Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok.
Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia
15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin
dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun. Tante Nuna orangnya cantik,
setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15 tahun yang sudah mulai
merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya
berisi dan buah dadanya padat. Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga
seorang janda tapi nggak punya anak.
Sejak kawin, Papa jadi
semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha,
Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku dirumah.
Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku
panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana
Mama minta tolong aku temenin. DirumaHPun kalo Papa nggak ada aku yang
nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama
Mama baruku ini.
Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi
belom ada tanda-tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa
semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna
semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai
anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur
bersama. Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku
walaupun tidak bener-bener telanjang. Tapi terkadang aku suka menangkap
basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi.
Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalo setiap habis mandi Mama pasti
masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar
handuk pasti ditanggalkan.
Beberapa kali kejadian aku membuka
kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan
tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. Lama-lama aku
sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku
pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar
dimata mudaku. Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu
laki-laki yang mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu
besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian. Matanya
terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil
sedikit merintih. Aku terpana didepan pintu yang sedikit terbuka dan
menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu.
Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku. Ah, inikah pertanda
kalo anak laki-laki sedang birahi? Batinku. Aku terlena dengan
pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong.
Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang
sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq
pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama Nuna yang
lemas tertidur.
Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari.
Lama-lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama?
Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam diotakku kalau
wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang
cantik dimataku terlihat sangat sexi dan sangat menggairahkan.
Suatu
siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa
aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang
bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan
cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani
melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana
bener-bener berada didepanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama.
Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari,
mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku
mengusap paha Mama Nuna, pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin
berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama
tiriku. Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus
pengetahuan dari film BF aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap
puting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi film
blue yang kutonton bersama temen-temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku
dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran disamping Mama
sambil memeluk erat.
Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba-tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam.
"Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?" tanya Mama.
"Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu" jawabku takut-takut.
"Kamu mulai nakal ya" kata Mama sambil tangannya memelukku erat.
"Ya
udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu.
Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk"
jelas Mama.
Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium
bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku
bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku mebalas ciuman Mama tiriku
yang cantik.
Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemuidan berpindah menelusuri tubuhku.
"Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu" gumam Mama disela telusuran lidahnya.
"Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang", cerocos Mama lagi.
Aku
hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun
(atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama. Ini membuat aku
nggak tahan karena kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali
rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.
Mama
kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar
tiduran diatas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku,
mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama. Aku hanya diam
saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep
diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan. Berasa
banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat
merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar
terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya. Mama yang
kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya
sehingga aku seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama.
Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, "Andyy, Mama enak Ndy" teriak Mama.
"Ma, Andy juga enak nih mau muncrat" dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.
Aku
lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak
tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika
Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama
kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi.
Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku, lengket
sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar
mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali.
Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku
menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.
"Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak" kini aku yang meminta.
Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamuipun melanjutkan kejadian seperti dikamar.
Kali
ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung
aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti
tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam-dalam. Nggak berapa
lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk
dan punyaku menancap erat di vagina Mama. Aku menikmati ini, karena
punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau
badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dlama posisi berdiri aku
kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari
punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat.
Kami samaĆ–sama lunglai.
Setelah kejadian hari itu, kami selalu
melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepluang
sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami
melakukan walaupun Papa ada dirumah. Sudah tentu dengan curi-curi
kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan
buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku
sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama,
Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak
pelajaran yang dikasi Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener,
cara mengisap buah dada, cara mengenjot yang baik. Pokoknya aku
diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku
menjadi hebat karena Mama tiriku.
Sekitar setahun lebih aku
menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh
cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan
mamaku, kecuali sekolah. Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah,
pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama
temen-temen. Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka
mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama.
Justru aku akan tertarik kalo melihat Bu guru Ratna yang umurnya setua
Mama tiriku atau aku tertarik melihat Bu Henny tetanggaku dan temen
Mama.
Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih
karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan.
Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak
bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Dijalan
mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meminggal ditempat. Aku merasa sangat
berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku
ditenangkan Papa.
"Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa" kata papaku.
Selama
ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena
Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama
kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa
berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini.
Tapi semua apa
yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat
membekas dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua
yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama,
secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu.
Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW
semuanya berawal dari sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar