantik itu sesekali keluar desisan-desisan kecil“sshh..emhhh”. Sekarang perempuan cantik berjilbab itu nampak berpindah posisi menghadap tembok sembari membungkuk menahan tubuhnya di tembok toilet dengan sedikit menungging. Tangan kanannya bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisnya dari depan.
”Uuuh…mmhhh…ssshhh…”, desis wanita berjilbab itu pelan tertahan. Keringat nampak mulai mengalir dari atas keningnya. Saat PNS manis berjilbab itu hampir tiba di puncak kenikmatan, tiba-tiba,”Braaak!!”, bunyi pintu toilet didobrak paksa.
”Bu Ina!”, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet. Matanya yang tidak berkedip sedikitpun melihat perempuan cantik berseragam dan berjilbab itu.
Diapun tersentak kaget, “Pak Parman!!”, katanya kaget setengah berteriak.
Karena kaget dan tidak tahu berbuat apa, yang dipanggil Bu Ina alias Inayah perempuan berjilbab itu langsung jongkok merapatkan kakinya, namun tangannya masih berada diantara selangkangan. Inayah yang begitu kaget sampai lupa menarik tangannya dari situ.
”Pak Parmaan keluar!!”, hardiknya panik.
Wajahnya yang cantik terbungkus jilbab putih sedada itu nampak pucat karena takut dan malu. Yang dihardik, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.
”Ngapain pak??!!… Keluar!!”, hardik Inayah sekali lagi sembari tetap berjongkok sambil merapikan rok panjangnya ke bawah yang tadinya tersingkap sampai sepinggul.
”Bu Ina”, kata Parman seraya mendeka dan mendekap tubuh guru perempuan berjilbab itu.
Perempuan itu terhenyak kaget, tapi tidak berani berteriak karena takut kalau-kalau ada orang yang mengetahui kalau dia bermasturbasi di toilet sekolah.
”Jangaan pak”, ronta Inayah seraya berusaha melepaskan dekapannya. Perempuan berjilbab itu menggeser tubuhnya untuk melepaskan diri dari dekapan pria tersebut, namun dia tetap mendekap Inayah erat-erat. Sampai-sampai PNS berjilbab itu hampir menabrak dinding.
”Jangaan pak”, ronta Inayah seraya berusaha melepaskan dekapannya. Perempuan berjilbab itu menggeser tubuhnya untuk melepaskan diri dari dekapan pria tersebut, namun dia tetap mendekap Inayah erat-erat. Sampai-sampai PNS berjilbab itu hampir menabrak dinding.
”Tolong…jangan paak”, pintanya dengan suara memelas ketakutan. Namun pria paruh baya tersebut tidak menggubris rengekan janda berjilbab berusia 29 tahun itu bahkan dia malah mendekatkan wajahnya serta menciumi leher Inayah yang tertutup jilbab putihnya.
”Jangaaan”, pinta Inayah dengan pekik tertahan.
Parman nampak begitu beringas dengan nafas mendengus sambil menciumi leher yang tertutup jilbab putih. Tangannya mulai meraba-raba buah dada guru berjilbab itu dari luar baju seragam coklat mudanya. Inayah sadar kalau dia terjebak makanya dia berusaha melawan. Dengan sekuat tenaga didorong tubuhnya dan berhasil. Pria itu terjatuh di lantai toilet.
Memanfatkan situasi itu, Inayah bergegas ke arah pintu. Namun tatkala hendak mencoba membuka grendel pintu toilet, tangan PNS berjilbab itu tertahan oleh tangan Parman yang kekar.
Memanfatkan situasi itu, Inayah bergegas ke arah pintu. Namun tatkala hendak mencoba membuka grendel pintu toilet, tangan PNS berjilbab itu tertahan oleh tangan Parman yang kekar.
”Lepaskan”, kata Inayah meronta.
Namun Parman yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkannya lagi. Pria itu malah memiting tangan kanan guru cantik berjilbab itu ke belakang dengan kasar, sedang tangannya yang lain menahan tangan kiri Inayah di dinding. Perempuan berjilbab itu terjebak nampak tubuhnya seperti terkunci dan tidak bisa bergerak.
”Pak Parmman …sakit..lepaskan”, pinta Inayah dengan suara memelas.
”Bu Inayah… biarkan aku…”, bisik pria itu ketelinga Inayah yang tertutup jilbab itu disertai dengusan.
“Ahhh lepaskan”, pinta guru SD yang cantik itu memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekar pria itu menekan tubuh Inayah ke dinding. Perempuan berjilbab putih itu nampak panik ketakutan ketika merasa ada benda yang keras kenyal menekan kearah bokongnya yang tertutup rok panjang berwarna coklat muda itu.
Guru perempuan itu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangan Parman.
Guru perempuan itu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangan Parman.
”Sebaiknya bu Inayah jangan berisik, nanti ada orang yang dengar. Biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Inauah masturbasi di kamar mandi”, ancam Parman.
Ancamannya begitu mengena sehingga guru cantik berjilbab itu menghentikan perlawanannya.
Mengetahui mangsanya mengendurkan perlawanan, tangan-tangan kekar pria itu menarik kedua tangan Inayah merapat kedinding hingga saling berhimpitan.
Mengetahui mangsanya mengendurkan perlawanan, tangan-tangan kekar pria itu menarik kedua tangan Inayah merapat kedinding hingga saling berhimpitan.
“Jangan paak, kumohhhon jangaan”, pinta guru berjilbab itu memelas kepada Parman. Tapi sia-sia, tangan kanan pria itu dengan bebas meraba-raba buah dada Inayah sambil sesekali meremasnya. Sedangkan tangan kiri pria itu mengunci kedua pergelangan tangan Inayah yang merapat didinding. Ekspresi wajah berbalut jilbab putih itu terlihat ketakutan bercampur sendu.
“Aahh bu Ina….teteknya gede banget emmhh…”, kata-kata kotor sekaligus memuji keindahan tubuh Inayah keluar dari mulutnya. Kurang puas meraba buah dada perempuan berjilbab itu dari luar blazer lengan panjang berwarna coklat muda tersebut, tangan Parman yang kasar meyusup masuk kedalam baju yang dikenakan Inayah.
”Ammpuun pak lepaskan”, mohon Inayah kala pria itu mulai memeras kedua buah dadanya.
Namun Parman tidak menggubrisnya, malah guru cantik berjilbab itu merasakan penis pria itu sudah sangat keras sekali menabrak-nabrak pantatnya. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhi Inayah.
”Ugghh…sssayaang…puaskan kontolku sekarang yah?”, bisik Parman pelan penuh nafsu sambil menarik rok panjang semata kaki coklat muda Inayah keatas.
“Pak..jangan…jangan. Kasihani saya”, kata guru berjilbab itu memelas putus asa.
Sepertinya apapun yang dikatakan Inayah tidak dapat membendung nafsu setan Parman. Sejenak Inayah tidak merasakan tangan kanan pria itu meraba-raba tubuhnya.
Penasaran apa yang dilakukannya, guru berjilbab itu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya Inayah tatkala melihat pria itu mengeluarkan penisnya. Meski guru cantik berjilbab itu tidak melihat dengan jelas namun bisa terlihat bentuk penis pria tersebut besar dan hitam legam keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kaget Inayah, Parman menekan tubuh perempuan berjilbab putih itu hingga menempel ke dinding. Dirasakannya benda kenyal dan keras itu sedang menggesek-gesek dan menabrak pantat Inayah.
Penasaran apa yang dilakukannya, guru berjilbab itu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya Inayah tatkala melihat pria itu mengeluarkan penisnya. Meski guru cantik berjilbab itu tidak melihat dengan jelas namun bisa terlihat bentuk penis pria tersebut besar dan hitam legam keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kaget Inayah, Parman menekan tubuh perempuan berjilbab putih itu hingga menempel ke dinding. Dirasakannya benda kenyal dan keras itu sedang menggesek-gesek dan menabrak pantat Inayah.
”Ssshhh pantatmu montok banget sayang..”, kata Parman seraya meremas remas pantat guru cantik berjilbab itu. Inayah terhenyak kaget karena teringat ketika bermasturbasi tadi dia melepas celana dalam dan masih tergantung di pintu toilet.
Inayah nampak sudah pasrah karena meras tidak mungkin lepas. Terasa oleh guru berjilbab itu sebuah benda keras dan kenyal sedang menggesek-gesek belahan vagina miliknya yang licin seperti mencari-cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di celah bibir vagina Inayah.
Inayah nampak sudah pasrah karena meras tidak mungkin lepas. Terasa oleh guru berjilbab itu sebuah benda keras dan kenyal sedang menggesek-gesek belahan vagina miliknya yang licin seperti mencari-cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di celah bibir vagina Inayah.
”Ampun pak…Jangan…tolong kumohon..”, pinta Inayah lagi putus asa kala menyadari dalam hitungan detik penis Parman akan segera masuk kedalam tubuhnya.
”Oohh…bu Ina udah lama saya pengen giniin kamu. Kamu seksi banget”, jawabnya tanpa memperdulikan permohonan perempuan berjilbab itu.
Dan tiba tiba terasa oleh Inayah pria tersebut mulai bergerak menyeruak masuk membelah bibir vagina miliknya. Panik, Inayah sekuat tenaga mencoba melawan dengan sisa-sisa harapannya. Namun bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuh Inayah penis pria itu malah makin terbenam masuk ke dalam lubang vagina miliknya.
”Aaaah tidaaak!!”, jeritnya dalam hati ketika merasakan batang kejantanan pria itu membenam memenuhi vaginanya. Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab putih itu nampak ingin menangis sembari menggigit bibirnya.
Sungguh sial, vagina Inayah yang sudah basah ketika bermasturbasi tadi malah memudahkan batang penis Parman itu masuk. Penis yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vagina Inayah dengan gerakan pelan tapi pasti.
Sungguh sial, vagina Inayah yang sudah basah ketika bermasturbasi tadi malah memudahkan batang penis Parman itu masuk. Penis yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vagina Inayah dengan gerakan pelan tapi pasti.
”Uugghh…mmmh.. Innnayahh, memmmeekmu enak banget…ooohhh…”, desahnya meracau didekat telinga Inayah yang tertutupi jilbab ketika penisnya dibenamkan sedalam mungkin hingga menyentuh rahim miliknya.
”Nnggghh…mmmhh……”, desah Inayah seolah membalas racauan nikmat Parman. dalam hati. Raut wajah cantik yang terbalut jilbab putih itu nampak sedikit mengernyit seakan menahan perih karena mungkin belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke dalam vaginanya.
Ketika batangan itu amblas, Inayah terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya itu berkecamuk dikepalanya.
Inayah pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak menyangka fantasinya untuk bercinta di toilet sekolah dan disetubuhi dari belakang kesampaian juga, tetapi bedanya bukan dengan sosok pria yang ada dlam fantasinya selama ini. Tapi kenyataannya, laki-laki yang sedang mendesah-desah dibelakang perempuan berjilbab ini, yang sedang membenamkan dan memaju mundurkan penisnya ke dalam lubang surgawinya ini adalah penjaga sekolah dasar ini.
Kenyataan yang harus diterima Inayah kala Parmanlah yang sedang asyik menikmati dan memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluan miliknya.
Inayah pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak menyangka fantasinya untuk bercinta di toilet sekolah dan disetubuhi dari belakang kesampaian juga, tetapi bedanya bukan dengan sosok pria yang ada dlam fantasinya selama ini. Tapi kenyataannya, laki-laki yang sedang mendesah-desah dibelakang perempuan berjilbab ini, yang sedang membenamkan dan memaju mundurkan penisnya ke dalam lubang surgawinya ini adalah penjaga sekolah dasar ini.
Kenyataan yang harus diterima Inayah kala Parmanlah yang sedang asyik menikmati dan memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluan miliknya.
”Oooh Innnahh…sssayyanghh…ohhh enaknyah”, desah Parman sambil meracau nikmat berkali kali.
”Sshh…ngghh..mmmh”, desis Inayah kecil seakan mulai merasakan nikmatnya genjotan Parman.
Penjaga sekolah itu terus menyodok dan memompa penis miliknya sedalam-dalamnya tanpa henti. Kedua tangan Inayah masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet. Makin lama perempuan cantik berjilbab ini hanyut oleh getaran birahi yang mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar keseluruh tubuhnya.
“Sshh…mmmh…mmmmh”, desis Inayah pelan dengan tubuh yang terguncang-guncang menerima sodokan penis Parman dari belakang.
”Enakkan sayyanggh..?”, tanya Parman tiba tiba.
Inayah hanya terdiam malu, tidak berani berkomentar seraya menundukkan wajahnya yang terbalut jilbab itu seraya mencoba menghindari usaha bibir Parman yang ingin mengecup pipi kanannya.
‘Tunggingin dikit dong sayanghh..”, pinta Parman sambil menarik bongkahan pantat guru berjilbab itu keatas.
Tanpa menjawab Inayah menunggingkan sedikit pantatnya.
”Emmh pantat kamu memang montok banget sayang, nggak salah apa yang aku khayalkan selama ini”, ujar Parman seraya meremas remas bokong Inayah dengan gemas.
Sambil tangan kirinya menahan pinggul guru cantik berjilbab itu, Parman kembali menyodokkan penisnya kembali.
“Ough.. pak pelan..”, pinta Inayah kala merasakan penetrasinya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Mungkin karena perempuan berjilbab itu menunggingkan pantatnya sehingga posisi vagina itu benar-benar bebas hambatan.
Parman tidak memperlambat sodokannya malah dipercepat, membuat Inayah mulai mendesah pelan penuh nikmat.
Parman tidak memperlambat sodokannya malah dipercepat, membuat Inayah mulai mendesah pelan penuh nikmat.
”Sshh..ngghh..”, desis Inayah pelan kala merasakan gesekan batangan Parman di lubang vaginanya.
Melihat tubuh guru berjilbab yang terdorong dorong ke depan, Parman dengan sengaja melepaskan kedua tangan Inayah sehingga ia dapat menahan tekanan tubuh pria itu dengan kedua tangan Inayah bertumpu pada tembok.
”Sshh…gilaa nikmatth banget”, erang Parman seraya kedua-tangannya mencengkeram dan meremas remas bokong yang bulat padat milik guru cantik berjilbab itu sambil tidak berhenti menyodok-nyodokkan penisnya
”Ooh…sayyangghh..oooh”, desah Parman semakin kencang.
“Ohh…ngghh..pp..pak...ja..jangan berisik pak..”, pinta Inayah karena takut desahannya didengar orang.
”I..i..iyahh..Innhh.. emhh abis memekmu enak bangetthh…ughh..”, katanya pelan dengan nafas menderu.
Sodokan pria tersebut semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokong guru cantik berjilbab itu, Parman menguakkan belahan pantat Inayah. Dan satu jari pria itu mulai membelai anus Inayah. Kontan Inayah menggeliat seraya menggoyang pantatnya kekanan dan kekiri karena kegelian.
”Ooooh… pak parman..oooh”, Inayah tidak lagi mendesis tetapi mendesah karena rasa nikmat yang tercipta dari sodokan penis Parman ditambah gesekan jarinya yang membelai anus milik perem,puan berjilbab itu. Semua seperti racikan yang pas membuat guru SD berjilbab itu lupa diri membuatnya tidak dapat membendung desahan nikmat yang keluar dari bibirnya.
“Ooghh…oohhh…ngghh..”, desah Inayah menggila kala jari Parman menusuk-nusuk kedalam anus guru berjilbab itu. Refleks, pantat Inayah semakin menungging. Setiap kali pria itu menarik penisnya jari ditusukkan kedalam anus Inayah.
Gerakan dua insan yang berlainan jenis itu semakin panas. Pantat guru cantik berjilbab itu nampak bergetar-getar hebat kala penis dan selangkangan Parman membentur-bentur keras bokong Inayah. Kepala Inayah yang terbungkus oleh jilbab putih itu nampak mengangguk-angguk kepayahan menerima sodokan Parman sedari tadi. Desahan dan racauan dari mulut kedua mahluk lain jenis ini juga semakin tidak karuan. Baju seragam PNS coklat muda serta jilbab putih yang dikenakan Inayah nampak basah kuyup akibat keringat serta suhu lembab dan panasnya persetubuhan itu.
“Akkuu..mau keluar..ahh…Innna…yyahh”, erang Parman yang hendak mencapai klimaksnya.
”Oooh…emmmh”, desah Inayah lebih keras seraya merapatkan tubuhnya ke dinding diikuti Parman dengan menyodokkan penisnya dalam-dalam. Bahkan Parman juga menusukkan jarinya sampai amblas kedalam lubang anus Inayah.
”Aakkhhhh….”, pekik tertahan guru cantik berjilbab itu panjang tanda dia mencapai puncak orgasmenya (walau kenyataannya guru berjilbab itu habis diperkosa).
Ditelannya air liurnya sendiri seraya menikmati sisa kenikmatan puncak orgasme tadi, sedang penis Parman ternyata masih sibuk memompa liang vagina Inayah. Kedua tangannya memcengkeram pantat yang bulat dan padat itu sambil memompa penisnya dengan ganas.
Dan, “Okkhh…Innahh..oooh”, erang Parman sambil menghentakkan selangkangannnya rapat-rapat ke pantat Inayah sambil menekan tubuh guru berjilbab itu hingga tertekan kedinding.
Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab itu nampak kaget kala menyadari penis Parman menyemburkan sperma hangat memenuhi rahim miliknya. Berkali-kali pria itu menghentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuh Inayah terdorong ke tembok.
”Ooh… emmmh…”, desah Inayah sang guru berjilbab itu tanpa sadar ikut menikmati sensasi Parman berorgasme di dalam liang vaginanya. Denyutan serta semprotan spermanya berhamburan hangat keluar membasahi rahim Inayah.
Sekilas raut wajah guru cantik berjilbab itu seakan tersadar kembali. Dirapatkan tubuhnya kedinding dan menarik nafas seraya teringat kalau dia memang sudah mau haid. Dalam hati Inayah hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimnya.
”Bu Ina…emmh”, desah pria itu seraya mencoba mencium pipi Inayah. Guru berjilbab itu menolak sembari mendorong Parman dengan mata melotot. Melihat Inayah yang protes, Parman segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan penisnya yang masih dilumuri cairan vagina guru berjilbab itu.
”Cepat keluar pak”, hardik Inayah dengan suara lantang sambil merapikan rok panjangnya. Parman tanpa berkata apa-apa langsung keluar dari toilet. Guru berjilbab itu lalu langsung membersihkan kemaluannya dari sperma Parman yang mengalir keluar.
”Ihh...banyak banget spermanya”, pekik Inayah dalam hati.
Selesai merapikan baju seragam PNS-nya, guru berjilbab itu lalu mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Dan Inayahpun pulang dengan perasaan berkecamuk, apakah dia baru saja dipaksa berhubungan seks oleh orang yang tidak diinginkannya ataukah dia memang justru menikmatinya? Ahh...entahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar