Dua minggu pertama sejak aku meniduri Kak Rina dan Kak Rani tak pernah
lewat begitu saja. Kencan biasanya kami lakukan pagi hari antara pukul
09.00–12.00 WIB. Saat itu Yanti dan anak-anak Kak Rani ke sekolah,
suami Kak Rani ke kantor. Suami Kak Rina sudah hampir 1 bulan ini kanvas
ke luar kota, ke Surabaya, Malang dan beberapa kota besar lainnya di
Jawa Timur.
Sementara itu hubunganku dengan Yanti tetap berjalan
seperti biasanya, aku bahkan semakin sering meniduri Yanti di rumahnya.
Kak Rina benar-benar memberi kesempatan penuh kepada kami untuk bercumbu
dan berkencan sepuas hati. Pernah aku sengaja meniduri Yanti di sofa
ruang tamu, Kak Rina melihat dengan mata kepala sendiri saat aku
menghujani memek Yanti dengan serbuan kontolku yang membuat nikmat
Yanti.
Saat aku dan Kak Rina berkencan, maka semua gaya yang aku
lakukan dengan Yanti harus aku praktekan. Rupanya Kak Rina punya hobby
mengintip, katanya menambah gairahnya saat kami bersama. Pada hari ke-10
sejak aku pertama kali meniduri Kak Rina dan Kak Rani, kami bertiga
pergi dan kencan di suatu hotel di Jl. Setiabudi. Hari itu hari Sabtu,
sekitar pukul 13.00 WIB, kami bertiga sudah ada di salah satu kamar.
Kami
mulai permainan tersebut dengan oral antara Kak Rina dan Kak Rani. Di
atas tempat tidur mereka saling menjilati memek dalam posisi 69. Kak
Rina di atas sedang Kak Rani di bawah. Mereka berdua benar-benar sudah
lupa.., tak lama kemudian aku melibatkan diri. Pertama-tama memek Kak
Rina aku jilati, sementara kontolku dikulum dan disedot oleh mulut Kak
Rani.
Selang beberapa lama, kumasukkan penisku ke kemaluan Kak
Rina. Kugenjot keras-keras pinggulku, sehingga Kak Rina bergoyang hebat
maju mundur mengimbangi gerakkanku. Lidah Kak Rani tak henti-hentinya
menjilati memek Kak Rina, tak dapat kubayangkan betapa nikmatnya Kak
Rina, dia mengerang, menjerit dan memekik kecil saat menikmati hunjaman
kontolku di liang vaginanya.
Beberapa kali kontolku kutarik
keluar, dan kumasukkan ke mulut Kak Rani yang ada di posisi bawah,
wuuah.., nggak bisa kuceritakan seperti apa nikmatnya. Dikulum dan
dikocok pelan penisku, setelah agak berkurang dorongan maniku yang
sepertinya sudah pengin keluar, kumasukkan lagi penisku ke memek Kak
Rina.
Sampai akhirnya Kak Rina mengerang dan mendengus keras, menarik
seprei keras-keras seolah hendak merobeknya dan akhirnya terlepaslah
puncak gejolak nafsunya dalam genjotanku. Kuganti posisi, memek Kak Rani
yang telentang di bawah kugenjot keras-keras dengan penisku, dinding
memek Kak Rani sungguh nikmat, dan berbau harum.., Kak Rani tak kalah
keras erangan dan jeritannya, pantatnya melonjak-lonjak mendorong
memeknya menyambut kehadiran kontolku di dalam vaginannya, sementara
lidahnya tetap menghujani memek Kak Rina.
Jika aku merasa hampir
keluar, cepat-cepat aku cabut penisku dan segera kusorongkan ke mulut
Kak Rina yang segera menhisap dan melumat kontolku di dalam mulutnya,
setelah berkurang denyutan di penisku aku masukkan lagi ke memek Kak
Rani. Begitu berulang-ulang, hingga akhirnya saat puncak kepuasan aku
dapat.
Aku tumpahkan air maniku ke dalam memek Kak Rani. Kak Rani
benar-benar menikmati denyutan kontolku di dalam memeknya dan dengan
ikhlas menerima kiriman benih spermaku di rahimnya. Keringat mengalir
keluar dari dalam tubuh kami dengan deras, bercampur dan membasahi
seprei. Tetesan air maniku dan mani Kak Rani juga menetes di atas kasur.
Kami berbaring kelelahan, kurangkul tubuh Kak Rani, juga Kak Rina.
Mereka berdua benar-benar puass.., dan menikmati betul moment indah
nikmat kami tersebut. Setelah beberapa saat kami istirahat, kami ulangi
lagi permainan kami. Aku buat mereka berdua mabuk kepayang, hingga
akhirnya aku lontarkan spermaku di rahim Kak Rina.
Lima belas
menit istirahat, satu babak permainan lagi kami lakukan. Dan setelah itu
kami berkemas pulang karena hari sudah menjelang maghrib. Tak terasa
kami kencan hampir 4 jam lebih di kamar hotel itu. Sungguh suatu
pengalaman yang tak terlupakan. Turun dari angkot kami masih bersama dan
di mulut gang kami berpisah. Aku segera pulang ke rumah. Sesampai di
rumah aku terkejut, Yanti sudah menungguku di kursi ruang tamu, sejak
Yanti menjadi kekasihku dia kuberi satu anak kunci rumah dan kamarku.
Jadi di rumah kontrakkanku Yanti merasa seperti di rumah sendiri. Saat
itu temen satu kost sedang pulang ke daerah asalnya, biasanya setiap
hari Sabtu minggu ke-empat. Yanti duduk sendiri sambil membaca majalah
di sofa ruang tamu.
Begitu melihatku segera dia bangkit dari
duduknya dan segera menghampiri aku, celaka betul.., aku bakalan nggak
bias istirahat rupanya..
Kututup pintu rumah dan segera kukunci, aku
tahu bahwa sebentar lagi pertempuran seru bakalan terjadi antara aku dan
Yanti. Sebelum dia memberondongku dengan berbagai pertanyaan, segera
kugelandang dia masuk ke kamar dan langsung kukunci mulutnya dengan
ciuman penuh nafsu. Yanti terbuai dengan ciumanku, dan langsung dia
lepas seluruh pakaiannya juga pakainku. Selanjutnya pertempuran dengan
musuh dan medan yang baru aku mulai. Aku serbu memeknya dengan genjotan
dan hentakkan penisku.
Erangan dan rintihannya keluar dari mulutnya.
Selang
20 menit kemudian kami capai puncak kenikmatan bersama, tubuh kami
lemas, keringat bercucuran dan tak henti-hentinya mulut dan bibir kami
saling pagut.
Yanti bangkit dan menindihku dengan posisi terbalik 69,
memeknya tepat di mukaku dan mulutnya sigap menghisap dan mengocok
penisku, memeknya yang berlendir aku jilati, dia menerang-erang,
eegghhm..uugh.., eughmm.., sambil terus dikulumnya kontolku.
Akhirnya
kontolku kembali tegak berdiri, Yanti mengambil inisiatif, ia jongkok
di atas tubuhku, kontolku dipegang dan digesek-geseknya didinding luar
memeknya, badannya menghadapku, sehingga dengan mudah kuraih payudaranya
dan aku hisap puting susunya. Pelan-pelan dimasukkan penisku ke dalam
memeknya, dengan mudah kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya,
menggesek dinding dalam vaginannya. Yanti nampak histeris, langsung
digoyang-goyangnya badannya naik turun dengan cepat, dari mulutnya
terdengar erangan dan terkadang pekikan.
Aku memberi respons
setiap gerakkannya, penisku masih cukup kuat rupanya melakukan senggama
satu babak lagi dengan Yanti. Tubuh Yanti terlonjak-lonjak di atas
tubuhku saat kugenjot pantatku naik-turun, penisku menggesek-ngesek
liang kemaluannya.., membuat Yanti merasakan kenikmatan yang luar
biasa.., matanya kadang terpejam kadang menedlik saat menikmati hunjaman
kontolku di memeknya. Semakin lama gerakannya semakin menggila dan
akhirnya.. tubuhnya terdiam kejang di atas tubuhku, pelukannya semakin
erat dan semakin keras erangannya.. Kupercepat gerakan pantatku, agar
segera dapat kuutumpahkan air maniku ke dalam vaginanya.., akhirnya..
Dengan suatu sentakan yang keras.. aku lontarkan spermaku masuk
menyembur keras di dalam memeknya.., ouhh.. nikmat.. Yanti..
Hari
sudah malam, sekitar pukul 21.00 WIB permainan babak kedua kami
berakhir. Kami berbaring saling memeluk, tutbuh kami basah oleh
keringat. Nampak senyum kepuasan terpancar dari bibir Yanti.., dengan
penuh mesra kucium bibr Yanti dan sekujur mukanya. Aku bisikkan ke
telinganya bahwa aku menyayanginya.., dia cubit perutku dan dicium
mulutku dengan lembut.., kami bercumbu.. Saling menumpahkan rasa kasih
dan sayang kami masing-masing. Kuminta dia tidur menemaniku malam ini,
dengan sepenuh hati diiyakannya ajakanku.
Saat kami bercumbu,
terdengar perutku berkeruyuk, tanda minta diisi. Aku bangkit dan segera
keluar ke dapur.., Yanti mengikutiku dan membantuku menyiapkan makan
malam. Dengan cekatan dan trampil, Yanti menghangatkan sayur dan nasi,
khusus untukku dia goreng telor mata sapi, biar tambah kuat katanya
sambil ketawa cekikikan..
Aku gemas sekali, kupeluk tubuhnya dan
kuciumi lehernya. Tubuh Yanti mengelinjang menahan geli. Sessat kemudian
makan malampun siap sudah, kami segera menyantap de-ngan cepat, seolah
tak mau kehilangan waktu percuma untuk bermesraan.
Yanti memang
pandai merawat tubuhnya, dia makan tidak terlalu banyak, sehingga bentuk
tubuhnya tetap nampak indah. Selesai makan dibereskan meja dan
dicucinya piring dan gelas yang kotor. Aku menemaninya di dapur, sambil
tak hentinya tanganku yang nakal menggodanya, kuremas payudaranya,
pantatnya, dan kugesek-gesek memeknya, yang masih tertutup celana
panjang hitam ketat. Terasa lipatan celah memeknya ditanganku, rupanya
Yanti nggak mengenakan celana dalam. Sambil kuper-erat pelukanku ke
tubuhnya, kuperkeras gosokan tanganku dimemeknya, sementara tengkuknya
kuciumi, sehingga Yanti semakain terbakar nafsunya. Diputarnya badanya
sehingga kami saling berhadapan, dirangkulnya kepalaku dan kami
berciuman panjang.
Dielus-elus bagian depan celanaku yang
menutupi kontolku, reseleting celanaku dibukanya dan tangannya langsung
menyusup masuk ke dalam CD-ku. Dipelorotkan CD-ku sehingga penisku lepas
dan tegak berdiri, langsung Yanti jongkok menghisap dan mengulum
penisku dengan mulutnya. Kubiarkan sejenak aksinya, sesaat kemudian aku
raih tubuhnya untuk bangkit dan langsung kubopong ke kamar.
Aku
berjalan ke kamar sambil membopong Yanti, celana dan CD-ku masih
melorot, sehingga penisku mencuat tegak menggesek-nggesek pantatnya,
persis kayak robot jalanku.
Segera kubaringkan tubuhnya di tempat
tidurku, kulepas semua pakaiannya, sehingga tak ada selembar benangpun
lagi yang melekat ditubuhnya. Sambil melepas pakaian, akau terus
mengamati Yanti yang sudah terlentang di tempat tidur tanpa busana.
Dibuka dan ditutupnya pahanya, sehingga nampak celah nikmatnya menutup
dan merekah menggo-daku.. Kutindih tubuhnya, dan langsung tanpa
ba..bi..bu.. kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.., terdengar Yanti
mengerang-ngerang.. nikmat.. Ouuh.. ooh.. Maass.. ough.. Mass.. Saat
kugenjotkan kontolku menggesek dinding dalam liang vaginanya.
Kembali
keringat kami bercucuran.., padahal di luar cuaca dingin. Kami coba
berbagai posisi yang sering kami lihat di Blue Film., sampai akhirnya
pada posisi Yanti di bawah kugoyang dan kukocok penisku sekuat-kuatnya,
erangannya semakin keras dan pantatnya semakin keras menekan ke atas,
seolah ingin melahap semua batang penisku. Dan sambil mengerang keras,
Yanti mengejan melepaskan rasa nikmat yang dia alami Kuteruskan
genjotanku dan.. Akhirnya.. kubuang dan kupancarkan lagi spermaku ke
dalam memeknya. Ouugh..enak..Yanti.. oough..puuass..mass.. ooh..
Jam
berdentang 11 kali, pertanda waktu saat itu adalah pukul 11 malam. Kami
berbaring sambil berpelukan, memeknya menenpel di perutku. Tak lama
kemudian kami terlelap tidur.. dalam keadaan tanpa busana.
Saat
kubangun pagi, kulihat Yanti masih tertidur pulas. Nampak senyum
tersungging di bibirnya. Kucumbu Yanti dalam keadaan masih tidur,
penisku tegak berdiri.. siap melahap kembali lubang nikmatnya.
Pelan-pelan kurenggangkan pahanya.. Dan kujilati memeknya.., tubuhnya
menggelinjang.. dan segera kutindih, penisku kuarahkan ke memeknya..
langsung bless masuk ke dalam memeknya. Dalam keadaan antara tidur dan
tidak kugenjot terus memeknya.., tak lama kemudian dia terbangun dan
segera mencari mukaku.., diraih dan dipeluknya aku.. Kembali ciuman
hangat Yanti menerpa seluruh wajahku, akhirnya berhenti saat bibir kami
saling berpagut lama. Rintihan.. eranngannya kembali terdengar..,
mengiringi keluarnya air mani memeknya.. saat dicapainya klimaks..
Tak
terasa waktu menunjuk pukul 09.00 WIB. Segera kami beranjak bangun dan
keluar kamar menuju kamar mandi. Bibik pembantuku terperanjat melihat
Yanti keluar dari kamarku.. Yanti tersenyum dan menghampiri bibik, entah
apa yang dikatakan Yanti kepadanya.., namun nampak bibik.
manggut-manggut..mengiyakan..
Begitulah hari-hari kulewatkan..,
kubuang waktu belajarku percuma.. aku habiskan waktuku hanya untuk
bersenang-senang dengan mereka bertiga. Hingga akhirnya.. Pada suatu
hari saat aku dan Kak Rani kencan di kamarku.., Kak Rani mengatakan
padaku bahwa dia sudah 2 bulan ini tak menstruasi Aaduhh..
gawat..kataku.., Kak Rani begitu yakin bahwa aku adalah ayah calon bayi
yang dikandungnya. Kak Rani bilang, bahwa saat aku memperkosanya.. dia
baru saja memasuki masa subur.., dan dia tidak memakai kontrasepsi..,
selama 2 minggu kemudian dia nggak mau melayani suaminya.., Kak Rani
merasa dirinya kotor dan sudah nggak berarti lagi.. padahal selama 2
minggu tersebut justru aku hampir tak pernah absen menidurinya.
Kak
Rani minta pertanggungan jawabku dan mengajaku kawin lari.. Pada
awalnya aku juga sempat bingung, namun dengan penuh kelembutan dan
kesabaran kuberi pengertian tentang hakekat hubunganku dengannya, bahwa
aku dan dia hanya sekedar melepaskan hasrat berahi.., mencari kepuasan
sesaat. Akhirnya aku berjanji bahwa sekiranya bayi tadi lahir dan
mengakibatkan hubungan Kak Rani dengan suaminya retak.., maka aku akan
menikahinya.., namun jika tidak ada kejadian apa-apa, maka kuminta Kak
Rani mau memilih keluarganya.. dan melupakan segala affair yang telah
terjadi.
Kak Rina kuberitahu tentang kondisi Kak Rani.., dia
mendukung rencanaku. Akhirnya hari yang dinanti tiba.. Kak Rani
melahirkan di Barromeus.., seorang bayi laki-laki.. dengan berat sekitar
3,5 kg, dan panjang 58 cm. Kutengok Kak Rani di ruang perawatan,
tubuhnya masih lemah dan pucat.., namun dia nampak bahagia.. Ditariknya
tanganku, danb dibisikinya aku.., nugie.. bayi ini anakmu nugie.., darah
dagingmu. Aku terse-nyum, sambil kugenggam tangannya kuucapkan selamat
atas kelahiran putra ke-3. Kata Kak Rani suaminya sangat bahagia
mendapatkan seorang bayi laki-laki yang selama ini dia tunggu-tunggu.
Artinya amanlah rahasia kami.., affair kami.. dan perselingkuhan kami..
Selama
Kak Rani hamil 8 bl hingga 3 bulan usia bayi, affairku dengan Kak Rani
terhenti. Waktuku banyak kuhabiskan bersama Yanti atau Kak Rina. Suatu
hari aku berkunjung ke rumah Kak Rani sambil menengok sang bayi
(anakku). Kak Rani ada di kamar menyusui sang bayi. Kulihat anakku
melahap susu Kak Rani, aku duduk di ranjang sebelah Kak Rani. Si bayi
sehat, montok dan lucu, kulitnya putih dan bersih persis seperti kulit
Kak Rani, alisnya lebat kayak alisku.. Kuamati Kak Rani, sunnguh pintar
benar Kak Rani merawat tubuh.., tubuhnya sudah langsing dan nampak
kecantikan wajahnya. Pelan-pelan pahanya kuraba dan kuelus pelan, Kak
Rani menatapku dan mengatakan jangan.. nugie.. jangan kau siksa lagi
batinku dengan hal seperti itu lagi.. Aku hentikan rabaanku.. Dan aku
minta ma'af padanya, ma'af Kak Rani.. kau benar.. tak semestinya aku
berbuat seperti itu kepadamu.. Kak Rani bangkit dan diletakkannya bayi
tadi ke Box Bayi dalam keadaan tidur.
Perlahan didekatinya aku..,
dan dipeluk serta diciumnya aku.., nugie.. kau tak tahu.. betapa aku
merindukanmu.., aku selalu membayangkanmu.. Aku terkadang iri saat
membayangkan kau sedang meniduri Rina, sementara aku menyusui bayiku
ini.. ya.. anakmu.. nugie..
Hati kecilku selalu mengatakan: jangan
lagi kau berbuat seperti itu, namun suara hatiku yang lain terasa
mendorongku untuk mengulangi apa yang telah kita lakukan nugie.. aku
benar-benar bingung dan amat rindu padamu nugie..
Pelan-pelan
kugeser berdiriku, badanku semakin merapat ke badannya.., dan secara
otomatis aku memeluk pinggangnya.., dan mencium lembut bibirnya.. Kami
berdua menikmati betul ciuaman itu, bahkan secara perlahan kugeser
posisi kami semakin mendekati tempat tidur.. Dengan dorongan pelan
kurebahkan tubuh Kak Rani di dipan, kaki kirinya ditekuknya, sehingga
tersembul jelas paha Kak Rani yang putih, juga CD putih yang menutupi
memeknya terlihat jelas.. Segera tanganku bergerak menyelusup masuk ke
dalam CD-nya.., kembali suara erangan Kak Rani terdengar di telingaku..,
setelah sekian lama tak terdengar. Dan akhirnya.. Kembali kami
bergumul, menumpahkan rasa rindu dan melapiaskan nafsu kami yang sudah
sekian lama tertahan.
Pada saat kami asyik bercumbu, tiba-tiba
pintu terbuka.., kami kaget dan cepat berpakai-an alal kadarnya.., aku
piker habis sudah riwayatku.., karena kami pasti akan diarak keliling
kampung.. Hatiku menjadi lega, karena rupanya Kak Rina yang berdiri di
depan kami. Dia tersenyum dan tertawa melihat apa yang sedang kami
lakukan, segera dia masuk dan menutup pintu kamar dan selanjutnya
bergabung dengan kami dalam berasyik-masyuk. Kubagi kesempatan bercumbu
dengan kedua wanita kakak-beradik tersebut dengan adil, sampai kami
mencapai klimaks kepuasan bersama.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar