Perkenalkan namaku A, mahasiswa tingkat 3 sebuah perguruan tinggi swasta
di DP. Tinggiku 172 cm berat 67 kg, atletis, wajahku lumayan ganteng,
dan dengan modal ini pula aku banyak menarik perhatian gadis-gadis teman
kuliahku. Aku tidak mempunyai pacar tetap bukan karena aku homo atau
sejenisnya tapi melainkan karena aku tidak terlalu tertarik pada
gadis-gadis seusiaku apalagi yang lebih muda. Aku lebih senang kencan
dengan tante-tante yang usianya sama dengan ibuku.
Keperjakaanku
hilang ketika aku berusia 13 tahun, akibat dikencani oleh seorang janda
tetanggaku. Sejak saat itu aku hanya tertarik untuk kencan dengan wanita
setengah baya, karena permainan mereka yang aduhai dan mampu membuatku
terbang ke awang-awang. Sampai sekarang sudah belasan tante-tante atau
janda kesepian yang telah kukencani. Tidak semuanya berdasarkan uang,
tapi ada juga yang karena suka sama suka, yang jenis ini biasanya karena
wajahnya masih cantik dan bodinya sensual, kalau jelek ya.. terpaksa
deh aku pasang tarif lumayan tinggi, hitung-hitung uang lelah.
Pengalamanku
yang akan kuceritakan ini mungkin sudah pernah dialami oleh beberapa
orang yang rajin membaca situs 17Tahun ini, karena berhubungan dengan
seseorang yang sangat terkenal khususnya pada tahun 1980-an sebagai
seorang artis dan penyanyi. Kejadiannya sekitar tahun 1997 akhir waktu
itu aku dan temanku R (laki-laki) sedang ngobrol-ngobrol sehabis pulang
sekolah di kawasan Blok M. R bertanya padaku apakah aku mau kencan
dengan seorang artis. Aku tentu saja menjawab mau, pikirku kapan lagi
bisa kencan dengan tante-tante, artis lagi.
"Siapa artisnya, jangan-jangan Maissy lagi?" kataku setengah meledek R.
"Bukan goblok, emangnya gue phedophili, itu tuh Tante TP", jawab R.
Aku
terkejut bukan main, jadi gosip itu benar bahwa Tante TP wanita
setengah baya yang usianya sudah lebih 50 tahun itu suka main dengan
anak muda, untuk memelihara kecantikan wajahnya.
"Yang bener loe, Tante TP yang punya operet PPK itu kan, yang dulu suka bawain lagu anak-anak tahun 80-an", tanyaku memastikan.
"Iya bener, nih gue ada nomor HP-nya.. elo telpon aja kalo kagak percaya." Jawab R meyakinkanku.
"Oke deh gue percaya, kapan kita ke sana?" tanyaku.
"Besok
deh kita cabut aja sekolah itung-itung refreshing oke?" jawab R, aku
mengiyakan dan berjanji dengan R untuk bertemu di kafe OLA di PI Mall
esok harinya.
Keesokan harinya tepat jam 10.00, aku bertemu R di kafe OLA.
Aku bertanya, "Udah ditelpon belum, Tante TP-nya entar dia telat lagi."
"Tenang aja deh udah beres, dia sebentar lagi datang", kata R meyakinkanku.
Benar
juga seperempat jam kemudian kulihat sesosok wanita setengah baya
mengenakan baju putih berkerudung dan mengenakan kacamata hitam lebar,
tampaknya ia tidak mau dikenali orang banyak. Tante TP langsung duduk di
tempat kami, dan membayar bill makanan lalu langsung mengajak kami
pergi. Kami berdua mengikutinya, lalu kami bertiga meluncur ke hotel SHD
di kawasan Sudirman di mana Tante TP sudah menyuruh asistennya untuk
mem-booking kamar hotel tersebut. Dia tidak banyak bicara sepanjang
jalan kecuali menanyakan namaku dan rumahku. Selebihnya justru aku yang
bengong karena sebentar lagi aku akan berkencan dengan seorang artis
yang waktu aku kecil dulu aku sering melihat wajahnya di TV membawakan
lagu anak-anak kesukaanku.
Akhirnya kami sampai juga, Tante TP
menyuruhku dan R untuk naik ke kamar lebih dulu baru kemudian ia
menyusul, supaya orang tidak curiga katanya. Aku dan R sampai di kamar
langsung saja bersorak kegirangan, "Gila gue ngentot ama TP, pasti
anak-anak kagak bakalan ada yang percaya nih.. beneran itu TP yang
sering di TV."
Tak lama kemudian Tante TP menyusul masuk ke
kamar, begitu sampai ia langsung membuka kerudung dan kacamatanya,
kemudian ia menyuruhku dan R mandi untuk membersihkan badan. Setelah
mandi, aku dan R keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk, agak
malu juga sih dari balik handuk itu menyembul batang kemaluanku yang
ternyata sudah lebih tidak sabar dari tuannya untuk segera merasakan
liang sorga Tante TP. Tante TP hanya tersenyum saja, kemudian ia
menyuruh kami berdua untuk ikut berbaring di sisinya, Aku di sebelah
kanan, R di sebelah kiri. Ia merangkul kami berdua seperti anaknya,
kemudian ia mencium bibirku dengan lembut, aku pun membalasnya, R
sepertinya iri dan dengan tidak sabar ia meremas payudara Tante TP.
"Aduh
sabar dikit dong Nak.. nanti juga Tante kasih", kata Tante TP sambil
tersenyum pada R dan kemudian ganti mencium bibir R. Melihat hal itu aku
jadi bernafsu juga ingin meremas-remas payudara Tante TP.
Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya satu persatu dan nampaklah
payudaranya yang montok dan masih terlihat kencang dibungkus bra warna
pink yang menantang. Aku remas pelan sambil jari-jariku berusaha mencari
puting susunya, Tante TP mengerang pelan pertanda ia merasakan
kenikmatan saat aku menyentuh puting susunya dari balik BH-nya.
"Ahh..
enak.. sebentarnya Tante buka aja deh sekalian." Tangan Tante TP meraih
ke punggungnya melepaskan hook BH-nya dan sekaligus membuka kemejanya
sehingga sekarang ia hanya mengenakan rok panjang berwarna hitam.
Payudaranya montok dan menantang ukurannya sekitar 36C, putih dan
mancung dengan puting yang berwarna agak kecoklatan. Aku dan R jadi
sangat bernafsu, segera saja kami berdua meremas payudara Tante TP satu
orang satu. Tante TP mengerang dengan penuh nafsu. "Ayo dong anak-anak
hisap pentil Tante", katanya memohon. Tidak perlu disuruh dua kali, aku
dan R segera mengisap puting susu Tante TP, menjilat, menghisap, sambil
sesekali kugigit pelan. "Ahh.. enak.. ohh.. agak keras gigitnya dong..
achh..!" erangan Tante TP justru semakin membuatku dan R bernafsu
mengisap dan mengigit puting Tante TP.
Tante TP tidak diam saja,
ia juga bereaksi dengan menyingkapkan handuk yang dipakai olehku dan R,
kemudian tangannya menggengam batang kemaluan kami satu tangan satu.
Tante TP agak terkejut dengan ukuran batang kemaluanku yang 21 cm dengan
diameter 3,5 cm, batang kemaluan R sedikit lebih pendek yaitu 19 cm
dengan diameter yang sama. Batang kemaluan kami diremas dan dikocok
pelan, kemudian agak kencang, membuat kami menggelinjang dan semakin
bernafsu untuk menikmati payudara Tante TP. "Aduh Tante jangan
keras-keras nanti keluar loh..!" kata R setengah bercanda. "Jangan
keluar dulu dong anak manis.. Tante belum apa-apa nih, lagipula jangan
keluarin di sini, nanti aja di mulut Tante biar Tante minum semua sperma
kamu." Aku berpikir, jadi gosip itu benar bahwa Tante TP gemar
mengkonsumsi sperma anak-anak muda untuk menjaga keindahan kulit dan
tubuhnya. Pantas saja, walaupun usianya sudah lebih 50 tahun, tubuhnya
masih terlihat seperti umur 25-an.
Kemudian kami berganti posisi,
Tante TP bergerak ke arahku kemudian membuang handukku ke lantai.
Kemudian Tante TP menggenggam batang kemaluanku dan menjilati ujungnya
yang terlihat ada setetes precum akibat aku sudah terangsang hebat. Ia
kemudian memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya mulai dari
kepalanya sampai ke ujung pangkalnya sambil meremas-remas biji pelirku.
Dia sangat ahli sekali dalam urusan ini, nikmatnya sampai ke ubun-ubun,
dijilat, dikulum, bibirnya mengitari sepanjang topi bajanya, sambil
ujung lidahnya menusuk-nusuk ke lubang kecil di ujung batang kemaluanku
berharap masih ada precum yang tersisa.
"Ahh.. Tante enak banget
Tante.. ohh..!" desahku menahan nikmat yang tiada tara. Untung aku punya
pengalaman dengan tante-tante, kalau tidak.. pasti sejak tadi aku sudah
muncrat, saking jagonya hisapan Tante TP. Sementara Tante TP asyik
menikmati batang kemaluanku, R tidak tinggal diam, dia menyibakkan rok
Tante TP sampai terlihat celana dalamnya dan pelan-pelah R menurunkan
celana dalam hitam milik Tante TP dan terlihatlah liang kewanitaan Tante
TP yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat, pahanya terlihat mulus
bagai pualam, bukti wanita ini tahu bagaimana merawat diri dengan baik.
Tante
TP kemudian membuka roknya dan melemparnya ke lantai. Kini ia sudah
telanjang bulat, Aku dan R sungguh sangat mengagumi kemulusan dan
kemolekan tubuh Tante TP, benar-benar luar biasa untuk wanita seusianya.
Tante TP kembali mengulum batang kemaluanku dan R mengambil posisi di
bawah Tante TP, dan bersiap menikmati liang kewanitaan Tante TP. Ia
mengelus paha Tante TP, kemudian menjilatinya mulai dari lutut terus
naik ke atas ke lubang surga Tante TP. R menyibakkan bulu-bulu yang
menutupinya kemudian ia menjulurkan lidahnya mencari-cari klitoris Tante
TP, menjilatnya sambil dijepit dengan kedua bibirnya.
"Achh..
oohh.. anak nakall.. awww..!" Tante TP mengerang-ngerang seperti orang
gila ketika klitorisnya diperlakukan seperti itu. Cairan kewanitaannya
tampak meleleh membasahi bibir R yang sepertinya justru menyukai
rasanya. "Ohh.. aku nggak tahan deh anak-anak, ayo kita mulai aja deh",
kata Tante TP sambil membalikkan badannya dan beralih menghampiri batang
kemaluan R. "Kamu masukin batang kemaluan kamu sekarang ya A, aku hisap
batang kemaluan teman kamu", katanya memberi komando, aku hanya
mengangguk setuju.
Tante TP mengambil posisi doggy style, ia
menungging dan mengarahkan liang kewanitaannya padaku. Aku menyaksikan
liang kewanitaannya yang berwarna merah muda itu terbuka di hadapanku
dan tampak cairan kenikmatannya meleleh keluar. Aku segera mengambil
posisi, kupegang batang kemaluanku dan mulai mengarahkannya ke liang
kewanitaan Tante TP, pelan-pelan kumasukkan sambil tanganku berpegang
pada kedua bongkahan pantat Tante TP. Liang kewanitaannya sempit dan
agak susah untuk batang kemaluanku yang besar untuk masuk padahal cairan
kenikmatannya sudah mengalir deras.
Pelan-pelan kumasukkan dan
ketika kepalanya berhasil masuk kuhentakkan pantatku, akhirnya batang
kemaluanku berhasil masuk semuanya, Tante TP agak terdorong ke depan dan
berteriak ketika batang kemaluanku masuk ke liang kewanitaannya. "Ahh..
enak A, terus kocok kontol kamu di liang memek Tante.. ahh!" teriaknya.
Aku segera memainkan gerakan maju mundur mengeluarmasukkan batang
kemaluanku di liang kewanitaannya yang sempit dan dinding kemaluannya
seperti memijit-mijit batang kemaluanku, hisapan lembah sorganya seperti
memaksa spermaku untuk keluar. Sementara Tante TP mengulum batang
kemaluan R, aku asyik memainkan batang kemaluanku keluar masuk liang
kewanitaan Tante TP.
Kira-kira setengah jam kemudian aku
merasakan spermaku seperti hendak berontak keluar, kupercepat gerakanku,
"Ohh.. Tante.. saya mau keluarr.. nihh.." kataku pelan. Kurasakan
badanku mulai tegang dan batang kemaluanku seperti berdenyut dengan
keras. Mendadak Tante TP mencabut batang kemaluanku dari liang
kewanitaannya dan dengan gerakan cepat ia memasukkan batang kemaluanku
ke dalam mulutnya. Bersamaan dengan itu aku mencapai klimaks, "Aaahh..
aku mau keluar Tante.. ahh!" tulang-tulangku serasa rontok semua,
badanku serasa melayang saat spermaku muncrat di dalam mulut Tante TP.
Batang kemaluanku berdenyut keras sambil memuntahkan sperma dalam jumlah
yang cukup banyak. Terlihat Tante TP sibuk menelan seluruh spermaku,
dia tidak ingin ada yang tersisa. Batang kemaluanku diurut-urut dengan
kasar berharap semua spermaku terkuras habis dan pindah ke mulutnya.
Aku
langsung terkapar tidak berdaya, tenagaku habis. Seiring dengan
dilepasnya mulut tante TP dari batang kemaluanku, ia berbaring telentang
sambil membuka kakinya lebar-lebar. "Sekarang giliran kamu nyumbang
sperma buat Tante", katanya sambil tersenyum pada R. R begitu bernafsu
langsung menusukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaan Tante TP,
keluar masuk dengan lancar karena tadi aku sudah membuka jalannya, ia
mengangkat paha Tante TP dan menaruhnya di bahunya agar batang
kemaluannya bisa masuk lebih dalam lagi. "Ohh.. Tante.. Aku juga mau
keluar sebentar lagi.." katanya lirih. "Iya Nak.. ayo terusin aja.."
Tiba-tiba
Tante TP menyuruh R berhenti. "Tunggu dulu ya.. kamu mau ngerasain
sesuatu yang baru nggak." R kontan menjawab mau, Tante TP menyuruh R
bergerak agak ke atas kemudian menaruh batang kemaluannya di
tengah-tengah payudaranya. Tante TP kemudian menghimpit batang kemaluan R
dengan kedua payudaranya, dan menyuruh R kembali melakukan gerakan
mengocok-ngocok. Kurang ajar si R dapat atraksi lain tapi aku tidak.
Gaya ini ternyata cukup ampuh terbukti baru 5 menit, R sudah mengerang
lagi, "Aduh.. Tante nggak tahan nih.. mau keluar.." Tante TP tersenyum,
"Ayo keluarin aja.."
Beberapa detik kemudian, R meregang hebat
dan langsung Tante TP menggenggam batang kemaluannya dan memasukkannya
ke dalam mulutnya. "Ahh.. Tante.. enakk.. ahh.." kulihat R meregang
nikmat saat spermanya dihisap habis oleh Tante TP. Dan sama seperti aku
ia pun terkulai lemas sesaat kemudian. Tante TP tersenyum penuh
kemenangan. "Ternyata kalian anak muda berdua tidak bisa mengalahkan
seorang nenek seperti saya". Aku menjawab, "Terang aja nenek-neneknya
penghisap tenaga anak muda." Kami pun tertawa bersama dan beristirahat
sejenak. Lalu kami menikmati hidangan makanan dan minuman yang dipesan
Tante TP, dalam keadaan masih telanjang bulat.
"Terus terang aku
masih pengen nih, tapi nanti malam ada show di TMII, biasa.. acaranya
Mbak TT, Tante belum orgasme nih, kalian bantu Tante masturbasi ya",
katanya. Kami setuju saja, lalu kami membantu Tante TP dengan menjilati
payudaranya satu orang satu sementara ia mengocok liang kewanitaannya
dengan jari-jarinya. Setelah ia klimaks, kami pun mandi bersama lalu
memakai pakaian kembali, lalu bergegas meninggalkan hotel, tapi tidak
ada satu pun diantara aku dan R yang mau french kiss dengan Tante TP
sebelum pulang, kebayang dong berarti aku ikut merasakan sperma si R dan
si R juga merasakan spermaku, nggak janji la yaw.. Sebelum pulang Tante
TP menyerahkan amplop yang isinya uang dua juta rupiah, aku dan R
langsung berfoya-foya di plaza SNY makan dan belanja sepuasnya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar