Cerita ini terjadi sewaktu aku menuntut ilmu di ***-**, Malang, Jawa
Timur beberapa tahun yang lalu. Di sinilah aku telah kehilangan
perjakaku yang aku pertahankan sekian lamanya.
Bu Rini (bukan
nama sebenarnya) adalah seorang dosen yang cantik dan pandai. Orangnya
kecil molek tapi bodynya mengalahkan anak dara. Dari cerita yang
kudengar dia sudah setahun menjanda tanpa ada anak.
Dia mengajar
subjek ekonomi mikro. Tiap kali mengajar dia memakai pakaian yang seksi.
Kalau dia mengajar semua mata tertuju ke dekat dada dan pahanya yang
empuk dan putih, temasuk aku, tapi yang aku rasakan sewaktu dia mengajar
dia asyik memperhatikanku.
Minggu itu dia memberikan ujian..5%
untuk ke final. Dua hari setelah ujian dia memanggilku ke ruangannya
karena ada hal penting. Aku berpikir mesti ujianku gagal, kalau tidak
dia tidak akan memanggilku.
Dugaanku tepat, ketika aku sampai ke
ruangannya, aku lihat kertas jawabanku ada di dekat tangannya. Dia
bertanya padaku kenapa aku tak menjawab pertanyaan dengan tepat? Aku
berkata, aku menjawabnya dengan baik dan dengan sopan menyuruhnya
membaca kembali.
Hari itu aku melihat dia pakai pakaian seksi sekali. Payudaranya jelas kelihatan dan membuat jantungku berdebar.
Tiba-tiba
dia bangun dan mengunci pintu dari dalam dan merapat mendekat kepadaku
kemudian berbisik di dekat telingaku. Ini membuat bulu kudukku berdiri.
Bu Rini memang orangnya blak-blakan terus terang sifatnya. Dia berkata
dia bisa menolongku lulus dengan syarat.., Belum habis aku bertanya
syaratnya, tangannya telah menyentuh penisku dari luar celana yang
kupakai. Syaratnya dia mau mengulum penisku sepuas-puasnya katanya
sambil membuka retseleting celanaku, aku tak bisa berbuat apa-apa karena
peniskupun sudah mengeras.
Ketika burungku yang mengeras telah
keluar dia terkejut sekali melihat ukurannya. Lebih kurang 7 inci dan
ujungnya sangat lebar. Waw, katanya ini sih punya "Buto" (raksasa). Dia
terus mengulum penisku dengan rakusnya.
Aku tak tahu hendak
berbuat apa, cuma berserah saja pada dia yang lebih berpengalaman. Aku
lihat dia cuma mampu mengulum bagian kepalanya saja karena penisku besar
dan panjang, rasanya sungguh nikmat. Kenikmatan yang tak pernah aku
rasakan selama ini. Bu Rini terus mengulum penisku tanpa mampu
mengeluarkan kata-kata. Selang 10 menit aku merasa badanku tiba-tiba
panas dan aku merasa satu kenikmatan yang teramat sangat yang memusat
dari pusar hingga kemaluanku. Rupanya aku hampir klimaks. Bu Rini terus
mengulum penisku dengan lebih rakus dan akhirnya aku keluar di dalam
mulutnya.
Bu Rini terus menghisap penisku hingga kering namun
penisku masih tetap tegang. "Hebat banget", kata Bu Rini. Aku mencoba
menyentuh payudara Bu Rini namun Bu Rini menyuruhku keluar ruangan
ketika telepon di dalam ruangannya berdering. Dia berkata dekat
telingaku "Jangan sekarang". Dia menyuruhku pergi tetapi sebelum aku
keluar ruangan dia memberi nomor teleponnya kepadaku dan menyuruh aku
meneleponnya pada jam 8.00 malam itu. Akupun keluar dari ruangan Bu Rini
tetapi sebelum aku menutup pintu ruangannya dia sempat berkata, "Kamu
dapat A-untuk paper kamu" sambil tersenyum padaku.
Malam itu
sebelum aku pulang ke rumah, aku telah membeli sebuah video porno untuk
mempelajari bagaimana mereka melakukannya. Malam itu aku habiskan
waktuku dengan menonton film porno tersebut sambil menunggu pukul 8.00
malam. Pukul 8.00 malam akupun menghubungi Bu Rini dan tanpa banyak
bicara dia menjemputku minum teh di rumahnya.
Setibanya aku di
rumah Bu Rini, dia terus mendekapku dan kamipun berkecupan. Dia memang
seorang yang berpengalaman. Dia mengajakku masuk ke kamarnya. Dia
membuka pakaiannya satu persatu di hadapanku dan membuat penisku terus
menegang. Ini rupanya badan yang menjadi idaman para mahasiswa di kampus
selama ini. Aku terus membuka pakaianku dan tanpa banyak bicara aku
terus mendekapnya dan membaringkan Bu Rini ke ranjang empuknya. Aku
kecup bibirnya dan aku jilat tengkuk Bu Rini. Aku kulum payudaranya
sehingga dia meraung keenakan. Tangan Bu Rini sempat mengocok penisku
namun aku terus memberanikan diri dengan menjilat pusarnya dan terus ke
vaginanya. Dia meraung lagi karena keenakan. Aku terus berbuat seperti
yang apa dilakukan oleh pasangan yang aku tonton dalam film petang tadi.
Aku jilat clitorisnya sehingga dia meraung dan klimak beberapa kali.
Dia berkata nikmat sekali.
"Ohh.., hajar aku dengan pelermu, ayo dong".
Aku
tak langsung melayani tapi sebaliknya aku masukkan jariku satu persatu
ke dalam vaginanya dan lidahku masih menjilat clitorisnya yang panjang
sehingga dia klimak sekali lagi. Dia masih merintih minta agar aku
segera memasukkan penisku. Namun aku ada ide dan bertanya padanya apa
aku akan dapat nilai bagus.
Dia berkata, "aku janji kamu akan dapat A++" sambil meraung keenakan.
Tanpa
berpikir panjang akupun mengambil bantal yang ada dan menyandarkan
punggungnya agar ia lebih terangkat dan akupun memasukkan penisku ke
dalam vaginanya namun aku rasakan masih sempit dan panas, namun Bu Rini
memudahkan kerjaku dengan menjepit pinggangku dengan kedua belah kakinya
sehingga aku berhasil memasukkan semuanya. Akupun mulai mendayung dan
kulihat Bu Rini meraung keenakan. Sekarang kepala Bu Rini berada di
bawah ranjang dan dia tidak berhenti-hentinya berkata hajar aku lebih
keras.
"Ayoo.., ayoo.., kamu hebat Yan.., eenaakk.., enakk..".
Aku
cabut penisku dan menyuruh Bu Rini agar menungging, kami berbuat dengan
tehnik doggie style dan dia meraung lagi karena keenakan. Dia berkata
aku pria terhebat yang pernah bermain seks dengannya. Setelah sekian
lama mendayung aku merasa hendak keluar dan tanpa membuang waktu aku
tusuk vaginanya kuat-kuat dan kukeluarkan maniku di dalamnya.
Aku
cabut penisku dan masukkan ke dalam mulutnya dan dia kulum penisku
hingga kering, namun aku cepat "recover" dan penisku tegang lagi.
"Wah ini hebat sekali", katanya.
Dia
hendak istirahat dulu katanya tapi aku cepat-cepat tunggingkan dia dan
kupakai kondom yang kubawa tadi. Perlahan-lahan aku memasukkan penisku
ke lubang pantatnya, dan ini membuatkan dia terkejut dan berkata,
"Jangan di situ Yan..", tapi aku tidak peduli. Aku merasa lubang
pantatnya sempit sekali namun ketika aku tusuk kuat-kuat, penisku masuk
sedikit demi sedikit, akhirnya aku berhasil memasukkan kesemuanya dan
mendayung lagi, aku merasakan satu kenikmatan yang teramat sangat dan
aku lihat Bu Rini yang pada mulanya kesakitan kini menjadi keenakan. Aku
keluar lagi tapi kali ini di dalam lubang pantatnya.
Kami sama-sama tertawa dan dia berkata akulah yang pertama kali memecah keperawanan pantatnya dan aku pasti akan dapat A++.
Pada
malam tersebut aku benar-benar puas karena kami asyik bermain. Aku
pulang ke rumah pada pukul 6.00 pagi dan terus tidur karena terlalu
letih. Aku tersenyum sendirian sambil berkata inilah yang dikatakan
nasib mujur.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar