Cerita ini adalah kisah nyata, berlangsung ketika saya kuliah di suatu
kota ternama di Jawa tengah sekitar tahun 1992. Sebagai mahasiswa
pendatang, saya hidup sederhana, karena memang kiriman dari orangtua
yang bekerja sebagai tentara terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan
saya. Menurut teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan
berpikir cemerlang, biasanya saya dipanggil Rudy.
Kurang dari 6
bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman
untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka
yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi,
bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk
memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP
swasta ternama di kota dimana saya kuliah.
Keluarga Indah adalah
keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor
perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46
tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu
rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya
Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal
ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih
sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama
Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu
membiasakan memenuhi segala permintaannya.
Dalam satu minggu,
saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun
sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi,
karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi
Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari
yang sudah disepakati dari awalnya.
Setiap saya selesai mengajar,
Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan
anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya
yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni,
hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.
Suatu ketika,
kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya
jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti
biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban,
saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar.
Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah
sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah
seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi
Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus
dibicarakan dengan saya.
Ketika Tante Stella memanggil untuk
masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella
telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi,
karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga
tubuhnya dengan melakukan senam "BL" seminggu 3 kali. Tubuhnya yang
ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48
kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36B.
Mula-mula saya
tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah
perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan
cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di
atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan
ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.
"Rud, kamu lugu sekali yah..?" tanya Tante Stella.
"Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?" jawab saya.
"Yah.. lebih dewasa Dong..!" tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
"Rud.. mau kan tolongin Tante..?" tanya si Tante dengan manja.
"Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?" jawab saya.
"Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!" jawab si Tante.
Astaga,
betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante
Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan
kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta
seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk "bercinta" dengan
Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang
ibu yang baik dan bertanggung jawab.
"Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?" tanya saya sambil bercanda.
"Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?" jawabnya.
Lalu
akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri
untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai
dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas
payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah,
dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena
selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang
ternyata sangat besar ini.
Akhirnya setelah hampir selama
setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar
tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua
baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada
saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah
pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi's
saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan
saya.
"Wah.. Rud, gede juga nih punya kamu.." kata si Tante sambil bercanda.
"Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!" jawab saya.
Dalam
keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya,
dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia
memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali
rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah
dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai
memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang
ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya
melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam
keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin
besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas,
sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya
membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang
sudah mengeras.
"Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Rud..!" desahnya.
"Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?" kata saya.
Karena
saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke
ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna
hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya
sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai
menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
"Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante.." dengan suara yang mendesah.
Tidak
terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante
mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya,
wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung
sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi
masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini
baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa.
Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan
begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami
puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya
untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
"Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!" pinta si Tante.
"Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..?" tanya saya.
"Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!" sambil berusaha meyakinkan saya.
Benar-benar
nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan
kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah
akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
"Ahh.. dorong terus Dong Rud..!" pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
Mendengar
desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan
kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas
payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali.
Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.
Dan kemudian
kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini
adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan
saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang
luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya
pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
"Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!" teriak si Tante.
"Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..!" kata saya.
"Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!" jawab si Tante.
Akhirnya
saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam
liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
"Arghh..!" teriak Tante Stella.
Tante
Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya
dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya
benar-benar meremas batang kemaluan saya.
Setelah itu kami berdua
letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya
bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga.
Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur,
mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang
giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa
bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai
lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi
lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung
menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
"Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?" kataya sambil tertawa kecil.
"Agh.. Tante bisa aja deh..!" jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
Karena
sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama,
dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella,
kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga
kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan
tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie
style.
"Um.. dorong lebih keras lagi dong Rud..!" desahnya.
Semakin
nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi.
Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu
tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
"Rud.. mandi yuk..!" pintanya.
"Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?" jawab saya.
Akhirnya
kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya
duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk
menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai
terangsang kembali.
"Hm.. nikmat sekali jilatanmu Rud.. agghh..!" desahnya.
"Rud.. kamu sering-sering ke sini Rud..!" katanya dengan nafas memburu.
Setelah
puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya,
dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang
kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si
Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya
"KO" kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya.
Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran
dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi
bersama.
Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru
tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak
Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai
sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi
tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan
kami bertemu di sana.
Selepas pengalaman itu, saya menjadi lebih
berani pada wanita, dan menikmati persetubuhan dengan beberapa wanita
setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar