Nama saya Agus, umur 22 tahun. Cerita ini bermula dari chatting. Suatu
malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan komputer
dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami mulai
pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di suatu
tempat, dan dia bilang dia memakai pakaian putih dan bawahnya jeans.
Besoknya kami ketemu dan ternyata itu teman ibu saya. Gila! langsung
saja saya maunya menghindar tapi keburu dia menyapa duluan, ya sudah
terpaksa deh dengan muka tebal dan sedikit merah menyapa balik. Namanya
Tante D (34), orangnya cantik, tubuhnya seksi (karena setiap saya
mengantar ibu saya senam, dia selalu ada di sana) buah dadanya besar,
kulitnya mulus putih, pokoknya seksi habis. Saya saja waktu melihat dia
pertama kali waktu dia memakai baju senam, "adik" saya langsung bangun
tidak karuan kerasnya. Apalagi sekarang berhadapan langsung sama
orangnya, wah.. pokoknya tidak bisa dibayangkan deh.
Terus, dia menanyakan ibu saya,
"Mama kamu kok tidak pernah Tante liat lagi di senam, Gus?"
"Eh.. iya Tan, belakangan ini mama saya lagi sakit," jawab saya sambil sedikit senyum.
"Ooo.." jawab Tante D.
Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,
"Kamu
suka chatting di room #**** (edited) juga yah Gus..? padahal itu room
khan khusus buat tante-tante," belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk
lagi,
"Kamu suka sama tante-tante yah Gus..?"
Tiba-tiba saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri,
"Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman," kata saya sambil tersenyum.
"Kamu bandel juga Gus..!" kata Tante D sambil tersenyum genit.
Karena
di sana terlalu ramai, jadi saya diajak dia jalan-jalan pakai mobil
saya (kalau pakai mobilnya dia takut ketahuan suaminya). Di jalan kami
sempat ngobrol berbagai macam hal dari sekolah sampai kerjaan sambil
nonton TV di mobil. Tante D ingin merubah channel TV, tapi dia salah
tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul "BF"
yang kemarin lupa mencabutnya dari changer (biasanya kalau lagi sama
pacar saya, sering memutar blue film di mobil). Langsung saja mata Tante
D setengah melotot melihat adegan "syur" yang ada di film itu (tapi
saya malahan suka dengan kejadian yang tidak disengaja ini hehehe.. jadi
tidak susah-susah merayu Tante D lagi). Tapi saya pura-pura sopan saja,
langsung saya matikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante D memegang tangan
kiri saya dan bilang, "Gus, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat
pengetahuan seks!" Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.
Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Tante D agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
"Tante kenapa gelisah?"
"Eh.. hmm.. tidak kok Gus.." mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat.
"Gus.. kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?" tanya Tante D sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
"Belum tuh Tan.. kenapa?"
Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja.
"Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Gus..?"
Wah..
ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya
jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi
kepingin, (dia khan teman ibu saya, jadi saya mesti extra hati-hati
jawab pertanyaan dia!).
"Hmm.. mau Tante, emang Tante mau ajarin saya?" jawab saya dengan polosnya.
Terus dia jawab, "Mau dong Gus.. khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat."
Langsung
saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor
langsung mendarat di otak saya (busyet.. ini tante sepertinya hyperseks
deh). Tiba-tiba "adik" saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun
dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Tante D
tersenyum melihat ke arah celana saya, "Gus.. segitu saja kamu sudah
nafsu, sini Tante liat, 'adik' kamu cakep apa tidak sih..?" Langsung
saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya
hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. "Gus.. 'adik' kamu
kuat yah.. otot-ototnya keluar, 'adik' kamu sering ikut fitnes dimana
Gus?" tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum.
Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kemaluan saya, dan sedikit demi
sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kemaluan saya.
Sekilas saya lihat Tante D sedang asyik mengulum kemaluan saya yang
keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya
kehilangan kendali atas mobil saya. "Gus.. punya kamu gede juga yah..
Tante suka Gus.. hmm.. uhhmm.." Saya semakin kehilangan kendali,
cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil dan kebetulan tempat itu jarang
dilalui orang dan agak gelap.
Setelah mobil berhenti, saya
langsung membuka baju kaos Tante D dan kebetulan tidak memakai bra.
Kemudian saya remas payudaranya yang besar dan empuk, dan tangan kanan
saya memegang kepala Tante D sambil sesekali menekan ke bawah, "Tante..
enak.. hhss.. terusin Tan.. lebih dalem lagi.." permainan mulut Tenta D
semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi,
"Cproot.. cproott.." dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu
dan.. "Gus.. sekarang giliran kamu muasin Tante.. hmm.." Sambil mengatur
nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke
belakang dan segera membuka celana jeans-nya (ternyata dia tidak memakai
CD, mungkin dia sudah rencanakan hal ini sebelumnya) dengan posisi
duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya
mainkan klitorisnya sambil satu tangan meremas-remas buah dadanya dan
satunya lagi memegangi pahanya yang kiri. Tante D
menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya masukkan ke dalam
lubang kemaluannya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil
berkata, "Hhmm.. enak sayang, lebih masuk lagi.. oohhmm.." 'Adik' saya
sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di
kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kemaluan saya memasuki
lubang kenikmatan itu. "Bless.." karena lubang itu sudah dipenuhi oleh
ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari
kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Tante D sudah
mengerang kesakitan bercampur nikmat, "Hhmm.. oohh.. Gus punya kamu
tidak muat di Tante yah.. pelan-pelan Gus.." Sedikit demi sedikit saya
masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Tante D akhirnya semuanya
amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan
lebih cepat dan cepat.
Sambil memainkan buah dadanya yang mungkin
36B, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Tante D yang sudah
berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba
tubuh Tante D menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi
pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Tante D mencapai
puncak nikmatnya, "Oohh.. oohh.. Gus.. hmm.." Karena saya belum mencapai
puncak, jadi saya suruh Tante D merubah posisi jadi menungging, dan dia
menurut saja, timbullah ide gila yang selama ini didamba-dambakan yaitu
memasuki di lubang duburnya. Tanpa basa-basi langsung saja saya
tancapkan berawal kepalanya dulu, tiba-tiba dia kaget, "Gus.. kamu mau
masukin lubang dubur Tante yah!" Tanpa menghiraukan kata dia, saya
langsung masukkan jari saya ke dalam lubang kemaluannya yang dibasahi
oleh maninya. Ketika saya keluarkan jari saya, tampak mani yang kental
membasahi jari saya dan langsung saya masuki ke lubang kemaluan Tante D
dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan
dipenuhi mani sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk
dan akhirnya berhasil.
Tante D kembali mengerang, "Acchh..
ooacchh.." Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan
puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kemaluan
saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, "Acchh.. achh..
enak Tan..?" tanya saya. "Enak sayang.. occhh.. terusin saja.." dan
sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos
keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kemaluan saya ke mulut
Tante D, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali
menjilatnya,
"Cproot.. cproot.."
"Cepetan dong keluarnya sayang!"
"Cproot.. cproot.."
"Oocchh.. sedikit lagi Tante.. hhuu.. aghh.."
Dan
akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Tante D
lalu saya dorong masuk ke dalam mulut Tante D. Dia dengan lahapnya
menghisap kepala kemaluan saya dan sesekali mengeluarkan mani saya.
Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Tante D
terasa sedikit asin akibat air mani saya.
Kami beristirahat
sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke
kursi depan. Tante D mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut,
"Gus.. besok-besok kalau keluar sama Tante kamu bawa tissue yah, biar
tidak mulut tante buat bersihin 'adik' kamu," dalam hati saya tertawa
(hehehe.. bisa juga tante ini bercanda, padahal sedang capai-capainya).
"Iya Tante, tapi Tante harus pake CD juga buat bersihin 'goa' Tante yang
nikmat itu biar tidak pake lidah saya," balas saya. "Bisa saja kamu
Gus.." dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah jam sebelas malem
jadi kami kembali ke tempat Tante D parkir mobilnya dan kami pisah di
parkir itu. Kalau ada saran kirim ke e-mail saya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar