Nama saya Tiyo, umur 34 tahun dan saya bertempat tinggal dekat kampus
sebuah PTS di Jogja. Saya mengirim cerita ini untuk membagi pengalaman
saya, sehingga mudah-mudahan bisa menjadi referensi dalam mengarungi
kehidupan para pembaca.
*****
Para pembaca yang setia, aku
mau menyambung ceritaku yang dulu, dimana akhirnya keperjakaanku, aku
serahkan ke gadis kecilku Tika. Setelah mengalami ML yang benar-benar
berkesan itu, aku dan tikaku akhirnya tertidur pulas sampai pagi.
Walaupun pada malam harinya, aku sempat terbangun dan ingin
mengulanginya lagi, namun setelah aku lihat tikaku tidur dengan
nyenyaknya, aku jadi kasihan untuk membangunkannya.
Pagi nan
cerah di hari itu, aku bangun dan langsung ke kamar mandi untuk buang
hajat. Sambil menikmati sebatang rokok putih kesukaanku, aku nikmati
tubuh polos tikaku yang masih tergolek di ranjangku. Tikaku masih
tertidur pulas, terkadang dia menguap dan mengeliat. Disaat aku sudah
selesai dan mau berdiri, tiba-tiba saja tikaku bangun dari tidurnya dan
lari ke arahku.
"Ndoro.., Tika mau pipiis..".
Kemudian tikaku yang telanjang itu langsung jongkok dan "Suur..".
Eh.. baru sedikit keluar pipisnya, Tika ini memelukku dan akhirnya menangis.
"Kenapa menangis nduk.., dan pipisnya kok nggak jadi..!
"Tika nggak mau pipis.., memek Tika perih Ndoro..".
Aku
sempat berpikir, mungkin rasa perih di memeknya itu disebabkan luka
ataupun lecet di selaput daranya yang semalem baru saja aku perawanin.
"Ayo nduk pipis lagi.., nanti perut Tika bisa sakit lho kalau nahan pipis..".
"Pokoknya Tika nggak mau pipis lagi.., Tika takuut..".
Aku
sendiri bingung, kalau terlalu lama pipisnya ditahan, pasti perut
tikaku akan sakit. Karena aku lihat wajah tikaku gelisah menahan
pipisnya dan juga kedua tanganya memegangi memeknya agar pipisnya nggak
menerobos keluar. Kadang-kadang Tika jongkok, terkadang berdiri, dan aku
pikir air seninya pasti sudah di ambang saluran vaginanya sehingga
tikaku gelisah sekali. Sesekali badannya mengeliat dan wajahnya
meringis.
"Ayo nduuk.., pipisnya dikeluarin lagi ya..".
"Nggak
mau.., Tika nggak mau pipis lagi..!' Setelah itu tikaku nangis lagi
sambil kedua tangannya masih berusaha memegangi memeknya agar pipisnya
nggak keluar.
Kemudian Tika aku suruh duduk bersandar di klosetku.
"Ya sudah.., sini nduuk.., Tika duduk disini yaa..".
"Iya Ndoro.., tapi Tika nggak mau pipis lagi lho Ndoro..".
"Nggak
nduk.., coba tangannya dibuka jangan nutupin memeknya Tika..". Setelah
memeknya terbuka, aku jongkok diantara kakinya dan aku lihat disekitar
pahanya masih ada bekas darah keperawanannya yang sudah mulai kering.
Akupun mulai menjilati bibir memeknya. Sesekali aku masukkan lidahku dan
juga jari tengahku ke lubang memeknya.
"Ndoro.., memeknya Tika geli.. ndooroo..".
Aku
senang sekali akhirnya tikaku bisa melupakan rasa perih di memeknya dan
sekarang sudah berubah menjadi rasa geli-geli nikmat. Untuk menambah
sensasinya, kedua tanganku meremas-remas kedua payudara mungilnya. Dalam
hitungan menit saja, Tika sudah mulai mengeliat dan agak sedikit
kejang-kejang. Badannya bersandar di sandaran klosetku dan kepalanya
menengadah keatas.
"Ndoro.., tii.. kaa.. mau pii.. piis..".
Tikaku akhirnya berkelejotan, badannya kedepan dan kebelakang bergantian, dan "Suur.. suur..".
Aku
sendiri masih sibuk menjilati dan sesekali aku sedot air seninya.
Setelah agak reda, badan Tika melemah dan kepalanya jatuh di punggungku.
"Gimana nduk.., tadi pipisnya sakit nggak..".
"Nggak kok Ndoro.., tadi diapain sih Ndoro.., kok memek Tika nggak sakit lagi..".
"Nggak diapa-apain kok nduk.., sekarang Tika mandi yaa..".
"Eh.. Ndoro tadi kok minum pipisnya Tika.., apa biar memeknya Tika nggak sakit ya Ndoro..".
Aku
sendiri binggung mau jawab apa, trus akhirnya aku jawab saja kalau aku
haus. Dan nggak disangka-sangka tikaku mau minum pipisku.
"Ndoro.., Tika juga haus.., Tika mau minum pipisnya Ndoro..".
"Jangan nduuk.. nanti Tika bisa muntah lho.. Ndoro ambilkan air putih di kulkas yaa..".
"Nggak mau..! Ndoro curang.. Tika nggak boleh gantian minum pipisnya Ndoro..". Sambil bicara begitu, tikaku mulai menangis.
Dasar tikaku ini memang masih kekanak kanakan dan sedikit manja.
Akhirnya
Tika aku suruh jongkok dan membuka mulutnya lebar-lebar. Aku sendiri
tidak tega mengencingi mulutnya, apalagi kalau sampai air seniku
tertelan olehnya. Makanya hanya sebagian kecil saja air kencingku yang
aku arahkan ke mulutnya dan sebagian besar aku arahkan ke lehernya agar
tidak tertelan oleh Tika.
"Gimana.., udah nggak haus lagi khan nduuk..".
"Tika nggak haus lagi Ndoro.., pipisnya Ndoro agak panas.., Tika suka banget..".
Pembaca yang setia..
Jadi
aku harapkan kepada semua pembaca laki-laki, setelah pasangan anda baru
saja melepaskan keperawanannya, pada saat mau pipis, berusahalah untuk
menemaninya. Kasihan pasangan kita, disaat pertama kali selaput daranya
sobek dia pasti kesakitan, dan disaat pipis inilah dia akan merasakan
lagi perih di memeknya. Untuk itu, lakukan seperti yang aku lakukan
terhadap tikaku.
Karena saat dijilati, rasa sakitnya akan berubah
menjadi geli. Dan disaat gadis (istri) anda keluar pipisnya, disaat itu
juga dia akan mengalami orgasme yang luar biasa. Oleh karena itu, untuk
semua laki-laki (suami) berusahalah untuk membahagiakan gadis (istri)
anda seperti caraku ini.
Aku lanjutin ceritanya yaa..
"Ayo nduk.., sekarang Tika mandi bareng Ndoro ya..".
Akhirnya
aku sabuni seluruh badan Tika dan aku keramasi juga rambut panjangnya.
Tikaku sendiri juga tidak mau ketinggalan ikut menyabuni dada, perut dan
juga burungku.
"Ndoro.., kontolnya kok keras banget sih..".
Sebenarnya
penisku sendiri sudah tegang sekali saat aku menjilati memeknya Tika
tadi. Hanya saja untuk menyetubuhi tikaku ini, aku nggak sampai hati,
takut tikaku akan kesakitan lagi. Tetapi Tikaku ini memang agak manja,
sambil menyabuni kontolku, terkadang dikocok-kocok. Dan yang bikin aku
gemas adalah saat burungku digoyang kekanan-kekiri, seperti mainan saja.
"Iiih.. lucu banget kontol Ndoro.. seperti ayunan..".
Aku
sendiri hanya bisa senyum-senyum dan berusaha untuk tidak menggaulinya.
Diberi angin begitu, tikaku semakin membuat aku tambah gemas. Ujung
jarinya diusapkan di kepala penisku, dan di atasnya ditaruh busa sabun,
habis itu terus ditiup lagi.
Terus penisku diguyur air, setelah
bersih terus kepala penisku diliatin lamaa sekali. Bahkan kadang-kadang
kepala penisku ditekan dengan Ibu jari dan jari telunjuknya sehingga
lubang kontolku agak terbuka.
"Iiih.. lucu banget deh.. kontol Ndoro..".
Aku
sebenarnya gemas dan juga agak marah, kontolku dijadikan mainan seperti
itu. Sedangkan Tika, aku perhatikan sangat senang sekali dengan mainan
barunya itu.
"Ndoro.. pipisnya Ndoro.. keluarnya dari sini ya..". sambil tangan tikaku menunjuk lubang penisku.
Aku
yang akhirnya tidak tahan lagi langsung melumat dan mengunyah bibir
Tika sambil kedua tanganku meremasi payudaranya. Sedangkan tikaku
sendiri kaget sekali, disaat dia lagi asyik-asyiknya mainin kontolku,
aku dengan gemas langsung mencumbuinya.
"Ndoro.. Tika kan mau mandi.. kok bibir Tika diciumin seperti semalem itu..".
"Iya nduk.. Ndoro sayang sama Tika.. sekarang Tika nungging yaa..".
"Memangnya.. Tika mau diapain ndoroo..".
"Sudahlah.. nungging aja nduuk.. enak kok..".
Karena
aku sudah benar-benar horny, langsung saja aku tusukkan kontoku ke
lubang memeknya. Aku lihat tikaku memang agak meringis, tetapi tetap
saja aku pompakan kontolku keluar masuk vaginanya. Nggak sampai 15
menit, aku lihat tikaku sudah kejang-kejang sambil kepalanya
digoyang-goyang sehingga rambut panjangnya berantakan nggak karuan dan
aku rasakan kontolku dibasahi air mani hangatnya. Aku juga nggak lama
kemudian "Croot.. croout.. cruut..!". Aku masukkan lagi pejuhku ke liang
vaginanya.
Terus aku peluk dan kulumat lagi bibir mungilnya.
Setelah aku mandiin Tika, terus aku gendong ke kamarku. Aku sendiri
terus berpakaian dan aku pakaikan juga rok dan kaus lusuhnya. Setelah
kelihatan rapi, aku masih sempat sekali melumat bibirnya sebelum aku
gandeng tanganya untuk sarapan bareng Intan dan Mbok Inemku.
Udah dulu ya pembaca setia, aku ngantuk nih..
Kalau
pembaca mau tahu, saat menulis ceritaku ini, diatas ranjangku tergolek
tubuh Mbok Inemku yang tertidur pulas dalam keadaan telanjang bulat.
Sebelum memulai menulis ceritaku ini, memang aku baru saja menyetubuhi
Mbok Inemku. Tetapi ini sudah kesekian kalinya aku menidurinya. Jadi
mohon maaf, aku nggak bisa ngelanjutin ceritanya: Bagaimana aku pertama
kali menggauli Mbok Inemku. Aku capeek banget. Sory banget yaa.
Pembaca
penasaran nggak, bagaimana pertama kalinya aku berhasil mangauli Mbok
Inemku. Gimana reaksi Mbok Inemku. Apakah Mbok Inemku marah, menangis,
atau memukuliku. Pembaca mau tahu nggak.., penasaran nggak..! Kalau
penasaran jawab dong.
Pembaca: "Iiyaa..!
Penulis: "Kok pembaca jawab.. iya.. nya nggak keras. Yang kompak dan keras dong.."
Pembaca: "Ii yyaa..".
Penulis: "Aduh jawabnya kok kenceng banget, sampai telingaku sakit.."
To the point saja ya, terus untuk cerita lengkapnya tunggu ceritaku selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar