Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan.
*****
Diawali
dengan masuknya aku ke salah satu kampus yang kebetulan memang tempat
cita-citaku sebagai ahli komputer. Pada tahun 1994, kepindahanku dari
Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di daerah perumahan yang
dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku, dan sekarang aku tinggal
bersama pembantu dan seorang anak kecil.
Beranjak dari
kehidupanku yang jauh dari kedua orang tua dan aku baru saja memiliki
motor untuk mendukungku berangkat ke kampus. Aku mulai terbiasa dengan
kehidupan bertetangga dan aku sering dipanggil untuk membantu tetangga
dekat yang kadang kuperhatikan sepertinya adalah seorang wanita beranak
satu dan suaminya jarang di rumah. Usianya kira-kira 32 tahun, di sini
namanya aku samarkan saja yaitu Anna. Aku memanggilnya Tante Anna.
Satu
tahun sudah aku tinggal, di akhir tahun 1995 aku mulai merasakan
gejolak nafsu yang amat sangat terhadap wanita. Pada suatu malam aku
mulai merasa ingin sekali bermain/bertamu ke rumah tante Anna namun aku
selalu tidak berani dan merasa takut kalau nanti suaminya akan datang
dan aku akan dikomentari tidak baik.
Bulan itu adalah bulan
Januari 1996, usiaku pada saat itu baru 19 tahun dan tepat pada bulan
Januari tanggal 20 aku genap 20 tahun. Di sini aku mengkisahkan hal
sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum'at, cuaca
sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti
angin kencang.
Aku sangat sedih dengan kesendirianku, karena
malam ini adalah malam kelahiranku. Aku duduk-duduk seorang diri sambil
menghisap rokok kesukaanku, namun malam semakin tidak mendukung karena
cuacanya. Aku berusaha mencari kesibukan dengan membaca-baca buku
pelajaran, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi pagar samping yang
khas, seorang wanita menghampiriku yang ternyata adalah tetangga
sebelahku (Tante Anna).
"Ada apa tante?" aku mulai bertanya.
"Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar saya di rumah,"
Ternyata
lampu kamar tante Anna putus dan aku disuruh memasangkannya. Lalu aku
mengikutinya dari belakang menuju rumahnya melalui pintu belakang. Di
saat aku mengikutinya aku sempat terangsang dengan sentuhannya pada saat
memasuki pintu belakang, karena ternyata dia tidak menggunakan bra dan
aku sempat gemetar.
Sementara ini aku berkonsentrasi dengan
permintaanya agar aku memasangkan lampu di dalam kamarnya. Setelah
selesai kukerjakan, cepat-cepat aku keluar kamarnya dan berusaha tenang,
kemudian aku diminta untuk duduk dulu minum kopi karena kopinya sudah
disuguhkan. Aku duduk sambil melihat tayangan TV dan aku lihat anaknya
yang baru satu sedang tidur pulas di depan TV. Kemudian tidak berapa
lama baru anaknya dipindahkan ke kamar. Sekarang tinggal aku dan tante
Anna berdua di ruangan tengah.
Waktu sudah menunjukkan pukul
22.30 dan aku minta izin untuk pulang namun aku dicegah, ia memintaku
menemaninya ngobrol. Lama kelamaan aku mulai mengantuk dan dimintanya
aku untuk rebahan dan diambilkannya bantal dan aku menurut saja. Ia
bercerita bahwa tadi ada telepon dari temannya, katanya ia
ditakut-takuti karena sekarang malam Jum'at ada hantu kalau sendirian di
rumah.
Asyik juga lama-lama acara mengobrolnya hingga tanpa
kusadari tante Anna mulai mendekatiku dan meletakkan kepalanya di paha
sebelah kiriku, karena aku rebahan agak di belakang dari tante Anna.
Perasaanku mulai tak karuan, jantungku berdebar sangat keras serta
sekujur tubuhku dingin. Karena baru pertama kali ini aku diperlakukan
seperti itu (aku masih perjaka). Tiba-tiba tangan tante Anna mulai
bergerak menuju selangkanganku, dan meremasnya kemudian mengusapnya.
Saat itu aku memakai celana pendek berbahan lemas.
"Hei, Bob!, ini kamu kok bangun?" tanya tante Anna.
Saat
itu aku sangat malu dan tidak bisa berkata-kata lagi. Kemudian Tante
mematikan lampu dan memintaku pindah ke kamarnya dengan menarikku ke
atas tempat tidur. Pikiranku sangat kacau dan sangat gugup saat
tiba-tiba aku dipeluk dan ditindih kemudian diciumi. Hingga pada saat
bibirku dikulumnya aku mulai panas dan terangsang amat sangat.
Lama
aku dibuatnya terlena dalam kemelut yang dibuatnya. Hingga tante itu
mulai menuruni lekuk tubuhku sampai pada selangkanganku dan membuka
celanaku. Sesaat kemudian seluruh pakaianku sudah terlepas dan apa yang
terjadi ternyata penisku dimasukkan ke mulutnya. Aku merasa sangat
tegang dan memang baru pertama kali aku mengalami hal seperti ini.
Dengan lembut dan penuh penghayatan, penisku dipegangnya, kadang
dijilatnya kadang dihisapnya namun juga kadang digigitnya hingga sampai
pada buah zakarku juga di kulumnya.
"Bob, jangan keluar dulu ya?" ujarnya dengan mulutnya yang tertutup oleh penisku.
"Akh.. Mmnyamm"
Aku
sudah dapat membaca bahwa tante sangat haus akan sex. Seperti orang
yang lama tidak bersetubuh hingga dengan ganasnya aku mulai ditindihnya
dan aku mulai merespons. Dengan naluri rangsangan, aku dorong Tante Anna
kemudian aku buka pakaiannya secara perlahan sambil menciuminya,
kemudian kulumat teteknya yang tidak begitu besar namun masih kencang.
Aku hisap dan kumain-mainkan lidahku di sekitar puting susunya, Tante
Anna mulai terangsang sambil menggeliat-geliat dan menekan kepalaku agar
aku lebih keras lagi menghisapnya.
Lama aku bermain di sekitar
payudaranya sampai akhirnya aku disuruh menjilat bagian yang sensitif di
antara selangkangannya. Aku mulai sedikit mengerti. Dengan dibantu
tangannya, aku mengerti yang mana yang harus aku jilat dan kulumat.
Hingga pada akhirnya aku ditariknya kembali ke atas sampai aku
menindihnya dan dadaku menekan toketnya yang semakin agak keras. Lalu
aku didorong ke sampingnya dan aku mulai ditindihnya kembali namun
sekarang tante Anna memegang penisku yang semakin keras kemudian dengan
perlahan tante Anna membimbingnya memasuki liang kenikmatannya.
Posisi
tante Anna berada di atas seperti orang naik kuda, menggoyang-goyangkan
pinggulnya dan kadang menaik turunkan bokongnya. Lama sekali dia
bertahan pada posisi itu, hingga akhirnya Tante menjerit kecil menahan
sesuatu namun sambil mencengkeram bahuku..
"Akhh, Bob, saaya keluar nih, ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob kamu belum keluar ya?"
Kemudian
aku membalikkan tubuhnya dan sekarang aku ganti berada di atasnya
dengan penisku masih menancap di liang kenikmatan itu. Aku mulai
menyerang, dan sekarang aku mengeluarmasukkan penisku. Lalu aku
mengambil posisi duduk di antara selangkangannya sambil mengocoknya.
Suara yang keluar dari mulut Tante Anna membuatku sangat terangsang.
"Bob,
yang keras dong, lebih cepat kamu kocoknya," kata tante sambil memegang
kedua tanganku. Aku merasa belum akan sampai, tapi tiba-tiba tante Anna
mulai menggeliat-geliat sangat kasar hingga aku dipeluknya.
"Bob, ah.. Saya mau keluar lagii. Bob.. Ahh.. Ohh Bob"
Lalu
aku disuruhnya mencabut penisku dan tante Anna keluar menuju kamar
mandi. Tidak berapa lama dia kembali dan membawa kain basah lalu
mengusapkannya di penisku yang mulai lengket. Kemudian, tante Anna mulai
menaiki tubuhku kembali dan memasukkan penisku ke vaginanya yang
ternyata sudah kering. Ia memulai dengan gerakan lambat dengan
menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan aku kemudian diminta berposisi
di atas.
Sekarang aku yang mencoba memasukkan penisku ke dalam
vaginanya dan mulai bereaksi namun sangat seret dan terasa penisku
dijepitnya. Aku mencoba memasukkannya lebih dalam dan menekan penisku
agar lebih masuk kemudian aku mencoba dengan perlahan kugerakkan maju
mundur diiringi goyangan pinggul Tante Anna, sesekali kedua pahanya
mengapit rapat. Lama aku mulai merasakan terangsang. Dengan mengulum
toketnya aku mulai bereaksi dan aku mulai merasa ingin keluar. Akhirnya
aku keluar dengan diiringi jeritan kecil tante Anna yang ternyata juga
keluar bersamaan sampai aku tak bisa menahan diri. Kemudian aku langsung
dipeluknya erat-erat dan tidak boleh mencabut penisku sampai aku
tertidur.
Terdengar suara samar-samar dari kejauhan, orang sudah
ramai di luar seperti tukang roti dan lainnya. Aku terbangun dan kulihat
tak ada seorangpun di sampingku dengan pintu kamar masih tertutup rapat
dan hordeng jendela masih tertutup. Aku sempat kaget dan kulihat diriku
dalam keadaan tanpa sehelai benang pun yang menempel di kulitku. Aku
berusaha mencari pakaianku yang tadi malam dilempar ke sisi spring bed
Tante Anna. Tak berapa lama kemudian Tante Anna membuka pintu dan masuk
kembali ke kamar.
"Bobby! Kamu sudah bangun?"
"Ya.." jawabku sambil melihat seluruh tubuh Tante Anna yang ternyata baru selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk.
Handuk
itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih
merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi
pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo
bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari.
Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi.
Selesai
dari kamar mandi aku masuk kembali ke kamar tidur untuk minta handuk,
tapi ternyata yang kulihat di dalam kamar, Tante Anna belum juga
berpakaian sementara handuk yang melekat di tubuhnya sudah tidak ada.
Aku pandangi terus tubuh tanpa busana itu, lalu aku mendekatinya dan
sempat kucium bahunya, namun dengan gerakan yang cepat sekali aku
didorongnya ke atas tempat tidur oleh tante Anna dan tanpa basa basi
lagi dikulumnya lagi penisku hingga basah oleh liurnya.
Pagi ini
ternyata aku sudah mulai on kembali oleh kuluman, hisapan, dan belaian
tante Anna pada penisku. Lalu aku dimintanya berdiri dan melumat
toketnya yang sudah agak mengeras pada putingnya yang berwarna agak
kemerahan. Kujilat, kuhisap kadang kuremas pada toket yang satunya.
Kembali aku didorong dan ditindihnya lalu.. Bless.. Slepp.. Ternyata
penisku sudah digiringnya masuk kembali ke liang kenikmatannya. Dengan
agresif dan penuh nafsu, digoyangkannya maju mundur pantat Tante Anna
hingga aku pun mengiringinya dari bawah, sambil kuremas-remas kedua
toketnya dengan kedua tanganku.
"Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby saya puaas ssekalii. Bob, saya mau.. Keeluaar.. Ahhohh.."
Lalu
Tante Anna mencabut penisku dari memeknya dan membersihkannya dengan
kain di sekitar, kemudian aku dengan ganasnya memasukkan kembali
senjataku lalu kugoyang-goyangkan lalu kutekan kembali hingga Tante Anna
menjerit kecil..
"Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok nih? Terus bob tekan punya kamu, oh Bob!"
Lama
sekali aku memainkan Tante Anna, kemudian aku mencoba kembali dengan
posisi Doggy Style. Tante Anna sambil membungkukkan badannya di atas
kasur kucoba untuk memasukkan penisku dan Blees.. Slepp..
"Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin sampai dalam, oh Bobb.. Yang kasar Bob"
Lalu
dengan cepat aku memaju mundurkan pantatku hingga aku sudah tidak tahan
lagi. Dan kemudian aku sudah sampai pada dimana kenikmatan itu terasa
sampai ujung rambut. Dan cairan yang kukeluarkan tidak kubuang keluar.
Setelah
selesai, aku mulai merasa letih dan sangat lapar. Aku mencoba
beristirahat sebentar, kutatap langit-langit yang ada di kamar itu.
Kuatur nafasku perlahan dan kupeluk kembali Tante Anna, kuusap-usap
toketnya lalu aku mencoba menghisap-hisap pelan hingga sampai
kumain-mainkan dengan tanganku.
"Bob, udah ah, nanti lagi".
Lalu
aku lepaskan tanganku dan aku langsung bangun menuju kamar mandi. Pukul
07.15 aku sudah rapi, lalu aku minta izin untuk pulang. Setelah itu aku
mulai dengan pekerjaanku di rumah. Di dalam rumah aku sempat berfikir
tentang apa yang telah terjadi semalam dengan Tante Anna.
Malam
pun tiba, aku seperti biasa ada di rumah sambil menyaksikan tontonan TV.
Tiba-tiba pintu samping ada yang mengetuk dan kubuka, ternyata Tante
Anna membawa makanan buatku. Dengan senyumnya aku ditawari makan lalu
aku diciumnya, namun tangan tante Anna kembali menggerayangi penisku.
Aku terangsang tapi niatku untuk bersetubuh lagi dengannya tertunda
karena aku ada janji dengan teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar